Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN DAN SOAP ANTENATAL CARE (ANC)

DI PUSKESMAS PANDAAN

OLEH :
TUTIK SURYANTI
NIM : 2021080501

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEBIDANAN

TAHUN 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “D” UMUR 20 TAHUN, G2P1A0, UK 32 MINGGU,


INTRAUTERINE, PU- KA, JANIN HIDUP, TUNGGAL, PRESENTASE KEPALA, BAGIAN
TERBAWAH BELUM MASUK PAP, KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK, IBU
MENGALAMI ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS PANDAAN

Laporan ini disusun oleh :

Nama : TUTIK SURYANTI

Nim : 2021080501

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : …………………..

Tanggal : ………………….

MENGETAHUI
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Febby Handayani, S.Keb Evi Susiyanti, S.ST.M.Kes

KETUA STIKES Kaprodi

Dra.HJj.Soeliljah Hadi, M.Kes.MM Bd.Zeny Fatmawati, S.ST.M.Ph


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Pada
Ny. “D” Umur 20 Tahun, G2p1a0, Uk 32 Minggu, Intrauterine, Pu- Ka, Janin Hidup, Tunggal,
Presentase Kepala, Bagian Terbawah Belum Masuk Pap, Keadaan Ibu Dan Janin Baik, Ibu
Mengalami Anemia Ringan Di Puskesmas Pandaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua

pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa saya

sampaikan dengan hormat kepada :

1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes,.M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.

2. Zeny Fatmawati, SST. M. Ph, selaku kaprodi profesi bidan STIKES Husada Jombang.

3. Febby Handayani, S.Keb, selaku pempimbing praktek

4. Evi Susiyanti, S.ST.M.Kes selaku pembimbing akademik

5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan kebidanan

ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini

bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES Husada pada khususnya.

Pasuruan, 30 Mei 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015
Angka Kematian Ibu (AKI) diseluru h dunia di perkirakan 216/100.000
kelahiran hidup dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990 -
2015, yaitu dari 36/1000 kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelah iran hidup
pada tahun 2 015 (World Health Organization, 2015).
Keberhasilan upaya kesehatan ibu di antaranya dapat di l ihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Indikator ini tidak hanya mampu menilai
program kesehatan ibu. Terlebih lagi mampu menilai derajat kesehat an
masyarakat. Berdasarkan h asil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.
AK I di Indonesia kembali menunjukkan penurunan menjadi 305/1000 kelahiran
hidup. Begiru pula dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia juga
menunjukkan penurunan menjadi 22,23/1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI.
2015).
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil Kunju ngan 1 K1 dan Kunjungan
lengkap (K4) pada tahun 2015 telah memenuhi target Rencana Strategis
(Renstra) Kementrian Keseh atan sebesar 72%. Dimana jumlah capaian KI
95,75% dan K4 (87,48)% (Kemenkes RI, 2015).
Begitu juga dengan presentase pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan menunjukkan kecenderungan peningkatan. Terdapat 79,72% ibu
hamil yang m enjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut
telah memenuhi target Rencana Strategis 75% Kemenkes RI. 2015).
Kunjungan masa nifas 3 (KF3) di Indonesia secara umum mengalami
peningkatan 17,90% menjadi 87,06% (Kem enkes RI. 2015).
Persentase peserta Kel uarga Berencana (KB baru terhadap Pasangan
Usia Subur (PUS) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,36% Di m ana
peserta KB suntik seban y ak 49,93%, pil 26,36%, implan 9,63%. Intro Urine
Device (IUD ) 6.81%. kondom 5.47%. Metode Operasi Wanita (MOW) 1.64%
dan Metode Operasi Pria (MOP) 0,16. Total angka unmed need tahun 2015
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 14,48% (Kem enkes RI,
2015).
Pada tahun 2010- 2015 AKI yang dilaporkan di Sum atera Utara
mengalami penurunan dari 328/100.000 kelahiran hidup menjadi 93/100.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKB Sumatera Utara turun dari 21.59/1.000
menjadi 20.22/1.000 kelahiran hidup Dinkes Sum ut, 2015).Sebagai upay a
penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sejak tahun 1990
telah meluncurkan save motherhood ini tiative, sebuah program yang
memastikan semua wanita mendapat kan perawatan yang dibutuhkan sehingga
selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut
dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang IBu tahun 1996 oleh Presiden
Republik Indonesia. Upaya lain juga telah dilakukan yaitu strategin Making
Pregnancy Safer y ang dicanangkan tahun 2000. Pada tahun 2012 Kementerian
Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal dan Neonatal Survival
(EMAS) dalam rangka menurunkan AKI dan AKB sebesar 25%. Program
EMAS berupaya menurunkan angka kematian i bu dan angka kematian
neonatal dengan cara m eningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan
bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit Pelay anan Obstetri Neonatal
Esen sial Komprehensip (PONEK), 300 Puskesma/ Bal kesma Pelay anan Obstet
ri Neonatal Esensial Dasar (PONED) dan memperkuat sIstem rujukan yang ef
isien dan efektif antar puskesmas dan rum ah sakit. Dalam Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan 2015- 2019 salah satu sasaran yang ingin di capai
adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi m asyarakat dengan
target salah satu indikatornya. yaitu AKI pada tahun 2019 turun menjadi
306/100.000 kelahiran hidup (KemenkesRI,2015).
Upay a percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
seperti pelay anan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan
bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta
pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI, 2015). Oleh karena itu untuk
membantu upaya percepatan penurunan AKI salah satunya adalah
melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of Care. Continuity
of Care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus
menerus antara seorang wanita dan bida. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan
dengan tenaga professional kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai
prakonsepsi, awal kehm ailan, selama semua trimester, kelahiran dan
melahirkan sampai 6 minggu pertama postpartum (pratami, 2014).
Implementasi model pembelajaran klinik Continuity of Care, dapat
dievaluasi bahwa tidak terjadi kematian (zero maternal mortality), dari 108 ibu
hamil yang melakukan kunjungan ANC sekitar 333 orang, INC 43 orang dan
jumlah PUS yang menjadi akseptor KB 359 orang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan Asuhan kebidanan
pada ibu hamil di Puskesmas Pandaan.

1.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan


Ruang lingkup asuhan kebidanan diberikan kepada ibu hamil trimester
III dengan kehamilan fisiologis.
1.3 Tujuan Asuhan Kebidanan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care pada ibu
hamil dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
1.3.2 Tujuan khusus
Untuk melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.D di
Puskesmas Pandaan
1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan
1. Sasaran
Ny.D G2P1A0
dengan memperhatikan Continuity of Care mulai hamil .
2. Tempat
Asuhan kebidanan dil akukan di Puskesmas Pandaan
3. Waktu
Waktu yang digunakan pada tanggal 30 Mei 2022
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi
Sebagai bahan bacaan, informasi, dan dokumentasi di perpustakaan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang S1 Profesi Kebidanan
1.5.2 Bagi Lahan Praktik
Sebagai masukan untuk melakukan pelayanan sesuai standar dan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan terutama asuhan pada ibu hamil.
1.5.3 Bagi Klien
Klien dapat mengetahui kesehatan kehamilannya selama masa hamil
dengan pendekatan secara continuity of care, sehingga kondisi kesehatan
ibu dan bayi dapat terpantau. Ibu dapat merasa lebih percaya diri dengan
kesehagan dirinya dan bayinya.
1.5.4 Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan teori yang didapat selama pendidikan serta
dapat membuka wawasan dan menambah pengalaman karena dapat secara
langsung memberikan asuhan kebidanan pada klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Menurut Reece dan Hobbins kehamilan terjadi ket ika seorang wanita
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang mengakibatkan
bertemunya sel telur dengan sel mani (sperma) yang disebut pembuahan
atau fertilisasi (Mandriwati, dkk. 2017).
Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan Keperawatan
Antenatal , Intranatal dan Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patotogis (2016)
kehamilan adalah peristiwa yang didahulu i bertemunya sel telur atau
ovum dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira- kira 10 bulan
lunar atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari yang dihitung
dari hari pertama periode menstrulasi terakhir / Last Menstrual Period
(LMP).
Menurut Saifuddin kehamilan didef inisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi . Bila dihitung dari saat fertili sasi hingga lahirnya
bayi ,kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester,dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu , trimester kedua 15 minggu (minggu ke- 13 hingga ke- 27),
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke- 28 hingga ke- 40) (Walyani dun Pu
rw oastuti , 2015).
b . Fisiologi Kehamilan
Pada kehami lan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara
(mammae). Menurut Hutahaean (2013) perubahan yang terdapat pada ibu
hamil trimester III antara lain yaitu :
I. Uterus
Pada usia gestasi 30 m inggu , fundus uteri dapat dipal pasi di
bagian tengah antara/umbilicus dan stermum. Pada usia kehamilan 38 m
inggu , uterus sejajar dengan sternum. Tuba uteri tam pak agak
terdorong ke dalam di at as bagian t engah uterus. Frekuensi dan
kekuatan kontraksi otot segmen at as rahim semakin meningkat. Oleh
karena itu segmen bawah uterus berkembang lebih cepat dan meregang
secara radial. yang jika terjadi bersamaan dengan pem bukaan serv iks
dan pelunakan jaringan dasar pelvis, akan menyebabkan presentasi
janin memulai penurunannya ke dalam pelvis bagian at as. Hal ini
mengaki batkan berkurangnya tinggi fundus yang disebut dengan
lightening.
Tabel 2.1

Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. Donald

No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

1 22- 28 minggu 24- 25 cm diatas simfisis

2 28 minggu 26,7 cm diatas simfisis

3 30 minggu 29,5- 30 cm diatas simfisis

4 32 minggu 29,5- 30 cm diatas simfisis

5 34 minggu 31 cm diatas simfisis

6 36 minggu 32 cm diatas simfisis

7 38 minggu 33 cm diatas simfisis

8 40 minggu 37,7 cm diatas simfisis

Sumber : Sofian, A. 2012


Tinggi Fundus Uteri Menurut Leopold

No Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

1 28 minggu 2- 3 jari di atas pusat

2 32 minggu Pertengahan pusat – px

3 36 minggu 3 jari dibawah px atau sampai


setinggi pusat

4 40 minggu Pertengahan pusat – px, tetapi


melebar ke samping

Sumber : Sofian, A. 2012


2. Serviks Uteri
Serviks akan mengalam i perlunakan atau pematangan secara
bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selam a kehamilan , dan
akan m engalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester III
3. Vagina dan Vulva
Terjadi peningkatan rabus vagina. Peningkatan cairan vagina
selama kehamilan adalah normal ,cairan biasanva jernih.
4. Payudara
Keluarnya cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu yang
disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan
pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan Air Susu Ibu (ASI) untuk
m enyusui bayi nantinya.
5. Kulit
Perubahan warn a kulit menjadi lehih gelap terjadi pada 90% ibu
hamil Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap
dan terlihat di area seperti aerola mammae, perineum, dan umbilicus
juga di area yang cenderung m engalami gesekan seperti aksila dan
paha bagian dalam. Hal in i disebahkan karena peningkatan hormon
penstimulasi (melanosit stimulating hormone- MSH), estrogen dan
progesteron.
6. Sistem Kardiovaskular
Kondisi tubuh dapat m emiliki dampak besar pada tekanan darah.
Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%.
Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama
trimester ketiga mengakibat kan menuruanva aliran balik vena. Sirkulasi
uteroplasenta menerima proposi curah jantung yang terbesar, dengan
aliran darah meningkat dari 1- 2% pada trimester pertama hingga
17% pada keham ilan cukup bulan. Hal ini di wujudkan dalam
peningkatan aliran darah maternal ke dasar plasenta kira - kira 500
ml / menit pada kehamilan cukup bulan.
Menurut Irene M. Bobak peningkatan volume darah terjadi selama
kehamilan. mulai pada 10- 12 minggu usia kehamilan dan secara
progresif sampai dengan usia keham ilan 30- 33 minggu .Anemia adalah
suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau
haemoglobin. Kadar Hb < 11 gr/ dl (pada trimester I dan III atau <
10.5 g / dl ,(pada trimester II) (Kemenkes RI. 2013).
Menurut Manuaba, anemia pada i bu hamil dapat di kl asi f ikasikan
menjadi empat, yaitu tidak anemia (Hb 11 gr/dl ), anemia ringan (Hb
9- 40 gr/dl ), anemia sedang (Hb 7- 8 gr/dl), anemia berat (< 7 gr/dl)
(Suryandari dan Happinasari ,2015).
Program intervensi untuk m enanggulangi ataupun m encegah
kekurangan z at besi salah satunya adalah peningkatan konsumsi
makanan kaya gizi. Untuk menanggulangi masalah anemia defisiensi
zat besi melalui peningkatan asupan makanan dapat diupayakan
dengan mengonsu m si bahan makanan yang mengandung zat besi
tinggi dan / atau meningkatkan konsumsi bahan makanan yang bersifat
meningkatkan absorbsi zat besi. Memberikan z at besi 60 mg /han
dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/ dl /bulan. Sedangkan bahan
makanan yang dapat meningkatkan penyerapan z at besi antara lain
buah - buahan , sayur say uran yang kaya akan vitamin A, C serta asam
folat (Ani , L .S. 2013).
7. Sistem Respirasi
Perubahan hormonal pada kehamilan trimester tiga yang
memengaruhi aliran darah ke paru - paru mengakibatkan banyak ibu
hamil akan m erasa susah bernafas. Ini juga didukung oleh adanya
tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma, seh
ingga ibu hamil merasa susah bernafas.
8. Sistem Pencernaan
Pada kehamilan trinester tiga, lam bung berada pada posisi vert
ikal dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal . Kekuatan
mekanis ini menyebabkan peningkatan intragastrik dan perubahan sudut
persambungan gastro-esofageal yang mengaki batkan terjadiny a refluks
esofageal yang lebih besar. Penurunan drastis tonus dan motilitas
lambung dan usus ditambah relaksasi sfingter bawah esophagus
merupakan faktor predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi , dan
hemoroid. Hemoroid terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan
vena- vena dibawah uterus termasuk vena hemoroidal. Konstipasi
dikarenakan hormone progestero menimbulkan gerakan usus makin
berkurang (relaksasi otot- otot polos; sehingga makanan lebih lama
didalam usus dan juga dapat terjadi karena kurangny a aktititas /
senam dan penurunan asupan cairan. Nyeri ulu hati dianggap akibat
adanva sedikit peningkatan intragastrik yang dikombinasikan dengan
penurunan tonus sfingter bawah esophagus sehingga asam lambung
refluks ke dalam esophagus bagian bawah .
9. Sistem Perkemihan
Peru bahan antomisyang sangat besar terjadi pada system
perkemihan saat hamil yaitu ginjal dan ureter. Pada akhir kehamilan,
Terjadi peningkatan frekuensi Buang Air Kecil (BAK) karena kepala
janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan. Peru bahan
struktur ginjal ini juga merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan p
rogesteron). Tekanan yang timbul akihat pembesaran uterus dan
peningkatan volume darah.
10. Sistem Muskuloskeletal
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami peru bahan karena
janin membesar dalam abdomen. Untuk mengompensasi penambahan
berat badan ini , bahu lehih tertarik ke belakang dan tulang bel akang
lebih melengkung. sendi tulang belakang lehih lentur (Marni 2015)
Lordosis yang progesit akan menjadi bentuk yang umum pada kehami
lan . Akihat kom pensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua t ungkai.
Sendi sakroil iaka, sakrokoksigis dan pubhis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena penganuh hormonal, Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya
dapat menyebabkan nyeri puggung pada beberapa wanita. (Saifuddin.
Dkk, 2013).
11. Kenaikan Berat Badan
Normal berat badan meningkat sekitar 6- 16 kg , terutama dari
pertumbuhan konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan
intrauterine (Sukarni dan Margaret. 2016).
Tabel 2.3
Perhitungan Berat Badan Berdasarkan Indeks Masa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi

Rendah <19,8 2,5- 18

Normal 19,8- 26 11,5- 16

Tinggi 26- 29 7- 11,5

Obesitas >29 ≥7

Gemeli 16- 20,5

Sumber : Walyani, E. 2015


Ket: IMT = BB/ (TB)2 IMT: Indeks Masa Tubuh
BB : Berat Badan (kg)
TB : Tinggi Badan (m)
c. Perubahan Psikologis Pada Trimester III
Perubahan psikologis pada kehamilan Trimester III menurut
Kusmiyati (2013) adalah sebagai berikut:
1. Adaptasi Maternal
Adaptasi terhadap peran sebagai ibu akan dilakukan ol eh semua
ibu hamil selama 9 bulan kehami l annya. Adaptasi ini merupakan
proses social dan kognitif kompleks yang bukan di dasarkan pada
naluri, tetapi dipelajari. Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja
harus beradaptasi dari kebiasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang
melakukan perawatan. Sebal i knya, seorang dewasa harus mengubah
kehidupan rutin yang di rasa mantap menjadi suatu kehidupan yang
tidak dapat diprediksi, yang di ciptakan seorang bayi. Adaptasi ini
merupakan adaptasi nullipara, atau wanita tanpa anak, menjadi wanita
yang mempunyai anak; dan mul tipara, wanita yang memilik i anak,
menjadi wanita yang memilIki anak anak.
2. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah
menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status ham il kedal am gaya
hidup wanita. Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita
dan respon emosionalnya dalam menerima kehamilannya.
3. Kesiapan Menyambut Kehamilan
Wanita yang si ap menerima suatu keham ilan akan mendeteksi
gejala- gejala awal dan mencari kebenaran tentang kehami lannya.
Beberapa kali wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti “tidak
sekarang”, “bukan saya” dan “tidak yakin”, mungkin menunda mencari
pengawasan dan perawatan. Namun beberapa wanita menunda ke
pelayanan kesehatan karena akses ke perawatan terbatas, merasa malu,
atau karena al asan budaya. Kehamilan di pandang sebagai suatu
peristiwa alami sehingga tidak perlu terburu- buru periksa ke tenaga
kesehatan untuk memastikan kehamilannya.
4. Respon Emosional
Perubahan mood peningkatan sensitivitas terhadap orang lain ini
akan membingungkan mereka sendiri dan juga orang- orang di
sekelilingnya. Mudah tersinggung dan menangis tiba- tiba, dan ledakan
kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa
muncul silih berganti hanya karena suatu masalah kecil atau bahkan
tanpa masalah sama sekali.
Penyebab perubahan mood ini kemungkinan karena perubahan hormonal
dalam kehaniilan, ini hampir sama seperti pre-menstrual syndrome atau
selama menopause. Selain itu masalah seksual atau rasa takut terhadap
nyeri melahirkan, mungkin menjadi penyebab perubahan mood mi .
5. Respon Terhadap Perubahan Bentuk Tubuh
Sikap wanita terhadap tubuhnya diduga di pen garuhi oleh nilai -
nilai yang di yakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah
seiring kemajuan persalinan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya
terlihat selama trimester pertama. Namun seiring kemajuan kehamilan,
perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita
perasaan tersebut hanya bersifat sementara d an tidak permanen karena
akan segera hilang apabila mereka menerima kehamilannya dan hal ini
tidak men yebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri
mereka.
6. Ambivalensi Selama Masa Hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan
atau berubah - ubah, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu
atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami
individu yang mempersiapkan di ri untuk suatu peran baru. Kebanyakan
wanita memiliki sedikit ambivalen selama hamil.
7. Menyiapkan Peran Ibu
Banyak wanita menginginkan seorang bayi, menyukai anak- anak
dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi
untuk menjadi orangtua. Hal ini mempengaruhi peneri m aan mereka
terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan
adaptasi menjadi orang tua.
8. Menyiapkan Hubungan Ibu- Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai pada periode prenatal, yakni
ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi
ibu.

d. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil


Menurut Walyani (2015), kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester III
adalah sebagai berikut:
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen berkaitan dengan perubahan sistem pernafasan
pada kehamilan. Kebutuhan oksigen meningkat sesuai respons tubuh
terhadap akselerasi laju metabol isme, untuk menambah masa jaringan
pada payudara, hasil konsepsi dan amsa uterus, dan lainnya. Ibu hamil
bernapas lebih dalam karena peningkatan volume tidal paru dan jumlah
pertukaran gas pada setiap kali bernapas. ( Mandriwat i., dkk, 2016).
b. Nutrisi
Di Trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai.
Selain untuk mengatasi beban yang kian berat juga sebagai cadangan
energi untuk persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang
tidak boleh dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan
terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan
gizi.
Baik buruknya nutrisi ibu hamil dapat dilihat dari Indeks Masa
Tubuh (IMT), IMT dapat diinterpretasikan dalam kategori berat kurang
dengan IMT kurang dari 19,8 kg kategori normal dengan IMT 19,8 - 26
kg, kategori berat lebih atau tinggi dengan IMT 26 - 29 kg dan
kategori obesitas dengan IMT Iebih dan 29 kg. Kenaikan berat badan ibu
dianjurkan sekitar 1 - 2,5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-
rata 0,5 kg setiap minggu sampai akhir kehamilan (RukIah.A.Y., dkk,
2013).
Menurut Walyani (2015), berikut ini sederet zat gizi yang lebih
diperhatikan pada kehamilan TM III ini , tentu tanpa mengabaikan zat
gizi lainnya:
a) Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -
80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar
12,5 kg. Pertambahan kalori ini terutama pada 20 minggu terakhir
untuk itu tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar
285 - 300 kkal.
b) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan l ebih dari 100
reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain
membantu metabolisme asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukkan sel darah merah juga berperan dalam pembentukkan
neuroiransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf).
Semakin berkembang otak janin, semakin meningkat pula
kemampuan untuk menghantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin
B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan
hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin in i.
c) Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentukkan senyawa tiroksin yang
berperan mengontrol setiap metabolisme sel baru yan g terbentuk.
Bila kekurangan senyawa ini , akibatnya proses perkembangan janin,
termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kecil.
Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram
perhari.
d) Tiamin (Vitamin B1) dan Niasin (B3)
Deretan vitamin mi akan membantu enzim untuk mengatur
metabolisme system pernafasan dan energ i. Ibu hamil dianjurkan
untuk mengonsumsi Tiamin 1,2 miligram perhari, Riboflavin sekitar
1,2 miligram perhari dan Niasin 11 mili gram perhari. Ketiga vitamin
mi biasa anda konsumsi dari keju, susu, kacang - kacangan, hati dan
telur.
e) Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III mi bukan hanya dari
makanan, tetapi dari cairan. Air sangat pentin g untuk pertumbuhan
sel - sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses
metabolism e zat- zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang
meningkat selama masa kehamilan. Sebaliknya minum 8 gelas air
putih dalam sehari.
c. Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang
dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena
badan yang kotor yang banyak mengandung kuman- kuman. Mandi
dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan ca ra
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Ibu hamil harus melakukan
gerakan membersihkan dan depan ke belakang ketika sel esai berkemih
atau defekasi dan harus menggunakan tisu yang bersih, lembut,
menyerap air, berwarn a putih, dan ti dak mengandung parfum,
mengelap dengan tisu dari depan ke belakang (Mandriwati., dkk, 2016).
d. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut ini :
a) pendarahan pervaginam.
b) Sering abortus
c) Coitus harus dilakukan dengan hati - hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan
d) Ketuban pecah
e. Elimin asi (BAB dan BAK )
Akibat pengaruh progesteron, otot- otot tract us digestevus tonusnya
akibatnya mobilitas saluran pencern aan berkurang dan menyebabkan
obstipasi. Untuk mengatasi hal itu ibu hamil dianjurkan minum l ebih 8
gelas, wanita sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan/senam
hamil, dan tidak dianjurkan memberikan obat perangsang
e. Tanda -tanda Bahaya Ibu Hamil
Menurut Mangkuji (2013) tanda- tanda bahaya ibu hamil adalah:
1. Perdarahan.
a. Perdarahan pada saat ham il muda dapat menyebabkan keguguran.
b. Perdarahan pada saat hamil tua dapat membahayakan keselamatan
ibu dan janin dalam kandungan.
2. Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala kadang
kala disertai kejang. Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.
3. Demam tinggi. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau
malaria. Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu,
menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.
4. Keluar air ketuban sebelum waktunya. Merupakan tanda adanya
gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam
kandungan.
5. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin.

2.1.2 Asuhan Kehamilan


a. Pengertian Asuhan Kehamilan
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pel ayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selam a kehamilan (Prawirohardjo,
2014).
b. Tujuan Asuhan Kehamilan
Menurut Asrinah., dkk (2015) tujuan asuhan kehamilan adalah
untuk memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bay i , meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan social ibu juga bayi, men genali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pembarian ASI eksklusif, mempersiapkan ibu dan keluarga dapat
berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
c. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Asuhan kehamilan memiliki jadwal pemeriksaan yaitu pemeriksaan
pertama yang dilakukan segera segera setelah diketahui terlambat haid,
sedangkan pemeriksaan yang dilakukan seti ap bulan sampai umur
kehamilan 6 - 7 bulan, setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8
bulan , dan setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai
terjadi persalinan. Frekuensi pelayanan antenatal ditetapkan 4 kali selama
kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama (K1) dan 1 kali pada
trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga (K4).
Untuk menghidari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,
anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami. Pasangan/anggota keluarga sebagai berikut
(Kemenkes, 2013).
Tabel 2.4
Kunjungan Pemeriksaan Antenata
Jumlah Kunjungan Waktu kunjungan yang
Trimester
Minimal dianjurkan
I 1X Sebelum minggu ke 16
II 2X Antara minggu 24- 28
Antara minggu 30- 32
II 3X
Antara minggu 36- 38
Sumber : Kemenkes RI. 2013
Setiap kehamilan dapat berkembung menjadi masalah atau
komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan
pemantauan selama kehamilannya (Saifudditi. dkk. 2013).
Menurut Saifuddin. dkk (2013) penatalaksanaan ibu hamil secara
keseluruhan meliputi komponen- kompomen sebagai berikut:
1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal
serta rujukan bila diperlukan.
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4. Perencanaan antisipatif dan persialan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi kumplikasi.
a. Melengkapi Riwayat Medis
Pada seti ap kunjungan antenatal , petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenal kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine,
serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin. dkk. 2013).
Pada kunjungan pertam a riwavat m edis ibu yang harus dilengkapi
adalah seperti tertera pada tabel dibawah ini . Pada kunjungan
berikutnya. selain memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya,
tanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung
(Kemenkes RI. 2013).
Tabel 2.5
Riwayat Medis Untuk Dilengkapi Pada Kunjungan Pertama
Identitas Riwayat kehamilan sekarang
1. Nama 1. Hari pertama haid terakhir
2. Usia 2. Tafsiran waktu perslainan

3. Nama suami (jika ada) 3. Perdarahan pervagiam


4. Alamat 4. Keputihan
5. No.Telepon 5. Mual dan muntah
6. Tahun menikah (jika sudah
menikah) 6. Masalah pada kehamilan ini
7. Agama 7. Pemakaian obat dan jamu- jamuan
8. Suku 8. Keluhan lainnya
Riwayat kontrasepsi Riwayat media lainnya
1. Riwayat kontrapsi terdahulu 1. Penyakit jantung
2. Riwayat kontrasepsi terakhir 2. Hipertensi
sebelum kehamilan ini 3. Diabetes mellitus
1. Jumlah kehamilan 4. Hepatitis
2. Jumlah persalinan 5. HIV
3. Jumlah persalinan cukup
bulan 6. IMS

4. Jumlah persalinan premature 7. Tuberculosis


5. Jumlah anak hidup, berat
lahir serta jenis kelamin 8. Alergi obat makanan
6. Cara persalinan 9. Penyakit ginjal kronik
10. Talasemina dan gangguan
7. Jumlah keguguran hematologi lainnya
8. Jumlah aborsi 11. Malaria
9. Perdarahan pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang
terdahulu 12. Asma
10. Adanya hipertensi dalam
kehamilan terdahulu 13. Epilepsy
10. Adanya hipertensi dalam
kehamilan terdahulu 14. Riwayat penyakit kejiwaan
11. Riwayat berat bayi <2,5 kg
atau > 4 Kg 15. Riwayat operasi
12. Riwayat kehamilan sunsang 16. Status imunisasi TT
13. Riwayat kehamilan ganda 17. Riwayat transfuse darah
14. Riwayat pertumhuhan janin
terhambat 18. Golongan darha
15. Riwayat penyakit dan
kematian perinatal,neonatal dan
kematian janin 19. Riwayat penyakit di keluarga
20. Riwayat kecelakaan (trauma)
Riwayat sosial ekonomi
1. Usia ibu saat pertama kali
menikah 7. Pekerjaan aktivitas sehari - hari
2. Status perkawinan, berapa
kali menikah 8. Pekerjaan pasangan
3. Respon ibu dan keluarga
terhadap kehamilan dan kesiapan
persalinan 9. Pendidikan
4. Siapa pembuat keputusan
dalam keluarga 10. Kehidupan seksual
5. Kebiasaan atau pola makan
minum 11. Pilihan tempat untuk melahirkan
Sumber : Kemenkes RI. 2013

b. Melengkapi pemeriksaan fisik umum


Menurut Kemenkes RI (2013) pemeriksaan fisik umum yang haru s
dilakukan pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan fisik unu m pada kunjungan pertama
a. Tanda vital (tekanan darah, suhu badan. Frekuensi nadi, frekuensi
nafas)
b. Berat badan
c. Tingi badan
d. Lingkar Lengan Atas (LiLA)
e. Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat
f .Status generalis atau pemeriksaan umu m lengkap, meli puti
kepala, mata, hygiene, mulut dan gigi. Karies, tiroid, jantung,
paru, payudara (apakah terdapat ben jolan, bekas operasi di daerah
aerola, bagiamana kondisi putting), abdomen (terutama bekas
bekas operasi terkait uterus), tulang belakang. Ekstremitas,
(edema, varises. retlekspatella serta kebersihan kulit.
2. Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya
a. Tanda vital : tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi
nafas
b. Berat badan
c. Edema
d. Pemeriksaan terkait masalah yang telah diidentitikasi pada
kunjungan sebelumnya
3. Melengkapi pemeriksaan fisik obstetric
Menurut Kemenkes RI (2013) pemeriksaan fisik obstetri yang
dilakukan pada ibu hamil meliputi Pemeriksaan f isik obstetri pada
kunjungan pertama sampai pada pemeriksaan fisik obstetric pada
setiap kunjungan berikutnya yaitu :
a. Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus
uteri.
b. Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold.
1. Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
2. Leopold II menemukan bagian janin pada sisi kanan dan kiri
ibu (di lakukan mulai akhir trimester II)
3. Leopold III menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
4. Leopold IV menem ukan berapa jauh masukny a janin ke
pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
c. Auskultasi denyut jantung janin menggunakan doppler (jika usia
kehamilan >16 minggu).
d. Pelayanan Antenatal Integrasi
Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan haru s
dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu
mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil,
melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap
untuk menjalani persailnan normal (Nurjasmi, E.,dkk (ed), 2016).
Dalam mel akukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10 T)
terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Tinggi badan ibu dikategorikan
adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm. Kenaikan
berat badan ibu hamil normal rata- rata 6,5 kg - 16 kg.
2. Ukur tekanan darah
Ukur tekanan darah dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg) pada kehamilan
dan preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah dan proteinuria). Diukur setiap kali ibu datang
atau berkunjung. Tekanan darah normal berkisar
sistole/diastole: 110/80 - 120/80 mm Hg.
3. Nilai status gizi (Ukur lingkar lengan Atas/LILA)
Nilai status gizi dilakukan untuk skrining ibu hamil berisiko
KEK, dimana LILA kurang dan 23,5 cm. Ibu hami l dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah.
4. Ukur tinggi fundus uteri
Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setel ah
kehamilan 24 minggu. Tujuan dilakukan pengukuran untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Tujuan dilakukan untuk mengetahui letak janin. DJJ normal
120- 160 kali/menit.
6. Beri ibu 60 m g zat besi elemental segera setelah mual /munt
ah berkurang dan 300 µ g asam folat 1 x/ hari sesegera m
ungkin selama kehamilan.
a. Catatan : 60 m g besi elemental setara 320 m g sulfas
ferosus.
b. Efek samping yang umu m dad z at besi adalah gangguan
saluran cerna (mual . muntah, diare, konstipasi).
c. Tablet z at besi sebaiknya t idak diminuni bersama dengan
teh atau kopi karena mengganggu penyerapan.
d. Jika memungkinkan , idealnya asam fol at sudah mulai
diberi kan sejak 2 bulan sebelum h amil (saat perencanaan
kehamilan)
7. Beri Ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imun i
sasinya. Pemberian immunisasi pada wani ta usia su bur atau
ibu hamil harus didahulu i dengan skanning untuk mengetahui
jumlah dosis (dan status) imunisasi TT yang telah diperoleh
selama hidupn y a. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai
interval (selang waktu) maksimal hanya terdapat interval
minimal antar dosis TT.
a. Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya
tidak diketahui , berikan dosis vaksin (0.5 ml IM di lengan
atas) sesuai tabel berikut.
Table 2.6
Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi
(DPT/Tt/Td) atau Tid ak Tahu status Imunisasinya

vaksin TT untuk ibu yang


Pemberian
belum pernah imunisasi
Saat kunjungan pertama sedini
TT1
mungkin pada kehamilan
TT2 4 minggu setelah TT 1
TT3 6 bulan setelah TT2
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Sumber : Kemenkes RI, 2013
b. Dosis booster m ungkin diperlukan pada ibu yang sudah
pernah diimunisasi.
Pemberian dosis booster 0.5 ml IM disesuaikan dengan
jumlah vaksinasi yang pernah diterima sebelumnya seperti
pada tabel berikut:

Pernah Pemberian dan selah waktu


minimal
1 kali TT2, 4minggu setelah TT1
2 kalI TT3, 6 bulan setelah TT2
3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi

Sumber : Kemenkes RI, 2013

8. Tes Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pemeriksaan
pada ibu hamil yaitu urinalis (terutama protein urin pada
trimester kedua dan ketiga) untuk mendektesi adanya
hipertensi atau preeklamsi, reduksi urine untuk mendeteksi
adanya DM dan kadar hemoglobin path trimester ketiga
terutama jika diurigai anemia.

Tabel. 2.4
Penggolongan Status Anemia Ibu Hamil
No Kadar Hemoglobin Status Anemia
1 11>gr% Tidak anemia
2 8- 11gr% Anemia ringan
3 <8bgr% Anemia berat
Sumber: Mangkuji, 2012.

Anemia adalah keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb),


hematokrit dan jumlah eritrosit turun di bawah nilai normal.
Penyebabnya bisa karena kekurangan gizi untuk pembentukan
darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12.
Memasuki trimester ifi, volume darah dalam tubuh wanita
akan meni n gkat sampai 35%. Angka ini setara dengan 450
mg zat besi untuk memproduksi sel - sel darah merah.Sel - sel
tersebut harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan janin.Pada saat melahirkan, wanita
memerlukan tambahan zat besi 300-350 mg untuk
mengimbangi jumlah darah yang hilang.Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi selcitar 40 mg per
hari .
Pada ibu hamil, ada beberapa faktor resiko yang berperan
dalam
meningkatkan prevalensi anemia defisiensi zat besi, salah
satunya adalah usia ibu <20 tahun dan >35 tahun. Dampak
anemia pada kehamilan bervariasi, dan keluhan yang sangat
ringan sampai muncu ln ya gangguan pada kehamilan (abortus,
partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia,
atonia, partus lama, perdarahan atonis), ganguan path masa
nifas (subinvolusi uterus, penunman daya tahan terhadap
infeksi dan stres, penurunan produksi ASI), dan gangguan
pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
perinatal, dl l ).
Faktor Predisposisi yaitu diet rendah zat besi, B12, dan asam
folat, kelainan gastrointestinal, penyakit kronis, riwayat
keluarga (Mangkuji Sdkk, 2012).
9. Tata Laksana Kasus.
Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan penyakit,
ibu hamil perlu dilakukan perawatan khusus.
10. Temu Wicara (Konseling)
Termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) Serta KB Pasca Persalinan.Temu wicara
pasti dilakukan setiap klien untuk melakukan kunjungan.
Temuwicara berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan
rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan,, riwayat kehamilan, persalinan. dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi
atau melakukan kerjasama 25 penanganan. Tindakan yang
harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan.
c. Meminta ibu untuk kembal i setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan .

e. Melakukan Asuhan Kehamilan


1. Memberikan materi Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE)
Menurut Kemenkes RI (2013) buku Kesehtan Ibu dan anak
(KIA) jiwab dimiliki oleh setiap ibu hamil, karena materi
konseling dan edukasi yang perlu diberikan tercantum di
buku tersebut. Pastikan bahwa ibu hamil memahami hal - hal
berikut :
1. Persiapan persalinan, termasuk :
a. Siapa yang menolong persalinan
b. Dimana akan melahirkan
c. Siapa yang akan menemani dalam persalinan
d. Kemungkinan kesiapan dolor darah bila timbul
permasalahan
e. Transportasi
f. Dukungan biaya
2. Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga
selama kehamilan dan persalinan
3. Tanda- tanda bahaya yang perlu diwaspadai :
a. Sakit kepala lebih dari biasa
b. Perdarahan per vaginam
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah/tangan
e. Nyeri abdomen (epigastrium)
f. Mual muntah berlebihan
g. Demam
h. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
4. Pemberian makanan bayi, ASI eksklusif dan inisiasi
menyusui dini (IMD)
5. Penyakit yang mempengaruhi kesehatan ibu dan janin
6. Perlunya menghentikan kebiasaan yang beresiko bagi
kesehatan seperti merokok dan minum alkohol
7. Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin
8. Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas dan nutrisi
9. Hubungan suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan
(kondom)

g. Dokumentasi SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning)


Menurut Mangkuji, dkk (2014) pembuatan grafik metode SOAP
merupakan pengelolaan informasi yang sistematis yang mengatur
penemuan dan konklusi kita menjadi suatu rencana asuhan,
metode ini merupakan inti sari dari proses pelaksanaan
kebidanan guna menyusun dokumentasi asuhan.
1. Subjektif
a. Pendokementasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis
b. Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien
c. Pada orang yang bisu, dibelakang data diberi tanda “o” atau
“x”
2. Objektif
a. Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
b. Hasil pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnoestik
lain
c. Informasi dari keluarga atau orang lain
3. Assessment
a. Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) data subjektif dan objektif
b. Diagnosis/maslaah
c. Diagnosis/masalah potensial
d. Antisipasi diagnosis /masalah potensial/ tindakan segera
4. Planning
Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi:
asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnostic/ laboratorium,
konseling dan tindak lanjut (follow up).
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data


Data Subjektif
Masuk ke Puskesmas Pandaan, Tanggal 30 Mei 2022 Jam : 16.00 wib

Biodata Ibu Biodata Suami

Nama : Ny "D" Nama : Tn "R"

Umur : 20 Tahun Umur : 25 Tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kutorejo-Pandaan Alamat : Kutorejo-Pandaan

1. Kunjungan saat ini : Kunjungan Pertama Trimester III


Keluhan utama : Ibu mengatakan susah tidur dimalam hari dan sering
BAK dimalam hari

2. Riwayat perkawinan
Kawin satu kali, umur 19 tahun

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Dismenorhoe : ada
Lama haid : 6- 7 hari
Banyaknya : 3 kali ganti
HPHT : 10 Oktober 2022
HTP : 17 Juli 2022

1. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat ANC
ANC sejak usia kehamilan 12 minggu, ANC di Puskesmas
Pandaan
Frekuensi
Trimester I : 1 Kali
Trimester II : 1 Kali
Trimester III : 3 Kali
b. Pergerakanan janin yang pertama pada umur kehamilan 16
minggu, pergerakan janin dalam 24 jam terakhir 15-20 kali
c. Pola nutrisi
Makan : 3 x sehari, 1 piring nasi, 1 potong ikan, sayur,
dan buah
Minum : 7-8 gelas sehari dan susu dimalam hari
Merokok : tidak
Minum jamu : tidak
d. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK ± 8 kali dalam sehari warna nya jernih, dan ibu
mengatakan BAB ± 1 kali dalam sehari warnanya kuning
konsistensi lunak, tidak ada keluhan.
e. Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Melakukan pekerjaan rumah (menyapu, mencuci,
memasak,) merawat anak ,dsb.
Istirahat/tidur : Siang 2 jam, malam 8 jam
f. Seksualitas
Frekuensi : 1 x dalam 2 minggu
Keluhan : Tidak ada keluhan
g. Personal Hygine
Kebiasaan mandi : 2 kali sehari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setiap BAB dan
BAK
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : saat pakaian dalam
terasa
lembab
Jenis pakaian dalam yang digunakan : Katun menyerap
h. Imunisasi
Tidak dilakukan karena ibu sudah menerima suntuk TT (TT 5)
ketika usia 12 tahun

2. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu G2P1A0


Hamil Persalinan Nifas
ke Tangga Umur Jenis Penolong Komplika Jenis BB Laktasi Kelaianan
l Lahir kehamila persalinan si kelamin Lahir
n

Ibu Bayi
16-06- 9 bulan Normal Bidan - - perempuan 3100 Iya Tidak ada
1 2018 gram
2 H A M I L I N I

3. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan


Ibu tidak pernah memakai alat kontrasepsi kerena ibu ingin hamil
lagi.
4. Riwayat kesehatan
1. Penyakit sistemik yang pernah/ sedang di derita : Tidak ada
2. Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga : Tidak ada
3. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada

4. Kebiasaan-kebiasaan
a. Merokok : Tidak ada
b. Minum jamu-jamuan : Tidak ada
c. Minum –minuman Keras : Tidak ada
d. Makaanan- minuman pantang : Tidak ada
e. Perubahan pola makan : Tidak ada
5. Keadaan psikologis spiritual
Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan dan keluarga menerima
kehamilan ini dengan baik.
Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmestis
b. Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmhg
Nadi : 74 x/menit
Pernafasan : 24x/ menit
c
Suhu : 36,5

c. TB : 152 cm
BB sebelum hamil : 64 kg BB sesudah hamil : 70 kg IMT 27
LILA : 26 cm

Kepala : Bersih,tidak ada ketombe Edema wajah : Tidak ada


Closma gravidarum : (-)

Mata : Sklera tidak ikterus , Conjungtiva merah muda

Mulut : Tidak ada caries dan gigi tidak berlubang

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan limfe

Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran cairan

Hidung : Tidak ada cairan, polip dan sinus

Leher : Tidak ada pembesaran Kelenjar thyroid


dan limfe Payudara
Bentuk : Simetris

Aerola mammae :Adanya Hiperpigmentasi

Puting Susu : Menonjol


Kolostrum : Keluar
d. Abdomen
Bentuk : Asimetris
Bekas luka : Tidak ada
Striae gravidarum : Ada

Palpasi Leopold
Leopold 1 : Teraba satu bagian lunak, bundar di fundus TFU : 32 cm
Leopold II : Teraba bagian keras, memapan dan memanjang diperut ibu
sebelah kanan dan teraba bagian-bagian kecil
diperut ibu sebelah kiri.
Leopold III : Teraba satu bagian bulat, keras dan bisa
digoyangkan
Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
Auskultasi
DJJ : 147 x/menit
Pactum maksimum : di kudran kanan
bawah pusat TBJ : (TFU-13) x 155
(32 -13) x 155 =2,945 gram
a. Ekstremitas
Edema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : Positif
Kuku : Bersih
b. Genetalia Luar
Tanda Chadwick :
Tidak ada Varices :
Tidak ada
Bekas Luka : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
2. Pemeriksaan penunjang
Hb : 10,5 gr% (Anemia Ringan)
Analisa
Ny. D umur 20 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 32 minggu, intrauterine, PU-
KA, janin hidup, tunggal, presentase kepala, bagian terbawah belum masuk PAP,
keadaan ibu dan janin baik, Ibu mengalami Anemia Ringan.

Penatalaksanaan
1. Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan
Tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu tubuh ibu normal, Hb ibu 10,5 gr/dl, tabsiran
berat janin ibu 2945 gram dan Djj 147 x/menit.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dalam keadaan baik
2. Memberikan pengetahuan tentang anemia ringan, penyebab anemia dan resiko
anemia terhadap kehamilan TM III dan cara mencegah anemia.
a. Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin dibawah
nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan kurang darah,
kadar sel darah merah dibawah nilai normal.
b. Penyebab anemia pada trimester III karena pada masa ini janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah
lahir.
Ibu sudah mengerti dan paham tentang penkes yang disampaikan bidan.
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi buah naga dan buah bit dengan bentuk
juice di siang hari untuk membantu penanganan anemia ibu karena buah naga
dan buah bit mengandung Fe, asam folat, vitamin B12 dan vitamin c.
Ibu sudah mengerti manfaat buah naga dan buah bit dan bersedia untuk
mengkonsumsinya.
4. Memberikan ibu tablet Fe 1 x 1hari yang diberikan untuk mencegah anemia dan
menganjurkan ibu untukmeminumnya di malam hari sebelum tidur
dengan air putih dan menyarankan jangan minum menggunakan teh atau susu. Ibu
mengatakan akan minum tablet Fe di malam hari dan ibu sudah
mengetahui cara meminumnya menggunakan air putih.
5. Memberikan ibu pendidikan kesehatan ( penkes ) tentang asupan nutrisi untuk
trimester III seperti, ibu makan 3 x sehari dengan nasi 1 piring, sayuran hijau 1-2
mangkuk, lauk, tahu/tempe, dan buah-buahan, minum air putih minimal 8 gelas/hari
dan minum susu di malam hari.
Ibu sudah mengerti tentang asupan nutrisi yang harus dipenuhi dan
mengatakan akan memakan apa yang dianjurkan oleh bidan
6. Memberikan ibu pendidikan kesehatan (penkes) tentang personal hygiene dengan
mandi 2 kali sehari, membersihkan alat genetalia selesai BAK/BAB dan dilap
dengan handuk, mengganti celana dalam bila lembab.
Ibu sudah mengerti tentang personal hygiene dan mengatakan akan menerapkan
apa yang dianjurkan bidan.
7. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.
Nyeri kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak di kaki/tangan,
perdarahan, nyeri ulu hati, gerakan berkurang. Jika ada tanda-tanda di atas
maka ibu segera datang ke petugas kesehatan.
Ibu mengerti tentang penkes yang diberikan tentang bahaya trimester III dan
bersedia datang ke petugas kesehatan jika merasakan tanda bahaya yang telah
diberitahu.
8. Memberitahukan ibu jadwal kunjungan ulang 2 minngu lagi yaitu pada tanggal 18
November 2021 atau jika ada keluhan.
Ibu bersedia datang kembali pada tanggal 18 November 2021 yang telah
ditentukan atau ketika ibu merasa ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan


antara teori dengan manajemen asuhan kebidanan secara Continuity Care pada masa
kehamilan yang diterapkan pada Ny. D G2P1A0 usia 20 tahun, di Puskesmas Pandaan
pada usia kehamilan 32 minggu dan didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan I

Kunjungan pada tanggal 30 Mei 2022 saat melakukan pengkajian usia


kehamilan 32 minggu muncul keluhan ibu mengeluh sering pusing sehingga dilakukan
pemeriksaan lab didapatkan Hb 10,5 g/dl. Menurut Tarwoto, (2013) kadar Hb
normal adalah >11, sedangkan yang tidak mencapai nilai tersebut dinamakan anemia.
Berdasarkan kadarnya Hb diklasifikasikan menjadi tiga bagian anemia ringan (Hb 9
g/dl-10 g/dl), anemia sedang (Hb 7 g/dl-8 g/dl dan anemia berat (Hb < 6 g/dl).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada Ny. D di Puskesmas Pandaan,
sesuai dengan teori Tarwoto tahun 2013, maka Ny. D tergolong ibu hamil dengan
anemia ringan.

Pada penatalaksanaan yang dilakukan bidan pada kunjungan ANC tersebut


adalah memberikan penkes tentang nutrisi yang dikonsumsi ibu dengan mengkonsumsi
makanan sesuai porsinya serta mengkonsumsi jus buah naga, buah bit, dan sari
kurma, kemudian memberikan tablet Fe kepada ibu.. Menurut Kusmiyati tahun 2013
cara untuk mengatasi anemia tersebut yaitu dengan meningkatkan kebutuhan nutrisi
ibu hamil. Ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi, dan cakupan cairan (menu seimbang). Pada penataksanaan asuhan sesuai
dengan teori Kusmiyati tahun 2013, yang dilakukan kepada Ny. D yaitu memberikan
penkes dan pemberian tablet zat besi sehingga di harapkan kadar Hb pada kunjungan
ulang ketika di tes kembali bisa naik.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil anamnese, pemeriksaan dan asuhan pada Ny.D usia


kehamilan 32 minggu di Puskesmas Pandaan dapat ditarik kesimpulannya bahwa
kunjungan yang dilakukan Ny.D selama kehamilan adalah
sudah memenuhi standar minimal kunjungan kehamilan, standar asuhan
yang sudah di terima Ny.D sudah hampir memenuhi standar asuhan 10 T kecuali
pemberian imunisasi TT. Pada pemeriksaan ibu mengalami anemia ringan
sehingga panulis memberikan tablet Fe kepada ibu dengan dosis 1x1 dan
memberitahu ibu untuk mengkonsumsinya pada malam hari sebelum tidur.

5.2.Saran

5.2.1. Untuk Puskesmas Pandaan

Diharapkan bidan dapat mempertahankan kualitas pelayanan yang


diberikan kepada pasien selama ini. Pelayanan harus terus ditingkatkan dalam
hal PI khususnya pada PI pre dan post partum sebagai upaya penurunan angka
kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bayi. Dan menerapkan asuhan
countinuity of care pada setiap ibu hamil.

5.2.2. Untuk Institusi Pendidikan Kebidanan

Memberikan pelatihan-pelatihan seputar pelayanan kebidanan sehingga


diharapkan mahasiswa dapat memperbanyak pengalaman dalam menangani
berbagai kasus dalam kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Ani. L.S. 2013. Anemia Defisiensi Besi : Masa Prahamil dan Hamil,
Jakarta : EGC.

Arum. Dyah. N.S.. dan Sujiyatini. 2016. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini
Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinkes Sumut. 2015. Profit Kesehataan Provinsi Sumatera Utara 2015.
Medan Dinas Kesehatan Sumatera Utara
Hutahaean. S. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medica.
Indriyani. D. 2013. Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan
Maternitas Postpartum dengan Kematian Janin. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media

Jannah. N. 2017. Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.


Kemenkes RI. 20l5a. Profit Kesehatan Indonesia 2015.
www.depkes.go.id diakses 15 Januari 2017)

2015b. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun


2015- 2019. www.depkes.co.id(diakses IS5Januari 2017)

2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Jakarta : Kementerian
Kesehatan.
Mandriwati, A.G. dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan
Berbasis Kompetensi. Edisi Revisi III Jakarta : EGC.
Mangkuji. B. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta :
EGC.

Mulati, E(ed). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Continuum of
Carelife
Cycle Jakarta Pusat Pendidikan dan Petatihan Tenaga Kesehatan.
Nurjasmi. E,. dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: PP IBI
Pratami. E. 2014, Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan
Sejarah.
Magetan: Forum Ilmiah Kesehatan.
Saifuddin. AB.. dkk. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dun Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Sofian. A. 2012. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Yogakarta EGC
Sukarni. I.. dan Margareth. 2016. Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Dilengkapi dengan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika..

Walyani. E.S. 2015. Asuhan Kebidanan dan Kehamilan. Yogyakana


Pustaka Baru Press.

Wiknjosastro. H., Saifuddin. A. B.. dan Rahhimhadhi. 2013. Ilmu Kebidanan


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

World Health Organization. 2015. Trends in Maternal Mortality 1990 to 2015.


Apps.who.int iris/9789231565141_eng (diakses 22 Februri 2017).

Yanti. 2015. Model Asuhan Kehidanan CoC Turunkan AKI dan AKB. Disertasi.
Univcrsitas Gadjah Mada: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai