PROPOSAL
Oleh:
NURVIANI DEWI
NIM: 211015201175
i
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TENTANG TRIPLE ELIMINASI
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DI
PUSKESMAS PASAR USANG KABUPATEN
PADANG PARIAMAN
Oleh:
NURVIANI DEWI
NIM: 211015201175
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan di hadapan tim penguji
Barat
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, kemudahan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat
Studi Kebidanan Program Sarjana. Dalam penulisan Proposal ini penulis banyak
mendapat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
1. Ibu dr. Puthi Dwi Untari, MKM selaku ketua Yayasan Pendidikan Sumatera
Barat.
2. Ibu DR. Hj. Nurtati, SE., MM selaku Rektor Universitas Sumatera Barat yang
3. Ibu Ns. Dini Qurrata Ayuni, SKM, M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Proposal ini
4. Ibu Rahmatul Ulya, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Universitas Sumatera Barat yang telah memberikan izin dan kemudahan
5. Ibu Yohana Suganda, S.ST, M.Keb sebagai pembimbing satu yang telah
6. Ibu Gusmadewi, SKM, M.Kes sebagai pembimbing dua yang telah memberikan
penulis
iii
8. Teristimewa kepada keluarga tercinta yang selalu memberikan perhatian ,
mendoakan dan memberikan dorongan baik moril maupun materil selama dalam
Semoga bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna karena itu
penulis bersedia menerima kritikan dan saran dari semua pihak dem kesempurnaan
Proposal ini.
Penulis
Nurviani Dewi
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah................................................................................................ 7
C.Tujuan Penelitian................................................................................................. 8
D.Manfaat Penelitian............................................................................................... 9
E.Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................... 9
DFATAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Makin tinggi angka kematian ibu dan
bayi di suatu negara maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara tersebut
buruk (Kemenkes RI, 2018). Menurut data yang bersumber dari WHO, pada tahun
2021, angka kematian ibu secara global mencapai 211 per 100.000 kelahiran
hidup (WHO, 2022).
Kematian Ibu (AKI). Keadaan ini mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan ibu
masih rendah (Tumaji, 2014). Tren tingginya angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan
kematian ibu tahun 2019 (Kemenkes, 2022). Perlu kerja keras dan sungguh-
promosi hidup sehat dan kesejahteraan bagi semua orang dari segala usia
penyakit menular. Beberapa penyakit menular seperti infeksi HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B adalah penyakit yang dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke
1
menyebabkankesakitan, kecacatan dan kematian, sehingga berdampak buruk
2019).
Menurut data yang diperoleh dari WHO ada 38,4 juta (33,9 juta-43,8 juta)
orang di dunia yang hidup dengan HIV pada tahun 2022 (WHO, 2022). Di
Indonesia, Jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2022 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Jumlah kumulatif kasus HIV
yang dilaporkan sampai dengan September 2022 sebanyak 409.857 (75% dari
target 90% estimasi ODHA tahun 2022 sebesar 543.100) sedangkan jumlah
sebanyak 3.202 kasus dan untuk sifilis lanjut sebanyak 1.110 kasus (Kementerian
Kementerian Kesehatan RI, 2022), Jumlah ibu hamil di periksa HIV sebanyak
1.725.760 orang. Jumlah ibu hamil HIV positif sebanyak 5.828 orang. Jumlah ibu
hamil HIV positif mendapat ART (Terapi Antiretroviral) sebanyak 1.311 orang.
Jumlah ibu hamil diperiksa Sifilis sebanyak 498.927 orang. Jumlah ibu hamil
yang positif sifilis sebanyak 3.021 orang. Jumlah ibu hamil sifilis yang diobati
sebanyak 1.540 orang. Sedangkan untuk ibu hamil yang periksa Hepatitis B
sebanyak 1.545.302 orang dan yang reaktif HBsAg sebanyak 26.743 orang. Target
nasional triple eliminasi yang ditetapkan pada tahun 2022 untuk ibu hamil diperiksa
HIV, Sifilis dan Hepatitis B adalah 80%. Capaian nasional pada tahun 2022 untuk
HIV 20,04%, untuk Sifilis 12,07% dan untuk Hepatitis B adalah 29,59%
(Pusdatin, 2022).
2
Sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan September 2022,
kasus temuan HIV telah dilaporkan oleh 484 (94,2%) kabupaten/kota di seluruh
jumlah kasus temuan HIV cukup banyak dengan total kasus 7.631. (Pusat Data dan
2021 adalah untuk HIV 67,97%, Sifilis 73,70% dan Hepatitis B 68,83%.
Pariaman adalah untuk HIV 74,99%, Sifilis 74,99% dan Hepatitis B 74,99%.
Capaian triple eliminasi di Puskesmas Pasar Usang sudah memenuhi target yaitu
untuk HIV 93,04%, Sifilis 93,04% dan Hepatitis B 93,04%. (Triple Eliminasi Kab
Pasar Usang didapatkan data pada tahun 2022 dengan jumlah ibu hamil sebanyak
675, sudah 628 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan triple eliminasi. Dari
628 ibu hamil didapatkan 3 kasus ibu hamil reaktif hepatitis B dan 1 kasus pada
Ibu hamil merupakan salah satu dari populasi yang berisiko tertular
penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B dan Sifilis. Infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B
pada anak lebih dari 90% tertular dari ibunya. Berdasarkan data literatur,
Infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B memiliki jalur penularan yang sama yaitu
melalui seksual, darah dan vertikal dari ibu ke anak. Penularan tersebut dapat
terjadi selama masa kehamilan, masa persalinan dan masa menyusui. Pada ibu
hamil yang terinfeksi HIV, tanpa pengobatan yang tepat, separuh anak yang
dilahirkan akan terinfeksi HIV dan separuh anak yang terinfeksi HIV akan
3
meninggal sebelum ulang tahun kedua.
Pada ibu hamil yang terinfeksi sifilis, tanpa pengobatan yang adekuat maka
67% bayi akan terinfeksi, sebagian kehamilan akan berakhir dengan abortus,
lahir mati atau mengalami sifilis kongenital. Demikian pula dengan ibu hamil
yang terinfeksi dengan Hepatitis B, 95% bayi akan terinfeksi dan apabila
imunisasiaktif dan imunisasi pasif segera setelah lahir maka bayi tidak akan
mendapat perlindungan. Sekitar 90% bayi yang terinfeksi Hepatitis B pada saat
dilahirkan atau pada saat masa perinatal berpotensi menjadi kronis dengan
eliminasi adalah HIV rapid test, RPR (Rapid Plasma Reagin)-Tp rapid
dan kesadaran mereka dalam menerima informasi. Maka pada tahun 2017 secara
nomor 4 tahun 2019 yang mengatur tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan
4
pelayanan kesehatan orang dengan risikoterinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (HIV) merupakan jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan
Pada tahun 2017 dibentuklah kegiatan deteksi dini yang dilakukan oleh
ibu hamil paling sedikit satu kali pada masa kehamilan sebagai upaya eliminasi
penularan dari ibu ke janin yang disebut dengan pemeriksaan triple eliminasi.
Sifilis agar mencapai kesehatan yang lebih baik bagi perempuan, anak-anak, dan
mengurangi penyebab meningkatnya angka risiko tinggi pada ibu hamil. Hal
ini sering disebabkan karena peningkatan pengetahuan dan sikap ibu melalui
edukasi-edukasi yang diberikan baik langsung atau pun berkelompok melalui kelas
ibu hamil. Pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang
kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia. (Damayanti & A., 2010). Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik Nuraeni dan Nuke Devi
5
Indrawati, 2010 bahwa rendahnya tingkat kunjungan ibu hamil untuk
2022). Sedangkan menurut Vebriyani dkk (2022) tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi dan perilaku ibu hamil dengan pemeriksaan tripel
eliminasi dan terdapat hubungan yang signifikan sumber informasi dari tenaga
pengetahuan dan sikap ibu hamil di puskesmas pasar usang kabupaten padang
pariaman” sehingga dapat meningkatkan edukasi tentang triple eliminasi pada ibu
hamil.
B. Rumusan Masalah
pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Pasar Usang didapatkan data pada
tahun 2022 dengan jumlah ibu hamil sebanyak 675, sudah 628 ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan triple eliminasi. Dari 628 ibu hamil didapatkan 3 kasus
ibu hamil reaktif hepatitis B dan 1 kasus pada HIV dan 3 kasus pada Sifilis.
6
tentang pengaruh pemberian edukasi tentang triple eliminasi terhadap pengetahuan
dan sikap ibu hamil di puskesmas pasar usang kabupaten padang pariaman tahun
2023 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang
triple eliminasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di puskesmas pasar usang
2. Tujuan Khusus
7
f. Diketahuinya pengaruh sikap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
a. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literasi/ bahan bacaan bagi
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
edukasi tentang triple eliminasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil
ibu hamil pada kelas ibu hamil yang dilaksanakan di bulan Maret 2023,
penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-
Square.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Triple Eliminasi
1. Pengertian
Triple Eliminasi adalah program upaya untuk mengeliminasi infeksi tiga penyakit
menular langsung dari ibu ke anak yaitu infeksi HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B
yang terintegrasi langsung dalam program Kesehatan ibu dan anak ( Kemenkes RI,
2019). Infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B memiliki cara penularan yang hampir
sama yaitu melalui hubungan seksual, darah dan mampu menularkan secara
vertical dari ibu yang positif ke anak. Infeksi ketiga penyakit menular tersebut pada
ibu hamil dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan dapat menyebabkan
HIV, sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil dan sangat penting dilakukan oleh
semua ibu hamil karena dapat menyelamatkan nyawa ibu dan anak. Pemeriksaan
pertama, idealnya sebelum usia kehamilan 20 minggu dan untuk ibu hamil yang
datang setelah 20 minggu tes skrining dan pengobatan harus dilakukan secepat
darah ibu hamil oleh tenaga laboratorium yang telah terlatih, pemeriksaan tes yang
digunakan adalah HIV rapid test, RPR (Rapid Plasma Reagin)-Tp rapid
(Treponema pallidum rapid) dan HBsAg (Hepatitis B surface Antigen) rapid test
(Widhyasih, dkk, 2020) Triple eliminasi ibu hamil telah menjadi salah satu
program prioritas dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan mengacu
10
pada jumlah cakupan target indikator program (WHO, 2018).
Tabel. 1
Indikator Program Triple Eliminasi
sifilis, hepatitis B
imunisasi Hepatitis B
imunitas/kekebalan tubuh yang membuat tubuh sangat lemah dan kesulitan hingga
gagal melawan infeksi tumpangan (oportunistik) seperti virus, jamur, bakteri dan
parasit. Jika penderita HIV tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat akan
mengarah pada kondisi AIDS. AIDS adalah sekumpulan gejala/tanda klinis yang
11
HIV yang masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkan sel CD4. Sel CD4
adalah bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Jumlah CD4 normal
berada dalam rentang 500–1400 sel per milimeter kubik darah. Semakin sedikit sel
CD4 dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang.
Hal yang berpengaruh besar pada perubahan kondisi tubuh penderita HIV menjadi
AIDS adalah jenis virus dan virulensi virus, cara penularan, status gizi (Kemenkes
RI, 2019)..
Penularan dapat terjadi bila darah ataupun duh tubuh ( sperma, cairan vagina)
penderita HIV masuk kedalam tubuh orang lain. Proses penularan ini terjadi
melalui
anak. Risiko penularan perinatal memiliki potensi penularan yang sangat tingi
yaitu 20-50% bila tidak mendapat pencegahan dan penanganan yang adekuat yaitu
pada ibu hamil HIV risiko menularkan pada janin selama masa kehamilan melalui
plasenta yang terinfeksi 2-5%, risiko penularan kepada bayinya saat proses saat
persalinan akibat kontak darah atau cairan vagina sebesar 10-20% dan risiko
penularan melalui ASI selama masa menyusui sebesar 2-5% (Kemenkes RI, 2019).
12
2). Fase Tahapan HIV
Fase I : masa jendela ( window period), tubuh telah terinfeksi namun pada pemeriksaan
darah belum menunjukkan adanya antibody. Fase ini berlangsung selama dua
minggu sampai tiga bulan dan telah mampu menularkan kepada orang lain. Gejala
yang timbul antara lain : demam, ruam kulit, nyeri tenggorokan, pembengkakan
Fase II : pada fase ini biasanya tanpa gejala/ asimptomatik namun pada pemeriksaan darah
tes HIV telah menunjukkan hasil positif. Fase ini dapat berlangsung selama 2-3
tahun atau pada gejala ringan dapat berlangsung 5-8 tahun. Fase III : masa AIDS,
selaput lender yang diatandai infeksi jamur di mulut. (Kemenkes RI, 2019).
Ibu hamil terinfeksi HIV dilakukan tindak lanjut pengobatan dengan meminum
kekebalan tubuh ibu hamil menjadi lebih kuat dan mengurangi resiko penularan
pada janin Semakin cepat diketahui dan ditegakkan diagnosa HIV melalui
yang didapat ibu hamil dengan HIV, sehingga kekebalan tubuh ibu akan kuat dan
penularan vertikal dalam masa persalinan dapat diturunkan sampai 2-4% dengan
secara seksio sesaria, maka sebaiknya bayi tidak diberikan ASI (Liazmi dkk, 2020)
13
4). Dampak Infeksi HIV pada Anak
Anak yang sejak bayi mengidap HIV, umumnya mengalami perkembangan yang
lambat bila dibandingkan dengan anak lain seusianya sebagai akibat system
kekebalan tubuh yang lemah. Anak pengidap HIV mudah terserang penyakit dan
b. Sifilis
Sifilis adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan
infeksi bakteri Treponem Pallidum (Liazmi dan Mubina, 2020). IMS merupakan
penderita IMS akan meningkatkan resiko masuknya infeksi HIV saat melakukan
infeksi sifilis dapat meningkatkan risiko penularan HIV sebesar 3-5 kali
( Kemenkes RI, 2015). Sifilis mempunyai sifat perjalanan penyakit yang kronik,
dapat menyerang semua organ tubuh, menyerupai berbagai penyakit (great imitator
disease), memiliki masa laten yang asimtomatik, dapat kambuh kembali dan dapat
ditularkan dari ibu ke janin (Rinandari et al., 2020). Ibu hamil yang terinfeksi sifilis
dan tidak diobati dengan adekuat mengakibatkan 67% kehamilan akan berakhir
dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada neonatus. Infeksi sifilis pada
ibu hamil yang tidak diobati dapat mengakibatkan keguguran, prematuritas, berat
14
1). Faktor risiko penularan sifilis dari ibu ke anak ada dua yaitu :
a) Faktor ibu
infeksi sifilis dari ibu ke anak selama kehamilan lebih besar karena melalui
Risiko penularan dapat terjadi bila terdapat luka lesi pada persalinan
pervaginam.
c) Tranfusi darah
Masa inkubasi bakteri treponema pallidum yang masuk ke dalam tubuh dan
membentuk antibodi sekitar 10-45 hari. Gejala awal akan tampak sekitar hari ke-21
berupa luka/lesi yang kenyal keras, bulat dan dasar bersih yang dapat bertahanan
hingga 3-6 minggu. Lesi dapat sembuh sendiri tanpa dilakukan pengobatan. Jika
sekunder. Stadium sekunder akan menimbulkan gejala : ruam kulit pada beberapa
bagian tubuh atau seluruhnya, kerontokan rambut, gatal – gatal, bercak merak dan
kotor pada telapak tangan dan kaki, demam, sakit tenggorokan, pembengkakan
getah bening. Bila penderita mendapat pengobatan akan sembuh , namun jika tidak
stadium akhir dapat terjadi 10-30 tahun sejak awal terinfeksi, gejala yang muncul
antara lain kesulitan koordinasi gerak tubuh, kelumpuhan, mati rasa dan rasa kebal,
15
kebutaan bertahap dan demensia (Kemenkes RI, 2019).
3) Sifilis Kongenital
Bayi yang dilahirkan dengan ibu sifilis kongenital pada awalnya akan terlihat baik-
baik saja, namun akan memperlihatkan gejala saat usia 2 tahun seperti: berat badan
sulit naik, tangan dan kaki sulit digerakkan, kulit pecah sekitar mulut, anus dan
genital, sering keluar cairan dari hidung, sering rewel, anemia, meningitis. Pada
c. Infeksi Hepatitis B
apabila inflamasi hepar akibat infeksi virus hepatitis setelah masa inkubasi virus
30- 180 hari (rata-rata 60-90 hari) disebut hepatitis kronik apabila telah lebih dari 6
a. Horizontal
b. Vertikal
Penularan yang terjadi dari ibu ke bayi yang dapat berlangsung pada masa
kehamilan, saat persalinan dan saat masa laktasi. Hepatitis B pada kehamilan
kematian maternal akibat perdarahan. Akibat jangka panjang yang buruk, ibu
16
dengan hepatitis B disaran untuk transplantasi hepar, abortus atau sterilisasi
(Gozali, 2020) Infeksi hepatitis B pada bayi bisa menyebabkan kerusakan hati, dan
pada kasus terparah, dapat berujung hingga kematian. Pada bayi, infeksi ini juga
sulit dihilangkan, dan akan berkembang menjadi infeksi kronis, dimana bayi
B. Pengetahuan
1. Pengertian
suatu objek dari indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu
praktik atau tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari oleh oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
2. Sumber pengetahuan
Pengetahuan wahyu diperoleh manusia atas dasar wahyu yang diberikan oleh tuhan
17
b. Pengetahuan intuitif (intuitive knowledge)
memperoleh intuitif yang tinggi, manusia harus berusaha melalui pemikiran dan
atau akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa- peristiwa
faktual.
dunia disekitar kita. Pemberian KIE, penyuluhan dan penggunaan media cetak,
Pengetahuan otoritas diperoleh dengan mencari jawaban pertanyaan dari orang lain
yang telah mempunyai pengalaman dalam bidang tersebut. Apa yang dikerjakan
oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang, kita terima sebagai suatu
kebenaran. Dalam hal ini petugas kesehatan khususnya bidan memiliki wewenang
18
a. Umur
Seseorang memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan
pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya
tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik (Lumy dkk, 2018)
b. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang dari orang lain
tentang suatu hal agar dapat meningkatkan pemahaman dan dapat memahami
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa (Lumy dkk,
2018)
c. Pekerjaan
namun dengan bekerja seseorang juga dapat memperoleh informasi terkait suatu
d. Sosial Budaya
e. Lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena ada interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan
19
f. Media /Sumber Informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
sebagai sumber informasi bagi ibu hamil melalui pemberian KIE atau role model.
Berbagai bentuk media seperti leaflet, booklet, flip chart, poster, video animasi dan
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan lain-lain dapat dijadikan
opini dan kepercayaan orang serta memberikan pengaruh pada pengetahuan atau
4. Tingkat Pengetahuan
tingkat :
a. Tahu ( Know )
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali ( recall) suatu terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami ( comprehension )
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
yang dipahami.
c. Aplikasi ( application)
20
Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau satu objek
e. Sintesis ( synthesis )
bagian - bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain
sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari
f. Evaluasi ( evaluation )
2. Pengetahuan Cukup : 56 % - 75 %
Pengetahuan ibu hamil tentang program triple eliminasi merupakan aspek penting terhadap
21
keikutsertaan ibu dalam program triple eliminasi dan memiliki pengaruh besar terhadap
penegakkan diagnosa, deteksi dini resiko tinggi serta pencapaian cakupan program.
mampu mengalahkan stigma yang terkait dengan HIV, sifilis dan hepatitis B dan
kesalahpahaman tentang risiko dan tingkat keparahan penyakit. Demikian pula sebaliknya
bahwa ada kemungkinan ibu tidak menyadari manfaat dari pemeriksaan yang akan mereka
lakukan, akan meningkatkan kemungkinan ibu untuk menolak dan tidak melanjutkan
menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil dengan pengetahuan yang rendah sebesar
tentang triple eliminasi. Kurangnya pengetahuan,, informasi dan kurangnya dukungan ibu
hamil dalam melaksanakan triple eliminasi menghasilkan tingkat penularan yang tinggi
infeksi HIV, sifilis dan Hepatitis B dari ibu. pada bayi (Mehta et al,2015)
C. Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap (Attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang, atau
perasaan biasa-biasa saja dari seseorang terhadap sesuatu. Sesuatu itu bisa benda, kejadian,
situasi, orang-orang atau kelompok, kalau yang timbul terhadap sesuatu itu adalah
perasaan senang, maka disebut sikap positif. Sedangkan, perasaan tidak senang disebut
sikap negatif.
2. Struktur Sikap
Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri atas tiga komponen, ketiga komponen sikap terdiri
dari:
sesuatu. Sering kali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini),
22
2) Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut
masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang
3) Komponen konatif adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk
Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi yakni : 1)
Menerima yakni berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/ objek. 2)
Merespons yaitu memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan. 3) Menghargai yaitu individu mengajak orang lain untuk mengerjakan
tinggi, dengan segala risiko bertanggungjawab terhadap sesuatu yang telah dipilih.
Ada dua macam jenis pernyataan dalam kuesioner yaitu favourable dan unfavourable.
Favourable artinya pernyataan sikap yang berisi hal-hal positif mengenai objek sikap yaitu
Unfavourable artinya pernyataan sikap yang berisi hal-hal yang negatif menenai objek
sikap, yaitu bersikap tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak
diungkap. Untuk mengklasifikasikan salah satunya dapat menggunakan skala likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan
favourable/mendukung, maka pendapat sangat setuju (SS) mendapat skor 4, setuju (S)
mendapat skor 3, tidak setuju (TS) mendapat skor 2, sangat tidak setuju (STS) mendapat
skor 1. Jika pernyataan unfavourable/tidak mendukung, maka pendapat sangat setuju (SS)
mendapat skor 1, setuju (S) mendapat skor 2, tidak setuju (TS) mendapat skor 3, sangat
23
D. Edukasi dengan Leaflet
1. Pengertian
Edukasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti ”perihal/
pada pengetahuan atau pendapat seseorang, maka dari itu sering disebut dengan
promosi kesehatan.
Salah satu tujuan dari promosi kesehatan yaitu mengubah sasaran (individu dan
keluarga, kelompok dan masyarakat) dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu
menjadi mau, dan dari mau menjadi mampu melaksanakan atau melakukan dalam
wujud perilaku mencegah atau mengatasi masalah kesehatan yang menyangkut diri
informasi yang tepat dan benar peran media amat penting seperti misalnya leaflet
kesehatan melalui lembaran yang lipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat
maupun gambar atau kombinasi (Gani dkk, 2014). Manfaat leaflet antara lain
singkat, menarik dan sederhana sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk
membacanya. Leaflet juga mudah disimpan dan dapat dibaca berulang kali.
Kelemahan leaflet adalah informasi dan penjelasan singkat dan terbatas, hanya
24
fokus pada informasi tertentu (Maydianasari dan Ratnaningsih, 2020).
menunjukkan arah sikap positif lebih tinggi daripada media poster (Gani dkk,
2014).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 320 tahun 2020 tentang
Standar Profesi Bidan menyebutkan Bidan adalah seorang perempuan yang telah
negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi
diatur dan terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi meliputi: (1) Etik legal dan
dalam praktik kebidanan, (6) Promosi kesehatan dan konseling, dan (7)
yaitu kompetensi promosi kesehatan dan konseling seiring dengan UU No.4 tahun
2019 tentang tugas, peran dan kewenangan bidan.dalam memiliki kontribusi besar
25
menggunakaan leaflet. Adapun peran, tugas serta wewenang bidan dalam upaya
hepatitis B.
6. Penatalaksanaan kasus, stabilitas dan rujukan cepat dan tepat jika diperlukan.
7. Melibatkan keluarga dan suami siaga dalam menjaga kesehetan serta gizi ibu
26
D. Kerangka Teori
Media pendidikan
kesehatan:
Media grafis
Leaflet/pamflet
Booklet
Flyer
Billboard
Poster
Flannelgraph
Bulletin board
Lembar balik
Flashcard
2. Media berbasis Edukasi tentang triple eliminasi
leaflet
Keterangan:
= Diteliti
27
= Tidak diteliti
= Berpengaruh
= Mencegah
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Variabel penelitian merupakan suatu objek atau sifat atau atribut atau
nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara
satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan bertujuan untuk
terikat dan diyakini memengaruhi variabel terikat (Polit & Beck, 2017).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Edukasi triple
eliminasi.
adalah variabel yang menjadi akibat dan yang dipengaruhi oleh variabel
atau diprediksi oleh peneliti (Polit & Beck, 2018). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah Pengetahuan dan sikap ibu hamil.
28
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunaan pada penelitian ini adalah jenis pre eksperimental
design dengan rancangan one group pretest posttest yang hanya melibatkan satu
kelompok subjek. Rancangan penelitian ini melibatkan satu kelompok yang diberi pre-
test (O), diberi perlakuan (X) dan diberi post-test. Keberhasilan perlakuan ditentukan
dengan membandingkan nilai pre-test dan nilai post-test. Pada rancangan ini tidak
O1 X O2
Keterangan :
O1 : pre test
O2 : post test
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Usang pada bulan Maret
2023.
31
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil di wilayah Pasar Usang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2016). Sampel yang diambil adalah seluruh ibu
hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pasar Usang bulan Maret 2022 dengan kriteria
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria eksklusi
1). Ibu hamil yang tidak dapat mengikuti kegiatan penelitian sampai selesai
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Lameshow, yaitu :
(Pₐ − Pₒ)²
Keterangan :
n = besar sampel
Z₁.ᵦ = power yang ditetapkan peneliti yaitu sebesar 80% (0, 84)
besar sampel dengan menggunakan rumus Lameshow, didapatkan hasil sebesar 57 ibu hamil,
untuk menghindari drop out ditambah presisi 10% dari besar sampel yaitu sebanyak 5,7
dibulatkan menjadi 6. Jadi jumlah besar dalam penelitian ini adalah 63 ibu hamil
32
D. Metode
1. Cara Penelitian
a. Tahap Persiapan
Pengumpulan data dalam penelitian merupakan prosedur yang
sistematis untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Satori, 2014).
Adapun jalanya penelitian melalui beberapa tahap:
1. Tahap awal yaitu dengan pengajuan judul penelitian kepada dosen
pembimbing I dan pembimbing II.
2. Pengurusan surat ijin studi pendahuluan dari Program Studi
Unisbar.
3. Pengajuan Surat studi pendahuluan ke Puskesmas Pasar Usang
4. Pengolahan data hasil studi pendahuluan
5. Melakukan seminar proposal yang telah disetujui oleh dosen
pembimbing 1 dan pembimbing II dan mengajukan ethical
clearance
33
bertanya pada peneliti.
4. Kuesioner kemudian dikembalikan kepada peneliti setelah terisi
dengan lengkap
5. Setelah data terkumpul peneliti akan mengolah data dan
menyelesaikan laporan akhir.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap Penyelesaian Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah
diisi oleh responden dan kemudian dikoreksi kelengkapannya untuk
dilakukan tabulasi data
d. Penarikan kesimpulan
Terakhir setelah tabulasi data telah selesai dilaksanakan dan sudah
diolah, maka peneliti dapat menarik kesimpulannya.
34
digunakan pada penelitian ini adalah SPSS (Statistical Package for
Social Sciences).
e. Cleaning data adalah pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan apakah sudah benar atau ada kesalahan pada saat
memasukan data. Cleaning data digunakan untuk mengetahui
adanya missing data, mengetahui variasi data dan konsistensi data
(Masturoh, 2018).
8. Analisis Data
Jenis analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis
bivariate. Analiisi univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi
dari data demografi yaitu pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah
edukasi. Sedangkan analisis bivariat adalah untuk mengetahui
pengaruruh edukasi trple eliminasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu
hamil
9. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak dan kewajiban
responden dan peneliti. Peneliti akan merahasiakan data responden
pada saat pengumpulan data dan hasil penelitian.
35
diberikan kepada responden, mampu memahami informasi, memiliki
pilihan untuk bebas memilih dan setuju untuk berpartisipasi tanpa
paksaan. Sementara persetujuan tertulis mungkin dalam beberapa
situasi membuat takut partisipan, di awal penelitian setidaknya harus
mendapatkan persetujuan verbal (Bricki & Green, 2007). Pada
penelitian ini dilakukan informed consent secara verbal dan tertulis.
DAFTAR PUSTAKA
Abrori. (2014). Di Simpang Jalan Aborsi: Sebuah Studi Kasus terhadap remaja yang mengalami
kehamilan tidak diinginkan. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri Semarang.
Agustini, A. (2019). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish. Ajzen, I. (2017). TPB with
Background Factors. Retrieved December 5, 2018, from
http://people.umass.edu/aizen/tpb.background.html
Bappenas. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas. Jakarta. Retrieved July
20, 2021, from
https://www.bappenas.go.id/files/1715/3974/8326/Buku_Penguatan_Pelayan
an_Kesehatan_Dasar_di_PuskesmasDirektorat_Kesehatan_dan_Gizi_Masyarakat_Bappen
as.pdf Bappenas. (2019). Fungsi Kesehatan Masyarakat dan Health Security. Jakarta:
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Retrieved July 20, 2021, from
https://www.bappenas.go.id/files/6115/9339/1933/FA_Preview_HSR_Book0 2.pdf
Breekveldt, N. (2018). Career interrupted : how 14 successful women navigate career breaks.
Australia: Melbourne Books.
Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Burhanuddin, N. (2018). Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana. Centers for Disease Control and
Prevention. (2019). HBV. Pregnancy Home. Retrieved August 7, 2021, from
https://www.cdc.gov/nchhstp/pregnancy/effects/hbv.html
Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Screening Recommendations. Pregnancy
Home. Retrieved August 7, 2021, from
https://www.cdc.gov/nchhstp/pregnancy/screening/index.html
Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Syphilis. Sexually Transmitted Diseases
(STDs). Retrieved August 7, 2021, from https://www.cdc.gov/std/syphilis/stdfact-syphilis-
36
detailed.htm
Chan, E. Y. L., Smullin, C., Clavijo, S., Papp-Green, M., Park, E., Nelson, M., Giarratano, G., et
al. (2021). A qualitative assessment of structural barriers to prenatal care and congenital
syphilis prevention in Kern County, California. PLOS ONE, 16(4), e0249419. Public
Library of Science. Retrieved February 3, 2022, from
https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0249419
Chandra, M., & Mishra, V. (2017). Clinical approach to infections in pregnancy. India: Jaypee
Medical .
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol.3. Jakarta : EGC
Tjockronegoro, Arjatmo. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 3. Jakarta :
Gaya Baru
38
39
KUESIONER
Petunjuk :
A. Karakteristik Responden
1. Nama ibu :
2. Umur :
4. Jumlah anak :
5. Pendidikan terakhir :
SMP
SMA
Akademi
Perguruan tinggi
Petunjuk pengisian
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item pernyataan yang paling tepat
40
PENGETAHUAN
41
SIKAP
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
No Pernyataan SS S R KS STS
1 Ibu hamil seharusnya melakukan pemeriksaan triple
eliminasi di awal kehamilan atau tidak
2 Ibu hamil melakukan pemeriksaan triple eliminasi
kehamilan dari awal akan lebih mudah mengetahui
adanya resiko penyakit menular seksual bagi bayi dan
ibunya atau tidak
3 Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan triple eliminasi di
Puskesmas yang ada di wilayah tempat tinggal ibu
4 Program Triple Eliminasi bertujuan untuk deteksi dini
infeksi penyakit HIV, sifilis dan Hepatitis B pada ibu
hamil dan sangat penting dilakukan oleh semua ibu hamil
karena dapat menyelamatkan nyawa ibu dan anak.
5 Pemeriksaan dapat dilakukan idealnya sebelum usia
kehamilan 20 minggu dan untuk ibu hamil yang datang
setelah 20 minggu tes skrining dan pengobatan harus
dilakukan secepat mungkin
6 Penularsan HIV AIDS kepada bayi tidak dapat
ditanggulangi walaupun sudah di lakukan pemeriksaan
triple eliminasi
42
9 Ibu memerlukan biaya yang mahal untuk melakukan
pemeriksaan triple eliminasi
43