Anda di halaman 1dari 16

Model Asuhan Kebidanan

Continuity Of Care

By Heni Setyowati.,S.SiT.,M.Kes
Pengertian
• Continuity of care dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai perawatan yang berkesinambungan.
Bidan diakui sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab
dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita
selama kehamilan, persalinan dan periode postpartum dan bayi
baru lahir ( ICM,2005)
Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik
kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun
kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina
hubungan saling percaya antara bidan dengan klien (Astuti, dkk, 2017).
Menurut WHO dalam Astuti (2017)
• Dimensi pertama dari continuity of care yaitu dimulai saat kehamilan,
pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-hari awal dan
tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu tempat
pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat pelayanan mulai
dari rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian
bidan dapat memberikan asuhan secara berkesinambungan.
Asuhan berkelanjutan :
Asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap
klien/pasien mulai dari masa pra konsepsi, masa kehamilan, nifas, dan
KB. Asuhan berkesinambungan adalah bagian integral dari pelayanan
kesehatanyang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister)
yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga,
sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia, dan sejahtera
Tujuan di laksanakan CoC
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Manfaat
• Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi
beban kasus, yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima
semua asuhannya dari satu bidan atau tim praktiknya. bidan dapat
bekerja sama secara multi disiplin dalam melakukan konsultasi dan
rujukan dengan tenaga kesehatan lainnya (Astuti, dkk, 2017).
Dampak Tidak Dilakukan Asuhan
Berkesinambungan
• Meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu yang tidak ditangani
sehingga menyebabkan penanganan yang terlambat terhadap komplikasi dan
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.
• Komplikasi yang dapat timbul pada kehamilan diantaranya meliputi anemia,
hipertensi, perdarahan, aborsi, oedema apda wajah dan kaki, dan lain-lain.
• Komplikasi yang mungkin timbul pada persalinan meliputi distosia, inersia uteri,
presentasi bukan belakang kepala, prolap tali pusat, ketuban pecah dini (KPD),
dan lain-lain.
• Komplikasi yang mungkin timbul pada masa nifas meliputi, bendungan ASI, dan
lain-lain.
• Komplikasi yang mungkin timbul pada bayi baru lahir meliputi berat badan lahir
rendah (BBLR), asfiksia, kelainan kongenital, tetanus neonatorum, dan lain-lain
(Saifuddin, 2014).
TIPE PELAYANAN ASUHAN
KEHAMILAN
• 1. BPS
• 2. Obstetrician and Gynecological Care
• 3. Public Health Center/ Puskemas
• 4. Hospital
• 5. Rumah Bersalin
PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN
KEHAMILAN
1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang
normal, alami dan sehat.
2. Pemberdayaan Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan.
Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga)
dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui
pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri
pada kondisi tertentu.
3. Otonomi Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga.
Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan
informasi
lanjutan
4. Intervensi (campur tangan/tindakan) bidan yang terampil harus tahu
kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya
haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu
didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang
timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity
of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seseorang yang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga
profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka
setiap saat terpantau dengan baik selain itu juga mereka lebih dipercaya
dan
  terbuka karena sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkrin, 2000).
Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat
dilayani sesuai dengan kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan
tanpa mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien
harus selalu mempunyai akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkannya,
karena riwayat penyakit pasien terdokumentasi dengan lengkap, akurat,
dan terkini, layanan kesehatan rujukan yang diperlukan pasien dapat
terlaksana dengan tepat waktu dan tempatnya asuhan (Enkrin, 2000).
PELAYANAN KEBIDANAN
1. Pelayanan Kebidanan Primer :
a. Tugas mandiri.
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibat
klien.
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien/keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga.
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluargaberencana.
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam
masa klimaterium dan menopause.
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
Pelayanan Kolaborasi/Kerjasama
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan
kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan
keluarga.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
yang melibatkan klien dan keluarga.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan yang mengalami komplikasi
serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
Pelayanan Rujukan
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan
klien dan keluarga.
b. 2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan risiko tinggi dan
kegawatdaruratan.
c. 3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan
penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d. 4. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga.
e. 5. Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan
yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga.
f. Secara umum pelayanan dan penyuluhan yang diberikan dapat mengatasi masalah kesehatan
untuk bayi dan balita,
KOMPONEN MODEL PELAYANAN
PERSALINAN BERKELANJUTAN
1. Persalinan difasilitasi yang memenuhi standar.
2. Menjamin penduduk miskin untuk bersalin di fasilitas kesehatan.
3. Membangun jaringan rujukan antara fasilitas kesehatan dan rumah sakit
(pemerintah mau pun swasta).
4. Menerapkan kebijakan penjaminan kualitas pelayanan diRumah Sakit.
5. Menjalankan strategi promosi.
6. Menjalankan sistem surveilans kematian ibu dan neonatal(komunitas dan fasilitas).
7. Membangun sistem reditasi untuk standar pelayanan persalinan dan rujukan
di fasilitas kesehatan.
Masuk ke Konsep Teori
1. Kehamilan
2. Persalinan
3. BBL
4. Nifas
5. KB

Anda mungkin juga menyukai