Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA


PERIODE 09 – 21 SEPTEMBER 2019

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Klinik


di SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

disusun oleh :
Novia Rama

Pembimbing:
dr. Sri Wahyuni
dr. Niki Febronika
dr. Mira Susanti
dr. Maisya Zahra

SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019

1
LEMBARAN PENGESAHAN
PROFIL PELAYANAN KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA
PERIODE 9 – 21 SEPTEMBER 2019

Disusun Oleh:

Novia Rama

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Jeulingkee
Banda Aceh

Disahkan Oleh :
Banda Aceh, 19 September 2019
Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing III

dr. Sri Wahyuni dr. Mira Susanti


NIP. 19770801 201001 2 008 NIP.19870329 201903 2 002

Pembimbing II Pembimbing IV

dr. Niki Febronika dr. Maisya Zahra


NIP. 19820225 201409 2 001 NIP. -

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Banda Raya Kepala Bagian Family Medicine

dr. Farah Dina Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si


NIP. 19820131 201412 2 001 NIP. 19831012 201404 2 001

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Profil Pelayanan
Kesehatan di UPTD Puskesmas Banda Raya periode 09- 21 September
2019. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang
telah membawa umat manusia ke masa yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada,
bimbingan dan hasil pengamatan yang dilakukan di UPTD Puskesmas
Banda Raya selama mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Ucapan terima kasih serta penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada
Kepala UPTD Puskesmas Banda Raya, dr. Farah Dina, dr. Sri wahyuni, dr Mira
Susanti, dr Niki Febronika dan dr. Maisya Zahra yang telah bersedia meluangkan
waktu membimbing penulis dalam pelaksanaan dan penulisan laporan, serta kepada
seluruh staf, teman-teman dokter muda serta semua pihak yang juga turut
memberikan kontribusi hingga laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
bagi semua pihak. Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
laporan ini.

Banda Aceh, 19 September 2019

Penulis

3
LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN

4
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN TENTANG MANFAAT
DAUN KELOR TERHADAP PENCEGAHAN STUNTING

I. Latar Belakang

Indonesia mempunyai masalah gizi yang cukup berat yang ditandai dengan
banyaknya kasus gizi kurang pada anak balita, usia masuk sekolah baik pada laki-
laki dan perempuan. Masalah gizi pada usia sekolah dapat menyebabkan rendahnya
kualiatas tingkat pendidikan, tingginya angka absensi dan tingginya angka putus
sekolah.1 Malnutrisi merupakan suatu dampak keadaan status gizi baik dalam
jangka waktu pendek maupun jangka waktu lama. Stunting adalah salah satu
keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu
sehingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting diukur sebagai
status gizi dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis
kelamin balita. Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di
masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. Hal tersebut membuat
stunting menjadi salah satu fokus pada target perbaikan gizi di dunia sampai tahun
2025.2
Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai
37,2 persen, meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya,
pertumbuhan tidak maksimal diderita oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau satu
dari tiga anak Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada
negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan
Thailand (16%). Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak
dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun
3
di Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata.
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita.
Penyebab langsung adalah kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi. Faktor lainnya adalah pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah,
sanitasi dan hygiene yang buruk dan rendahnya pelayanan kesehatan. Selain itu
masyarakat belum menyadari anak pendek merupakan suatu masalah, karena anak
pendek di masyarakat terlihat sebagai anak-anak dengan aktivitas yang normal,
tidak seperti anak kurus yang harus segera ditanggulangi. Demikian pula halnya

5
gizi ibu waktu hamil, masyarakat belum menyadari pentingnya gizi selama
kehamilan berkontribusi terhadap keadaan gizi bayi yang akan dilahirkannya
kelak.4
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman
tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman kelor
merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai
dari dataran rendah 0 sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Kelor
dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan
terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan.5
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah
banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan
nutrisi, diantaranya kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin. Daun
kelor juga mengandung berbagai macam asam amino, antara lain asam amino yang
berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin,
lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan metionin (Syarifah et al., 2015).6
Kandungan nilai gizi yang tinggi, khasiat dan manfaatnya menyebabkan
kelor mendapat julukan sebagai Mother’s Best Friend dan Miracle Tree karena
kelor diyakini memiliki potensi untuk mengakhiri kekurangan gizi, kelaparan, serta
mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit di seluruh dunia. Namun di
Indonesia sendiri pemanfaatan kelor masih belum banyak diketahui, umumnya
hanya dikenal sebagai salah satu menu sayuran. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) juga menganjurkan agar anak-anak dan balita yang masih dalam masa
pertumbuhan untuk mengonsumsi daun kelor karena berkhasiat untuk
meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah gizi buruk sehingga diharapkan bisa
terbebas dari masalah stunting. (Anwar et al., 2007).7
Seiring dengan perkembangan informasi, maka terjadi pula perkembangan
dan perubahan pola hidup masyarakat, termasuk pola hidup dalam memilih jenis
menu makanan sehari-hari. Banyaknya ragam pilihan makanan, menjadikan daun
tanaman kelor sebagai makanan warisan kadang ditinggalkan. Mengingat fungsi
dan manfaat tanaman kelor yang sangat beragam, baik untuk pangan, obat-obatan,
maupun lingkungan maka informasi terkait manfaat tanaman kelor perlu

6
disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, agar dapat dibudidayakan secara
luas dan dimanfaatkan secara optimal
Atas dasar inilah sehingga penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan
berjudul “Manfaat Daun Kelor terhadap Pencegahan Stunting” di UPTD Puskesmas
Banda Raya, Banda Aceh.

II. Judul Kegiatan

Kegiatan ini merupakan penyuluhan dengan judul “Manfaat Daun Kelor


Terhadap Pencegahan Stunting”.

III. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk:


1. Memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai apa itu daun kelor
2. Memberikan penjelsan kepada masyarakat mengenai manfaat dan kandungan
daun kelor
3. Memberikan penjelsan kepada masyarakat mengenai apa itu stunting
4. Memberikan penjelasan mengenai penyebab stunting
5. Memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri stunting
6. Memberikan penjelasan mengenai efek stunting
7. Memberikan penjelasan mengenai pencegahan stunting dengan mneggunakan
daun kelor

IV. Waktu Dan Tempat Kegiatan

Tempat : Posyandu Desa Lhong Cut dan Lhong Raya


Waktu : Senin dan Selasa, 16-17 September 2019
Peserta : Pengunjung posyandu
Pelaksana : Dokter Muda Fakultas Kedokteran Unsyiah

V. Metode Penyuluhan

7
Penyuluhan dilakukan dalam bentuk pemaparan tentang judul yang
disampaikan dalam bentuk penjelasan menggunakan leaflet yang dibagikan kepada
peserta penyuluhan.

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Media


1. Pembukaan  Memberi salam  Warga Leaflet
(2 menit)  Memperkenalkan menjawab
diri salam
 Menyampaikan  Warga
tujuan memahami
penyuluhan maksud dan
tujuan
2. Pelaksanaan  Menyampaikan  Warga Leaflet
(6 menit) materi mendengarkan
materi
penyuluhan
yang di
sampaikan
3. Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan, Leaflet
materi menjawab
 Mengevaluasi pertanyaan,
dengan dan menjawab
menanyakan salam
kepada sasaran
tentang materi
yang telah
diberikan.
 Mengakhiri
pertemuan dengan
mengucapkan
salam dan
terimakasih

VI. Materi Penyuluhan

8
1. Apa itu Daun Kelor?

Sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae yang dikenal dengan nama lain
moringa. Kelor adalah sumber makanan penting di beberapa bagian dunia. Karena
dapat ditanam dengan murah dan mudah dan daunnya menyimpan banyak vitamin
dan mineral. Kelor dikenal diseluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan World
Health Organization (WHO) telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan
alternatif untuk mengatasi masalah gizi (malnutrisi). Di Afrika dan Asia daun kelor
direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan
anak pada masa pertumbuhan.8

Daun Kelor

2. Apa Kandungan dan Manfaat Daun Kelor?


a. Kandungan Daun Kelor

b. Manfaat Daun Kelor

9
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan bagi anak-anak dan bayi
dalam masa pertumbuhan untuk mengkonsumsi daun kelor, karena manfaat dari
kandungan daun kelor yang besar. Suatu penelitian menyatakan bahwa daun kelor
mengandung vitamin A, 10 kali lebih banyak dibanding wortel, vitamin B 50 kali
lebih banyak dibanding sardines dan kacang, vitamin E 4 kali lebih banyak
dibanding minyak jagung, beta karoten 4 kali lebih banyak dibanding wortel, zat
besi 25 kali lebih banyak dibanding bayam, zinc 6 kali lebih banyak dibanding
almond, kalium 15 kali lebih banyak dibanding pisang, kalsium 17 kali lebih
banyak dibanding susu, dan protein 9 kali lebih banyak dibanding yoghurt.9

sumber: www.furlife.com

3. Apa itu Stunting?

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh


asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.1

4. Penyebab Stunting

10
Masalah balita pendek menggambarkan masalah gizi kronis, dipengaruhi dari
kondisi ibu/calon ibu, masa janin dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang
diderita selama masa balita. Dalam kandungan, janin akan tumbuh dan berkembang
melalui pertambahan berat dan panjang badan, perkembangan otak serta organ-
organ lainnya. Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan awal kehidupan
menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secara paralel penyesuaian
tersebut meliputi perlambatan pertumbuhan dengan pengurangan jumlah dan
pengembangan sel-sel tubuh termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya. Hasil
reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi di ekspresikan pada usia dewasa dalam
bentuk tubuh yang pendek.2

5. Ciri-ciri Stunting
Anak yang mengalami stunting ini memiliki ciri-ciri atau gejala-gejala
sebagai berikut: 3
a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih
pendiam, tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak
non-stunted jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting)
menampilkan performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar,
tetapi masih baik dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun
decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis,
rambut ketiak, panjangnya testis dan volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

6. Efek Stunting
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting: 10
 Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh

11
 Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua

Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,


produktifitas, dan daya saing bangsa.

7. Pencegahan Stunting
Menurut Millenium Challenge Account-Indonesia (2015) stunting dapat
dicegah dengan beberapa cara yaitu:3
a. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus
mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat
besi atau Fe), dan terpantau kesehatannya. Namun, kepatuhan ibu hamil
untuk meminum tablet tambah darah hanya 33%. Padahal mereka harus
minimal mengkonsumsi 90 tablet selama kehamilan.
b. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi
makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
c. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
d. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan.

VII. Diskusi dan Tanya Jawab dengan Peserta


1. Pertanyaan : Apakah ada parameter untuk mengukur tumbuh kembang
anak sehingga kita bias mengetahui anak tersebut tidak
mengalami stunting?

Jawaban : Ada, anak usia 0 sampai 5 tahun dapat dilakukan


pengukuran BB/U, PB/U,TB/U dengan menggunakan kurva
WHO.

12
VIII. Penutup

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dokter
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan
tugas ini. Semoga hal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis
menyadari bahwa banyak kekurangan yang terjadi dalam penyusunan laporan ini,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan
kepustakaan ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Sulastri D. Faktor determinan kejadian stunting pada anak usia sekolah di


kecamatan lubuk kilanga. Kota Padang. Sumatera Barat : J . Kesehat - Maj
Kedokteran Andalas. 2012
2. Safitri CA, Nindya TS. Hubungan ketahanan pangan dan penyakit diare
dengan stunting pada balita 13-48 bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan.
Surabaya. J Amerta Nutr. 2017
3. MCA Indonesia. Stunting dan masa depan Indonesia. Millennium Challenge
Accout - Indonesia. www.mca- indonesia.go.id. 2015
4. UNICEF. Imroving Child Nutrition, The Achievable Imperative For Global
Progress. New York :United Nations Children’s Fund. 2013.
5. Thomas A. Tanaman Obat Tradisional. Yokyakarta: Kanisus. 2007
6. Aminah, Syarifah. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor
(Moringa oleifera)”. Buletin Pertanian Perkotaan. Volume 5. Nomor 2. 2015
7. Anwar F. Latif S. Ashraf M. and Gilani AH. Moringa oleifera: a food plant
with multiple medicinal uses. Phytother. Res. 21, 17–25. 2007
8. Masdiana T, Hikmah N, dan Rahmawati. Analisi kandungan vitamin C dan
beta karoten dalam daun kelor (moringan oleifera lam). Dengan metode
spektofometri UV-VIS, jurnal fitofarmaka indonesia. Vol.3 no. 1. 2014
9. Krisnadi AD. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan
Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. 2015
10. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta. 2017

14
Lampiran : Leaflet penyuluhan

15
16
Dokumentasi

Desa Lhong Cut Desa Lhong Raya

Gambar 1. Penyampaian Materi Stunting

Gambar 2. Tanya Jawab dengan Masyarakat

17
Disahkan Oleh :
Banda Aceh, 19 September 2019
Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing III

dr. Sri Wahyuni dr. Mira Susanti


NIP. 19770801 201001 2 008 NIP.19870329 201903 2 002

Pembimbing II Pembimbing IV

dr. Niki Febronika dr. Maisya Zahra


NIP. 19820225 201409 2 001 NIP. -

Mengetahui,

Kepala UPTD Puskesmas Banda Raya Kepala Bagian Family Medicine

dr. Farah Dina Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si


NIP. 19820131 201412 2 001 NIP. 19831012 201404 2 001

18

Anda mungkin juga menyukai