PENDAHULUAN
1
2
6
7
2015).
3. Sesak nafas
Rahim membesar hingga menekan
diafragma. Selain itu, diafragma terangkat
sekitar 4 cm selama kehamilan. Meskipun ada
beberapa pelebaran diameter transversal
thoraic cage, hal itu tidak cukup untuk
mengkompensasi elevasi diafragma, dan
terjadi penurunan kapasitas residual fungsional
dan volume residual udara. Untuk mengatasi
sesak nafas bisa dengan mengurangi aktivitas
berat dan berlebihan, perhatikan posisi duduk
dan berbaring jika perlu disanggah dengan
bantal pada bagian punggung, menghindari
posisi terlentang karena dapat mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi
akibat tertekannya vena (suppin hipotention
sindrom) (Irianti, 2015)
4. Sembelit
Penyebab konstipasi pada ibu hamil TM
III adanya peningkatan hormon progesterone
yang mempengaruhi relaksasi otot, sehingga
menyebabkan Gerakan peristaltic pada usu
melambat menjadi kurang efisien. Selain
hormon akibat dari tekanan Rahim yang
membesar di sekitar perut. Untuk menghindari
sembelit bisa dilakukan senam hamil, istirahat
cukup, BAB segera setelah ada dorongan,
istirahat cukup, tingkatkan diet asupan cairan
(Irianti, 2015).
5. Nyeri punggung
Nyeri punggung saat hamil terjadi pada
daerah lumbosacral, karena akan bertambah
intensitas nyeri seiring bertambahnya usia
kehamilan yang disebabkan adanya
23
( )
= IMT
( ) ( )
Sumber : (Siti, 2016)
2. Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap
28
intensif.
2.4.5 Tahapan persalinan
1. Kala I (pembukaan jalan lahir)
Kala I persalinan dimulai dengan
kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi
lengkap dapat berlangsung kurang dari satu
jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada
kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang
terjadi dalam waktu 12 jam sedangkan pada
multigravida ialah 8 jam.
a. Fase laten: berlangsung selama 8 jam.
Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase
laten diawali dengan mulai timbulnya
kontraksi uterus yang teratur yang
menghasilkan perubahan serviks.
b. Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
1) Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm tadimenjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu
2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi. Pembukaan
menjadi lambat kembali.
Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari 9
cm menjadi lengkap
2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana
janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi lebih
kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan
pada otot-otot dasar panggul, yang secara
40
Penatalaksanaan
-2: bagian terendah HI: bidang datar yang 4/5: bagian terbesar
janin mulai mengarah melalui bagian atas simfisis kepala belum masuk
dan turun ke PAP dan promontorium. Bidang panggul, sulit digerakkan
ini dibentuk pada lingkaran
pintu atas panggul HI-HII
44
-1: sebagian kecil HII: bidang yang sejajar 3/5: bagian terbesar
bagian terendah janin dengan bidang Hodge I kepala belum masuk
sudah masuk PAP terletak setinggi bagian panggul
bawah simfisis HII-HIII
3. Power
His adalah salah satu kekuatan pada ibu
yang menyebabkan serviks membuka dan
mendorong janin ke bawah. Pada presentasi
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan
turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul. Ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunteer secara bersamaan
4. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi
anatomi dan fisiologi persalinan. Mengubah
posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa
nyaman, dan memperbaki sirkulasi.
5. Psychologic
45
6. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam
hal ini bidan dalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin.
2.4.8 Mekanisme Persalinan
1. Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada
bulan terakhir kehamilan sedangkan pada
multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.
engagement adalah peristiwa ketika diameter
biparetal (Jarak antara dua paretal) melewati
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang atau oblik di dalam jalan lahir dan
sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami
ksulitan bila saat masuk ke dalam panggu
dengan sutura sgaitalis dalam antero posterior.
Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul
dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir,
tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka
keadaan ini disebut sinklitismus. Kepala pada
saat melewati pintu atas panggul dapat juga
dalam keadaan dimana sutura sgaitalis lebih
dekat ke promontorium atau ke simfisis makahal
ini disebut asinklitismus.
2. Penurunan kepala
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang
panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni
dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5
cm) dan dengan sirkumferensia
suboksipitobregmatikus (32 cm) sampai di dasar
panggul kepala janin berada di dalam keadaan
fleksi maksimal.
3. Decents
Pada primipara engangement terjadi sebelum
50
52
53
1. Periode Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY. S G1P0A0 DI KLINIK ALFAIZ
KABUPATEN SUBANG PERIODE MARET 2023
Nama Pengkaji : Silvia Hardiyanti
Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2024
Waktu Pengkajian : 10.30 WIB
Tempat : Klinik Alfaiz
I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas/Biodata
Nama Ny. S Nama Tn. A
B. Status Kesehatan
1. Alasan kunjungan ini : Kunjungan pemeriksaan
rutin
2. Keluhan : Ibu mengatakan ada nyeri pada
punggung terutama sejak 1 minggu terakhir namun
tidak mengganggu aktivitas ibu sehari-hari.
3. Riwayat Menstruasi
a. Siklus : 28 hari
55
b. Kehamilan yang ke :1
c. Taksiran Persalinan : 22 / 03 / 2023
d. Usia kehamilan : 37 minggu
e. Pergerakan anak pertama kali : ibu
mengatakan mulai merasakan gerakan janin
pada usia kehamilan 4-5 bulan
f. Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir: 10-20
kali pergerakkan aktif
g. Keluhan yang dirasakan:
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
keluhan seperti rasa lelah, mual dan muntah
yang lama, nyeri perut, panas dan menggigil,
sakit kepala berat/ terus-menerus, penglihatan
kabur, rasa nyeri atau panas waktu BAK, rasa
gatal pada vulva vagina dan sekitarnya, nyeri
kemerahan, tegang pada tungkai, dan oedem.
56
badan ideal)
2. Kepala
a. Rambut : Hitam dan bersih
b. Muka : Tidak ada oedema
c. Mata : Konjungtiva: tidak pucat
Sklera : tidak icterus
d. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran
e. Hidung : Tidak ada pengeluaran
f. Mulut & Gigi : Bibir tidak kering, warna bibir
dan mukosa mulut tidak pucat. Tidak ada
karies gigi
3. Leher
a. Jugularis Vena Pressure (JVP) :
Tidak ada penkngkatan
b. Kelenjar getah bening :
Tidak ada pembengkakan
c. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
4. Dada dan Payudara
a. Dada
Jantung :
Irama jantung regular
Paru–paru :
Tidak ada retraksi dada, bunyi paru vesikuler
b. Payudara
Bentuk : Simetris
Pinggang nyeri : ya
7. Ekstremitas Atas dan Bawah
a. Atas
Keadaan : Bersih,
kuku tidak pucat
LILA : 25 cm
b. Bawah
Oedema : Tidak ada Varises : Tidak ada
Reflek patella : +/+
60
B. Pemeriksana Penunjang
Waktu Hasil
Pengkajia pengkajian
n
Tanggal 08 S: Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan, sakit
Maret 2024 pinggang ibu saat ini sudah dapat diatasi, ibu dapat
melakukan perawatan payudara, ibu melakukan senam
Pukul
hamil 2 kali di rumah, ibu berencana akan menggunakan
09.0
kontrasepsi suntik
0 WIB
3 bulan, belum ada tanda- tanda persalinan, ibu sudah
mempersiapkan perlengkapan persalinan dan persiapan
komplikasi, gerakan janin dirasakan ibu aktif.
O:
1. Keadaan umum: Baik
Kesadaran: Compos
mentis
TTV: TD.124/76 mmHg, N. 80 x/menit, R. 20
x/menit, S. 36,6℃
BB: 61 kg
2. Kepala: Muka tidak ada oedem, matakonjungtiva
merah muda, sklera putih, bibir tidak pucat, gigi tidak
ada caries.
3. Dada: payudara bersih, tidak ada pembengkakan,
simetris, tidak ada nyeri, belum ada pengeluaran ASI
4. Abdomen: TFU 32 cm
Leopold I fundus teraba 3 jari di bawah px, teraba
bulat lunak tidak melenting,
Leopold II teraba keras memanjang di sebelah kiri
perut ibu (punggung) dan teraba bagian kecil di
bagian perut kanan perut ibu (ekstermitas),
63
Pukul 09.15 P:
WIB
1. Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan kondisi ibu danjaninnya saat ini baik. Ibu
mengerti dan senang mendengar bahwa kondisi ibu
dan janin baik.
2. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
trimester III. Ibu masih mengingatnya.
3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu
kontraksi atau mules yang teratur, pengeluaran lendir
bercampur darah, keluar air ketuban. Ibu sudah
mengetahui
4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap
melakukan senam hamil di rumah. Ibu mengerti dan
akan melakukannya
5. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu rutin
mengonsumsi tablet tambah darah (fe 60 mg dan asam
folat 0,40 mg). Ibu mengerti
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
pada tanggal 15 Maret 2024 atau jika ibu ada keluhan,
ibu langsung datang tanpa harus menunggu jadwal
kontrol. Ibu mengerti dan bersedia kembali.
64
2. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Reflek patella : positif pada kedua kaki
3. Genitalia
a. Vulva/vagina
Oedema : Tidak ada
Keadaan : Tidak ada
kelainan Pengeluaran
pervaginam: Lendir
bercampur darah
b. Kelenjar bartholini
Pembengkakan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
c. Perineum
Terdapat luka parut
d. Pemeriksaan dalam pukul
19.35 WIB atas indikasi
mules yang teratur (tanda-
tanda persalinan)
Vulva vagina : Tidak ada kelainan
Porsio : Tebal, lunak
Pembukaan : 3 cm
Ketuban : Positif
Presentasi : Kepala
Molase : tidak ada
Posisi : UUK kiri depan
Penurunan : HII, station -1
Bagian menumbung: Tidak ada
4. Anus
Haemorrhoid : Tidak ada
67
V. ANALISA
1. Diagnosa : G1P0A0 inpartu 39 minggu kala 1
fase laten janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala
2. Masalah:
a. Belum mengetahui teknik relaksasi
VI. PENATALAKSANAAN
Pukul : 19.45 WIB
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan
bahwa secara keseluruhan ibu dan janin dalam
keadaan baik dan rasa mules yang dirasakan ibu
merupakan tanda tanda persalinan dan
merupakan hal yang normal dialami oleh ibu
bersalin, setelah dilakukan pemeriksaan dalam
pembukaan serviks ibu sudah memasuki
pembukaan 3 cm dan ketubannya masih utuh.
Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan
sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan suami atau salah satu keluarga
ibu untuk menemani dan memberi dukungan
kepada ibu agar ibu tetap tenang menghadapi
proses persalinan. suami dan keluarga mengerti
dan memberi dukungan kepada ibu
3. Menganjurkan ibu untuk miring kiri atau berjalan
jalan jika ibu masih kuat untuk mempercepat
penurunan kepala. Ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan makan dan minum
saat his mereda agar ibu mempunyai tenaga
untuk mengedan pada saat proses persalinan.
ibu melakukan anjuran
5. Mengajarkan ibu Teknik relaksasi dengan
mengatur nafas pada saat ada kontraksi dan
mengajarkan juga teknik pijat endorphin untuk
membantu relaksasi serta mengajarkan kepada
68
Lembar Monitoring/Observasi
23.30 WIB 148x/mnt 4x10’40’’ TD: 126/82 Ibu mengeluh mules semakin bertambah
N: 82x/mnt PD: v/v t.a.k, portio tipis lunak, pembukaan
7 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
tidak ada molase, posisi UUK kiri depan,
penurunan station +1, tidak ada bagian
yang menumbung
00.00 WIB 144x/mnt 4x10’40” N: 84x/mnt
01.30 WIB 152x/mnt 5x10’50” N: 86x/mnt Ibu mengeluh mules semakin kuat dan
sering serta ada dorongan ingin mengedan
PD: v/v t.a.k, portio tidak teraba,
pembukaan lengkap, ketuban pecah
spontan pukul 01.25 WIB, presentasi
kepala, tidak ada molase, posisi UUK kiri
depan, penurunan station +2, tidak ada
bagian yang menumbung
70
ANALISA
Diagnosa: G1P0A0 inpartu 39 minggu kala 1 fase aktif janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
PENATALAKSANAAN
Pukul: 23.45 WIB
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, ibu sudah
memasuki fase aktif persalinan dan pembukaan sekarang 7 cm.
Ibu mengerti
2. Memberi tahu ibu untuk tidak mengedan sebelum pembukaan
lengkap dan dipimpin mengedan oleh bidan. Ibu mengerti dan
berusaha melakukan teknik relaksasi
3. Memberitahu ibu dan keluarga untuk tetap melakukan teknik
relaksasi baik itu pernapasan maupun dengan bantuankeluarga
melalui pijat endorphin. Setelah dilakukan pijatan kurang lebih
30 menit ibu terlihat lebih tenang dapat mengendalikan rasa
sakitnya
71
OBYEKTIF
4. Keadaan umum: baik
Kesadaran: compos mentis
TD: 120/80 mmHg, N: 86x/mnt
R: 21x/mnt, S: 36,6 ºC
5. Abdomen
DJJ: 152x/mnt
HIS: 5x10’50’’
6. Genitalia
Perineum menonjol, vulva membuka, terdapat tekanan pada
anus dan pengeluaran lendir bercampur darah.
7. Pemeriksaan Dalam
V/V: tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan
lengkap, ketuban pecah spontan, presentasi kepala, tidak ada
molase, posisi UUK depan, penurunan Hodge IV, station +3,
tidak ada bagian yang menumbung
ANALISA
Diagnosa: G1P0A0 inpartu 39 minggu Kala II janin tunggal hidup
intrautein presentasi kepala
72
PENATALAKSANAAN
Pukul: 01.35 WIB
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan. Ibu mengerti
2. Memeriksa kelengkapan alat dan obat, kain untuk
mengeringkan bayi serta menggunakan APD lengkap. Alat
sudah lengkap dan APD sudah digunakan
3. Memberitahu ibu untuk memilih posisi yang nyaman dan aman
untuk posisi melahirkan. Ibu memilih posisi litotomi
4. Meminta suami atau salah satu keluarga untuk tetap menemani
dan mendukung ibu selama proses persalinan. ibu ditemani
oleh suaminya.
5. Observasi DJJ: 148x/menit teratur, kemajuan persalinan:
tampak kepala bayi diameter 5-6 cm di depan vulva.
6. Setelah kepala bayi terlihat 5-6 cm di depan vulva ibu dipimpin
untuk meneran.
7. Melakukan pertolongan persainan sesuai APN. Pukul 01.43
WIB bayi lahir spontan langusng menangis, warna kulit
kemerahan, Gerakan aktif, JK: laki-laki.
8. Mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak tangan bayi dan
mengganti kain dengan kain baru yang bersih dan kering. Bayi
telah selesai dikeringkan
9. Cek bayi kedua dengan melakukan palpasi abdomen.
73
OBYEKTIF
1. Keadaan umum Baik
Kesadaran: Compos mentis
TD: 123/78 mmHg, N: 84x/mnt, R: 20x/mnt, S: 36,5ºC
2. Pemeriksaan abdomen
Tidak teraba janin kedua
TFU sepusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih tidak
penuh
3. Genitalia
Terdapat tali pusat di depan vulva
ANALISA
Diagnosa: P1A0 kala III
PENATALAKSANAAN
Pukul: 01.44 WIB
1. Memberitahukan ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin di
bagian paha luar. Ibu bersedia
2. Pukul 01.44 WIB menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM
di 1/3 paha atas di otot gluteus maksimus
3. Menjepit tali pusat 3 cm dari umbilicus dan 2 cm dari klem
pertama lalu potong tali pusat. Tali pusat telah di potong
dan diikat dengan umbilical klem.
4. Memfasilitasi IMD dan menjaga kehangatan bayi. IMD
dilakukan 1 jam
5. Melakukan PTT saat ada kontraksi dan obervasi pelepasan
plasenta.
Kontraksi uterus keras dan terlihat tanda pelepasan
plasenta: uterus membundar, tali pusat tampak memanjang
di depan vulva, dan terdapat semburan darah.
6. Plasenta lahir spontan pukul 01.55 WIB
7. Melakukan masase uterus selama 15 detik dan uterus
74
teraba keras.
8. Memeriksa kelengkapan plasenta menggunakan kassa.
Plasenta lahir lengkap. Berat ±500 gram, Panjang tali pusat
±50 cm, tidak ditemukan kelainan.
ANALISA
Diagnosa: P1A0 kala IV dengan laserasi perineum derajat 1
PENATALAKSANAAN
Pukul: 08.15 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa secara keseluruhan
ibu dalam keadaan baik, terdapat laserasi namun tidak akan
dilakukan penjahitan. Ibu mengerti dan merasa senang
2. Mengajarkan ibu masase uterus selama 15 detik
3. Membersihkan ibu dari paparan kotoran dan cairan serta
mengganti pakaian ibu. Ibu sudah dibersihkan dan sudah
mengganti pakainnya
4. Membersikan tempat persalinan dan alat-alat dengan prinsip
pencegahan infeksi, direndam di air klorin
75