PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
KURNIA AFILLA
2003158
OLEH:
KURNIA AFILLA
211015201134
Nim : 211015201134
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 211015201134
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
Sumatera Barat.
Komisi Pembimbing:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah
Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Di Rumah Sakit
Ridhoka Salma”. Skripsi ini di susun dan diajukan untuk syarat meneyelesaikan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima
1. Ibu Puthi Dwi Untari, MKM selaku ketua Yayasan Pendidikan Sumatera
Barat
2. Ibu Hj. Nurtati, SE, M.M selaku Rektor Universitas Sumatera Barat
Barat
Kebidanan
penulis.
7. Pihak rumah sakit Ridhoka Salma Jawa Barat yang telah mengizinkan
9. Semua pihak yang telah membantu dan telah ikut berpartisipasi dalam
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi
penelliti mengharapkan adanya kritik dan saran serta masukan yang dapat
membangun laporan ini. Harapan peneliti, semoga laporan ini dapat bermanfaat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, khususnya bayi
berusia 0-6 bulan, yang fungsinya tidak dapat tergantikan oleh makanan dan
minuman apapun. Pemberian ASI merupkan pemenuhan hak bagi setiap ibu dan
anak. Studi dari The Global Breastfeeding Collective, pada 2017 menunjukkan
bahwa satu Negara akan mengalami kerugian ekonomi sekita $300 miliyar
meningkatnya resiko kematian ibu dan balita serta pembiayaan kesehatan akibat
masa menyusui dan bervariasi didalam dan diantara ibu. Kandungan dari ASI juga
bervariasi antara bayi cukup bulan dengan bayi premature. Cairan pertamakali
yang yang dikeluarkan oleh ibu menyusui disebut dengan kolostrum (Bauer J,
Gerss J, 2016). ASI merupakan hal yang sangat penting untuk pertumbuhan bayi,
oleh sebab itu diperlukan pemahaman bagi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
Eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi sampai berusia 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Akan
tetapi meskipun telah selesai memberikan ASI Eksklusif, bukan berarti pemberian
ASI dihentikan, namun tetap diberikan kepada bagi sampai berusia 2 tahun.
Karena ASI adalah makanan pertama dan utama yang paling terbaik bagi bayi
makro dan mikro nutrient. Makronutrien yang ada pada ASI yaitu karbohidrat,
protein dan lemak sedangkan mikronutriennya yaitu vitamin dan mineral. Tiap
Sekitar 88% dari ASI merupakan air (Ginting, 2020). Air berfungsi untuk
melarutkan zat yang ada didalamnya. Secra metabolic ASI adalah sumber air yang
aman, dan air yang relative tinggi pada ASI dapat meredakan ransangan-
ransangan haus dari bayi. ASI Eksklusif untuk bayi mempunyai peranan penting
utnuk meningkatkan ketahanan tubuh bayi, oleh sebabnya dapat mencegah bayi
terserang berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatan bayi. ASI Eksklusif
juga bermanfaat untuk menunjang dan membantu proses perkembangan otak dan
fisik bayi selama kedepannya. ASI Eksklusif juga bermanfaat untuk ibu yaitu
mental lebih stabil, dan meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara, karena
salah satu penyebab kanker payudara pada ibu menyusui adalah kurangnya
data profil kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017, cakupan ASI di Jawa Barat
baru mencapai 53%. Menurut Kabupaten Kota, kisaran rata-rata cakupan ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan antara 20,34%. Cakupan pemberian ASI Ekslusif
cakupan tersebut belum mencapai target nasional sebesar 80%. Pada tahun 2017
ASI Eksklusif di Karawang sebesar 63,76%, (Dinkes Jabar, 2017) dan mengalami
tersebut, pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang berperan cukup
penting tentang ASI Eksklusif. Hal ini disebabkan pengetahuan ibu yang kurang
Pengetahuan yang dimiliki ibu umumnya sebatas tingkat “tahu”, sehingga tidak
tentang ASI Eksklusif baik yang dialami sendiri mauoun dilihat dari teman,
tetangga atau keluarga maka ibu akan lebih terinspirasi untuk mempraktekkannya
suatu tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan menetap lebih lama dari pada perilaku yang
yang meransang ibu untuk memberikan ASI pada bayinya, sehingga dapat
terciptanya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang timggi. Kedua
motivasi pemberian ASI Eksklusif. Jika tingkat pendidikan ibu rendah maka
pengetahuan ibu tentang ASI juga akan rendah sehingga pemberian ASI Eksklusif
masyarakat tentang lama pemberian ASI Eksklusif yang benar sesuai dengan yang
rumah sakit Ridhoka Salma Jawa Barat diketahui bahwa terdapat 7 orang yang 4
tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan mereka beranggapan ASI saja tidak
cukup sebab anak masih merasa rewel. Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Badak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden meliputi umur, pendidikan
dan pekerjaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
ibu-ibu khususnya ibu hamil untuk mengetahui dan mengikuti kelas ibu
2. Manfaat Praktisi
1. Bagi Masyarakat
bagi para calon ibu bahwa adanya kelas ibu menyusui dapat
eksklusif.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara siklus
Jumlah populasi adalah seluruh siswi kelas X MAN 1 Padang Pariaman yaitu
Pariaman yang akan dilaksanakan pada tanggal 10-13 september 2022. Jenis
penelitian ini yaitu, siklus menstruasi sebagai variable dependen dan kejadian
ini adalah uji chi-square value dengan hasil yang didapat jika value < 0.05
berarti ada hubungan siklus menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di MAN 1 Padang Pariaman, jika > 0.05 berarti tidak ada hubungan
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) karena semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi ada
(Fikawati et al. 2015). Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, madu, air teh dan air putih ataupun tambahan makanan seperti
pisang, bubur susu, bubur nasi, biskuit dan nasi tim pada bayi sampai usia 6
menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama (WHO, 2016) lalu
pendamping ASI sampai bayi berusia 2 tahun (Krammer dan Kakuma, 2014).
2. Anatomi Payudara
menyekresi air susu, disebut sel acini. Apanila sel ini teransang maka
lactifer.
c. Duktus : saluran kecil yang membawa air susu yang diproduksi oleh
lobules
areola, tempat menyimpan air susu dimana ketika ada ransangan air
3. Produksi ASI
Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi
kolostrum. Saat melahirkan, kadar estrogen turun, kadar prolaktin naik, dan
"refleks prolaktin" atau produksi susu cermin. Refleks makan ini awalnya
tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu, namun kemudian ditekan oleh
keadaan emosi ibu saat mengalami kecemasan, kelelahan, rasa malu, gelisah,
atau sakit. Isapan bayi menyebabkan keluarnya air susu dari kantung susu
saluran susu berkontraksi. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong susu dari
Mengisap susu dari sinus oleh bayi disebut "melepaskan" atau "melepaskan".
Terakhir, pelepasan dapat dipicu tanpa stimulasi hisap. Keputihan dapat terjadi
a. Kolostrum
Kandungan laktosa lebih rendah dari ASI matur. Seorang ibu hanya
memproduksi 7,4 sendok teh atau 36,23 ml kolostrum per hari. Namun
volume lambung bayi pada hari pertama sekitar 5-7ml, hari kedua 12-13ml,
dan hari ketiga 22-27ml, sehingga jumlah kolostrumnya sedikit, namun cukup
b. ASI Peralihan
ASI Peralihan adalah ASI dari kolostrum menjadi ASI matur. Ciri-ciri
memenuhi kebutuhan bayi. Pada periode ini, produksi ASI mulai stabil
(Widayanti , 2014).
c. ASI Matang
ASI muncul pada hari ke 8-11. ASI matang adalah pola makan yang
Anda. Susu matang dibagi menjadi susu awal atau kolostrum dan susu akhir
atau susu sekunder. Pemberian ASI dini memenuhi kebutuhan cairan bayi.
Semakin cepat bayi Anda mendapat banyak ASI, semakin banyak air yang
dibutuhkannya. Bayi hidup di iklim panas tetapi tidak memerlukan air minum
selain ASI sampai mereka berusia 6 bulan. Susu akhir memiliki lebih banyak
lemak daripada susu awal. Lemak ekstra ini membuat susu akhir tampak lebih
putih daripada susu awal. Lemak dalam jumlah besar ini memberikan banyak
energi untuk ASI. Oleh karena itu, bayi harus diberi kesempatan lebih lama
Kesehatan, 2008).
sekitar areola sekitar puting susu. Ketika bayi mengisap hanya pada puting
berbagai penyakit. Karena ASI merupakan cairan yang mengandung zat imun
yang dapat melindungi dari berbagai infeksi, bakteri, virus dan jamur. parasit
juga. ASI mengandung anti-infeksi yang membantu bayi Anda terhindar dari
2011).
a. Bifidobacteria
b. Faktor Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang mengikat zat besi dalam ASI. Besi terikat
tumbuh.
c. Lactosyrosidase Factor
Fagosit berfungsi untuk memakan bakteri yang berbahaya bagi tubuh bayi.
f. Faktor lisozim
Lisozim adalah salah satu enzim yang terdapat dalam ASI. Enzim ini tidak
tetapi juga berperan sebagai pelindung terhadap berbagai jenis virus, serta
membantu tubuh bayi Anda terhindar dari berbagai penyakit akibat virus.
6. Komposisi ASI
karbohidrat, protein dan lemak, dan mikronutrien adalah vitamin dan mineral.
(Bascolo, 2008).
a. Karbohidrat
energi untuk otak. Karena kandungan laktosa pada ASI dan PASI adalah 7: 4
maka ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, sehingga bayi yang
terbiasa dengan ASI cenderung tidak mau meminum PASI, hal ini berperan
karnitin yang lebih tinggi daripada bayi yang diberi susu formula. Karbohidrat
dalam ASI merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan sel saraf di otak dan
b. Protein
Protein susu lebih rendah dari ASI. Namun, protein ASI sangat cocok
sistem pencernaan bayi, yaitu unsur protein whey. Rasio komponen protein
whey terhadap kasein pada ASI adalah 65:35, sedangkan pada PASI adalah
20:80. Artinya, protein dalam ASI hanya mampu menyerap sepertiga dari
protein dalam sistem pencernaan bayi, dan dua kali lipatnya harus dikeluarkan.
Akibatnya, bayi sering mengalami diare dan buang air besar dengan kotoran
biji cabai, yang menandakan bahwa makanan kurang terserap pada bayi yang
disusui.
c. Lemak
Tingkat lemak dalam ASI berubah setiap kali bayi Anda menyusu, dan ini
akan berbeda dengan hisapan kedua dan akan terus berubah tergantung
perkembangan dan kebutuhan energi bayi Anda. Jenis lemak yang terdapat
pada ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan sel jaringan otak
dan mengandung enzim lipase sehingga sangat mudah dicerna. Lemak dalam
jaringan otak. Susu Formula tidak mengandung enzim. Ini karena enzim
diare karena kekurangan enzim membuat bayi sulit menyerap lemak BASI.
terhadap PASI.
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, meskipun dalam kadar yang
relatif rendah, dan dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai dengan usia 6
bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI adalah mineral yang sangat stabil dan
mudah diserap, dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pola makan ibu. Dalam
yang tidak normal pada bayi. karena konstipasi dan gangguan metabolisme.
e. Vitamin
vitamin C.
7. Manfaat ASI
memandang kekayaan atau kekuasaan. Serta manfaat ini sangat penting baik
untuk bayi sehat maupun bai dengan resiko tinggi terhadap kematian atau
dan 3 bulan, bayi yang tidak mendapatkan ASI 4 kali lebih mungkin
Bayi yang tidak diberi ASI memiliki sedikit kasus diare, infeksi
5) Kecerdas bertambah
Bayi yang disusui lebih pintar. Menyusui untuk durasi yang lebih
terhadap lebih dari 60.000 wanita yang memiliki setidaknya satu anak
dan menyusui anaknya 60% lebih sedikit risiko untuk kanker payudara
persediaan zat besi ibu yang hilang selama persalinan, dan dengan
sehari.
lengan ibu, kepala dan perut bayi menghadap ibu, telinga dan
c. Jika teknik sudah benar, bayi puas menyusu dan ibu tidak
kesakitan/merasa nyeri.
cukup adalah:
a. Frekuensi BAK yang kurang (kurang dari 5-6 kali per 24 jam) dan
biasanya warna urine bayi cenderung kuning pekat serta kenaikan berat
b. Penyebab ASI PASTI tidak cukup biasanya ada beberapa, antara lain:
fisik bayi seperti tali lidah pendek (tongue tie), atau bisa juga karena
melahirkan.
1. ASI beku dapat dicairkan dengan merendam didalam wadah yang berisi
air hangat atau juga dapat dibiarkan udara terbuka, selanjutnya ASI dapat
- Botol yang paling baik yang terbuat dari gelas atau kaca dengan tutup
yang rapat.
- Jangan lupa bubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI,
- ASI dapat disimpan dalam botol gelas atau plastik, termasuk plastik
klip, kurang lebih 80-100 cc, bertahan 72 jam dalam lemari es (< 4˚C).
Gambar 2.11 Botol penyimpan ASIP Gambar 2.12 Kantong penyimpan ASIP
11. Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI, yaitu faktor yang
ada dalam diri ibu (faktor internal) dan faktor dari luar diri ibu (faktor eksternal).
dan kondisi kesehatan ibu. Sedangkan faktor eksternal yaitu IMD (Inisiasi
susu formula, dan dukungan dari tenaga kesehatan atau penolong persalinan,
dukungan teman sebaya sesame menyusui maupun orang terdekat seperti suami
dan ibu.
a. Faktor Internal
1) Pengetahuan
Jika tingkat pengetahuan ibu tentang ASI hanya sekedar tahu atau pernah
dengar saja, itu tidak dapat merubah sukap ibu melakukan ASI eksklusif
2) Pendidikan
ibu hanya boleh memberikan ASI saja kepada bayi sampai bayi berumur
Keyakinan dari diri ibu sendiri diperlukan untuk tercapai produksi ASI
(Fernando, 2013).
4) Sikap
Ibu dengan sikap positif dalam pemberian ASI pada bayinya dapat
(Fernando, 2013).
5) Pekerjaan
makanan bagi bayinya yang ditinggal dirumah saat ibunya bekerja (Saleh,
2011).
Pada beberapa keadaan bayi tidak mendapatkan ASI sama sekali, seperti
seperti menderita sakit jantung berat atau sedang menderita inveksi virus
berat, atau ibu yang sedang dirawat dirumah sakit ataupun jika ibu telah
b. Faktor Eksternal
1) Pelaksanaan IMD
diharapkan interaksi antara ibu dan bayi akan segera terjadi. Dengan
IMD ibu akan semakin percaya diri untuk tetap memberikan ASI
payudara ibu dan tenang dalam pelukan ibu segera setelah lahir
(Fikawati, 2016).
2) Rooming-in
satu ruangan yang memudakan ibu untuk bisa selalu memberikan ASI
kepada bayi kapanpun bayi mau, sehingg praktik ASI Eksklusif dapat
Menurut Gunawah (2016) 10 ciri Rumah Sakit sayang ibu dan anak
yaitu:
(on demand)
e) Pihak Rumah Sakit tidak memberi dot pada bayi yang menyusui
manajemen laktasi
eksklusif
implementasi pasal 20, dimana hal ini sebaga syarat produsen yang
ingin ,emgiklankan produdk susu formula pada media massa dan ruang
5) Dukungan ASI
diberikan kepada ibu maka akan semakin besar pula keinginan dan
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini bisa terjadi ketika orang
panca indra manusia yaitu indra penglihata, pendengaran, penciuman, rasa dan
dominan yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan tindakan. Dalam
ini dapat terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu.
Terbentuk didalam sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugas lain
kesehatan
c. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional
maupun tradisional
(Notoatmojo, 2014).
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang ada dalam domain kognitif ada 6 tingkatan (Wawan, Dewi
2017).
a. Tahu (know)
Pengetahuan tingkat ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja yang dapat mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
secara benar. Seseorang yang sudah paham harus dapat meneybutkan contoh,
c. Aplikasi (application)
Adalah kemampuan agar bisa menggunakan materi yang sudah
rumus, metode, prinsip dan lainnya dalam konteks situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan ini dapat
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
ada.
3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Pendidikan
b. Pengalaman
c. Usia
d. Media informasi
non formal akan memberikan pengaruh jangka pendek sehingga bisa membuat
memiliki berbagai bentuk media seperti e-book, leaflet, booklet, flip chart,
poster, video animasi dan media massa seperti televise, radio, surat kabar, dan
lainnya akan memberikan pengaruh besar terhadap terbentuknya opini dan
kepercayaan seseorang.
e. Lingkungan
4. Kategori Pengetahuan
kategori, yaitu:
1. Baik (74-100%)
2. Cukup (56-75%)
3. Kurang (<55%)
C. Motivasi Ibu
1. Definisi
dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tugas atau mencapai sasaran
Motivasi merupakan masalah yang kompleks, dan tidak ada petunjuk yang mudah
2. Fungsi Motivasi
sesuatu. Dengan fungsi ini individi dituntut untuk melepaskan diri dalam
kegiatannya.
melakukan kegiatan.
3. Komponen Motivasi
Motivasi terdiri dari dua komponen, yaitu komponen luar (outer component)
5. Klasifikasi Motivasi
2. Motivasi sedang
3. Motivasi lemah
Yaitu apabila dalam diri invidu memiliki harapan dan keyakinan yang
adalah motivasi yang muncul dari luar diri seseorang dan dapat mendorong
pada proses menyusui akan berhasil jika faktor intrinsic dari ibu yang
ibu semakin percaya diri dan menumbuhkan motivasi ibu dalam menyusui
biolohis maupun sosial. Ibu akan dibuat stress jika lingkungan tidak
ibu dalam memberikan ASI eksklusif, ibu yang berada dalam lingkungan
memberikan susu formula maka ibu juga akan cenderung memberikan susu
Faktor yang
mempengaruhi
pemberian ASI
Dukungan tenaga
Dukungan keluarga
profesional
sistem individual
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
konseptual untuk penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Bagan 3.1
Pengetahuan Ibu
Pendidikan kesehatan
dengan media Leaflet
Motivasi IBu
B. Definisi Operasional
variable dapat diukur atau bahkan diuji baik oleh peneliti ataupun peneliti lainnya
(Sugiyono, 2016).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Dependent:
Pengetahuan ibu Pemahaman ibu Pengetahuan ibu Kuisioner O -Baik: jika mampu
rd
in
al
tentang ASI Mengenai tentang ASI menjawab benar 76%-
Eksklusif menyusui dan Eksklusif 100%
ASI Eksklusif -Baik: apabila ibu -Cukup: jika mampu
mampu menjawab menjawab benar 56%-
benar ≥10 soal dari 75%
12 soal -Rendah: jika menjawab
-Cukup: apabila ibu benar <56%
mampu menjawab
benar 7-9 soal dari
12 soal (Arikuto, 2006)
-Rendah: apabila ibu
mampu menjawab
benar ≤6 soal dari 12
soal
Motivasi ibu dalam Dorongan, Motivasi ibu dalam Kuisioner Or - Motivasi tinggi: jika
di
na
l
pemberian ASI keinginan atau pemberian ASI jumlah skor jawaban 76%-
Eksklusif kemauan ibu Eksklusif 100%
Untuk -Tinggi: apabila ibu - Motivasi sedang: jika
memberikan ASI mendapatkan skor jumlah skor jawaban 56%-
Eksklusif ≥37 75%
kepada bayinya -Sedang: apabila ibu - Motivasi rendah: jika
mendapatkan skor jumlah skor jawaban
27-36 <56%
-Lemah: apabila ibu
mendapatkan skor (Irwanto, 2008)
≤26
C. Hipotesis
logis tentang suatu populasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
terhadap pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Ridhoka
Salma
terhadap motivasi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Ridhoka
Salma
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Ridhoka Salma
motivasi ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Ridhoka Salma
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
atau kelas yang diberikan pra dan post uji. Rancangan one group pretest dan
posttest design ini, dilakukan pada satu kelompok tanpa adanya kelompok
yang diperoleh dari hasil penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data yang
desain one group pretest posttest design menurut Sugiyono (2013) adalah:
O1 X O2
dengan demikian hasil perlakuan yang didapat lebih akurat, karena dapat
1. Populasi
Individu yang diuji menunjukkan karakteristik yang sama yaitu berupa sebuah
kelompok, kejadian, atau sesuatu yang diteliti. Populasi yang diteliti merupakan
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata pasien hamil di
rumah sakit Ridhoka Salma selama 3 bulan terakhir yang berjumlah 102 orang.
2. Sampel
yang diteliti (Arikunto, 2013). Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan
n =𝑁
1 + (𝑑)2
Keterangan:
102
n= 2
1+ 102(0,1)
102
n=
1+ 1,02
102
n=
2,02
n= 50,4 = 50
berdasarkan perhitungan diatas, maka total sampel dalam penelitian ini adalah 50
orang.
agar dapat mengendalikan variable penelitian yang tidak diteliti tetapi memiliki
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
Tempat penelitian adalah rumah sakit ridhoka Salma dan waktu penelitian
1. Pengolahan Data
b. Scoring
c. Entering
e. Tabulating
2. Analisis Data
langkah terakhir dalam penelitian. Data dimasukkan kedalam komputer dan diuji
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariate
maka uji analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu paired t-test dan
perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum dan sesudah intevensi
untuk menentukan nasib sendiri, hak atas privasi dan martabat, hak untuk
adil, dan hak untuk dilindungi dari ketidaknyamanan dan kehilangan. Uraian
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri, yaitu klien memiliki otonomi dan hak
untuk membuat keputusan yang sadar dan terinformasi tanpa paksaan untuk
2. Hak atas Privasi dan Martabat. Ini berarti bahwa klien memiliki hak untuk
dihormati ketika berbagi tindakan mereka dan apa yang dilakukan kepada
mereka dengan orang lain. Proses pengumpulan data juga membawa risiko
tahu klien bahwa mereka juga berhak untuk tidak menjawab pertanyaan
orang lain. Klien dapat memilih keluar dari proses penelitian kapan pun
dapat dikaitkan secara langsung dengan klien, dan klien juga harus
Kaset dan transkrip wawancara di lokasi khusus yang hanya dapat diakses
oleh penulis. Saat menulis laporan studi kasus, penulis menggambarkan data
4. Hak atas perlakuan yang adil termasuk hak yang sama untuk dipilih dan
AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia). 2016. Tanda Pasti ASI Tidak
Cukup.Jakarta.
Aini, N.L. 2017. Hubungan Antara Sikap Ibu Primipara dalam Pemberian ASI
Aprilia, Y. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi
Diponegoro Semarang.
Arief, W.K. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Aksara.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Meski Menurun, Angka Kematian Bayi di
Baroroh, I., Miftachu J., Pedvin R.M. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan
Baskoro, A. (2008). ASI panduan praktis ibu menyusui. Yogyakarta: Banyu Media.
Pediatrics,
2007, 118(5).,1436-1443.
Chen, P. G., Johnson, L. W. & Rosenthal, M. S. Sources of education about
Depkes. 2008. Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI
Jakarta, hal. 37
Depkes. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat Jendral
Pustaka Pelajar.
Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan di RS Syarif
Hidayatullah.
Fikawati, S., Syafiq, A., Karima, K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Raja Wali
Praktik Pemberian
Friedman. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori dan praktik. Jakarta:
Hall, J.E & Guyton, A.C. 2016. Textbook of Medical Physiology 13th
Edition.
Philadelphia: Elsevier.
Hidayat, A & Aziz, A. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah,
Edisi2.
(SDGs). Jakarta.
2012 Tentang
Khasanah. 2011. ASI atau susu formula ya?.Panduan Lengkap Seputar ASI dan
Susu Formula. Jogjakarta: Flashbook.