Anda di halaman 1dari 70

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. S DENAN KETIDAKNYAMANAN
TRIMESTER III
DI PUSKESMAS NAGREG KABUPATEN BANDUNG
PERIODE 19 DESEMBER 2022 – 2022

STUDI KASUS

Asuhan Komprehensif Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Poposal Tugas Akhir (LTA)

OLEH :

Sandra lintang

311120022

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2023
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. S DI PUSKESMAS NAGREG
KABUPATEN BANDUNG
PERIODE 19 DESEMBER 2022 – 19 JANUARI 2023
STUDI KASUS KOMPREHENSIF

Oleh :

Sandra lintang

311120022

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Karunia dan Rahmatn-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal tugas akhir studi kasus komprehensif ini dengan judul “ASUHAN

KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DI PUSKESMAS NAGREG ”

yang diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi

Kebidanan (D3) di Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Hikmahanto Juana, S.H., LL.M., PhD selaku Rektor Universitas

Jenderal Achmad Yani Cimahi

2. Gunawan Irianto, dr., M.Kes M.A.R.S selaku Dekan Fakultas Ilmu dan

Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

3. Ati Nurwita, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D3)

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani

Cimahi.

4. Ranti Widiyanti, SST.,M.Keb. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran yang sangat

bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan Studi Kasus Komprehensif.

5. Sophia, SST.,M.H.Kes, M.Keb selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran yang sangat

bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan Studi Kasus Komprehensif.

6. Dede Waslia, SST., MKM selaku Koordinator Studi Kasus Komprehensif.


7. Bidan Lilis Herani AM.Keb selaku pembimbing lapangan serta seluruh bidan

di Puskesmas nagreg Kabupaten Bandung Studi Kasus Komprehensif

langsung pada Ny. S yang telah membimbing dan memberikan keleluasaan

dalam memberikan asuhan.

8. Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Kebidanan (D3) yang telah

membantu menyelesaikan segala urusan akademik.

9. Ny. S dan keluarga yang telah banyak membantu dan bersedia menjadi

pasien komprehensif.

10. Kepada keluarga yang sangat kusayangi. Mamah, alm papah, teteh dan adik

terimakasih atas dukungan secara materi, motivasi, terutama doa, semangat

dan kasih sayang serta berjuta pengorbanan yang telah kalian berikan

sampai titik ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Kebidanan (D3), terutama Wita permatasari,

N.evi kurnaeti, Eka diah puji, yang tetap memberi dukungan dan semangat

dalam penyusunan tugas akhir ini.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang

telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

13. Kepada diriku sendiri karna telah memilih tetap berjuang dan bertahan untuk

melakukan semua kerja keras ini dan tetap menjadi diri sendiri meski

disetiap waktu dalam proses penyusunan laporan tugas akhir ini.


Penulis menyadari sepenuhnya dahwa dalam

penulisan studi kasus komprehensif ini masih jauh dari

kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan, sehingga dapat mendukung

penyempurnaan penyusunan proposal studi kasus

selanjutnya.

Cimahi, Maret 2023

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis namun kehamilan normal

juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015) Patologis pada

kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai

ibu saat kondisi hamil. Oleh karena itu, pelayanan maternal sangatlah penting

dan semua perempuan diharapkan mendapatkan akses terhadap pelayanan

kesehatan. (Sukarni & Wahyu, 2013).

Dalam masalah kehamilan terjadi beberapa perubahan dalam sistem

tubuh ibu hamil, sehingga biasa menyebabkan timbulnya beberapa respon yang

seringkali menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil seperti pegal-pegal,

varises, sesak nafas, bengkak dan kram kaki, gangguan tidur dan mudah lelah,

nyeri perut bawah dan sering buang air kecil. (Irianti et al., 2015).

Masalah ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III Sering buang air

kecil di Indonesia sekitar 50% berdasarkan jurnal sering buang air kecil dengan

persentase 96,7% yaitu akibat dari desakan rahim ke depan menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh dan sering kencing.

Pada trimester akhir, gejala biasa timbul karena janin mulai masuk ke

rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih. (Walyani, 2015). Bidan

bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan secara antusias

memberikan perhatian serta mengupayakan untuk mengatasi ketidaknyamanan

yang dialami oleh ibu. (Sulistyawati, 2011).


Cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil dengan keluhan sering

kencing pada trimester III yaitu dengan melakukan senam kegel untuk melatih

dan menguatkan otot panggul hal ini bisa membantu ibu hamil mengontrol

kandung kemih dan mengurangi frekuensi buang air kecil, jangan menahan

keinginan untuk buang air kecil, namun porsi minum tidak boleh dikurangi, jika

pada malam hari ibu bisa mengurangi porsi minum jaraknya antara 1-2 jam

sebelum tidur agar istirahat ibu tidak terganggu, mengurangi minuman yang

mengandung kafein, Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah kelamin

menjadi lembab, oleh karena itu ibu hamil harus tetap menjaga kebersihan pada

daerah kelamin seperti mengeringkan dengan kain atau handuk kering setelah

buang air kecil. (Hutahaean, 2013).

Keluhan sering kencing jika tidak teratasi bisa mengganggu istirahat ibu

juga dapat memberikan efek samping pada organ reproduksi terutama pada

daerah vagina sangatlah penting dijaga selama kehamilan, terlebih dengan

keluhan sering buang air kecil yang memungkinkan celana dalam dalam keadaan

lembab akibat sering cebok setelah BAK jika tidak dikeringkan akan

mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di daerah

tersebut jika tidak segera diatasi. Daerah vagina akan terkena saluran 4 infeksi

kemih yang menyebabkan rasa gatal, panas, nyeri, muncul kemerahan dan

dapat memicu penularan penyakit kelamin. (Walyani, 2015).

Ny. S adalah seorang ibu hamil yang sedang mengalami trimester

pertama kehamilannya. Ia mengalami keluhan sulit tidur dan sering buang air

kecil (BAK). Keluhan ini merupakan masalah yang umum dialami oleh ibu hamil,

terutama pada trimester pertama kehamilannya. Sulit tidur merupakan keluhan

yang umum dialami oleh ibu hamil, terutama pada trimester pertama
kehamilannya. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisik yang terjadi

pada tubuh ibu hamil selama masa kehamilan, seperti perubahan postur tubuh,

peningkatan berat badan, dan pembesaran uterus. Sering buang air kecil (BAK)

merupakan keluhan yang umum dialami oleh ibu hamil, terutama pada trimester

pertama kehamilannya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi hormon

progesteron yang menyebabkan relaksasi otot-otot dinding kandung kemih,

sehingga terjadi peningkatan volume urine yang dihasilkan. Selain itu,

pembesaran uterus yang terjadi selama masa kehamilan juga dapat menekan

kandung kemih, sehingga menyebabkan sering buang air kecil (BAK).

Asuhan yang diberikan pada Ny. S dengan keluhan sulit tidur dan sering

buang air kecil (BAK) pada ibu hamil: Memberikan edukasi kepada Ny. S tentang

cara mengatasi keluhan sulit tidur, seperti melakukan relaksasi sebelum tidur,

memperbanyak aktivitas fisik ringan selama siang hari, dan menghindari

mengonsumsi makanan yang berat sebelum tidur, memberikan edukasi kepada

Ny. S tentang cara mengatasi keluhan sering buang air kecil (BAK), seperti

mengosongkan kandung kemih secara teratur, mengonsumsi cukup cairan

selama siang hari, dan menghindari minuman yang mengandung kafein,

melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, termasuk pemeriksaan

tekanan darah, urine, dan fundus uteri, memberikan saran kepada Ny. S untuk

mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi untuk mendukung pertumbuhan

janin yang sehat, serta memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu

hamil, Memberikan saran kepada Ny. S untuk melakukan aktivitas fisik ringan

secara teratur, seperti berjalan santai atau olahraga ringan lainnya, yang dapat

membantu menjaga kesehatan jasmani dan mengatasi keluhan sulit tidur,

memberikan saran kepada Ny. S untuk menghindari aktivitas yang dapat


menyebabkan stres atau tekanan emosional, dan mencari cara untuk mengelola

stres yang dialami, seperti dengan meditasi atau terapi relaksasi, memberikan

saran kepada Ny. S untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar,

serta menghindari kontak dengan sumber-sumber infeksi, untuk mencegah

terjadinya infeksi pada ibu hamil.

Dengan demikian, asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. S

dengan keluhan sulit tidur dan sering buang air kecil (BAK) pada ibu hamil

meliputi edukasi tentang cara mengatasi keluhan tersebut, pemeriksaan

kesehatan secara teratur, saran tentang pola makan dan aktivitas fisik yang

sehat, serta saran tentang cara mengelola stres dan menjaga kebersihan

lingkungan. Asuhan ini bertujuan untuk membantu Ny. S mengatasi keluhan yang

dialami dan menjalani kehamilan dengan sehat dan aman.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Asuhan

Kebidanan Pada Ny. S di Puskesmas Nagreg periode 18 November 2022 – 19

januari 2023 “.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S di

puskesmas nagreg

1.3.2 Tujuan khusus

Setelah melakukan asuhan kebiddanan secara komprehensif,

maka penulis diharapkan mampu :


a. Memberikan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. S. 1POAO

b. Memberikan Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. S. 1P0A0

c. Memberikan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

dan Neonatus pada By.Ny.S. P1A0

d. Memberikan Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. S P1A0

e. Memberikan Asuhan Kebidanan KB pada Ny. S P1A0

f. Melakukan pendokumentasian Asuhhan Kebidanan pada Ny. S

P1AO

1.4 Manfaat penelitian

a. Bagi penulis

Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang telah didapat selama masa perkuliahan, serta

mampu menerapkan ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam

kehidupan. Terutama mengenai asuhan kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana, dan mendapatkan

pengalaman untuk memberikan asuhan langsung kepada pasien

dimulai dari kehamilan sampai ibu mendapatkan KB, pengalaman

ini membuat penulis menjadi lebih berkompeten lagi untuk

memikirkan asuhan yang diberikan kepada pasien.

b. Bagi institusi

Sebagai bahan evaluasi hasil pembelajaran yang selama

ini diberikan pada saat perkuliahan serta memberikan pendidikan

pengalaman dan kesempatan bagi mahasiswa dalam melakukan

asuhan kebidanan komprehensif.


c. Bagi lahan praktik

Sebagi bahan masukan untuk memberikan pelayanan

yang lebih berkualitas terhadap factor resiko pada kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists

(ACOG), kehamilan adalah "kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi

terakhir dalam rahim dan tumbuh menjadi bayi baru lahir." Kehamilan adalah

kondisi dimana seorang wanita mengandung seorang bayi dalam rahimnya

selama 9 bulan atau 40 minggu. Kehamilan dimulai ketika sel telur yang

telah dibuahi oleh sel sperma masuk ke dalam rahim dan terus tumbuh dan

berkembang menjadi seorang bayi yang baru lahir.

Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami banyak perubahan, baik

secara fisik maupun emosional. Beberapa perubahan yang mungkin terjadi

selama kehamilan termasuk peningkatan berat badan, perubahan bentuk

payudara, dan perubahan bentuk rahim untuk menampung bayi yang

tumbuh. Selama kehamilan, wanita juga mungkin mengalami mual, muntah,

dan perubahan mood yang disebabkan oleh perubahan hormon dalam

tubuhnya. Untuk memastikan kehamilan berjalan dengan lancar, seorang

wanita hamil harus memeriksakan diri ke dokter secara teratur selama

kehamilan dan mengikuti semua saran dan petunjuk yang diberikan oleh

dokter. Ini termasuk meminum suplemen kehamilan yang diindikasikan,

membatasi aktivitas fisik yang berlebihan, dan menjaga pola makan yang

sehat. Setelah 9 bulan, bayi akan siap untuk lahir melalui proses persalinan.

Persalinan dapat terjadi dengan sendirinya atau dengan bantuan dokter


melalui prosedur seperti persalinan sesar. Setelah lahir, bayi harus segera

diberikan ASI untuk memenuhi kebutuhannya akan nutrisi dan untuk

membantu dalam perkembangan yang sehat.

Dalam buku (Terapi Komplementer pada kehamilan) Kehamilan

merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan

periode/masa di mana janin berkembang di dalam Rahim atau Rahim

Wanita. Kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu, atau lebih dari 9 bulan

yang diukur dari periode menstruasi terakhir hingga melahirkan. Kesehatan

memberikan perawatan dengan melihat tiga periode kehamilan, yakni

trimester pertama, kedua dan ketiga. Ada beberapa tahap untuk mengalami

proses kehamilan. proses kehamilan. Kehamilan terjadi Ketika sperma

membuahi telur setelah dilepaskan dari ovarium selama masa ovulasi. Telur

yang telah dibuahi kemudian bergerak turun ke dalam Rahim, di mana

implantasi terjadi. Implantasi yang berhasil menghasilkan kehamilan akan

memberikan tanda- tanda dan gejala kehamilan.

Dengan demikian Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung

dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,

dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2014).

Kehamilan didefinisikan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,

dimana trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester

kedua dari 13-28 minggu dan trimester ketiga dari 29-42 minggu (Rukiah,

2013).
2.1.2 Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil

Menurut Jannah 2012 kebutuhan ibu hamil diantaranya adalah:

a. Nutrisi Ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi

pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Saat hamil meningkatkan

kebutuhan tubuh akan protein. Jika calon ibu tidak memperhatikan

makanan yang menyediakan lebih banyak 24 protein, dia mungkin

tidak mendapatkan protein yang cukup. Kebutuhan ibu hamil lebih

banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil.

b. Oksigen Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada

manusia termasuk Ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa

terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada Ibu yang akan berpengaruh pada bayi

yang dikandung.

c. Kebutuhan personal hygiene Personal hygiene bertujuan untuk

mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor banyak

mengandung kuman-kuman. Kebersihan harus dijaga pada waktu

hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya 2x sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit.

d. Kebutuhan Seks Hubungan seksual selama kehamilan tidak

dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini, sering

abortus dan kelahiran premature, perdarahan pervaginam, coitus

harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir

kehamilan, bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uteri.


2.1.3 Ketidaknyamanan ibu hamil pada trimester III

Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya

sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran

sang bayi. Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun,

membuatnya berjaga- jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan

gejala persalinan muncul (Rukiah, 2013). Ibu akan merasa khawatir karena

di masa ini terjadi perubahan peran (persiapan ibu untuk menjadi orang tua).

Selain khawatir karena perubahan peran, ibu juga khawatir dengan

kesehatan bayinya. Ibu khawatir jika bayinya lahir cacat (tidak normal). Akan

tetapi, kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat

mengurangi rasa sakit ini.

Hasrat seksual tidak seperti pada trimester sebelumnya. Hal ini

dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan

adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap dirinya. (Hutahaean,

2013).

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester

ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Di samping itu

ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan

perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu

memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan

(Dewi, 2011).
Menurut Romauli (2014), ada beberapa ketidaknyamanan yang

sering dialami ibu hamil trimester ketiga yaitu:

1. Peningkatan Frekuensi Berkemih

Peningkatan frekuensi berkemih sering dialami ibu hamil

trimester ketiga. Uterus yang membesar atau bagian presentasi

uterus juga mengambil ruang di dalam rongga panggul sehingga

ruang untuk distensi kandung kemih lebih kecil sebelum wanita

tersebut merasa perlu berkemih. Satu- satunya metode yang

dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah

menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi

asupan cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak perlu

bolak-balik ke kamar mandi saat mencoba tidur.

2. Keputihan Hiperplasia Mukosa Vagina

Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endocervical

sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen. Cara mencegah

dengan memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun lebih kuat

daya serapnya bukan nilon, menghindari pencucian vagina

dengan sabun yang terlalu keras atau PH-nya basa dan mencuci

vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang. Tanda bahaya

yang harus diwaspadai dapat dilihat dari banyaknya keluar cairan

atau baunya menyengat atau berwarna kuning/abu-abu (seperti

penyakit kelamin servisitis, vaginitis).

3. Nyeri Ulu Hati


Nyeri ulu hati merupakan ketidaknyamanan yang mulai

timbul menjelang akhir trimester kedua dan bertahan hingga

trimester ketiga. Saran yang dapat diberikan adalah:

a. Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari

lambung menjadi terlalu penuh.

b. Hindari makanan berlemak, makanan dingin, pedas atau

makanan lain yang dapat mengganggu pencernaan.

c. Hindari makanan berat sesaat sebelum tidur.

4. Konstipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi

dapat mengalami konstipasi saat kehamilan trimester ketiga.

Salah satu efek samping dari penggunaan zat besi adalah

konstipasi. Saran yang dapat diberikan adalah:

a. Minum air putih minimal 8 gelas/hari.

b. Minum air hangat saat bangun dari tempat tidur untuk

menstimulasi peristalsis.

c. Konsumsi buah yang mengandung banyak serat seperti

pepaya.

5. Hiperventilasi dan Sesak Nafas

Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang

dialami pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah

mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma. Hal

ini menimbulkan perasaan atau kesadaran tentang kesulitan

bernafas. Saran yang dapat diberikan adalah : a. Anjurkan ibu

berdiri dan meregangkan tangannya diatas kepala secara berkala


dan mengambil nafas dalam. b. Anjurkan ibu untuk melakukan

peregangan yang sama di tempat tidur seperti saat sedang berdiri.

c. Jelaskan alasan terjadinya sesak nafas, redakan kecemasan

dan ketakutan ibu.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk

mengatasi keluhan kehamilan pada trimester III, sesuai dengan

informasi yang tersedia dari para pakar dan sumber-sumber

terpercaya:

1. Beristirahat: Beristirahat adalah hal yang penting untuk

mengatasi keluhan kehamilan pada trimester III. Beristirahat

dapat membantu mengurangi stres, kelelahan, serta keluhan-

keluhan lain yang dialami oleh wanita hamil. Cobalah untuk

tidur sebanyak mungkin, terutama pada saat malam hari, dan

jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat.

2. Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter: Jika

keluhan yang Anda alami cukup parah atau mengganggu,

sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan

obat-obatan yang tepat. Pastikan untuk mengikuti anjuran dan

petunjuk penggunaan obat-obatan yang diberikan oleh dokter,

dan jangan mengonsumsi obat-obatan tersebut tanpa

berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

3. Melakukan gerakan-gerakan ringan seperti latihan kegel:

Latihan kegel adalah gerakan yang bermanfaat untuk

mengatasi keluhan kehamilan pada trimester III, terutama untuk

mengurangi nyeri punggung, nyeri saat buang air kecil, serta


nyeri saat BAB. Latihan kegel dapat dilakukan dengan cara

mengencangkan otot-otot panggul dengan cara menahan aliran

air kecil selama beberapa detik, lalu melepaskannya.

4. Menjaga kebersihan organ kemih: Menjaga kebersihan organ

kemih adalah hal yang penting untuk mengatasi keluhan

kehamilan pada trimester III, terutama nyeri saat buang air kecil

dan nyeri saat BAB. Usahakan untuk selalu mencuci tangan

sebelum dan sesudah buang air kecil, serta menggunakan

sabun anti-bakteri untuk membersihkan area kemaluan. Selain

itu, jangan lupa untuk selalu mengganti pembalut atau pampers

jika terlalu basah atau terlalu penuh, serta menjaga kebersihan

area kemaluan dengan cara mencuci area tersebut dengan air

dan sabun secara teratur.

Kesimpulannya, untuk mengatasi keluhan kehamilan pada

trimester III, penting untuk melakukan beberapa hal seperti

beristirahat, mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh

dokter, melakukan gerakan-gerakan ringan seperti latihan kegel,

serta menjaga kebersihan organ kemih. Selain itu, jangan lupa

untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta

menghindari aktivitas yang berat atau membebani tubuh Anda.

Jika Anda mengalami keluhan yang tidak biasa atau keluhan yang

sangat mengganggu, sebaiknya segera menghubungi dokter untuk

mendapatkan pertolongan dan penanganan yang tepat.

Penelitian ini sejalan dengan Itoh, et al (2014, halm 2) dalam

Medical Journal of Obstetrics and Gynecology yang menyatakan


wanita kelebihan berat badan (sebelum hamil BMI 29,1-30,0) berada

pada tingkat yang jauh lebih tinggi resiko terjadinya preeklampsia

daripada wanita dengan BMI sebelum hamil 19,8-26,0. Menurut Weku

(2016) dalam Jurnal penelitiannya menyatakan bahwa Ibu hamil

dengan indeks massa tubuh (IMT) obesitas berkaitan dengan luaran

kehamilan seperti preeklampsia/eklampsia, persalinan dengan induksi,

mendapatkan bayi dengan makrosomia, mengalami seksio sesarea,

dan perdarahan postpartum. Demikian juga ibu dengan IMT

underweight, berkaitan dengan luaran kehamilan yang merugikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sebire et al.(2001,(Weku, 2016))

mendapatkan bahwa pada kelompok ibu dengan underweight lebih

sering mengalami anemia, melahirkan prematur, dan memiliki bayi

dengan berat badan lahir rendah. 12

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada populasi wanita

hamil di Pittsburgh, didapatkan bahwa risiko preeklampsia meningkat 3

kali lipat pada ibu hamil dengan obesitas. (Robert et al, 2011) Selain

itu juga dijelaskan bahwa kejadian preeklampsia ringan dan berat pada

usia akhir kehamilan, lebih banyak ditemukan pada wanita overweight

atau obesitas (WHO, 2012). Obesitas adalah adanya penimbunan

lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas merupakan masalah

gizi karena kelebihan kalori, biasanya disertai kelebihan lemak dan

protein hewani, kelebihan gula dan garam yang kelak bisa merupakan

faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti

diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, rematik dan

berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain


(Cunningham, 2006, hlm 627). Salah satu cara untuk mengidentifikasi

adanya kelebihan berat badan atau obesitas pada dewasa adalah

dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu dikategorikan

obesitas jika IMT ≥25 kg/m2 untuk wilayah Asia Pasifik. (WHO,2012)

Wanita dengan status gizi berlebih atau IMT obesitas dikatakan

memiliki resiko tinggi terhadap kehamilan seperti keguguran,

persalinan operatif, preeklamsia, tromboemboli, kematian perinatal,

dan makrosomnia (Sujiyatini,2009, hlm 60).

2.1.4 Pola Istirahat Ibu Hamil Pada Trimester III

kualitas tidur ibu hamil, khususnya pada trimester III secara signifikan

lebih rendah jika dibandingkan dengan kualitas tidur sebelum hamil atau pada

dua trimester sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya

frekuensi bangun saat malam hari, durasi tidur pada malam hari yang lebih

pendek, merasa lelah saat bangun pagi, dan mengantuk daat siang hari. Salah

satu faktor penyebab meningkatnya frekuensi bangun saat tidur malam tersebut

adalah nokturia dan nyeri, khususnya nyeri di area punggung. Hasil serupa

dinyatakan oleh Shinkawa et al (2012) yang melaporkan bahwa kualitas tidur ibu

hamil trimester III lbih rendah daripada trimester pertama dan kedua karena

kesulitan dalam positioning yang disebabkan oleh semakin membesarnya ukuran

janin.

Kesulitan dalam pemenuhan istirahat tidur dapat membuat kondisi ibu hamil

menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood

bekerja dan cendenrung emosional. Tentu saja hal ini dapat membuat beban

kehamilan semakin berat. Selain harus menyesuaikan diri dengan perubahan


hormon maupun perubahan fisik, wanita hamil juga harus berjuang menghadapi

stamina yang menurun drastis. ⁴ Penelitian yang dilakukan University of

Pittsburgh School of Medicine menunjukkan kualitas dan kuantitas tidur yang

buruk akan mengganggu proses kekebalan tubuh, sehingga kemampuan tubuh

untuk menangkal penyakit pun akan berkurang. Hal ini akan memperbesar risiko

berat bayi lahir rendan dan beberapa komplikasi kesehatan lain. Gangguan tidur

menimbulkan depresi dan stress yang berpengaruh pada janin yang

dikandungnya. Stress ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut

jantung, tetapi stress berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.

Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan

memiliki sedikit waktu tidur yang dalam.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur pada ibu

hamil adalah perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan seperti

kelelahan, pola kebiasaan sebelum tidur dan kecemasan. Jika gangguan tidur

ini tidak diatasi maka akan menurunkan daya tahan tubuh ibu hamil

terhadap infeksi sehingga ibu akan mudah sakit dan beresiko pada janin,

kehamilan, dan saat melahirkan (Onggo & Mindle, 2015).

Ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kelelahan yang

dialami oleh ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin ibu merasakan

kelelahan maka kualitas tidur ibu hamil akan semakin buruk. Hal ini sejalan

dengan

Teori Andreas (2009) bahwa pada masa kehamilan terjadi peningkatan kadar

progesteron yang diduga berkaitan dengan keluhan kelelahan pada masa

kehamilan. Selain itu adanya perubahan fisik yang terjadi selama masa

kehamilan seperti pembesaran uterus yang semakin membesar memberikan


tekanan yang lebih berat pada tubuhnya, gerakan janin yang semakin aktif, kram

kaki yang dirasakan oleh ibu dan juga sakit pinggang membuat ibu merasa

tidak nyaman hal ini membuat ibu hamil cepat mengalami kelelahan.

Perubahan fisik yang lain yaitu pada sistem kardiovaskuler dimana terjadi

peningkatan volume darah dimana jumlah serum lebih besar daripada

pertumbuhan sel darah sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), selain

itu selama masa kehamilan juga terjadi peningkatan kerja jantung karena selama

hamil, jantung memompa untuk dua orang, yaitu ibu dan janin bertambahnya

cairan darah menambah volume darah, tetapi kepekatan darah berkurang dan

pembuluh darah membesar.

Kedua hal tersebut akan memicu kelelahan pada masa kehamilan. Hal ini

sejalan dengan penelitian Wardani, Agustina, & Astika (2018) Menunjukkan

bahwa ibu hamil khususnya pada trimester ketiga lebih cepat merasakan

kelelahan karena perut yang semakin membesar, dan pergerakan janin yang

semakin aktif membuat ibu merasa kelelahan ketika melakukan aktivitasnya

kelelahan yang dialami oleh ibu hamil akan mengganggu mengganggu siklus

tidurnya yaitu siklus tidur REM diperpendek.Siklus tidur seseorang normal ketika

tidak mengalami kelelahan yaitu melalui 4 tahapan NREM dan 1 tahapan REM

Ketika seseorang mengalami kelelahan episode tidur REM cenderung

memendek. Siklus tidur REM akan kembali memanjang setelah beristirahat

seperti biasanya. Ibu hamil yang lelah dapat mempengaruhi pola tidurnya.

Sebaliknya ketika kualitas tidur ibu hamil buruk, maka ibu akan semakin

merasakan kelelahan

2.1.5 Standar Pelayanan Pada Ibu Hamil

Menurut (Indonesia, 2018) 10T yaitu :


1. Timbangan berat badan dan tinggi badan Penimbangan berat

badan pada pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran

tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis

adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang

dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD

(Cephalopelvic disproportion).

2. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi

adanya hipertensi (tekanan darah diatas 140/90 mmHg) pada

kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah atau

tungkai bawah atau protein urine).

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas / LILA) Pengukuran LILA

bertujuan untuk skrining ibu hamil yang berisiko KEK yang bisa

menyebabkan lahir bayi baru lahir rendah (BBLR) dilakukan pada

setiap kali kunjungan oleh tenaga kesehatan.

4. Indeks massa tubuh adalah indeks sederhana dari berat bdan

terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan

kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT

didefinsikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi

dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m) (kementrian

kesehatan republik indonesia, 2019) .

Klasifikasi IMT

Berat badan kurang < 18,5


(Underweight)

Berat badan normal 18,5 - 22,9


Kelebihan berat badan 23 - 24,9
(Overweight) dengan risiko

Obesitas 25 - 29,9

Obesitas II ≥ 30

5. Pengukuran tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus setiap kali

kunjungan dilakukan bertujuan untuk mendeteksi perkembangan

pertumbuhan janin sesuai atau tidaknya dengan umur kehamilan.

Tini fundus uteri Perabaan Umur Kehamilan


(cm)
dalam Minggu
12 cm 3 jari diatas simfisis 12 minggu
16 cm Pertengahan pusat dan 16 minggu
simfisis
20 cm 3 jari bawah pusat 20 minggu
24 cm Sepusat 24 minggu
28 cm 3 jari diatas pusat 28 minggu
32 cm Pertengahan pusat dan 32 minggu
prosessus xifoideus (px)
36 cmm 1-2 jari dibawah px 36 minggu
40 cm 2-3 jari bawah px 40 minggu

Sumber: Saifuddin A B, Ilmu Kebidanan, 2016.


6. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin Menentukan

presentasi janin dilakukan pada akhir trimester 2 dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal. Tujuan pemeriksaan ini untuk

mengetahui letak janin. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir

trimester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ

normal 120-160x/menit.

7. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi

tetanus sesuai status imunisasi (TT) Ibu hamil harus mendapat


imunisasi TT dengan tujuan mencegah terjadinya tetanus

neonatorum, Pada saat kontak pertama, ibu hamil harus skrining

status imunisasi TT nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

minimal memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan

perlindungan terhadap infeksi tetanus.Ibu hamil dengan status

imunisasi TT5 tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

Imunisasi interval Durasi perkindunan

T1 Selama kunjunan
antenatal pertama
T2 4 minu setelah TT1 3 Tahun

T3 6 bulan setelah TT2 5 Tahun

T4 1 Tahun setelah 10 Tahun

TT3

T5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur

hidup

Sumber: (Marola, 2018)

8. Beri tablet tambah darah Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap

ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah darah (tablet zat besi)

asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan.

9. Periksa laboratorium Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil ibu

minimal tes hemoglobin darah (HB), pemeriksaan protein urin dan

pemeriksaan golongan darah (bila belum dilakukan sebelumnya).

10. Tatalaksana / penanganan kasus Harus sesuai dengan indikasi

setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani

sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.


11. Temu wicara Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal meliputi, kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat,

peran suami atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan, tanda bahaya kehamilan,persalinan dan nifas, asupan

gizi seimbang, KB pasca persalinan,dan imunisasi.

2.1.6 Serin (BAK) pada Ibu Hamil Trimester III

Sering berkemih dikeluhkan oleh ibu hamil selama kehamilan

sebanyak 60% akibat dari meningkatnya laju Filtrasi Glomerulus.

Dilaporkan pada trimester pertama terjadi 59%, pada trimester kedua

sebanyak 61% dan pada trimester ketiga 81%. Keluhan sering

berkemih disebabkan karena uterus semakin membesar dan

tertekannya kandung kemih yang menyebabkan kapasitas kandung

kemih berkurang serta frekuensi berkemih meningkatkan. Kelemahan

pada otot dan dasar panggul inilah yang mengakibatkan terjadinya

sering buang air kecil lebih dari 8 kali sehari. (Farid Husin, 2014)

Peningkatan limbah pada uterus yang hamil dapat berdampak

pada hambatan aliran urine melalui sistem perkemihan dan

penyimpangan urine dalam jumlah besar dikandung kemih. Akibatnya,

wanita hamil akan mengalami peningkatan frekuensi berkemih. Di awal

kehamilan akibat pembesaran uterus dalam 18 rongga panggul, dan

saat akhir kehamilan akibat uterus memenuhi rongga abdomen.

(Baston and EGC, 2011)

Menjelang akhir kehamilan, pada nulipara presentasi terendah

sering ditemukan janin yang memasuki pintu atas panggul, sehingga

menyebabkan dasar kandung kemih terdorong ke depan dan ke atas


mengubah permukaan yang semula konveks menjadi konkaf akibat

tekanan. Ginjal merupakan pusat pengumpulan air kencing, pelvis

renalis merupakan pusat pengumpulan air kencing) Ureter adalah

pipa/tabung berotot yang mendorong sejumlah air kemih dalam

gerakan bergelombang (kontraksi). Dan akan berkumpul di kandung

kemih, karena uterus semakin membesar kepala janin mulai masuk ke

rongga panggul dan tertekannya kandung kemih yang menyebabkan

kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih

meningkatkan (sering BAK), dinding kandung kemih berkontraksi

sehingga terjadi tekanan yang mendorong air kemih menuju ke uretra.

Cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil dengan

keluhan sering kencing pada trimester III yaitu dengan melakukan

senam kegel untuk melatih dan menguatkan otot panggul hal ini bisa

membantu ibu hamil mengontrol kandung kemih dan mengurangi

frekuensi buang air kecil, jangan menahan keinginan untuk buang air

kecil, namun porsi minum tidak boleh dikurangi. jika pada malam hari

ibu bisa mengurangi porsi minum jaraknya antara 1-2 jam sebelum

tidur agar istirahat ibu tidak terganggu, mengurangi minuman yang

mengandung kafein, Sering buang air kecil bisa membuat kondisi

daerah kelamin menjadi lembab, oleh karena itu ibu hamil harus tetap

menjaga kebersihan pada daerah kelamin seperti mengeringkan

dengan kain atau handuk kering setelah buang air kecil. (Hutahaean,

2013)

Keluhan sering kencing jika tidak teratasi bisa mengganggu

istirahat ibu juga dapat memberikan efek samping pada organ


reproduksi terutama pada daerah vagina sangatlah penting dijaga

selama kehamilan, terlebih dengan keluhan sering buang air kecil yang

memungkinkan celana dalam dalam keadaan lembab akibat sering

cebok setelah BAK jika tidak dikeringkan akan mengakibatkan

pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di daerah

tersebut jika tidak segera diatasi. Daerah vagina akan terkena saluran

infeksi kemih yang menyebabkan rasa gatal, 20 panas, nyeri, muncul

kemerahan dan dapat memicu penularan penyakit kelamin. (Walyani,

2015)

Komplikasi Infeksi saluran kemih terjadi akibat menahan

keinginan untuk buang air kecil, pada wanita hamil sejumlah 24%

dapat berpengaruh bagi ibu yang menyebabkan persalinan preterm

karena selama peradangan terjadi dalam tubuh akibat infeksi saluran

kemih, sistem imun akan terus menghasilkan senyawa prostaglandin

tinggi yang membuat Rahim berkontraksi kuat dan bagi janin akan

berakibat pertumbuhan janin terhambat, bahkan bisa menyebabkan

janin mati karena infeksi yang disebabkan bakteri atau virus

Escherichia coli. (Megasari, 2019).

2.2 Senam Ibu Hamil

2.2.1 Pentingnya Senam Bagi Ibu Hamil

Agnesti dalam buku (senam hamil praktis, 2019) Senam hamil

dilakukan bagi calon ibu agar kehamilan dapat berjalan dengan

normal. Namun sebelum anda melakukan senam, sebaiknya

konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Kapan anda diperbolehkan

untuk melakukan senam. Biasanya senam dilakukan ketika masa usia


kehamilan sudah cukup kuat, sekitar 5 bulan kemudian. Hal tersebut

dengan I pertimbangan pada masa-masa awal kehamilan masih cukup

rentan untuk melakukan banyak kegiatan, sehingga dianjurkan I ketika

masih hamil di bawah 5 bulan, calon ibu harus lebih banyak

beristirahat, mengurangi kegiatan yang berat-berat, agar tidak

menggangu kandungan.

Dengan senam hamil, calon ibu akan memperoleh manfaat-

manfaat yang sangat berguna di masa-masa kehamilannya, antara

lain:

1) Mengoptimalkan kekuatan fisik, Ini sangat berguna pada saat

proses kelahiran nanti.

2) Sirkulasi darah akan berjalan dengan baik sehingga kelak akan

membantu dalam penyembuhan setelah melahirkan.

3) Mengurangi bengkak-bengkak pada kaki.

4) Menguatkan otot perut dan panggul.

5) Mengurangi risiko gangguan sembelit.

6) Mengurangi kejang-kejang pada kakil kram/kesemutan.

7) Meningkatkan keseimbangan otot-otot.

8) Mengurangi rasa mual, nyeri, dan pusing.

Senam hamil dapat dilakukan sendiri di rumah maupun melalui

kelas senam yang biasa diadakan di rumah sakit mau- pun di

puskesmas. Memang lebih baik melakukan senam hamil melalui kelas

karena dapat di bantu oleh instruktur senam yang khusus menangani

senam hamil. Namun, tidak ada salahnya juga apabila dilakukan

sendiri di rumah dengan bantuan buku panduan senam karena tentu


saja ini lebih praktis, dan tidak memerlukan biaya yang cukup besar.

Anda pun dapat menentukan waktunya sesuka hati Anda sendiri,

tanpa harus mengganggu aktivitas yang lainnya.

Senam hamil yang dilakukan haruslah memiliki tujuan yang

benar-benar sangat membantu bagi calon ibu dan calon bayi.

Tujuannya adalah:

1) Sedapat mungkin mampu mengatasi berbagai macam keluhan

yang sering terjadi pada masa kehamilan.

2) Melatih relaksasi agar rasa ketegangan atau rasa sakit dapat

dihindari.

3) Memperkuat elastisitas otot-otot dinding perut sehingga dapat

mengatasi rasa nyeri pada pantat dan perut bagian bawah.

4) Menguasai teknik pernapasan yang baik sehingga

memudahkan proses persalinan nanti.

Namun saat Anda melakukan senam hamil, ada beberapa hal

yang wajib di perhatikan agar pelaksanaan senam hamil dapat berjalan

dengan baik, Antara lain:

1) Carilah tempat yang memiliki sirkulasi udara yang baik.

2) Mengunakan pakaian senyaman mungkin.

3) Minum air putih sebelum dan sesudah melakukan senam.

4) Boleh ditambahkan dengan musik yang disukai.

5) Lakukan kurang lebih dua kali dalam seminggu. Apabila pada

saat melakukan senam timbul keluhan seperti pusing, nyeri

apalagi pendarahan maka hentikan dengan segera senam


tersebut. Beristirahatlah, cari tempat senyaman mungkin, kalau

perlu periksakan ke dokter

2.2.2 Senam Hamil Pada Trimester III

1) Senam hamil meningkatkan durasi tidur ibu hamil

Gangguan tidur banyak dialami oleh wanita pada

kehamilan trimester ketiga, seperti nyeri punggung bawah. Pada

masa ini wanita hamil mengalami kecemasan yang berakibat

munculnya depresi dan kesulitan tidur. Kesulitan tidur pada

wanita hamil bisa berupa penurunan durasi tidur.

Sebagian besar wanita hamil mengalami gangguan tidur

dan hanya 1,9% saja wanita yang tidak terbangun pada malam

hari selama kehamilan trimester ketiga. Gangguan tidur pada

wanita hamil bisa berupa penurunan presentase gelombang tidur

yang lamban dan tidur REM yang mungkin meningkat pada

stadium satu. Gangguan tidur pada wanita hamil terjadi pada

trimester pertama, trimester kedua dan juga trimester ketiga.

Gangguan tidur lebih banyak dikeluhkan pada trimester ketiga

(Field et al, 2006). Pada trimester tiga jumlah gangguan tidur ini

lebih tinggi, karena adanya ketidaknyamanan seperti nyeri

pinggang banyak buang air kecil, dan spontan bangun dari tidur.

Gerakan janin, nyeri ulu hati (hurtburn), kram pada tungkai,

kelelahan dan kesulitan memulai tidur atau sulit tidur sampai pagi

(Grace et al, 2004).

Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat

kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah,


badan terasa pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung

emosional. Hal ini dapat membuat beban kehamilan menjadi

semakin berat (Bambang BR, 2004). Gangguan tidur

menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin

yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami

peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat dan lama

akan membuat janin menjadi hiperaktif. Akibat lanjut dari

gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan

memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Field et al, 2007).

Kesulitan tidur pada ibu hamil disebabkan oleh adanya rasa

cemas dan panik yang berkaitan dengan perubahan tanggung

jawab sebagai orang tua. Gangguan tidur selama kehamilan

terjadi selama trimester 1 (13%-80%) dan trimester ketiga (66%-

97%).

2) Senam hamil dengan rasa nyaman tidur pada ibu hamil trimester

III

Ibu hamil mengalami berbagai perubahan sebagai bentuk

proses adaptasi. Perubahan yang dialami ibu hamil diantaranya

kadar hormon progesteron dan estrogen, uterus yang membesar,

sistem sirkulasi, peningkatan frekuensi berkemih, nyeri dan

payudara membesar, kelelahan, dan kepanasan. Volume darah

meningkat dan respon dilatasi otot mengakibatkan adaptasi

lainnya berupa konstipasi, varises atau hemoroid, penurunan

motilitas usus (Marques, Demain & Sa-Couto, 2015). Perubahan

psikologis yang dialami selama kehamilan berupa stres,


peningkatan kecemasan, penurunan harga diri, citra tubuh,

konsep diri, dan motivasi. Ibu hamil yang tidak mampu

beradaptasi terhadap kehamilannya akan memicu gangguan

lebih berat atau komplikasi kehamilan (Nayak, Poddar, & Jahan,

2015).

Pada trimester III dan semakin mendekati waktu

persalinan, ibu hamil kesulitan posisi dan waktu tidur. Menurut

National Sleep Foundation (2007) bahwa presentasi ibu hamil

yang mengalami gangguan tidur mencapai 79% (Rezaei,2015).

Adaptasi sistem pernafasan pada ibu hamil akan memengaruhi

pasokan oksigen di otak sehingga mengganggu kualitas tidur

(Emilia, 2010). Kuantitas tidur ibu hamil yang kurang dari lima

jam pada malam hari berisiko meningkatkan risiko hipertensi

(William et al.,2010). Ibu hamil dengan kualitas tidur yang buruk

meningkatkan respon inflamasi melalui sekresi sitokin. Sitokin

yang diproduksi berlebih akan memengaruhi arteri ke plasenta

sehingga menyebabkan gangguan sirkuasi dan persalinan

prematur (Okun,2011). Studi pendahuluan yang dilakukan di

Puskesmas Kramat Jati bulan Maret 2011 bahwa delapan dari

sepuluh ibu hamil trimester III mengalami gangguan tidur yang

disebabkan karena gerakan janin, sering BAK, nyeri pinggang,

kepanasan, dan nafas pendek. Oleh karena itu, kualitas tidur

yang baik pada ibu hamil berdampak positif bagi perencanaan

persalinan yang baik dan lancar sehingga dibutuhkan


penanganan yang tepat agar ibu hamil mencapai kenyamanan

selama kehamilan.

Menurut Hegard et al.(2019) menjelaskan terdapat

beberapa teknik mengatasi kesulitan mencapai rasa nyaman

tidur atau kualitas tidur yang baik antaranya edukasi tidue,

hipnoterapi, mengkonsumsi obat-obat yang aman selama

kehamilan, olahraga, dan latihan relaksasi. Latihan terbukti

membantu ibu hamil menurunkan keluhan nyeri punggung,

kecemasan dan istirahat tidur (Connolly et al.,2014). Salah satu

latihan yang dilakukan selama masa kehamilan senam hamil.

Senam hamil adalah salah satu pelayanan prenatal yang

mambantu ibu beradaptasi dengan perubahan fisiologis melalui

gerakan dan relaksasi otot sehingga ibu merasakan lebih

nyaman (Roosytasari, 2019). Selain itu, relaksasi yang

didapatkan oleh ibu hamil akan mengurangi ketegangan dan

menurunkan kecemasan sehingga ibu lebih siap menghadapi

persalinan. Senam hamil yang efektif bila dilakukan secara

teratur. Ibu hamil yang mengikuti senam hamil teratur dan

intensif akan meningkatkan status kesehatan ibu dan janin dalam

kandungan (Wahyuni & Ni’mah, 2013). Latar belakang

permsalahan dan akibat yang ditimbulkan pada gangguan tidur

yang dialami oleh ibu hamil trimester III sehingga tujuan

penelitian yaitu mengetahui hubungan senam hamil dengan rasa

nyaman tidur ibu hamil trimester III.


3) Senam hamil untuk memperlancar proses ibu bersalin

Senam Hamil adalah bagian dari perawatan antenatal

dan merupakan olah raga yang dilakukan oleh ibu hamil untuk

mempersiapkan ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan

cara melatih tehnik pernapasan dan sikap tubuh serta melatih

otot-otot yang akan berguna dalam proses persalinan sehingga

diharapkan ibu hamil siap menghadapi persalinan secara fisik

atau mental. Sampai saat ini yang dapat dikendalinan untuk

menghadapi persalinan adalah tenaga atau power pada ibu,

yaitu dapat ditingkatkan salah satunya dengan senam hamil.

Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan oleh

Juita dkk (2017) dari penelitian (Sari et al., 2022) ditemukan

bahwa ibu yang melakukan senam hamil dapat mempercepat

persalinan kala I sebanyak 90% dan ibu yang tidak senama

hamil sebesar 10%. Ibu yang melakukan senam hamil dapat

mempercepat persalinan kala II sebesar 90% dan ibu yang tidak

senam hamil sebesar 10%. Hasil tersebut dapat dilihat melalui

pemantauan partograf pada saat proses persalinan. Berdasarkan

uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan pengabdian Masyarakat Tentang Pentingnya

Pengetahuan Senam Hamil Untuk Memperlancar Proses Ibu

Bersalin.

a. Senam hamil dan ketidaknyamanan ibu hamil

Kehamilan merupakan suatu transisi antara kehidupan

sebelum dan sesudah kelahiran anak. Perubahan ini


dipertimbangkan sebagai periode menjalani proses persiapan baik

secara fisik maupun secara psikologi. Keluhan yang diakibatkan

oleh pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan

hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan pada

ibu hamil seperti sulit tidur, ibu mersa cemas

2.2.1 Manfaat Senam Hamil

Barbara Hoisteni dalam Widianti (2013) menyebutkan manfaat senam

hamil sebagai berikut :

1. Mengurangi stress selama kehamilan dan pada masa pasca

melahirkan.

2. Memberikan kenyamanan (relaksasi).

3. memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot, ligamen,

dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, serta

membentuk sikap tubuh yang prima.

4. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis

5. Menguasai teknik-teknik pernafasan

6. Meningkatkan pertumbu han janin dan plasenta pada trimester

pertama dan kedua.

7. Mengurangi insiden komplikasi yang berhubungan dengan

kehamilan seperti pra-eklampsia dan gestational diabetes.

8. Memudahkan proses persalinan.

9. Mengurangi sakit punggung selama trimester ketiga


2.2.2 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Senam

Hamil

Ibu hamil mengalami berbagai perubahan sebagai bentuk

proses adaptasi. Perubahan yang dialami ibu hamil diantaranya kadar

hormon progesteron dan estrogen, uterus yang membesar, sistem

sirkulasi, peningkatan frekuensi berkemih, nyeri dan payudara

membesar, kelelahan, dan kepanasan. Volume darah meningkat dan

respon dilatasi otot mengakibatkan adaptasi lainnya berupa konstipasi,

varises atau hemoroid, penurunan motilitas usus (Marques, Demain &

Sa-Couto, 2015). Perubahan psikologis yang dialami selama

kehamilan berupa stres, peningkatan kecemasan, penurunan harga

diri, citra tubuh, konsep diri, dan motivasi. Ibu hamil yang tidak mampu

beradaptasi terhadap kehamilannya akan memicu gangguan lebih

berat atau komplikasi kehamilan (Nayak, Poddar, & Jahan, 2015).

Ada 5 faktor penyebab lamanya persalinan yaitu tenaga

(power), jalan lahir (passage), janin (passanger), psikologis respon dan

penolong. Lamanya persalinan yang terjadi pada kala II merupakan

fase terakhir dari suatu persalinan yang berlangsung terlalu lama

sehingga timbul gejala – gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu

serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan atau Intra Uterin

Fetal Death. Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena

terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit

(his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi

bagian - bagiannya) dan tetanik (his yang terlampau kuat dan terlalu

sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal tersebut di atas dapat
menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera 2041 ditangani

maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya

yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat

dikendalikan dengan melakukan senam hamil (Eniyah et al., 2014).

Setiap kali pelaksanan senam hamil, sebaiknya juga disampaikan

pendidikan kesehatan atau penyuluhan agar ibu dapat memahami

kondisi kehamilannya dan kondisi persalinanya nanti (Sari et al., 2022).

Pada trimester III dan semakin mendekati waktu persalinan, ibu

hamil kesulitan posisi dan waktu tidur. Menurut National Sleep

Foundation (2007) bahwa presentasi ibu hamil yang mengalami

gangguan tidur mencapai 79% (Rezaei,2015). Adaptasi sistem

pernafasan pada ibu hamil akan memengaruhi pasokan oksigen di

otak sehingga mengganggu kualitas tidur (Emilia, 2010). Kuantitas

tidur ibu hamil yang kurang dari lima jam pada malam hari berisiko

meningkatkan risiko hipertensi (William et al.,2010). Ibu hamil dengan

kualitas tidur yang buruk meningkatkan respon inflamasi melalui

sekresi sitokin. Sitokin yang diproduksi berlebih akan memengaruhi

arteri ke plasenta sehingga menyebabkan gangguan sirkuasi dan

persalinan prematur (Okun,2011). Studi pendahuluan yang dilakukan

di Puskesmas Kramat Jati bulan Maret 2011 bahwa delapan dari

sepuluh ibu hamil trimester III mengalami gangguan tidur yang

disebabkan karena gerakan janin, sering BAK, nyeri pinggang,

kepanasan, dan nafas pendek. Oleh karena itu, kualitas tidur yang baik

pada ibu hamil berdampak positif bagi perencanaan persalinan yang


baik dan lancar sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat agar ibu

hamil mencapai kenyamanan selama kehamilan.

2.2.5 Pengaruh Senam Hamil Terhadap Persiapan Persalinan

Proses persalinan dikatakan cepat dan normal apabila

berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam, dimana terbagi dalam

empat kata. Kala I pada untuk primigravida berlangsung 12 jam

sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Persalinan kala II biasanya

untuk primigravida berlangsung 50 menit dan multigravida 30 menit.

Kala III biasanya berlangsung 5 - 30 menit setelah lahir bayi, kala IV

dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post

partum (Fahriani et al., 2020). Untuk mencapai persalinan yang cepat

salah satu usaha yang dianjurkan kepada ibu hamil adalah dengan

melakukan senam hamil (Sari et al., 2022).

Tujuan dari Senam Hamil adalah untuk mengurangi dan

mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama masa

kehamilan seperti sakit pinggang, bengkak kaki serta mengurangi

ketegangan otot-otot sendi sehingga mempermudah kelahiran (Aini,

2017). Melakukan senam hamil, dapat dimulai pada usia kehamilan 28

minggu. Anjuran senam hamil terutama ditujukan pada ibu hamil

dengan kondisi normal, atau dengan kata lain tidak terdapat keadaan -

keadaan yang mengandung risiko baik bagi ibu maupun bagi janin,

misalnya perdarahan, preeklamasi berat, penyakit jantung, kelainan

letak, panggul sempit, dan lain – lain (Sulistiyaningsih, 2017). Dengan

mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil tersebut

akan menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandungnya secara


optimal. Ibu hamil yang melakukan senam hamil secara teratur

kehamilannya akan berkontraksi dengan baik, ritmis dan kuat

(Fatwiany, 2020).

Ada 5 faktor penyebab lamanya persalinan yaitu tenaga

(power), jalan lahir (passage), janin (passanger), psikologis respon dan

penolong. Lamanya persalinan yang terjadi pada kala II merupakan

fase terakhir dari suatu persalinan yang berlangsung terlalu lama

sehingga timbul gejala – gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu

serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan atau Intra Uterin

Fetal Death. Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena

terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit

(his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi

bagian - bagiannya) dan tetanik (his yang terlampau kuat dan terlalu

sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal tersebut di atas dapat

menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera 2041 ditangani

maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya

yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat

dikendalikan dengan melakukan senam hamil (Eniyah et al., 2014).

Setiap kali pelaksanan senam hamil, sebaiknya juga disampaikan

pendidikan kesehatan atau penyuluhan agar ibu dapat memahami

kondisi kehamilannya dan kondisi persalinanya nanti (Sari et al., 2022).

Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan oleh Juita

dkk (2017) dari penelitian (Sari et al., 2022) ditemukan bahwa ibu yang

melakukan senam hamil dapat mempercepat persalinan kala I

sebanyak 90% dan ibu yang tidak senama hamil sebesar 10%. Ibu
yang melakukan senam hamil dapat mempercepat persalinan kala II

sebesar 90% dan ibu yang tidak senam hamil sebesar 10%. Hasil

tersebut dapat dilihat melalui pemantauan partograf pada saat proses

persalinan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan pengabdian Masyarakat Tentang Pentingnya

Pengetahuan Senam Hamil Untuk Memperlancar Proses Ibu Bersalin.

BABIII
METODE STUDI KASUS

3.1 Kerangka Konsep Asuhan

Gambar 3.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.s


di Puskesmas nagreg
Kabupaten Bandung

1. Pengumpulan data subjektif dan objektif


trimester III
Ibu hamil

2. Melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium


3. Melakukan pemeriksaan kepada Ny. s dengan melakukan 10 T dan
menentukan diagnose
4. Melakukan asuhan sesuai kebutuhan dan keluhan yang ibu rasakan,
seperti senam hamil.
5. Melakukan pendokumentasian

1. Pengumpulan data subjektif dan objektif


2. Melakukan penapisan komplikasi bersalin
Persalinan

3. Pemeriksaan fisik pada ibu


dan BBL

4. Melakukan pemantauian kala I sampai IV dengan menggunakan


partograf
5. Memberikan ibu asuhan sayang ibu
6. Mengajarkan ibu Teknik mengejan yang baik dan benar
7. Melakukan persalinan standar APN 60 langkah
8. Melakukan IMD dan menilai keadaan bayi baru lahir.
Penerapan asuhan kebidanan kunjungan

1. Melakukan asuhan 6 jam, pengumpulan data subjektif dan objektif,


meberikan konseling kepada ibu, memberi tahu ibu cara Teknik
menyusui, dan memberitahu ibu tanda bahaya nifas
2. Melakukan asuhan 6 hari, melakukan pemeriksaan fisik terfokus,
memastikan ibu istirahat yang cukup, memastikan ibu mendapat
Nifas

makanan yang bergizi, emastikan ibu menyusui dengan baik,


3. Kunjungan nifas 2 minggu, melakukan pemeriksaan fisik terfokus,
memastikan ibu istirahat yang cukup, memastikan ibu mendapat
makanan yang bergizi memberikan konseling kontrasepsi.
4. Kunjungan nifas 6 minggu, melakukaan pemeriksaan fisik terfokus
dan memberikan konseling kepada ibu mengenai kontrasepsi dan
menjadwalkan pemasangan KB yang dipilih ibu

1. Bayi baru lahir, pemotongan tali pusat, IMD, jaga kehangatan bayi, pemfis,
identifikasi tanda bahaya bbl, pemberian identitas, vit K, salep mata
Neonatus

2. KN 1 6 jam melakukan asuhan pencegahan hipotermi,perawatan tali pusat,


BBL dan

melakukan pemfis.
3. KN 2 6 hari, melakukan asuhan pemfis, pemberian ASI, mengingatkan
imunisasi dasar
4. KN 3 2 minggu pemfis, penkes dan konseling imunisasi dan menjadwalkan
imunisasi BCG dan Polio tetes 1
5. N 4 6 minggu, melakukan asuhan pemeriksaan fisik dan pemberian
imunisasi BCG dan polio tetes 1

Melakukan asuhan, pemeriksaan fisik dan menyuntikan KB suntik 3 bulan yang


KB

sudah ibu pilih.


3.2 Pendekatan desain penelitian

Pada kasus Ny. S penulis melakukan asuhan komprehensif

dengan menggunakan metode case study yang dimulai dari melalui

pendekatan yang lebih mendalam dengan Ny.s dan melakukan

kunjungan antenatal sebanyak 2 kali pada saat pengkajian Ny.T

dalam keadaan fisiologis.

3.3 Tempat dan waktu penelitian

Studi kasus komprehensif ini dilaksanakan di PONED nagreg

yang beralamat di Jl. Raya Nagreg KM.37, Nagreg, Kec. Nagreg,

Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40215

3.4 Subjek penelitian

Subjek dalam studi kasus komprehensif ini adalah Ny. S usia

22 tahun mulai dari kehamilan 39 minggu

3.5 Etika penelitian

a. Pesetujuan (Informed Consent)

Informed consent di berikan sebelum melakukuan studi

kasus. Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk

menjadi partisipan, tujuan pemberiannya agar partisipan mengerti

maksud dari tujuan studi kasus. Jika partisipan bersedia maka

harus menandatangani lembar persetujuan dan jika partisipan

tidak bersedia maka penulis harus menghormati hak partisipan.

Ny. s bersedia menjadi subjek studi kasus, maka di persilahkan


menadatangani informed consent yang telah di berikan oleh

penulis, dan juga diharapkan dapat bekerja sama.

b. Tanpa nama (Anonim)

Menjaga kerahasian identitas partisipan, penulis tidak

mencantumkan nama partisipan pada lembar pengumpulan data

dan cukup dengan memberikan kode atau inisial nama depan.

c. Kerahasiaan (Confidential)

Pada studi kasus ini, penulis menjamin seluruh kerahasian

data dan perijinan hasil studi kasus baik informasi masalah

lainnya dan juga menjaga privacy partisipan. Penulis harus

menjaga kerahasian data pribadi, catatan kriminal atau data lain

yang oleh responden dianggap sebagai rahasia. Kerahasian

informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti

(confidentiality).

d. Menghormati hak-hak partisipan

Mendapatkan informasi berkaitan dengan jalannya studi

kasus., memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari

aksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan studi kasus.

3.1 Metode pengumpulan soap

Metode pengumpulan data pada studi kasus ini dilakukan

pada masa kehamilan yang tertulis dalam bentuk SOAP sebagai

berikut :
ASUHAN KEBIDANAN
PERIODE ANTENATAL PADA NY S G 1 P 2 A 0
DI PUSKESMAS NAGREG
(KUNJUNGAN AWAL)

Nama Pengkaji : Sandra Lintang

Tanggal Pengkaji : 21 Desember 2022

Jam : 09.00

I. DATA SUBYEKTIF

A. Identitas / Biodata

Nama : ny. s Nama Suami : Tn.

Umur : 22 Umur : 22

Suku/Kebangsaan: sunda Suku/Kebangsaan : sunda

Agama : islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat rumah : Kp. Cibungur 4/5 Desa Nagreg

Telp : 0857xxxxxxx

B. Status Kesehatan

1) Datang pada tanggal : 21 Desember 2022

2) Alasan Kunjungan : Pertama

3) Keluhan-keluhan : Sering BAK, Sulit tidur

4) Riwayat menstruasi

a. Siklus : 28 hari

b. Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari

c. Disminorhae : Tidak ada


d. Teratur/Tidak : Teratur

e. Lamanya : 6 hari

f. Keputihan : Ada menjelang menstruasi tidak berbau dan tidak gatal,

konsistensi lunak berwarna bening

5) Riwayat kehamilan ini :

a. HPHT : 16 – 08 - 2022

b. Kehamilan yang ke : 1 ( pertama )

c. Taksiran persalinan : 20 – 12 - 2022

d. keluhan-keluhan pada

Trimester 1 : Mual, muntah

Trimester II : Tidak ada

Trimester III : Sering BAK, Sulit Tidur

e. Pergerakan janin pertama kali : Pada usia kehamilan 19 minggu

f. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 15x dalam 24jam

g. Keluhan yang dirasakan

Rasa lelah : Tidak ada

Mual muntah yang lama : Tidak ada

Nyeri perut : Tidak ada

Panas menggigil : Tidak ada

Sakit kepala berat atau terus menerus :Tidak ada

Rasa gatal pada vulva vagina : Tidak ada

Pengeluaran vagina : Tidak ada

Nyeri, kemerahan pada tungkai : Tidak ada

Oedema : Tidak ada


No Pola Sehari – hari Sebelum Hamil Saat Hamil
1 Pola Nutrisi
a. Makan
frekwensi : 3x/hari 3x/hari
Jenis makanan : Nasi, lauk, sayuran Nasi, lauk, sayur,
kacang kacangan
Makanan pantangan : Tidak ada Tidak ada

b. Minum
Jenis minum : Air putih, teh Air putih, teh, susu
Frekwensi : 6-8x/hari 8-9x/hari

2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekwensi : 4-5x/hari 7-8x/hari
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
b. BAB
Frekwensi : 1x/hari 1x/hari
Konsistensi : Padat lnak Padat lunak
Warna : Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
3. Pola istirahat dan tidur
Siang : Tidak pernah 1 jam
Malam : 7 jam 7 jam
4. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari 2X/hari
Gosok gigi : 2x/hari 2x/hari
Keramas : 2x/minggu 2x/hari
Perawatan payudara : Belum melakukan 1x/minggu
mengompres
paydara dengan
minyak kelapa 2-3
menit
Perawatan Vulva : Setiap mandi, BAK, Setiap mandi, BAK,
BAB BAB
5. Pola aktivitas Melakukan Melakukan
pekerjaan rumah pekerjaan rumah
tangga sendiri tangga di bantu
dengan suami dan
keluargga
6. Pola seksual 2x/minggu 1x/minggu
h. Imunisasi TT : TT 1 :

TT 2 :

i. Tablet Fe : ibu meminum 1x1 setiap malam dan sudah meminum 90 tablet fe.

j. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada.

k. Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita

Jantung : Tidak ada

Ginjal : Tidak ada

Asma/TBC : Tidak ada

Hepatitis : Tidak ada

D.M : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

Epilepsi : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

i. Riwayat penyakit keluarga

Jantung : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada

D.M : Tidak ada

j. Riwayat social

Perkawinan

a. Perkawinan : pertama

b. Kehamilan : Direncanakan

c. Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu, suami dan keluarga merasa sangat Senang

dan bahagia.

d. Status perkawinan : Sah

e. Kawin : 1 kali pada umur 21 dan suami umur 21 tahun

f. Lamanya : 1 tahun

6). Data sosial

a. Pengetahuan
1. Tanda bahaya kehamilan : Ibu sudah mengetahui

2. Tanda bahaya persalinan : Ibu sudah mengetahui

3. Tanda-tanda persalinan : Ibu sudah mengetahui

4. Persiapan perlengkapan persalinan : Ibu sudah mengetahui

b. Persiapan komplikasi persalinan

a) Pendonor darah : Keluarga

b) Persiapan biaya persalinan :Sudah disiapkan oleh keluarga

c) Persiapan transportasi : Menggunakan mobil sendiri

d) Rencana penolong persalinan : Bidan

e) Rencana tempat bersalin : Puskesmas nagreg atau Bidan terdekat.

7). Riwayat data penunjang

1. Laboratorium

melamipirkan data USG 11 september 2022 dan hasil USG pada tanggal 22

November 2022

a. Hb : 11,5 gr/dl

b. Golongan darah : O+

c. Protein Urine : Negatif

d. HIV : Non-Reaktif

e. HbsAg : Non-Reaktif

2. USG : hasil usg ny.s 22 tahun janin tunggal hidup presentasi kepala usia

kehamilan 39 minggu taksiran persalinan 20 desember 2022 taksiran berat

badan janin 2700 gr


I. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg N: 80x/M R: 20x/m S: 36o C

c. Tinggi Badan : 150 cm

d. Berat Badan : 62 kg

e. BB sebelum hamil : 51 kg

f. Kenaikan Berat Badan : 11 kg

g. IMT : BB/TB = 44 / 1,50 = 22,5 (Normal)

2) Kepala ;

a. Muka : Tidak ada oedema

b. Mata : Konjungtiva : merah muda, Sklera : putih

c. Mulut da gigi : Bibir tidak pucat, gigi tidak caries

3) Leher

a. JVP : Tidak ada peningkatan

b. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

c. Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran

4) Dada dan payudara

a. Dada

(1) Jantung : Irama Reguler

(2) Paru-paru : Bunyi Vasikuler

b. Payudara

(1) Bentuk : Simetris payudara kanan dan kiri

(2) Putting Susu : Menonjol di payudara kanan di kiri

(3) Rasa Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

(4) Benjolan : Tidak teraba benjolan

(5) Striae : Tidak ada

(6) Keadaan : Tidak ada kelainan


5) Pemeriksaan Kebidanan

a) Abdomen

(1) Inspeksi : Membesar sesuai usia kehamilan

(2) Palpasi

- TFU : 31 CM

- leopold I : 3 jari di bawah prosessus xycpoideus

teraba bulat, lunak, tidak melenting

- leopold II : Teraba keras memanjang di sebelah kanan

perut ibu, dan teraba bagian-bagian kecil disebelah kiri perut ibu

- leopold III : Teraba bulat, keras, melenting, dan sebagian

kecil sudah masuk PAP

- leopold IV : Konvergen

- Perlimaan : 3/5

- TBBJ : (31 – 12) X 155 = 2.790 gr

(3) Auskultasi

DJJ : Puctum maximum 140x/m regular

6) Punggung dan pinggang

a) Posisi tulang belakang : Lurus

b) Nyeri pinggang : tidak ada

7) Ekstremitas Atas dan Bawah

a) Atas

(1) Kebersihan : Bersih

(2) LILA : 25 cm

b) Bawah

(1) Oedema : Tidak ada

(2) Varices : Tidak ada

(3) Reflek patella : +/+


8) Genitalia

a) Vulva/vagina

(1) Oedema : Tidak ada

(2) Keadaan : Bersih, Tidak ada kelainan

(3) Pengeluaran pervagina : Tidak ada

b) Kelenjar Bartholini

(1) Pembengkakan : Tidak ada

(2) Rasa nyeri : Tidak ada

c) Perineum

1) Luka parut : Tidak ada

2) Kelainan lain : Tidak ada

9) Anus : Tidak ada

II. ANALISA

1. Diagnosa : G1P0A0 Gravida 39 minggu janin hidup tunggal intrauterine

presentasi kepala

2. Masalah : - Sering BAK

- Sulit tidur

III. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 21-Desember-2022 Pukul : 09.30 WIB

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik dan usia kehamilan ibu

sekarang masuk di usia 39 minggu. Ibu mengerti.

2. Memberitahu ibu bahwa sering BAK disebabkan karena nmpertumbuhan

janin di dalam kandungan dapat menekan kandung kemih menyebabkan

lebih sering bak dan perubahan hormone ibu juga. ibu mengert.
3. Menganjurkan ibu istirahat tidur yang cukup, tidur siang 1-2 jam dan tidur

malam 7-8 jam lalu melakukan aktifitas kecil seperti jalan jalan kecil dan

melakukan senam hamil trimester 3

4. Mengajurkan ibu untuk tidak melakukan aktifitas yang berat dan

menganjurkan ibu melakukan relaksasi

5. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum air putih dan tetap menjaga

pola nutrisi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein

tinggi seperti protein hewani atau protein nabati, sayur sayuran dan buah

buahan, kacang kacangan .Ibu mengerti dan akan melakukannya.

6. Memberitahu ibu agar mempersiapkan perlengkapan persalinan didalam

satu tas sehingga memudahkan ibu pada saat nanti menjelang

persalinan. Ibu mengerti dan akan melakukannya.

7. Memberitahu hal-hal yang harus dihindari oleh ibu seperti tidur terlentang

lebih dari 10 menit pada masa hamil tua untuk menghindari kekurangan

oksigen pada janin, stress berlebih, meminum obat tanpa resep dokter,

merokok atau terpapar asap rokok. Ibu mengerti dan akan melakukannya.

8. Menyarankan ibu agar segera menyiapkan persyaratan yang diperlukan

pada saat ke fasilitas kesehatan nanti disaat menjelang persalinan. Ibu

mengerti dan akan melakukannya.

9. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumi tablet Fe 1x1 setiap hari

pada saat malam hari sebelum tidur dengan menggunakan air putih agar

membantu mempertahankan kadar Haemoglobin ibu. Ibu mengerti dan


akan meminumnya dengan rutin

10. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke fasilitas Kesehatan jika

mengalami tanda-tanda persalinan atau tanda bahaya persalinan dan

Mengingatkan ibu untuk jadwal kunjungan pada tanggal 4 Januari 2022

dan segera ke fasilitas kesehatan apabila merasa ada keluhan Ibu

mengert
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PADA NY. T G3 P2 A0 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU 1 HARI DI

PUSKESMAS CIPARAY DTP

Hari/Tanggal/Jam Catatan Bidan

22 desember 2022 Subjektif

11.30 WIB Ibu mengeluh sering mulas di malam har

Ibu mengatakan sudah meminum tablet Fe secara rutin

sekarang sudah meminum 90 tablet.

Objektif

A. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tanda – tanda vital

Tekanan darah :120/94mmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi :

20x/menit Suhu :

36,5o C

c. Berat badan sebelum hamil : 51kg

d. Berat badan sekarang : 62 kg


e. Tinggi badan : 159 cm

f. IMT : BB/TB2 = BB/TB = 44 / 1,50 = 22,5

(Normal)

2. Kepala

a. Rambut : Berwarna hitan legam, Bersih,

tidak rontok

b. Muka : Tidak ada oedem

c. Mata : Konjunftiva : Merah muda

Sklera: Putih

d. Mulut dan Gigi : Bersih, tidak pucat

gigi tidak ada caries

e. Leher

a. JVP : Tidak ada peningkatan

b.Kelenjar getah bening : Tidak ada

pembengkakan

c. Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran

3. Dada dan Payudara

a. Dada

1. Jantung : Frekuensi reguler

2. Paru – paru : Irama vasikuler

b. Payudara

1) Bentuk : Bulat, Simetris

2) Putting susu : Menonjol payudara kanan dan

kiri
3) Pengeluaran : Belum ada pengeluaran

4) Rasa nyeri : Tidak ada nyeri tekan

5) Benjolan : Tidak teraba benjolan

6) Striae : Tidak ada

7) Keadaan : Bersih, tidak ada kelainan

4. Pemeriksaan Kebidanan

a. Abdomen

a) Inspeksi : Membesar sesuai usia kehamilan

1) Striae : Tidak ada

2) Bekas luka : Tidak ada

3) Kelainan lain : Tidak ada

b) Palpasi

- TFU : 31 cm

- Leopold I : 3 jari di bawah Prosessus Xycpoideus,

teraba bulat lunak tidak melinting

- Leopold II : Teraba keras memanjang di sebelah

kanan perut ibu dan teraba bagian – bagian kevil

di sebelah kiri perut ibu

- Leopold III : Teraba bulat keras melinting dan sudah

sebagian kecil masuk PAP

- Leopold IV : Konvergen

- Perlimaan : 3/5

- TBBJ : (31-12)x155 = 2.700gr


c) Auskultasi

- DJJ Punctum maximum (PM) : 2 jari dibawah

pusat

- Frekuensi : 137 x/menit

5. Punggung dan Pinggang Posisi

1. Tulang belakang : Lurus

2. Pinggang nyeri : tidak

6. Ekstremitas atas dan bawah

a. Atas

- Kebersihan : Bersih

- Warna kuku : Tidak pucat

- LILA : 26 cm

b. Bawah

- Kebersihan : Bersih

- Warna kuku : Tidak pucat

- Varices : Tidak ada

- Oedem : Tidak ada

- Reflek patella : +/+

7.Genetalia

a. Vulva/vagina

- Oedema : Tidak ada

- Keadaan :Bersih, tidak ada kelainan


- Pengeluaran pervaginam :ada pengeluaran

berwarna putih kental dan tidak berbau

b. Kelenjar bartholini

- Pembengkakan : Tidak ada

- Rasa nyeri : Tidak ada

c. Kelenjar skene

- Rasa nyeri : Tidak ada

d. Perineum

- Luka parut : Tidak ada

- Kelainan lain : Tidak ada

8. Anus : Tidak ada Haemoroid

B. Data Penunjang

1. HB: 12g/dl

2. Protein Urine: (-)

3. Glukosa Urine: (-)

Analisa

1. Diagnosa : G1P0A0 39 minggu 1 hari janin hidup

tunggal intrauterine presentasi kepala

2. Masalah : mulas

Penatalaksanaan pukul: 11.30

1. Memberitahu ibu hasil pemriksaan bahwa kondisi ibu

dan janin baik.

2. Memberikan konseling mengenai :


a. Memberitahu bahwa ibu tidak usah khawatir karna

keadaan janin baik baik saja dan belum ada

pembukaan

b. Menganjurkan ibu untuk sering mengganti

celana dalamnya apabila lembab dan

mengeringkan bagian vagina jika sudah

bak/bab dengan

menggunakan tisu. Ibu mengerti dan akan

mengikuti anjuran

c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan

menarik napas panjang dari hidung lalu buang

sedikit-sedikit melalui mulut, lalu mencari posisi

yang nyaman saat ibu merasakan nyeri, dan

mencoba rileks saat ibu merasakan nyeri. Ibu

mengerti dan akan mengikuti anjuran

d. Mengingatkan kembali ibu tanda-tanda persalinan

yaitu mules yang semakin kuat dan sering, kram

perut bawah, keluar lendir bercampur darah, keluar

air-air yang tidak tertahankan. Ibu mengerti

mengikuti anjuran

c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan

menarik napas panjang dari hidung lalu buang

sedikit-sedikit melalui mulut, lalu mencari posisi

yang nyaman saat ibu merasakan nyeri, dan

mencoba rileks saat ibu merasakan nyeri. Ibu

mengerti dan akan mengikuti anjuran


d. Mengingatkan kembali ibu tanda-tanda persalinan

yaitu mules yang semakin kuat dan sering, kram

perut bawah, keluar lendir bercampur darah, keluar

air-air yang tidak tertahankan. Ibu mengerti

e. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi pola

nutrisinya dengan memakan makanan seperti sayur

bayam, sayur kangkung, tahu, tempe, telur, daging

ayam, ati ayam, ikan, buah-buahan seperti pisang,

jeruk, apel, dan banyak minum air putih minimal

sehari 8 gelas atau 2 liter. Ibu mengerti dan akan

mengikuti anjuran

f. Menganjurkan ibu melanjutkan mengonsumsi

tablet Fe 1x1, tablet penambah darah yang telah

diberikan oleh bidan secara rutin. Ibu mengerti dan

akan meminum tablet fe.

g. Menganjurkan ibu untuk tidur yang cukup agar

mengurangi rasa lelah.

Mengingatkan ibu untuk jadwal kunjungan ulang

satu minggu kemudian pada tanggal 15 Januari

2022 dan segera ke fasilitas kesehatan apabila

merasa ada keluhan. Ibu mengerti


DAFTAR PUSTAKA

Alita, R. (2020). Hubungan Senam Hamil dengan Rasa Nyaman Tidur pada Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Vol, 4(1).

Andreas, P. (2009). Ayo Bangun Dengan Bugar Karena Tidur Yang


Benar. Jakarta: Hikmah.
Ari, Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Salemba
Medika: Jakarta.

Agnesti, R., & Linggarjati, H. (2019). Senam Hamil Praktis. Media Pressindo.

Buku saku, Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI (2013): 242 – 251

Chomaria, N, S.Psi. (2012). Five in One, The Series of Pregnancy Seputar


Kehamilan. Jakarta: PT Elex

Damayanti, ika putri, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Budi Utama

Elisabeth Siwi Walyani 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Pustaka Baru
Press: Yogyakarta.

GINTING, S. M. PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PERSALINAN


NORMAL DI RSIA STELLA MARIS MEDAN TAHUN 2015.

Hidayati, Ratna, 2013. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta: Salemba Medika

Kusmiyati, Yuni. 2019. Perawatan Ibu Hamil, Yogyakarta: Tosca Enterprise.

Manuaba. 2019, Asuhan Pada Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika Mubarak.


2011, Promkea Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Ni'mah, L. (2013). Manfaat Senam Hamil Untuk Meningkatkan Durasi Tidur Ibu
Hamil. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2).

Onggo, I. P. T., & Puspito, I. (2012). Kitab Kehamilan Dan


Persalinan. Yogyakarta: Mitra Buku.
Permatasari, I. (2018). Pengaruh Senam Yophytta Terhadap Lama Persalinan
Kala II Pada Ibu Primigravida di RSIA Kendangsari Tahun 2018 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).

Pratama, R., & Maya, A. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan


Senam Hamil. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9(3).

Suryani, P., & Handayani, I. (2018). Senam hamil dan ketidaknyamanan ibu
hamil trimester ketiga. Jurnal Bidan, 4(1), 234019.

Wardani, H. W., Agustina, R., & Damayanti, E. A. F. (2018). Tingkat Kecemasan


dengan KualitasTidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III. Dunia
Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 6(1), 1-10.

Yuni Kusmiati, dkk. 2010. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:
Fitramaya
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi buku KIA

Lampiran 2. Hasil US
Lampiran 3. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai