Anda di halaman 1dari 30

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE

PADA BALITA DI KLINIK BIDAN SISWANI TAHUN 2021

Disusun Oleh :

ANNISA FAUZIAH MELATI


NIM : 18.31.004

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D.III KEBIDANAN FAKULTAS


KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

“GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE


PADA BALITA DI KLINIK SISWANI TAHUN 2021”

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

ANNISA FAUZIAH MELATI


NIM : 18.31.006

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Tim
Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Fakultas Kebbidanan
Institut Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing

Bd.DIAH EVAWANNA ANUGERA SST, M.Tr.Keb


NIK : 02.14.05.03.1993
LEMBAR PENGSAHAN

“GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE


PADA BALITA DI KLINIK SISWANI TAHUN 2021”

Oleh :

ANNISA FAUZIAH MELATI


NIM : 18.31.004

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diajukan dan Dipertahankan Dihadapan Penguji
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Diploma III Kebidanan Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Kebidanan (AM.Keb)

TIM PENGUJI TANDA TANGAN

1.

NIK :

2.
NIK :

3.
NIK :

Mengesahkan :

Dekan Fakultas Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

Bd.Desideria Yosepha Ginting S.Si T, M.Kes


NIK : 02.01.12.1975
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

a. Nama : Annisa Fauziah Melati


b. Tempat/Tgl Lahir : Pulau Gambar 12 April 2000
c. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
d. Agama : Islam
e. Anak ke : 6 (enam) dari 6 (enam) bersaudara
f. Nama Ayah : Rumidi
g. Nama Ibu : Ngadini
h. Alamat : Desa Pulau Gambar Dsn XII, Kec. Serbajadi Kab.
Serdang Bedagai

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

a. Tahun 2006-2012 : SD NEGERI 104280


Lulus dan Berijazah
b. Tahun 2012-2015 : Mts. Tsanawiyah Pulau Gambar
Lulus dan Berijazah
c. Tahun 2015-2018 : SMK AWAL KARYA PEMBANGUNAN
Lulus dan Berijazah
d. Tahun 2018-2021 : Terdaftar sebagai Mahasiswi Institut Kesehatan
Medistra
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan Rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare Pada Balita Di Klinik Bidan
Siswani Tahun 2021”
Karya tulis ilmiah ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan di Institut Kebidanan Medistra Lubuk Pakam.
Penelitian menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari yang di harapan baik,
Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan petunjuk. Bimbingan dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaaan karya tulis ilmiah ini.
Tiada kata yang dapat diungkapkan untuk menyampaikan rasa terima
kasih atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan moral
maupun material.
1. Drs. Johannes Sembiring M.pd, M.Kes selaku ketua Yayasan Medistra
Lubuk Pakam
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting S.Si,T, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
4. Bd. Diah Evawanna Anugera SST M.Tr.Keb sebagai dosen pembimbing
saya yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis
dalam menuliskan hasil karya tulis ilmiah ini
5. Damayanti, SST. M.Tr.Keb selaku sekretaris dan wali tingkat program
studi kebidanan tingkat III Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
6. Seluruh staf dosen dan pegawai yang telah banyak memberikan
pengetahuan bimbingan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di
institut kesehatan medistra lubuk pakam
7. Secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang
teristimewa dan tercinta Bapak dan Mamak, Abang Sukadi, Abang
Sukarmen , Abang Sugiyono, Abang Edy Bhinoto, Kakak Tutik Amaliah,
serta Kakak dan Abang Ipar, yang telah memberikan semangat, doa, dan
dukungan sekaligus pengorbanan dan materi yang tidak terhingga kepada
peneliti dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
8. Terkhusus untuk teman sejawat khususnya D.III Kebidanan III B selama 3
tahun ini yang telah memberikan dukungan serta semangat yang luar
biasa kepada peneliti selama menjalani pendidikan dan dalam masa
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah Ini. Semoga Allah Swt. Melimpahkan
karunia Nya kepada kita semua sehingga ada masanya kembali kita di
persatukan di lain kesempatan.
9. Untuk sahabat saya Ayu Ardila Mahroja, Nasya Chairunnisa, Tiara Rizky
Alaina, Mei Rizka Khairani, saya ucapkan terima kasih atas dukungan
yang telah kalian berikan dalam penyelesain Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi dan
melimpahkan anugrah-Nya, kepada kita semua dan karya tulis ini dapat
berguna bagi kita.

Lubuk Pakam , Maret 2021

Penulis

Annisa Fauziah Melati

18.31.004
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kejadian diare dapat terjadi di seluruh dunia dan menyebabkan 4%

dari semua kematian dan 5% dari kehilangan kesehaatan menyebabkan

kecacatan. Diare tetap menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak

dibawah usiah 5 tahun di Negara-negara Sub-Sahara di Afrika. Factor

risiko untuk diare akut bervariasi berdasarkan konteks dan memiliki

implikasi penting untuk mengurangi bebaban penyakit. (Berhe, Mihret &

Yitayih, 2016). Penyakit diare masih diperkirakan lebih dari 10 juta anak

berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahummya didunia dimana

sekitar 20% meninggal karena infeksi diare (Magdarina,2010).

Prevalensi kasus diare menurut WHO (2016) tercatat sekitar 1,7

miliar kasus diare dengan angka kematian 760.000 anak dibawah usia 5

tahun, sedangkan menurut Profil Kesehatan Indonesia jumlah balita yang

mengalami diare sebanyak 6.897.63 orang, di provinsi Nusa Tenggara

Timur sebanyak 138.243 orang, dan pada kabupaten Timor Tengah Utara

balita yang mengalami diare sebanyak 1.885 orang. Diare pada balita pada

tahun 2016 tercatat sebanyak 17,85% pada tahun 2017 tercatat sebanyak

17,91% dan pada tahun 2018 tercatat sebanyak 18,85%. Artinya terjadi

peningkatan selama 3 tahun terakhir (Riskesda, 2018).

Di Propinsi Sumatera Utara pada 2018 ditemukan kasus Diare

sebanyak 214.303 kasus pada semua kelompok umur atau sebesar 55.06%
dan sebanyak 86.442 atau 33.07% dari targer penemuan kasus.

Kabupaten/Kota dengan cakupan penemuan Diare untuk semua umur

terbesar adalah Kabupaten pakpak Bharat yaitu sebanyak 2.163 penderita

atau 166,64% (melebihi angka target penemuan kasus yang diperkirakan

sebesar 10%). Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sebanyak 7..147

penderita atau 94.44%. untuk kasus diare belita yaitu Kabupaten Toba

Samosir sebanyak 3.428 penderita atau 99.39% dan Kabupaten

Mandailing Natal yaitu sebaanyak 6.124 penderita atau 70.14%.

Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan

mortalitas anak di negara berkembang. Terhadap penyebab diare akut pada

anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut

intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasite , akan tetapi

berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk

sindroma malabsorpsi. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban

ekonomi yang tinggi sector kesehatan oleh karena rata-rata sekitar 30%

dari jumlah tempat tidur yang ada dirumah sakit ditempati pleh bayi dan

anakk dengan penyakit diare. Selain itu juga di pelayanan kesehatan

primer, diare masih menempati urutan kedua dalam urutan 10 penyakit

terbanyak populasi. Faktor resiko yang sangat berpengaruh terjadinya

diare pada balita yaitu status kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air

bersih, jamban keluarga, pembungan sampah dan pembuangan air limbah)

dan perilaku hidup sehat dalam keluarga.

Diare masa kanak-kanak tetap menjadi perhatian kesehatan yang

penting dalam komunitas studi. Terjadinya diare bisa dikurangi dengan


intervensi memperbaiki sanitasi, kebersihan pribadi, status ekonomi rumah

tangga dan pengaturan jarak kelahiran anak. Promosi pendidikan

kesehatan untuk kelompok usia produktif untuk mengatur jarak kelahiran

anak, memiliki pengaruh positif terhadap pencegahan penyakit diare

(Alambo,2016).

Berdasarkan uraian diatas dan melihat perkembangan teknologi

dan informasi yang begitu pesat dan mudah diakses, maka enulis tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu

Tentang Penyakit Diare Pada Balita Di Klinik Bidan Siswani Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada peneliti ini adalah “Bagaimana

Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Diare Pada Balita Di Desa Pulau

Gambar”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Balita

Klini Bidan Siswani 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu

Sebagai bahan masukkan dan informasi pengetahuan bagi ibu

tentang kejadian diare pada balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bagi perpustakaan Institut Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam dan sebagai bahan pengembangan ilmu


pengetahuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

selanjutnya tentang kejadian diare pada balita.

3. Bagi Peneliti

Untuk penerapaan ilmu pengetahuan dalam membuat karya tulis

ilmiah dan sebagai salah satu pengetahuan belajar di Institut

Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Penghindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

seseorang melalui penglihatan (mata) dan pendengaran (telinga)

(Fitriani, 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmojo, 2012) pengetahuan atau kognitif

merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku

seseorang (Overbehavior). Secara garis besar pengetahuan dibagi

menjadi 6 (enam) yaitu :

1. Know (Tahu)

Tahu diartikan sebagi pengingat satu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkatan pengetahuan

paling rendah.

2. Comprehension (Memahami)

Memahami suatu objek tidak hanya sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak hanya sekedar menyebutkan akan tetapi orang

tersebut juga harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang

objek yang diketahui tersebut.


3. Application (Aplikasi)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan orang yang telah

memahami dan menggunakan materi yang telah memahami dan

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi

yang sebenarnya.

4. Analysis (Analisis)

Kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan,

kemampuan mencari hubungan antara komponen yang terdapat

suatu masalah objek yang diketaahui. Indikasi yang menandakan

bahwa sesorang sudah sampai pada tingkat analisis apabila orang

tersebut telah dapat membedakan dan mengelompokan.

5. Synthesis (Sintesis)

Sintensis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungan bagiab-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi adalah kemampuan seseoraang untuk melakukan

penelitian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian didasarkan pada

uatu kriteria yang ditemukan sendiri menurut norma-norma yang

berlaku dimasyarakat.
3. Factor – factor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang berikan kepada orang lain agar

dapat memahami sesuatu hal, semakin mudah pula mereka

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapan membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan , baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Umum

Dengan bertambahnya umur sesorang akan mengalami perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik terbaik

terbagi 4 kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perbahan

porposi, hilangnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena

pematangan organ pada aspek psikologi atau mental, saraf

seseorang semakin matang.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat mejadikan seseorang untuk mecoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan

yang lebih mendalam.

e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang cenderung

berusaha melakukan pengalaman menyenangkan, maka secara

psikologis mampu menimbulkan kesan yang mendalam.

f. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar berperangaruh dalam pembutakkan sikap

pribadi atau sikap seseorang kebudayaan lingkungan tempat kita

hidup dan diebesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukkan sikap kita.

B. Ibu

1. Pengertian ibu

Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang

telah melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu, sebutan

untuk wanita yang sudah bersuami. Panggilan yang takzim kepada

wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum.

Ibu adalah seseorang yang mempunyai banyak peran, peran

sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, dan sebagai seseorang yang

melahirkan dan merawat anak-anaknya. Ibu juga bisa menjadi benteng

bagi keluarganya yang dapatmenguatkan setiap anggota keluarganya

(Santoso, 2009).

2. Peran ibu

Peran ibu adalah tingkah laku yang dilakukan seorag ibu terhadap

keluarganya untuk merawat anak-anaknya (Santoso, 2012). Menurut

Effendy (1998), peran ibu didefinisikan sebagai kemampuan untuk


mengasuh, mendidik, dan menentukan nilai kepribadian anaknya. Peran

ibu dalam 10 keluarga sangat penting bahkan dapat dikatakan bahwa

kesuksesan dan kebahagiaan keluarga sangan ditentukan oleh peran ibu.

C. Diare

1. Pengertian Diare

Diare adalah Buang Air Besar (BAB) encer atau bahkan dapat berupa

air saja (mencret) biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari. Diare atau

penyakit diare (Diarrhead Disease) berasal dari bahasa yunani yaitu

Diarroi yang artinya mengalir terus, adalah keadaan abnormal dari

pengeluaran tinja yang frekuen (Ariani, 2016).

2. Etiologi

Diare dapat disebabkan karena beberapa factor, seperti infeksi,

malabsorbsi, makanan dan psikologi.

a. Faktor Infeksi

 Enternal , yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran

pencernaan dan merupakan penyebab utama terjadinya

diare. Infeksi internal meliputi :

 Infeksi bakteri : Vibrio, E Coli, salmonella,

Shigelle, campylobacter, Yersinia, Aeromas, dan

sebagainya

 Infeksi Virus : seperti virus ECHO, coxsackie,

poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan

sebagainya
 Infeksi parasite : cacing (ascaris, Thrichiuris,

Oxyuris dan Trichomonas hominis), serta jamur

(Candida albicans)

 Parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat

pencernaan, misalnya otitis media akut (OMA),

tonsilofaaringtis, bronkopneumonia, ensefalis dan

sebagainya.

b. Faktor Malabsopsi

Kegagalan dalam melakukan absorbs yang mengakibatkan

tekanan osmotic meningkatkan terjadi pergeseran airdan elektronik

ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga

terjadilahh diare

c. Faktor Makanan

Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diresep dengan

baik, dan dapat terjadi peningkatan pristalti usus yang akhirnya

menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan

d. Factor Psikologis

Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatkan pristaltik usus yang

dapat mempengaruhi proses penyerapan makanan.

3. Patofisiologi

a. Kehilangan Air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari

pemasukan airt (input), merupakan penyebab terjadinya kematian


pada diare. Derajat dehidrasi ditententukan berdasarkan kehilangan

berat badan, yaitu :

 Dehidrasi ringan : Bila terjadi penurunan BB <5%

 Dehidrasi sedang : Bila terjadi penurunan BB 5 - 10%

 Dehidrasi berat : Bila terjadi penurunan BB >10-15%

(Vivian nanny, 2010)

b. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2 – 3% dari anak-anak yang menderita

diare, pada anak-anak dengan gizi cukup/baik, hipoglikemia ini

jarang terjadi , lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya

sudah menderita KKP (kekurangan kalori protein). Gejala

hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurunkan

sampai 40mg% pada bayi dan 50mg% pada anak-anak gejalanya

adalah lemah, apatis, peka terhadap rangsangan, tremor,

berkeringat pucat, sypk, dan kejang sampai koma.

c. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita daire, sering terjadi gangguan gizi dengan

akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.

Hal ini disebabkan :

1. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut

diare dan muntah akan bertambah hebat. Orang tua hanya

air tahu saja.

2. Susu diteruskan, sering diberikan dengan pencernaan dan

susu yang encer ini akan diberikan lama.


3. Makanan yang diberikan sering tidak diencerkan dapat

diabsorbsi dengan baik dengan adanya hiperperistalti.

d. Gangguan sirkulasi

Akibat diare dengan disertai muntah, dapat terjadi gangguan

sirkulasi dengan berupa renjetan (syok) hipovolemik. Akibatnya

perfusi jaringan berkurangan dan terjadi hipoksia, asidosi

bertambah hebat, dapat mengakibatkan penderita dapat meninggal

(Suraatmaja, 2010)

4. Manifestasi Klinik

Berikut ini adalah tanda dan gejala pada anak yang mengalami diare :

a. Cengeng, rewel

b. Gelisah

c. Suhu meningkat

d. Nafsu makan menurun

e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan ada

darahnya. Kelamaan feses ini akan berwarna hijau dan asam

f. Anus lecet

g. Dehidrasi, bila menjadi dehi drasi berat akan terjadi penurunan,

volume dan tekanan darh, nadi cepat dan kecil , peningkatan

denyut jantung, penurunan kesadaran dan diakhiri dengan syok

h. Berat badan menurun

i. Turgor kulit menurun

j. Mata dan ubun – ubun cekung

k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering


5. Jenis – Jenis Diare

a. Diare akut : Diare yang terjadi secara mendadak pada balita

dan anak yang sebelumnya sehat (Suraatmaja, 2010)

Umumnya diare akut disebabkan oleh infeksi (± 90%), seperti

virus, bakteri atau parasite. Selain karena infeksi, diare akut juga

dapat disebabkan oleh hal efek sampng obat-obatan tertentu,

keracunan makanan atau zat kimia tertentu, alergi, gangguan

penyerapan (malabsopsi), invidu dengan imunodefisiensi ( system

imun yang terganggu), penyakit salurat pencernaan dan lain – lain.

Virus dan bakteri masuk kedalaman tubuh secara tidak disadari,

misalnya lewat tangan yang kotor, makanan yang terkontamanisa,

makanan atau minuman yang tidak dimasak dangan baik (Sofwan,

2010)

b. Diare Kronik : Diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih

dengan kehilanga berta badan atau berat badan tidak bertambah

(fallure to thrive).

Diare kronik sering juga terbagi – bagi lain menjadi :

 Diare persisten : diare yang disebabkan oleh infeksi

 Protacted diare : diare yang berlangsung lebih dari 2

minggu dengan tinja cair dan frekuansi 4 x atau lebih

perhari

 Diare intraktebel : diare yang timbul berulang kali

dalam waktu yang singkat (misalnya 1 – 3 bulan)


 Prolonget diare : diare yang berlangsung lebih dari 7

hari

 Chronic non specific : diare yang berlangsung lebih dari 3

minggu tetapi tidak disertai dengan gangguan pertumbuhan

dan tidak ada tanda – tanda infeksi malabsorbsi

( Suraatmaja, 2010)

c. Penularan Diare

Penyakit diare sebagian besar 75% disebabkan oleh kuman seperti

virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui oralfektal

terjadi dengan mekanisme berikut :

Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat

terjadi bila seseorang menggunakan air minum yang sudah

tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercamar selama

perjalanan kerumah ataua pada saat disimpan dirumah.

Pencemaran dirumah terjadi bil tempat penyimpanan tidak tertutup

atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat

pengambilan air dari tempat penyimpanannya.

6. Factor – Faktor Yang meningkatkan resiko diare

a. Pada usia 4 bulan bayi sudah tidak diberi ASI eksklusif lagi,

hal ini akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian

karena diare, karena ASI banyak mengandung zat – zat

kekebalan terhadap infeksi.

b. Memberikan susu formula dalam botol kepada balita.

Pemakaian botol akan mengingkatkan resiko pencemaran


kuman dan susu akan terontaminasi oleh kuman dari botol

kuman akan cepat berkembang bila susu tidak segera diminum.

Tidak mencuci pada saat memaksa, makan atau sesudah BAB

akan memungkinkan kontaminaasi ulang (Widoyono, 2010).

c. Pencegahan Diare

Cara pencegahan diare adalah menjamin makanan balita terjaga

kebersihannya, begitu pula dengan alat-alat makan biasakan

untuk mesterilkan semua peralatan makannya dan minunya,

selalu mencuci tangan sebelum merawat atau melakukan

kontak dengan balita. BAB harus ditoilet, bukan dikali, pantai

atau sembarangan. Selalu bersihkan mainan si balita, akrena si

balita selalu mau menggigit mainan atau apapun yang berada

didekatnya. Dengan menangani diare secara tepat, balita yang

menderita diare dapat segera sembuh dalam waktu 2-3 hari dan

tedak terjadi dehidrasi ( Indiarti, 2007).

7. Penatalaksanaan

Pematalaksanaan penderita diere antara lain :

1. Anamnesisi

Kepada penderita dan keluarganya perlu dinyatakan perjalanan

penyakit, antara lain :

 Lamanya diare sudah berapa jam/hari.

 Frekuensinya berapa kali sehari.

 Berapa banyak setiap kali BAB, misalnya berapa ml.

 Warnanya ( biasanya kuning, berlendir dan berdarah).


2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan tinja, pemeriksaan darah, pemeriksaan urine

4. Prinsip pengobatan diare meliputi :

Terapi cairan, dietetic (cara pemberian makanan), terapi

suportif, dan edukasi tujuan pengobatan :

Mencegah dehidrasi, mengatasi dehidrasi yang telah ada,

mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makan

sebelum dan sesudah diare, mengurangi lama dan beratnya

diare, serta berulangnya episode diare dengan memberikan

suplemen zinc.

5. Rencana Terapi

a. Rencana terapi A

Terapi dilaksanakan dirumah untuk mencegah dehidrasi

dan malnutsisi. Seorang anak dengan diare tanpa dehidrasi

memerlukan cairan dan garam tambahan untuk

menggantikan cairan dana elektrolit cairan yang hilang

untuk mencegah terjadinya dehidrasi, malnutrisi , dan saat

merujuk adalah :

Berikan anak cairan lebih dari biasanya untuk

mecegah dehidrasi. Teruskan pemberian makanan pada

anak untuk mencegah malnutsi, berikan suplemen zinc.


Bawa anak ke tenaga kesehatan bila terdapat tanda-

tanda dehidrasi atau masalah lainnya, seperti tinja cair

keluar amat sering, muntah berulang, rasa haus meningkat,

atau tidak dapat makan atau minum seperti biasnya.

b. Rencana terapi B

Pada dehidrasi ringan-sedang, perlu diberikan cairan

rehidrasi oral (CRO) komporsi CRO sangat penting untuk

memperoleh penyerapan yang optimal Terapi CRO yang

dianjurkan WHO selaama 3 dekade ini dengan

menggunakan cairan elektrolit dan glukosa teah berhasil

menurunkan angka kemtian akibat dehidrasi pada penderita

diare.

Karena kombinasi gula dan garam ini dapat

meningkatkan penyerapan cairan yang sangat efektif dan

efisien yang digunakan pada pusat pelayanan kesehatan

dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas, serta tidak

mempunyai tenaga terlatih. Panduan terapi dehidrasi

ringan-sedang.

Usia < 4 bulan dengan BB > 5 kg jumlah yang

diberikan 200-400 ml, Usian 4-12 bulan dengan BB 5-7 kg

jumlah yang diberikan 400-600 ml, Usia 12-23 bulan

dengan BB 8-10 kg jumlah yang diberikan 600-800 ml,

Usia 2-4 tahun dengan BB 10-12 kg jumlah yang diberikan

800-1200 ml, Usia 5-14 tahun dengan BB 16-29 kg jumlah


yang diberikan 1200-2200 ml, Usia >15 tahun dengan BB

30 kg jumlah yang diberikan 2200-4000 ml.

CRO lainnyaa dengan pemberian oralit dapat

menggunakan dosis acuan pemberian oralit (dengan

menggunakan takaran gelas) adalah sebagai berikut:

Dibawah usia 1 tahun : 3 jam pertama 1 ½ galas kemudian

½ gelas setiap mencret, Antara 1-4 tahun : 3 jam pertama 3

gelas, kemudian 1 gelas setiap mencret, Antara 5-12 tahun :

3 jam pertama 6 gelas , kemudian 2 gelas setiap mencret,

Kecil 12 tahun : 3 jam pertama 12 gelas , kemudin 3 gelas

setiap mencret.

c. Rencana terapi C (dehidrasi berat)

Bila anak tidak dapat minum , CRO dapat diberikan adalah

Riger Lactat (RL) sebanyak 100 ml/kg BB dengan

tahapan : Bayi (<1 tahun), pertama beri 30 ml/kg dalam 1

jam selanjutnya beri 70 ml/kg dalam 5 jam, Anak

(>1tahun), pertama beri 30 ml/kg dalam ½ jam ,

selanjutnya beri 70 ml/kg dalam setengah

(maryunani,2011)

Catatan : RL diberikan 1 jam tahap pertama ,

sedangkan pada tahap selanjutnya dapat diberikan cairan

lain, seperti KAEN 3B, Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam

(anak), pasien dievaluasi dengan menggunakan table


penilaian dehidrasi dan tenukan rencana terapi selanjutnya

sesuai dngan status dehidrasi ( A,B,C )


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu metodologi penelitiaan

yang bertujuan utama untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu

Tentang Penyakit Diare Pada Balita Di Desa Pulau Gambar . Penelitian

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan atau area

populasi tertentu yang bersifat faktual secara objektif, sistematis,

danakurat dengan mengunakan kuesioner sebagai salah satu media yang

diisi responden (Sulystyaningsih,2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah “Rumah

Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam Pada Tahun

2019”. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut sebagai tempat

penelitian karena tingginya angka kejadian prematuritas pada bayi

di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam belum

pernah dilakukan penelitian terkait masalah diatas.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah suatu yang harus dilakukan karena

dapat memberikan rencana secara jelas, pelaksanaan, dan

penyusunan laporan penelitian waktu yang digunakan dalam

penelitian ini seperti terlihat pada uraiyan di bawah ini.


No Nama November Desember Januari Februari Maret April
kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan
judul

2. Pengajuan
BAB I

3. Pengajuan
BAB II

4. Pengajuan
BAB III

5. Penganjuan
Kuesioner

6. Penelitian

7. Pengajuan
BAB
IV,V,dan
IV

8. Sidang KTI

C. Tabel Kegiatan Penelitian

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah objek penelitian aatu objek yang diteiti

(Notoadmojo, 2012) populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu yang memiliki balita di Desa Pulau Gambar Dsn XII sebanyak

50 orang.

2. Sample

Sample merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebgai

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi dimana

kriteria tersebut menentukn dapat dan tidaknya sampel yang


tersebut digunakan. Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan total sampling. Total sampling yaitu dengan cara

mengambil semua anggota populasi menjadi sample sebanyak 20

orang ( Hidayat, 2013).

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merukana cara peneliti untuk mengumpulkan

data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat,2013).

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama, baik individu atau perseoranga seperti hasil wawancara

atau hasil luesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Desa Pulau Gambar Dusun XII

Pada Tahun 2021

F. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya diolah secara

manual menggunakan kalkulator dengan rumus sebagai berikut:

S=R

Keterangan:

S=Skor yang diperoleh

R=Jawaban yang benar

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis secara deskriptif, dengan

melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi


frekuensi kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing

responden dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan

teori kepustakaan yang ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

F
P= x 100 %
N

Keterangan:

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi faktor variable

N = Jumlah sampel

Penentuan penilaian pengetahuan responden cara mengkonversikan

nilai sub variable kategori kuantitatif sebagai berikut:

Baik : Bila menjawab benar 76%-100% (8-10 soal)

Cukup : Bila menjawab benar 56%-75% (5-8 soal)

Kurang : Bila menjawab benar 40%-55% (1-4 soal)

G. Metode Analisa Data

Setelah melakukan pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :

1. Editing (Menyusun Data)

Memeriksa semua data yang sudah terkumpul untuk mengetahui

kelengkapan jawaban responden pada kuesioner tentang gambaran

pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ketuban pecah dini yang

bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pertanyaan yang diberikan

dengan jawaban kuesioner.


2. Coding (Melakukan Pengkodean Data)

Semua data yang sudah terkumpul, kemudian diubah dengan cara

memberikan kode angka satu pada jawaban yang benar dan nol pada

jawaban yang salah untuk memudahkan peneliti dalam mengolah

data.contoh : 1=laki=laki, 2=perempuan

3. Processing (Memproses Data)

Pada tahap ini, peneliti memasukkan data yang telah diberikan kode

kedalam program atau software komputer. Selanjutnya, data ini diolah

menggunakan program SPSS.

4. Cleaning (Membersihkan Data)

Apabila semua data selesai dimasukkan, maka dilakukan pengecekan

ulang untuk mengetahui kemungkinan terdapat kesalahan dan

ketidaklengkapan data.

5. Tabulating (Melakukan Tabulasi Data)

Tabulating adalah untuk mempermudah analisa data dan pengelolahan

data serta kesimpulan. Data yang telah lengkap dihitung sesuai variabel

yang dibutuhkan lalu dimasukan kedalam table distribusi frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai