Disusun oleh:
Nama : IDAR DARWATI
NIP : 19750620 202212 2 003
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Disusun oleh:
Nama: IDAR DARWATI
NIP : 19750620 202212 2 003
Disetujui:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Kasus Asuhan Kebidanan komprehensif” tepat waktu. Selain itu laporan ini
juga bertujuan supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami secara jelas
mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis. Terimakasih penulis
ucapkan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan
pendahuluan ini, diantaranya:
1. Kepala UPTD Puskesmas Rancah Hj.Lia Carlianah,SST
2. Bidan Koordinator Puskesmas Rancah Hj.Imas Maesaroh,SST
3. Teman-teman yang membantu dan mendukung makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa
pihak.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurang untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan.
Penulis
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan asuhan secara
berkesinambungan dari hamil sampai dengan nifas sebagai upaya penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu dan
bayi merupakan ukuran terpenting dalam menilai indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan di Indonesia, namun pada kenyataannya ada juga
persalinan yang mengalami komplikasi sehingga mengakibatkan kematian ibu
dan bayi (Maryuani,2011).
Manfaat dari Kebidanan Komprehensif yakni dapat menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien, dapat melakukan
pelaksanaan asuhan langsung asuhan dengan efisien dan aman serta dapat
mengevaluasi keefektifan hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
(Trisnawati, 2012).
Upaya yang dilakukan dalam rangka mempercepat pencapaian target
penurunan AKI dan AKB, Indonesia memiliki program yang terfokus pada
pelayanan kebidanan yang berkesinambungan mulai dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, asuhan postpartum, asuhan neonatus dan
pelayanan KB, yang berkualitas apabila dilaksanakan secara lengkap terbukti
mempunya daya ungkit yan tinggi dalam menurunkan angka mortalitas dan
morbilittas yang sudah dirancang oleh pemerintah. Bidan mempunyai fungsi
yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri, kolaborasi dan melakukan
rujukan yang tepat. Oleh karena itu bidan dituntut untuk mendeteksi dini tanda
dan gejala komplikasi kehamilan, member pertolongan kegawatdaruratan
kebidaan dan perinatal merujuk kasus (Diana, 2017)
AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah resiko kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan atau terjatuh 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI selama
priode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup,
2
diperkirakan pada tahun 2030 AKI di indonesia turun menjadi 131 per 100.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Noorbaya, Dkk
(2016) dalam jurnal “Studi Asuhan Kebidanan Komprehensif di Praktik Mandiri
Bidan Yang Terstandarisasi APN” mengemukakan bahwa penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif di
Praktik Bidan Mandiri yang terstandarisasi APN. Secara khusus untuk
mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan,
persalinan, BBL, nifas, sampai konseling KB dengan menggunakan pola
pikir ilmiah melalui pendekatan tujuh langkah varney, metode yang digunakan
yaitu deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan secara “komprehensif” pada ibu
hamil TM III, pada Pada Ny. N Usia 29 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 40 Mgg di
Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu hamil TM III (28-40 minggu), bersalinan, bayi baru lahir, dan
nifas, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny
N umur 29 tahun di Puskesmas RANCAH.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan dari pengkajian
sampai dengan evaluasi dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan meliputi:
a. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara komprehensif
b. Melakukan asuhan kebidanan persalinan secara komprehensif
c. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir secara komprehensif
d. Melakukan asuhan kebidanan nifas secara komprehensif
3
D. Manfaat
1. Bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan saran
untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan secara
berkualitas dan komprehensif.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran dalam
meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan.
4. Bagi Penulis
Sebagai sarana pembelajaran yang lebih bermakna, serta dapat
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir
sehingga dapat segera berfungsi dengan baik. Pengurutan payudara
untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus,
3. Perawatan gigi
Dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Pada trimester pertama
terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang berlebihan)
sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara itu,
pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh
yang merugikan pada gigi ibu hamil.
4. Kebersihan tubuh dan pakaian
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomik pada perut, area genetalia / lipat paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme.
5. Olahraga
Terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik
atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Jenis olah
tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil, disesuaikan dengan
banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut kian
membesar dan lain-lain.
6. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik ibu hamil, salah satunya beban
berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang
ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting untuk ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi
dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan
untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur.
7. Aktifitas
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal. Senam hamil dimulai pada usia kehamilan sekitar 24-
15
2. Bentuk Persalinan
Menurut Manuaba (2014), bentuk persalinan menurut definisi adalah
sebagia berikut:
a. Persalinan spontan. Bila persalinannya seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.
c. Persalinan anjuran (partus presipitatus)
2. Observasi
3. Partograf
Menurut JNPK-KR dalam buku APN (2017) Partograf adalah alat
bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi
untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan
partograf adalah untuk:
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal.
c. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan
terjadinya partus lama.
d. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik proses persalinan, bahan dan medikamentosa
yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan
klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu
dicatat secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan
bayi baru lahir.
serta membantu mencegah terjadinya penyulit yang dapat
mengancam keselamatan jiwa mereka.
29
1. Kala I
Persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap
(10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan
fase aktif.
a. Fase Laten
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam.
b. Fase Aktif
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi
tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm
per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1cm hingga
2 cm (multipara).
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
2. Kala II
Persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua persalinan adalah:
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau
vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.
32
4. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Observasi yang di lakukan pada kala IV adalah:
a. Tingkatkan kesadaran
b. Pemeriksaan tanda – tanda vital, tekanan darah, nadi dan
pernafasan, tali pusat, kontraksi uterus, Perdarahan dikatakan
normal jika tidak melebihi 500 cc. Rata-rata perdarahan normal
adalah 250 cc
c. Pengkajian dan penjahitan setiap laserasi atau episiotomi.
6. Mekanisme Persalinan
Pada minggu – minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim
meluas untuk menerima kepala janin terutama pada primi dan juga pada
multi pada saat-saat partus mulai.
33
2. Mobilisasi
Ibu nifas normal dianjurkan untuk melakukan gerakan meski di tempat
tidur dengan miring kanan atau kiri pada posisi tidur, dan lebih banyak
berjalan. Namun pada ibu nifas dengan komplikasi seperti anemia,
penyakit jantung, demam dan keadaan lain yang masih membutuhkan
istirahat tidak dianjurkan untuk melakukan mobilisasi.
3. Eliminasi
Segera setelah persalinan, ibu nifas dianjurkan untuk buang air kecil
karena kandung kemih yang penuh dapat menggangu kontraksi
uterus, dan menimbulkan komplikasi yang lain misalnya infeksi. Bidan
harus dapat mengidentifikasi dengan baik penyebab yang terjadi
apabila dalam waktu >4 jam, ibu nifas belum buang air kecil.
4. Kebersihan diri
Ibu nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan dirinya dengan
membiasakan mencuci tangan dengan sabun pada air yang
mengalir sebelum dan sesudah membersihkan bagian genetalianya,
mengganti pembalut minimal 2 kali/ hari atau saat pembalut mulai
tampak kotor dan basah serta menggunakan pakaian dalam yang
bersih.
5. Istirahat
Pada umumnya ibu nifas akan mengalami kelelahan setelah proses
persalinan. Motivasi keluarga untuk dapat membantu meringankan
pekerjaan rutin ibu di rumah agar ibu dapat beristirahat dengan baik.
Ibu dianjurkan untuk dapat beristirahat pada siang hari sekitar 2 jam
dan di malam hari sekitar 7-8 jam.
6. Seksual
Hubungan seksual sebiknya dilakukan setelah masa nifas berakhir
yaitu setelah 6 minggu postpartum. Mengingat bahwa pada masa 6
minggu postpartum masih terjadi proses pemulihan pada organ
reproduksi wanita khususnya pemulihan pada daerah serviks yang
baru menutup sempurna pada 6 minggu postpartum.
44
7) Tanpa biaya
d. Keuntungan
1) Untuk bayi
a) Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi
perlindungan lewat ASI)
b) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk
tumbuh kembang bayi yang optimal.
c) Terhindar dari keterpaparan terhadap terkontaminasi dari
air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai.
2) Untuk ibu
a) Mengurangi perdarahan pascapersalinan
b) Mengurangi risiko anemia
c) Meningkatkan hubungan spikologi ibu dan bayi.
e. Yang tidak boleh menggunakan MAL
1) Sudah mendapakan haid setelah bersalin
2) Tidak menyusui secara ekslusif
3) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih dari 6 jam
3. Penapisan
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode
kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk
menentukan apakah ada :
1. Kehamilan
2. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
3. Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang juga
membutuhkan pengamatan dan pengolahan lebih lanjut.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. ASUHAN KEHAMILAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. N USIA 29
TAHUN G2P1 A0 USIA HAMIL 40 MGG DI PUSKESMAS RANCAH
KABUPATEN CIAMIS.
Tanggal: 23 Oktober 2021
Jam 06.30 WIB
1. IDENTITAS PASIEN:
Penanggung Jawab
Identitas pasien
Status : Suami
1 Nama : Ny N Nama : Tn. P
2 Umur : 29 th Umur : 35Th
3 Agama : Islam Agama : Islam
4 Pendidikan : SMP Pendidikan : SLTA
5 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
6 Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
7 Alamat : RANCAH Alamat : Rancah
2. DATA SUBYEKTIF
a. ALASAN DATANG
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya.
b. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengeluh pegal daerah pinggang dan perut terasa kencang
kencang
Uraian keluhan utama : susah tidur karena merasa pegal dan kecang
kencang
c. RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu tidak
sedang menderita penyakit apapun ( seperti gula, asam urat, jantung,
penyakit kuning, dan lainnya).
75
4) RIWAYAT KB
Jenis kontrasepsi Lama pemakain Keluhan Alasan dilepas
1) Makan
Frekuensi makan
3x/hari 3x/hari
pokok
Komposisi
3x @ 1piring (sedang) 3 x @ 1piring (sedang)
Nasi
1 x sehari; 1x sehari ;
Buah
jenis jeruk/ pisang jenis semangka mangga
2) Minum
Tidak mengkonsumsi
Susu Tidak mengkonsumsi susu
Susu
b. Eliminasi
1) BAK
C. Personal Hygine
d. Hubungan sexsual
e. Istirahat/Tidur
Perubahan selama
Sering tidur siang
hamil ini
Aktivitas fisik
Aktivitas biasa Aktivitas biasa
(beban pekerjaan)
Perubahan selama
Lebih mudah lelah
hamil ini
g. Kebiasaan yang
merugikan kesehatan
f. Riwayat Psikososial-spiritual
1) Riwayat perkawinan :
a) Status perkawinan : menikah,
b) umur waktu menikah : 24 th.
c) Pernikahan ini yang ke 1, sah lamanya 14 bulan.
d) Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : suami
perhatian terhadap istri, mengantar untuk periksa, menanyakan vitamin
sudah diminum belum.
3) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : ibu apabila ada masalah
selalu berbagi dengan suami untuk menemukan pemecahan masalah
bersama.
4) Ibu tinggal serumah dengan : suami, ibu kandung, bapak kandung
5) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : ibu dan suami Dalam kondisi
emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
6) Orang terdekat ibu adalah suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
7) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : ada adat
istiadat mitoni atau 7 bulanan.
8) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : ibu ingin
melahirkan di tempat bidan
9) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
a) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : tidak
Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
10) Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin
mengetahui persiapan persalinan, tanda-tanda persalinan
11) Lingkungan:
Kebiasaan kontak tidak ada dengan binatang : tidak ada.
12) Paparan dengan polutan : rumah jauh dari lingkungan industri, jalan raya
81
I. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : CM
3) BB Sebelum/ Sekarang: 55/63 kg
4) TB : 155 cm
5) LILA : 26 cm
6) IMT : 26,7
7) Tensi : 120/80mmHg
8) Nadi : 92 x/menit
9) Suhu /T: 36.80C
10) RR : 20x/m
b. Status present
Kepala : tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Muka : tidak ada oedema, simetris dan tidak ada kloasma
Mata : simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda, tidak ada edema pada kelopak mata
Hidung : simetris, tidak ada polip, bersih
Mulut : gigi tidak ada caries, gusi tidak epulis, lidah bersih
Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : tidak ada bendungan vena, tidak ada pembengkakan
limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada massa, hiperpigmentasi areola,
Kelenjar montgomery tampak, pembuluh darah vena
tidak tampak, kolostrum keluar
Perut : pembesaran ke atas, terdapat linea nigra, tidak
terdapat bekas operasi, strie albican
Lipat paha : tidak ada varises
Vulva : tidak ada keputihan, tidak ada luka/ kondiloma,
tidak terdapat luka bekas episiotomi
Ekstremitas : tidak edema, tidak ada varises
82
Refleks : +./+
patella
Punggung : tidak ada luka, bersih, tidak ada kelainan tulang
Belakang
Anus : tidak ada ambeien
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
Muka : tidak ada kloasma gravidarum, tidak ada naevus
Pigmentosus
Mamae : simetris, hiperpigmentasi areola, putting menonjol,
ASI
keluar
Abdomen : linea nigra, striae albican
Vulva : tidak ada keputihan ataupun luka dan varises
2. Palpasi
Leoplod I : teraba bulat, tidak melenting,lunak (bokong)
Leoplod II : perut sebelah kanan ibu seperti ada tahanan, perut
sebelah kiri terdapat bagian kecil janin
Leoplod III: bulat, melengking, keras, sudah masuk PAP
(kepala) Leoplod IV: sudah masuk 4/5 bagian
TFU : 32 cm
TBJ : 3155gram
3. Auskultasi :
DJJ : 140x/menit Frekuensi : reguler a. Pemeriksaan
panggul : Lingkar panggul : 89cm b. Pemeriksaan
penunjang : Hb : 15 gr/Dl
Golongan darah: O Protein Urine : negative HbSAg : Non
Reaktif HIV : Non Reaktif
III. Analisis
Diagnosa Kebidanan: Ny.N 29 tahun G2P1A0 uk 40 mg hamil
fisiologis. Masalah : susah tidur
83
II. IV.PELAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai
sarana agar supaya ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa
langsung mempunyai gambaran dan keputusan guna segala
sesuatu yang terbaik buat dirinya sendiri dan keluarga
Hasil ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya
serta bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga
kesehatan
2. Menganjurkan untuk melakukan aktifitas didalam air.
Rasionalisasi: aktifitas didalam air akan membuat otot-otot rileks dan
pikiran tenang.
Hasil : ibu bersedia dan ingin melakukannya.
3. Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan
Rasionalisasi persiapan persalinan dilakukan agar pada saat
persalinan kebutuhan ibu dan bayi tidak ada yang tertinggal. Seperti 1
kantong berisi : baju ganti ibu yang berkancing depan agar mudah
menyusui, jarik untuk ganti ibu, pembalut, celana dalam ibu. Dan 1
kantong untuk bayi berisi : baju ganti bayi, popok, selimut, penutup
kepala bayi, kaos kaki dan sarung tangan bayi dan semuanya harus
dicuci terlebih dahulu karena bayi baru lahir sangat sensitive.
Hasil ibu mengerti dan mengulanginya.
4. Memberitahu tanda bahaya TM III
Rasionalisasi : tanda bahaya TM III tentang perdarahan mengarah
kepada PLASENTA PREVIA, , sakit kepala yang hebat, bengkak pada
wajah dan tangan, ketuban pecah sebelum waktunya.
Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester III
5. Memberikan suplemen pada ibu.
Fe 1X1 (X) Kalk 2X1
(VI) Rasionalisasi:
Pemberian Fe penting pada ibu agar tidak anemia. Anemia dalam
kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. suplementasi Fe 1000 mg perhari
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
84
B. ASUHAN PERSALINAN
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. C 29 TAHUN G2P1A0 40
MINGGU INPARTU KALA I FASE AKTIF FISIOLOGIS DI PUSKESMAS
RANCAH KABUPATEN CIAMIS
PENGKAJIAN
Tanggal : 23-10-2021
Jam : 06.30 WIB
Tempat Pengkajian : PUSKESMAS RANCAH
Identitas Pasien Penanggung Jawab
1 Nama Ny N 1 Nama Tn. P
2 Umur 29 thn 2 Umur 34 thn
3 Agama Islam 3 Agama Islam
4 Pendidikan SMP 4 Pendidikan SLTP
5 Pekerjaan IRT 5 Pekerjaan Swasta
6 Suku Bangsa Sunda 6 Suku Bangsa Sunda
7 Alamat rancah 7 Alamat Rancah
I. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang :
Ibu datang ke Puskesmas RANCAH diantar oleh keluarga
dengan keluhan mules-mules yang sering dan teratur dari jam 02.00
WIB (23-10-2021).
2. Keluhan utama :
Sudah merasa mules-mules sejak jam 02.00 WIB.
3. Tanda-tanda persalinan
a. Kontraksi sejak pukul 02.00 WIB (23-10-2021)
b. Lamanya 3x45 detik dalam 10 menit,
c. Intensitas mules kuat dan teratur.
d. Lokasi ketidaknyamanan: di perut bagian bawah.
e. Pengeluaran pervaginam : belum keluar air-air, lender darah
nampak keluar
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ≥ 10 kali/12 jam
86
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Nama/Paraf
23-10-2021 Data Subjektif :
06.30 WIB Ibu mengatakan ingin meneran seperti BAB.
Data Objektif :
KU baik, kesadaran : composmentis, TD :
120/80 mmHg, N : 90
x/m, R : 22 x/m, S : 36,8 0C. DJJ : 155 x/m, His
: 4x10’x45”,
genitalia : v/t : v/v tak, ketuban (-) pecah
spontan jernih, portio tidak teraba, pembukaan
lengkap,teraba kepala, UUK kiri depan, tidak
ada moulage, penurunan kepala Hodge III-IV.
Analisis Data :
G2P1A0 40 minggu inpartu kala II fisiologis.
Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan
asuhan yang diberikan. Ibu mengerti
2. Memberikan ibu untuk makan dan minum di
sela-sela his.
Ibu hanya mau minum ±50 ml air putih.
3. Memfasilitasi ibu untuk memilih posisi
mengedan.
92
PENGKAJIAN
Tanggal : 23-10-2021
Jam : 08.30 WIB
Tempat Pengkajian : PUSKMES RANCAH
Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. n
Usia : Bayi Baru Lahir
Tanggal lahir : 23 Oktober 2021
Jam lahir : 07.30 WIB
Jenis kelamin : laki laki
A. Data Subjektif :
Bayi menangis kuat. Riwayat persalinan, bayi lahir spontan usia
kehamilan 9 bulan ditolong oleh Bidan. Tidak ada komplikasi selama
persalinan baik pada ibu dan bayi.
99
B. Data Objektif :
KU : baik, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan, menangis kuat. BB :
3000 gram PB : 49 cm LK : 32 cm LD : 31 cm, Lila : 11 cm. N : 148 x/m
P : 46 x/m S : 36,7 oC.
APGAR Skor
Waktu
No. Aspek yang dinilai
1 menit 5 menit 10 menit
1. Pernapasan 2 2 2
2. Denyut jantung 2 2 2
Reaksi terhadap
3. rangsangan 1 1 1
4. Tonus otot 1 1 2
5. Warna kulit 1 1 2
Jumlah 7 7 9
C. Analisa Data :
Bayi Baru Lahir fisiologis
D. Penatalaksanaan :
1. Melakukan penilaian sepintas pada bayi baru lahir.
Rasionalisasi : penilaian awal yang dilakukan pada bayi baru lahir
adalah dengan menilai bayi dengan cepat. Tujuan untuk membantu
pengkajian kondisi bayi baru lahir secara umum dan memutuskan
untuk melakukan tindakan darurat atau tidak.
Hasil : nilai APGAR skor lahir 7.
2. Mengeringkan bayi di atas perut ibu dengan kain pada seluruh
tubuh kecuali pada bagian tangan bayi.
Rasionalisasi : untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
pada bayi baru lahir
Hasil : badan bayi dalam keadaan kering.
3. Melakukan pemotongan tali pusat dan mengikat tali pusat.
Rasionalisasi : Pemotongan tali pusat dilakukan setelah klem di
kedua sisi telah terjepit dengan baik. Pengikatan tali pusat bertujuan
untuk mencegah terjadinya perdarahan tali pusat. Penelitian
menemukan bahwa sebanyak 80-100 mL volume darah dapat
ditransfer dari plasenta ke bayi baru lahir dalam waktu 1-3 menit
100
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ASI belum keluar dan ngilu pada bekas jahitan
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Suhu: 36,7 º C
Respirasi: 22 x/menit
Nadi: 84 x/menit
c. Berat Badan: 59 kg
d. Tinggi badan: 155 cm
102
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
(rambut, muka (odema, pucat), mata (kelopak mata, sklera,
konjungtiva), hidung, bibir, mulut, gigi, lidah, gusi, telinga) Rambut
hitam, tidak mudah rontok, tidak ada ketombe, Muka tidak ada
odema dan cloasma, Sklera mata putih, konjungtiva tidak pucat.
Hidung bersih, tidak ada pengeluaran sekret abnormal,
ataupun sinusitis. Mulut bersih, lidah tidak kotor, gusi sehat, tidak
ada caries gigi. Telinga bersih, tidak ada pengeluaran serumen.
b. Leher :
(kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, vena jugularis eksterna)
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan
vena jugularis eksterna
c. Dada (payudara):
(Bentuk, areola, putting susu, pengeluaran air susu, massa/
benjolan) Bentuk simetris, aerola hitam, putting susu menonjol,
ASI sudah keluar sedikit, tidak ada massa/ benjolan, tidak ada
pembengkakan.
d. Abdomen
(Dinding abdomen, bekas luka, TFU, kontraksi, konsistensi,
kandung kmih)
1) Inspeksi
Bentuk bulat, tidak ada bekas luka, tidak ada striae gravidarum.
2) Palpasi :
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : baik
Kandung kemih : kosong
3) Auskultasi :
Perut tidak kembung
e. Genetalia Eksterna
(kebersihan, oedem, varises, perineum (tampa jahitan/utuh, jahitan
rupture/laserasi, jahitan episiotomy), jahitan (jenis simpul dan
benang yang digunakan), pengeluaran lochia (jenis, warna,
jumlah, konsistensi, bau))
103
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada
ibu bahwa keadaan umum ibu baik Tekanan Darah : 120/80 mmHg,
Suhu : 36,7˚C Respirasi : 22 x/menit, Nadi : 84 x/menit. Pada
pemeriksaan perut ibu didapatkan hasil TFU 2 jari di bawah pusat,
pengeluaran darah normal, tidak berbau, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Rasionalisasi : dengan memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, ibu mengetahui keadaan ibu sehingga tidak khawatir dengan
keadaannya sekarang.
Evaluasi : ibu merasa senang keadaannya baik-baik saja.
104
PENGKAJIAN
Tanggal : 03 Desember 2021
Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskemas RANCAH
1. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang :
Ingin menggunakan kontrasepsi Implant untuk menjarangkan
kehamilan
107
5. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi
1) Makan : Frekuensi makan 3 kali sehari, jenisnya nasi; sayur;
lauk, tidak ada keluhan makan hanya beberapa waktu terakhir
lebih sering makan bakso, seblak dan makanan yang pedas.
2) Minum : Frekuensi minum ± 8 gelas dalam sehari, jenisnya air
putih, tidak ada keluhan minum
b. Eliminasi
1) Frekuensi BAK 5-6 kali sehari, warna urine kekuningan, bau khas
urine, tidak ada keluhan BAK
2) Frekuensi BAB 1 kali sehari, warna feses kecoklatan, bau khas
feses, tidak ada keluhan BAB
c. Pola tidur/istirahat
(1) Tidur siang ± 1 jam (13.00-14.00 WIB)
(2) Tidur malam ± 6½ jam (22.00-04.30 WIB)
6. Psikologi, Sosio dan Spiritual : penerimaan ibu terhadap gangguan
kesehatan yang dialami bersama suami adalah mencoba untuk
mengubah pola hidup untuk lebih sehat dan ingin melakukan iva rutin
dipuskesmas
7. Pengetahuan : ibu mendapatkan pengetahuan tentang penyebab polip
serviks dari dokter namun belum begitu jelas
108
2. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Kesadaranumum : Baik
Tensi : 120/80 mmHg
Kesadaran : Compos Mentis
BB terakhir : 62 kg
Nadi : 80x/m
Suhu : 36,6 oC
BB sebelum : 59kg
Respirasi : 20 x/m
TB : 155 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : kepala simetris, tidak terdapat benjolan, kulit kepala bersih,
rambut tidak rontok.
Mata : mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
pengeluaran cairan abnormal
Hidung : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada gangguan jalan nafas,
tidak ada pengeluaran cairan abnormal
Mulut : mulut simetris, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada yang
berlubang
Telinga : telinga simetris, tidak ada benjolan dan pengeluaran cairan
abnormal
Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening dan pembengkakan tiroid
Dada : dada simetris, tidak ada tarikan dinding dada.
Payudara : payudara simentris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan.
Abdomen : tidak terdapat luka parut,tidak ada nyeri tekan, kandung
kemih tidak penuh.
Ekstermitas
Atas : tidak pucat dan tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema dan tidak ada varises Genitalia
Fluor (-), Vulva massa (-) , nyeri tekan (-), Darah(+), tidak ada hemoroid
109
3. ANALISIS DATA
Ny. C usia 25 tahun P1A0 akseptor KB implant
4. PENATALAKSANAAN
1. Jelaskan Kondisi Ibu Berdasarkan Hasil Pemeriksaan
Rasionalisasi : Mengathui hasil pemeriksaan oleh petugas kesehatan
kepada keluarga, sehingga keluarga mampu untuk member dukungan
baik moril dan materil pada pasien. Menghargai hak ibu untuk
berpartisipasi dan memperoleh informasi yang berhubungan dengan
kondisinya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus
menerus mendampingi dan merawat, karenanya ibu perlu
mendapatkan informasi agar dapat merawat dengan benar. (Kuswanti,
2014)
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti.
2. Jelaskan Tentang Macam-macam Kontrasepsi dan efek Sampingnya
Rasionalisasi : Agar ibu menngetahu imacam-macam kontrasepsi
sehingga ibu dapat memutuskan kontyrasepsi apa yang akan di
gunakan.
Hasil : Ibu mengerti dan memutuskan KB Implant
3. Memberikan pelayanan KB implant
Rasionalisasi : Cara pemasangan kontrasepsi KB implant yaitu
denngan cara di simpan di bawah kulit, dengan melakukan pemberian
sayatan kecil terlebih dahulu. Karena kandungan obat yang berada di
KB implant berupa hormon, sehingga klien biasanya akan mengalami
kenaikan BB, atau spoting,
Hasil :Ibumengerti
4. Anjurkan Ibu Untuk Kunjungan Ulang
Rasionalisasi : Kunjungan ulang berfungsi sebagai informasi
bahwa advis yang diberikan memberikan hasil lebih baik/ kemajuan
yang baik terhadap pasien. Dan sebagai alat ukur pemantauan tindak
lanjut berikutnya (JOGC,2015)
Hasil : Pasien akan melakukan kunjungan sesuai dengan jadwal yang
di tentukan.
110
BAB IV
PEMBAHASAN
A. ASUHAN KEHAMILAN
Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny.N usia 29
tahun G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu, penulis tertarik membahas untuk
membahas beberapa hal yakni SUSAH TIDUR karena pegal.
Sebab akibat dari SUSAH TIDUR, KHAWATIR PERSALINAN
1. Buat pola tidur teratur secara rutin
Temukan aktivitas yang membantu kamu tidur sebelum tidur, dan tetap
dengan jadwal tidur dan bangun yang sama, bahkan pada akhir pekan.
Pola yang konsisten dapat membantu kamu dalam mengatasi kesulitan
tidur.
2. Gunakan tempat tidur dengan cara yang semestinya
Tempat tidur harus disediakan untuk tidur dan berhubungan seks. Tidak
ada kegiatan lain yang dilakukan di atas tempat tidur selain yang dua tadi.
Membawa pekerjaan ke kamar tidur adalah cara yang baik untuk merusak
kualitas tidur.
3. Hanya 10 hingga 20 menit tidur siang di siang hari dapat membantu kita
merasa beristirahat dan cara ini bisa meningkatkan kreativitas dan memori
kita. Tetapi cobalah untuk menghindari tidur siang setelah jam 3:00 atau
4:00 sore, karena ini dapat membuat lebih sulit untuk tertidur pada waktu
tidur yang sebenarnya di malam hari.
4. Jangan merokok
Orang yang merokok biasanya menunjukkan gejala insomnia, mungkin
karena tubuh mereka masuk ke dalam penarikan nikotin pada malam hari.
5. Bicaralah dengan dokter kandungan
mengatasi kesulitan tidur di malam hari dan tidak ada yang berhasil,
mungkin saatnya untuk berkonsultasi dengan profesional. Seorang
dokter dapat membantu kamu untuk menyingkirkan gangguan tidur dan
mengidentifikasi faktor gaya hidup atau obat-obatan yang mungkin
menghalangi istirahat malam yang baik. Dokter pasti akan
menyarankan yang aman untuk kesehatan kamu sebagai ibu hamil.
112
asumsi kamu tidak ingin duduk dan tidur dalam kegelapan selama berjam-
jam, temukan medium yang menyenangkan dengan meredupkan lampu
saat waktu tidur semakin dekat. Itulah makanya ada lampu tidur yang tidak
terlalu mengganggu paparannya. Pertimbangkan juga untuk mengganti
semua bola lampu menjadi varietas “lunak atau hangat” dengan suhu
warna kurang dari 3.000 kelvin, yang semuanya dapat mengurangi efek
lampu pada sistem saraf kita.
15. Melakukan aktivitas dalam air
karena dengan melakukan aktivitas didalam air baik hangat atau dingin
sangat berdampak baik pada keadaan otot-otot dan pikiran ibu hamil,
sehingga kualitas tidur meningkat.hasil dari penelitian yang berjudul The
influence of physical activity in water on sleep quality in pregnant women :
A randomized Trial oleh R. Rodriguez-Blanque, J.C Sanchez-Gracia, A.M
Sanchez-Lopez, N.Mur- Villar, M.J Aguilar-Cordero hasilnya adalah bahwa
dengan ibu hamil melakukan aktivitas dalam air sangat berpengaruh
pada kualitas ibu hamil yang sangat penting bagi kesehatan ibu dan
janinnya. hanya dengan melakukan gerakan-gerakan ringan didalam air
akn membuat otot-otot rileks dan pikiran tenang sehingga akan
membuat seluruh tubuh rileks dan nyaman.
1) Pengkajian
Pengkajian meliputi data subjektif dan objektif, bidan melakukan
asuhan sudah sesuai dengan program 10T. Menurut Kemenkes RI
(2010), pemeriksaan antenatal 10T meliputi timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi, pemeriksaan
TFU, tentukan DJJ dan presentasi janin, skrining imunisasi TT,
pemberian tablet Fe, tes laboratorium, dan tatalaksana kasus. Bidan
sudah memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda
ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III, tentang gizi untuk ibu
hamil, dan tanda bahaya kehamilan trimester III, dan tanda
persalinan.Kekhawatiran ibu terhadap persalinan untuk
persalinan pertama memang banyak terjadi.
114
2) Interpretasi Data
Diagnosa disusun sesuai dengan nomenklatur kebidanan, masalah
dirumuskan sesuai dengan kondisi klien, sehingga diagnosa dapat
diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan. Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan diagnosa
: Ny. N 29 tahun G2P1A0 40 minggu dengan hamil fisiologis. Diagnosa
itu dibuat dengan dasar dari melakukan pengkajian data subjektif dan
objektif.
Menurut Varney (2007) masalah yang sering timbul pada ibu hamil
trimester III adalah rasa khawatir persalinan, hal ini fisiologis
dikarenakan hal yang pertama. Kebutuhan dalam kasus ini adalah
memberikan KIE kepada ibu tentang tanda persalinan, persiapan
persalinan dan tanda bahaya trimester III.
3) Diagnosa Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnose potensial berdasarkan diagnose yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnose ini menjadi benar-
benar terjadi (Varney, 2007). Diagnosa dalam kasus ini adalah Ny. Y
29 tahun G2P1A0 40 minggu dengan hamil fisiologis dengan
keluhan susah tidur sehingga diagnosa potensial yang
diidentifikasikan adalah hipertensi pada kehamilan.
5) Perencanaan
Asuhan ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya dan
merupakan kelanjutan terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasikan. Rencana tindakan dalam kasus ini adalah bidan
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda tanda
persalinan, persiapan persalinan dan tanda bahaya trimester III.
6) Penatalaksanaan
Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang tanda bahaya
trimester III, tanda persalinan, dan persiapan persalinan. Tnada
bahaya diantaranya : pusing yang berlebih, perdarahan, ketuban
pecah sebelum waktunya, kejang, muntah berlebih, gerakan janin
kurang dirasakan. Tanda persalinan : mules yang tidak tertahankan,
ingin meneran seperti BAB, keluar lendir campur darah. Persiapan
persalinan, ibu : jarik, baju ganti ibu yang berkancing depan, pembalut,
celana dalam. Bayi : baju bayi, popok, selimut, penutup kepala,
gendongan bayi.
Karena ibu merasa susah tidur maka disarankan untuk karena dengan
melakukan aktivitas didalam air baik hangat atau dingin sangat
berdampak baik pada keadaan otot-otot dan pikiran ibu hamil,
sehingga kualitas tidur meningkat.
Hasil dari penelitian yang berjudul The influence of physical activity in
water on sleep quality in pregnant women : A randomized Trial
oleh R. Rodriguez-Blanque, J.C Sanchez-Gracia, A.M Sanchez-
Lopez, N.Mur-Villar, M.J Aguilar-Cordero hasilnya adalah bahwa
dengan ibu hamil melakukan aktivitas dalam air sangat berpengaruh
pada kualitas ibu hamil yang sangat penting bagi kesehatan ibu dan
janinnya. hanya dengan melakukan gerakan- gerakan ringan didalam
air akn membuat otot-otot rileks dan pikiran tenang sehingga akan
membuat seluruh tubuh rileks dan nyaman.
7) Evaluasi
Pemberian evaluasi dilakukan segera setelah asuhan diberikan.
Evaluasi diberikan untuk mengetahui apakah klien benar-benar
mengetahui sehingga dapat melakukan sesuai dengan asuhan yang
116
telah diberikan atau tidak. Hal ini didukung oleh Permenkes (2007)
yang menyebutkan bahwa pentingnya melakukan evaluasi pada
pasien adalah untuk menilai keefektifan asuhan yang telah
diberikan, apakah pasien benar- benar paham ataukan pasien hanya
sekedar tahu tapi setelah itu lupa.
Setelah diberikan konseling tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
trimester III, tanda persalinan dan persiapan persalinan. Bidan
melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali kepada Ny. Y dan
Ny. Y mampu menjawab dan memahami. Ny. Y juga bersedia
mendengarkan music yang tenang untuk mengurangi kekhawatiran
terhadap persalinan.
B. ASUHAN PERSALINAN
Pembahasan merupakan suatu bagian dari laporan kasus yang
membahas mengenai hubungan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
Dalam kasus diatas merupakan kasus persalinan fisiologis. Setelah melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. Y dengan tahap-tahap manajemen asuhan
kebidanan terdiri dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa/ masalah
potensial, tindakan segera, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Kala I, seorang ibu bersalin Ny. N usia 29 tahun, G2P1A0 UK
117
asuhan sayang ibu berupa pemenuhan nutrisi yang dilakukan orangtua ibu,
menurut buku Asuhan Kebidanan Persalinan, 2011 menjelaskan bahwa tidak
dipungkiri pada ibu melahirkan membutuhkan tenaga dan kebutuhan nutrisi
yang banyak
Total pengeluaran darah dari proses kala II sampai dengan kala IV
yang dialami Ny. N sebanyak ± 150 cc. Penghitungan ini didapatkan dari
banyaknya darah yang ada di kain (underpad) dan perkiraan dari bidan. Hal ini
sesuai dengan teori Prawirohardjo (2010) yang menyatakan bahwa jumlah
perkiraan pengeluaran darah normal tidak melebihi 500 cc dan apabila
pengeluaran darah ≥ dari 500 cc maka dikatakan abnormal
Pemantauan dan evaluasi berupa kontraksi ibu baik dilihat dari saat
meraba uterus terasa keras. Penting untuk selalu memantau keadaan umum
dan menilai jumlah kehilangan darah ibu selama kala IV melalui tanda vital,
jumlah darah yang keluar dan kontraksi uterus (Depkes, 2008). Pemantauan
selama dua jam pertama post-partum sangat penting, meliputi vital sign,
perdarahan, lochea, eliminasi, dan breast yang dilakuakan selama 2 jam 4 kali
setiap 15 menit dan 2 kali setiap 30 menit (Asri D, Clervo CP, 2010).
Setelah membahas manajemen asuhan kebidanan terdiri dari
pengkajian, interpretasi data, diagnosa/ masalah potensial, tindakan segera,
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1. NYERI KONTRAKSI
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servikm serta iskemia
rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ
internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga
dapat dirasakan pada organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut
nyeri alih (reffered pain). Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada
punggung bagian bawah dan sacrum. Biasanbya ibu hanya mengalami
rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan babas dari rasa nyeri pada
interval antar kontraksi.
anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan
struktur jalan lahir bagian bawah akibat penirunan bagian terbawah janin.
3. EPISIOTOMY
Ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun rupture
pada jalan lahir
4. KONDISI PSIKOLOGIS
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas.
Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone prostatglandin
sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.
PENATALAKSANAKAN
Ada beberapa cara penatalaksanaan nyeri persalinan :
1. Metode Farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri.
Biasanya untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi
menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik,
pilihan obat tergantung dari rasa nyeri (Kee dan Hayes, 1997). Namun
penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat tidak
memiliki kekuatan efek yang diharapkan (Burroughs, 2001)
Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi
analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang
menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total (Piliteri, 2003)
D. ASUHAN NIFAS
1. SUBJEKTIF
Data subyektif yaitu diambil dengan cara wawancara dengan
pasien dengan menayakan keluhan utama, dan memperhatikan hal-hal
yang mencemaskan dari pasien.
Pada kasus Ny. . N nifas 6jam fisiologis ibu mengatakan ASI
belum keluar dan nyeri luka jahitan.utuk merangsang ASI keluar maka
bayi harus sesering mungkin di susukan dan makan makanan yang berzi
serta mengandung tinggi protein untuk proses penyembuhan luka jahitan.
2. OBJEKTIF
Data obyektif dengan menggunakan tehnik pemeriksaan yang
tepat dan benar melakukan pemeriksaan yang terarah sesuai dengan
keluhan pasien (Mufdlilah,2009). Data yang dikumpulkan kemudian
diolah, sesuai kebutuhan pasien dengan cara menggabungkan dan
menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehinggdapat
124
menunjukan suatu masalah yang terjadi pada kasus ibu nifas patologi
dengan Perdarahan Postpartum Primer pasca Atonia Uteri pada data
obyektif menurut teori pada pemeriksaan palpasi kontraksi uterus tidak
dapat berkontraksi secara efektif (Anggaini,2010).
Pada kasus ibu bersalin fisiologi Ny. N 6 jam fisiologis. Pada data
objektif didapatkan : Keadaan umum: bak, Kesadaran: compos mentis.
Tanda – Tanda Vital : TD 120/80 mmHg, Suhu : 36,7˚C Respirasi :
22 x/menit, Nadi : 84 x/menit. Pada pemeriksaan Head to toe baik, palpasi,
TFU 2 jari di bawah pusat, teraba keras, Pada pemeriksaan genetalia
terdapat jahitan perineum derajat dua, lochea berwarna merah (lochea
rubra), tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Lochea rubra lochea ini muncul
pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum, warnanya merah
karena berisi darah segar dari jaringan sisa-sisa plasenta.
Jadi simpulan dari pemeriksaan data obyektif penulis
menemukan tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
3. ANALISA
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan
antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati
dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi (Ambarwati,
2010).
Pada kasus Ny. N nifas 6 jam fisiologis. Apabila tidak ditangani
dengan benar, akan muncul masalah potensial, dalam kasus ini tidak ada
masalah potensial . Pada langkah ini peneliti tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktik..
4. PELAKSANAAN
Pada kasus Ny. N nifas 6 jam fisiologis. Penatalaksanaan tindakan
yang sudah dilakukan adalah :
1. Menurut saleha (2009), tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah
periode immediate postpartum pada masa ini sering terdapat
banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh
125
b. Lochea rubra lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari
ketiga masa postpartum, warnanya merah karena berisi darah
segar dari jaringan sisa-sisa plasenta.
Pelaksanaan asuhan :
Pemeriksaan objektif yang dilakukan menunjukkan bagian
genetalia mengeluarkan lokhea rubra, terdapat luka jahitan, darah
yang keluar 50 cc. Pemberian pendidikan kesehatan tentang
perawatan daerah kewanitaan dan tanda-tanda infeksi pada nifas
bisa diberikan sebagai langkah preventif untuk pencegahan
masalah yang timbul yang mengarah pada tanda bahaya masa
nifas.
c. Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal
ini disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat
selama persalinan. Disamping itu, rasa takut buang air besar
sehubungan dengan jahitan pada perineum khawatir lepas dan
takut akan rasa nyeri.
Buang air besar harus dilakukan tiga sampai empat hari setelah
persalinan.
Pengkajian asuhan :
Ibu belum bab selama kurang dari 6 jam
Jurnal ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap
Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early
Postpartum: masalah kontipasi dapat dikurangi dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tambahan asupan cairan
d. Ambulasi
Menurut bahiyatun (2009), ambulasi sedini mungkin sangat
dianjurkan, kecuali ada kontraindikasi. Ambulasi ini akan
meningkatkan sirkulasi dan mencegah risiko tromboflebitis,
meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih
sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Bidan
harus menjelaskan kepada ibu tentang tujuan dan manfaat
ambulasi dini. Ambulasi ini dilakukan secara bertahap sesuai
kekuatan ibu. Persalinan normal dan keadaan ibu normal, biasanya
127
1) terjadi spooting
2) Resiko kenaikan berat badan
3) Tidak dapat mencegah IMS dan HIV
Pada Ny. N akseptor KB IMPLANT , asuhan yang dilakukan adalah
memberikan informasi dan interaksi terhadap ibu ayah dan keluarga
mengenai masalah yang di hadapi ibu yaitu belum mengetahui kontrasepsi
apa yang ingin dipilih serta pengalaman ibu mengenai keuntungan dan efek
samping yang belum ibu ketahui,
Hasil penelitian Soedharto, (2000), yang meneliti keikutsertaan
pasangan usia subur di Kelurahan Asanon dalam menggunakan alat
kontrasepsi menunjukkan bahwa rendahnya penggunaan alat kontrasepsi
berkaitan dengan rendahnya pengetahuan pasangan usia subur tentang alat
kontrasepsi. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Semakin
baik tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin mudah untuk
menerima ide dan teknologi baru (Notoatmodjo, 2003).
Masalah yang terjadi pada akseptor Implan Ny. Y adalah timbulnya
rasa cemas dan tidak nyaman yang menyertai keluhan ibu. Hal ini
diperoleh dari data subyektif pada saat anamnesa.
Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena
kekhawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan
kesehatan wanita pada umumnya. Menurut FK-UNPAD (2011) kelainan haid
biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon-hormon yang mengatur
haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya.Banyaknya
perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembuluh darah, banyaknya pembuluh
darah yang terbuka, dan tekanan intravaskuler.Lamanya perdarahan
ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi.Daya
regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.
Menurut Mighwar (2016) penyebab kecemasan adalah kurangnya
pengetahuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan
dan pengkembangan lingkungan sosial, kurang dukungan dari orang tua,
teman sebaya atau lingkungan masyarakat sekitar, dan ketidakmampuan
menyesuaikan diri dengan berbagai tekanan yang ada.
133
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan continuity of care dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil, salin,
bayi baru lahir, nifas dan KB maka penulis dapat membuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penulis dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada
Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny. N Usia 29
Tahun G1 P0 A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis
8. Penulis dapat membuat analisa data yang didapatkan dari pengkajian
pada Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny. N Usia 29
Tahun G3 P2 A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis
9. Penulis dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin terjadi
pada pada Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny. N
Usia 29 Tahun G2 P1 A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis.
10. Penulis dapat membuat tindakan segera yang melakukan penanganan dan
kolaborasi pada pada Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada
Ny. Y Usia 29 Tahun G2P1 A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis.
11. Penulis dapat membuat perencana asuhan yang akan diberikan pada
Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny. N Usia 29 Tahun
G2 P1A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis.
12. Penulis dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan
pada Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny. N Usia 29
Tahun G2 P1A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis.
13. Penulis dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada
Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) Pada Ny. N Usia 29 Tahun
G2 P1A0 Di Puskesmas Rancah Kabupaten Ciamis.
134
B. Saran
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan
Asuhan kebidanan pada Continuity Of Care sesuai standar pelayanan.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya Continuity Of Care
selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan asuhan
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin..
3. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada
Continuity Of Care dan mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB dan mengerti tindakan segera yang
harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA