Anda di halaman 1dari 40

STIKES HORIZON KARAWANG

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN, DAN SIKAP IBU TERHADAP DIARE

PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLARI 2021

RIFALDI FADILAH

NIM. 0433131440118032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

STIKES KHARISMA KARAWANG

Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316

Karawang 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Riset ini diajukan oleh :

Nama : Rifaldi Fadilah

NIM : 433131440118032

Judul : Hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap diare pada balita

diwilayah kerja Puskesmas Klari 2021

Telah di setujui oleh Tim Penguji Proposal Riset Program Studi Diploma III

Keperawatan STIKes Horizon Karawang

Karawang, Maret 2021

Pembimbing I :

Desy Rizky Ariani M.Kep

i
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Riset Keperawatan yang

berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN, DAN SIKAP IBU TERHADAP

DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLARI 2020”.

Proposal Riset Keperawatan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Riset Keperawatan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program studi diploma III Keperawatan STIKes Kharisma Karawang. Dalam

menyusun proposal ini penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

yang telah memberikan ide, saran, dan dukungan. Oleh karena itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Hj. Uun Nurjanah, M.Kep, selaku ketua STIKes Khsrisma Karawang

2. Dwi Sulisttyo Cahyaningsih, M.Kep, selaku ketua Prodi Diploma III

Keperawatan

3. Ns. Endah Indrawati, M.Kep, selaku kordinator mata ajar Riset

Keperawatan

4. Staf Dosen Prodi Diploma III Keperawatan STIKes Kharisma Karawang,

yang telah banyak memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal ini

5. Pihak Puskesmas klari Karawang yang telah memberikan izin untuk

pengambilan data

ii
6. Kedua Orang Tua yang selalu menjadi sumber kebahagiaan, dan senantiasa

memberikan semangat, kekuatan yang dapat menumbuhkan rasa percaya

diri dalam menghadapi kehidupan baik moril maupun materil serta doa

yang tiada henti dipanjatkan untuk saya

7. Sahabat seperjuangan yang telah membantu memberikan bantuan dan

dukungannya sehingga proposal ini dapat terselesaikan

8. Sahabat Sulaeman S.Kep dan sahabat Andri Sutisna S.Kep yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya sehingga proposal ini dapat

terselesaikan

9. Ari Aditya Mukti yang telah memberikan bantuan dan dukungannya

sehingga proposal ini dapat terselesaikan

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal ini yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu

Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Karawang, Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................3

C. Tujuan Penelitian....................................................................................4

D. Manfaat Penelitian..................................................................................5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................6

A. TINJAUAN TENTANG DIARE............................................................6

B. KONSEP PENGETAHUAN................................................................11

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN

DEFINISI OPRASIONAL..................................................................................13

A. Kerangka Konsep..................................................................................13

iv
B. Variable penelitian................................................................................13

C. Definisi oprasional.................................................................................14

BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................17

A. Desain Penelitian...................................................................................17

B. Waktu dan tempan penelitian..............................................................17

C. Populasi dan sempel penelitian............................................................18

D. Etika Penelitian......................................................................................20

E. Instrument pengumpulan data............................................................22

F. Sumber data...........................................................................................22

G. Validitas dan realibilitas.......................................................................22

H. Pengolahan data....................................................................................23

I. Analisa data............................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran I

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi

hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh

kelompok usia baik laki-laki maupun perempuan, tetapi penyakit diare

dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi

banyak terjadi pada bayi dan balita. Diare seringkali dianggap sebagai

penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan

sebaliknya (Indawati dkk, 2020).

Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama anak-anak.

Diare menyebabkan anoreksia (kurang nafsu makan) sehingga mengurangi

asupan gizi dan diare dapat mengurangi daya serap usus terhadap sari

makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak-anak

yang mengalami diare akan meningkat, sehingga setiap serangan diare

akan menyebabkan kekurangan gizi. Jika hal ini berlangsung terus

menerus akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak. Penyakit diare

dapat ditanggulangi dengan penanganan yang tepat sehingga tidak sampai

menimbulkan kematian terutama pada balita (Widoyono, 2012).

Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak

dibawah lima tahun. WHO juga menyatakan bahwa secara global pada

tahun 2017 terdapat hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare dimasa kanak-

1
2

kanak setiap tahunnya dan menyebabkan sekitar 525.000 kematian anak

setiap tahunnya. Dari jumlah orang meninggal itu 90% balita dari negara

berkembang (WHO 2017).

Di Indonesia angka kejadian diare menurut data Riskesdas tahun 2018 di

semua Provinsi, tercatat sekitar 7.077.299 kasus diare di semua umur yang

ditemukan, dan sekitar 4.274.790 kasus yang ditangani di fasilitas

kesehatan. Prevelensi penyakit menular mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan hasil Rikesdas tahun 2013, dimana kejadian diare

pada balita turun dari 18,5% menjadi 12,3% (Riskesdas, 2018).

Prevalensi Nasional Jawa Barat 10,2% menurut Riset Kesehatan Dasar

tahun 2010. Jumlah kasus KLB diare tahun 2010 sebanyak 2.580 dengan

kematian sebesar 77 kasus (CFR 2,98%). Berdasarkan kelompok umur

prevalensi tertinggi diare pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%

(Indawati dkk, 2020).

Berdasarkan data dinkes kabupaten karawang (2019) dengan angka

kejadian diare. Kasus tertinggi terjadi di daerah kecamatan Karawang

Barat dengan angka kejadian sebanyak 3.982 kasus dan kasus terendah

terjadi di daerah kecamatan Pakisjaya dengan angka kejadian 618 kasus.

Sedangkan di kecamatan Klari terdapat 2981 kasus (Dinas Kesehatan

Kabupaten Karawang 2019).


3

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indawati dkk, (2020) dari 50

responden didapatkan pengetahuan ibu tentang diare pada balita dengan

ketegori baik sebanyak 16 responden (32%), yang berpengetahuan cukup

sebanyak 7 (14%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 27

responden (54%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan wawancara yang dilakukan

terhadap 11 responden menunjukan pada hasil, bahwa 7 responden tidak

begitu mengerti tentang tanda, gejala dan penyebab daire pada balita dan 4

responden mengetahui tentang tanda, gejala dan penyebab daire pada

balita.

Tingkat pengetahuan, karakteristik, dan sikap ibu merupakan faktor yang

paling dominan daripada faktor lingkungan dan sosial ekonomi dalam

mempengaruhi kejadian diare pada balita. Tingkat pengetahuan,

karakteristik, dan sikap yang rendah akan menyebabkan ibu balita tidak

dapat melakukan upaya pencegahan maupun perawatan pada balita diare.

Dengan keadaan ini penulis tertarik untuk mengetahui gambaran

pengetahuan, karakteristik, dan sikap ibu tentang diare pada balita di

wialayah kerja puskesmas klari.

B. Rumusan Masalah

Penyakit diare merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi

hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh


4

kelompok usia baik laki-laki maupun perempuan, tetapi penyakit diare

dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi

banyak terjadi pada bayi dan balita. Diare menyebabkan anoreksia (kurang

nafsu makan) sehingga mengurangi asupan gizi dan diare dapat

mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam keadaan

infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak-anak yang mengalami diare

akan meningkat, sehingga setiap serangan diare akan menyebabkan

kekurangan gizi. Berdasarkan hasil uraian latar belakang diatas dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah gambaran

pengetahuan, karakteristik, dan sikap ibu tentang diare pada balita di

wialayah kerja Puskesmas klari Karawang?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum, tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan, karakteristik, dan sikap ibu tentang diare pada

balita di wialayah kerja puskesmas klari.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik ibu yang memiliki balita dengan

riwayat diare pada balita

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan, karakteristik,dan sikap ibu

tentang diare pada balita

c. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan, karakteristik, dan sikap

ibu terhadap diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas klari


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu keperawatan yang berkaitan dengan pengetahuan,

karakteristik, dan sikap ibu tentang daire pada balita.

2. Bagi puskesmas

Penelitian ini di harapkan menjadi bahan masukan pada kepala

puskesmas mengenai pengetahuan, karakteristik, dan sikap ibu tentang

penyakit diare pada balita digunakan sebagai dasar dalam membuat

perencanaan dalam peningkatan kamampuan perawat.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pola pikir dalam

melaksanakan riset, mengaplikasikan mata kuliah yang di terima di

bangku kuliah kedalam praktek lapangan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TENTANG DIARE

1. Pengertian

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x

pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada

lendir atau darah dalam faeces. Definisi Diare adalah

kehilangan cairan dan elektrolit secara buang air besar dengan

bentuk tinja yang encer atau cair. Diare adalah defekasi lebih

dari 3x sehari dengan atau tanpa darah atau lendir. Diare adalah

suatu peningkatan frekuensi, keenceran dan volume tinja serta

diduga selama 3 tahun pertama kehidupan, seorang anak akan

mengalami 1 – 3x episode akut diare berat.(IDAI, 2015).

2. Etiologi

Adapun faktor penyakit diare yang dibagi menjadi 4 (empat)

faktor antara lain :

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi eksternal adalah infeksi saluran pencernaan

makanan

a) Infeksi bakteri : vibrio, E coli, rotavirus

b) Infeksi virus : intervirus, adenovirus, rotavirus

c) Infeksi parasit : cacing, protozoa, jamur

6
7

2) Infeksi parental adalah infeksi di luar alat

pencernaan makanan

a) Tonsilitis

b) Bronkopneumonia

c) Ensefalitis

b. Faktor Malabsorbsi

a) Malabsorbsi karbohidrat

b) Malabsorbsi lemak

c) Malabsorbsi protein

c. Faktor Makanan

a) Makanan beracun

b) Makanan basi

c) Alergi terhadap makanan

d. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang terjadi pada anak yang

lebih besar). (Purnamaningrum, 2012)

3. Patofisiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai

kemungkinan factor diantaranya (Hidayat, 2008)

a. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya

mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran

pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan

merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan


8

daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan

kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan

fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau

juga dikatakan adanya toksin bakteri akan

menyebabkan sistem tanspor aktif dalam usus sehingga

sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi

cairan dan elektrolit meningkat.

b. Faktor malabsorpsi merupakan kegagalan dalam

melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan

osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi

rongga usus sehingga terjadilah diare.

c. Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang

ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi

peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan

penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang

kemudian menyebabkan diare.

d. Faktor psikologis dapat mempengaruhi terjadinya

peningkatan peristaltik usus yang akhirnya

mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat

menyebabkan diare.

4. Tanda dan gejala

a. Gejala umum(Mufidah, 2012: 30).


9

1) Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala

khas diare

2) Muntah, biasanya menyertai diare pada

gastroenteritis akut, serta kurangnya nafsu

makan

3) Demam, dapat mendahului atau tidak

mendahului gejala

b. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit

menurun, apatis, bahkan gelisah, badan terlihat lemah &

lesu.

c. Gejala spesifik (Widyono, 2011)

1) Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti

cucian beras dan berbau amis.

2) Disenteriform : berlendir dan berdarah. Diare

yang berkepanjangan dapat menyebabkan:

a) Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tergantung dari presentase cairan tubuh

yang hilang, dehidrasi dapat terjadi

ringan, sedang, atau berat.

b) Gangguan sirkulasi

Pada diare akut, kehilangan cairan dapat

terjadi dalam waktu yang singkat. Jika

kehilangan cairan ini lebih dari 10%

berat badan, pasien dapat mengalami


10

syok atau presyok yang disebabkan oleh

berkuranganya volume darah

(hipovolemia).

c) Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Hipoglikemia sering terjadi pada anak

yang sebelumnya mengalami malnutrisi

(kurang gizi), karena cairan ekstraseluler

menjadi hipotonik dan air masuk ke

dalam cairan intraseluler sehingga terjadi

edema otak yang mengakibatkan koma.

d) Gangguan gizi

Gangguan ini terjadi karena asupan

makanan yang kurang dan output yang

berlebihan. Hal ini akan bertambah berat

bila pemberian makanan dihentikan,

serta sebelumnya penderita sudah

mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).

5. Cara penularan

Kuman penyakit diare ditularkan melalui fecal – oral antara

lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja dan

kontak langsung dengan tinja penderita (Depkes, 2013).

6. Pencegahan diare
11

Pencegahan diare dapat dilakukan dengan memberikan ASI,

memperbaiki makanan pendamping ASI, membuang sampah

pada tempatnya atau menjaga kebersihan lingkungan,

menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, mencuci

tangan sebelum makan, menutup makanan atau menjaga

kebersihan makanan, menggunakan jamban, membuang tinja

anak pada tempat yang tepat (Depkes, 2013).

B. KONSEP PENGETAHUAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

dominan yang sangat penting dalam bentuktindakan seseorang.

(Notoadmodjo S, 2012).

Pengetahuan merupakan suatu bentuk proses pendidikan kesehatan

melalui pelatihan kepada sasaran belajar yang akan memperoleh

pengalaman sehingga dapat memperoleh perubahan perilaku (Dian,

2013).

Didalam keluarga, peran peran penting bertumpu pada ibu.salah

satunya dalam memberi perawatan dan pemberi asuhan Keperawatan


12

(Friedman, 1998). Ibu juga memegang peranan sentral yaitu sebagai

pembuat keputusan hubungan dengan kesehatan, pendidik, konselor

dan pemberi asuhan dalam keluarga (Litman , 1974). Sedangkan

menurut Effendy (1998), peranan ibu antara lain sebagai pengurus

rumah tangga, pengasuh, pelindung, pendidik, anggota kelompok dan

masyarakat serta pencari nafkah tambahan. Peranan ibu sebagai

pemberi perawatan anak atau pemberi asuhan kesehatan dapat berupa

ibu menentukan gejala gejala dan sebagai pemberi keputusan tindakan

apa yang harus dia berikan pada anaknya (friedman, 1998). Oleh

karena itu, agar peran sebagai pemberi perawatan anak dan pemberi

asuhan kesehatan dapat berperan dengan baik, harus di dukung dengan

perilaku yang baik terutama pengetahuan kesehatan.Pengetahuan

kesehatan merupakam respon seseorang terhadap stimulus atau objek

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan

kesehatan, makanan seta lingkungan. Di kutib oleh (Notoadmodjo,

2010)

Pengetahuan ibu diharapkan dapat mempengaruhi sikap ibu dalam

mengambil keputusan yang cepat dan tepat untuk meminimalisir resiko

atau hal hal yang menyebabkan diare (Manopo, 2013).


13

C. TINJAUAN SIKAP

1. . Pengertian

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap seseorang dapat diukur

melalui pemahaman, pengalaman individual, pendapat atau emosi yang

bersangkutan seperti senang – tidak senang, setuju – tidak setuju, baik

– tidak baik, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012).

2. Komponen Sikap

Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh yaitu:

1) Kognitif

Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali

kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi

dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan

dari objek tertentu

2) Afektif

Menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap sesuatu objek sikap. Secara umum komponen

ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki objek

tertentu.

3) Konatif

Komponen konatif atau komponen perilaku dalam

struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau


14

kecenderungan berperilaku dengan nyaman ada dalam

diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapi (Notoatmodjo, 20012).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Menifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. (Natiatmodjo S, 2010).

Adapun faktir-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap, yaitu:

a. Pengalaman Pribadi

Dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi meningkatkan kesan yang

kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional.

b. Kebudayaan

Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut

didasarkan. Contoh pada sikap orang kota dan orang desa kebebasan

dalam bergaul.

c. Orang lain yang dianggap penting

Orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah

laku dan opini kita, yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusu

misalnya : orang tua, pacar, suami/istri, teman dekat, guru, pimpinan

umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis)

dengan orang yang dianggap penting.

d. Media Massa

Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam kehidupan sehari-

hari merupakan reaksi yang bersifat emosiaonal terhadap stimulasi sosial.


15

Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan atau perilaku.

3. Tingkatan Sikap

Berbagai tingkatan dalam pembentukan sikap yaitu :

1) Menerima Pada tingkat ini, seseorang sadar akan kehadiran sesuatu

(orang nilai perbedaan) dan orang tersebut akan menjelaskan sikap

seperti mendengarkan, menghindari atau menerima keadaaan

tersebut.

2) Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau

menjelaskan tugas yang diberikan sebagai sikap terhadap hal

tertentu.

3) Menghargai

Sikap untuk mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah.

4) Bertanggung jawab

Rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2010).


BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN

DEFINISI OPRASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah abstraksi dari suatu realitas agar

dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel (Nursalam, 2017). Variabel Independen

(variabel bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan

atau timbulnya variabel dependen (terkait), variabel itulah konsep dapat

diamati dan diukur (Notoatmodjo, 2012).

Kerangka konsep penelitin sebagai berikut :

Bagan 3.1

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pengetahuan Ibu Diare pada balita

2. Sikap Ibu

B. Variable penelitian

1. Variable Independen (bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variable

lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti

menciptakan suatu dampak dapa variable dependen. Variable bebas

biasanya dimanipulasi, diamati, dan di ukur untuk mengetahui

16
17

hubungannya atau pengaruhnya terhadap variable lain. Dalam ilmu

keperawatan, variable bebas biasanya merupakan stimulus atau

intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk

mempengaruhi tingkah laku klien (Nursalam, 2017). Pada

penelitian ini variable independen yang peneliti ambil yaitu

Gambaran Pengetahuan dan sikap ibu terhadap diare pada balita di

wilayah kerja puskesmas klari.

2. Variable dependen (terikat)

Variable yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variable lain.

Variable respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi

variable-variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variable terikat adalah

aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang di kenal

stimulus. Dengan kata lain, variable terikat adalah factor yang

diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau

pengaruh dari variable bebas (Nursalam, 2017)

C. Definisi oprasional

Definisi oprasional adalah penenuan konstrak atau sifat yang akan

dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi

oprasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti

dan mengoprasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti

yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang

sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik

(Sugiyono, 2014)
18

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pangkalan

Skala
No Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel independen
Pengetahuan
merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi
setelah orang
1. Baik (>
melakukan
dari nilai
pengindraan terhadap
mean/me
suatu objek tertentu.
Pengetahua Mengisi dian)
1 Pengetahuan ibu Kuesioner Ordinal
n ibu kuesioner 2. Buruk (<
dikatakan baik jika
dari nilai
mengetahui apa itu
mean/me
Diare, penyebab
dian)
diare, penularan,
pencegahan, dan
pertolongan pertama
diare.
2 Sikap Ibu Sikap merupakan kuesioner Mengisi 1. Baik (> Ordinal
kesiapan atau kuesioner dari nilai
kesediaan bertindak, mean/me
dan bukan merupakan dian)
pelaksanaan motif 2. Buruk (<
tertentu. Sikap ibu dari nilai
dikatakan baik jika mean/me
mampu melakukan dian)
langkah pencegahan
dengan memberikan
ASI, memperbaiki
makanan pendamping
ASI, membuang
sampah pada
tempatnya atau
19

menjaga kebersihan
lingkungan,
menggunakan air
bersih untuk
kebutuhan sehari-hari,
mencuci tangan
sebelum makan,
menutup makanan
atau menjaga
kebersihan makanan,
menggunakan
jamban, membuang
tinja anak pada
tempat yang tepat
Variable dependen
Keadaan dimana
frekuensi buang air
besar lebih dari 4x
Diare pada pada bayi dan lebih Mengisi 1. Ya
2 Kuesioner Ordinal
balita dari 3x pada anak, kuesioner 2. Tidak
konsistensi cair, ada
lendir atau darah
dalam feses
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Nursalam (2017) mengemukakan desain/rancangan penelitian adalah

sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan

pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

akurasi suatu hasil. Desain penelitian merupakan strategi penelitian

dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir

pengumpulan data dan mendefinisikan struktur penelitian yang akan

dilaksanakan.

Penelitin ini adalah jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan cross

sectional. Pendekatan cross sectional penelitian dalam bentuk survei

atau observasi yang mengukur variabel independen dan variabel

dependen secara bersamaan dalam suatu waktu yang sama, yang

bertujuan untuk memperoleh suatu data gambaran antara variabel

independen dengan variabel dependen yang terjadi dilapangan.

B. Waktu dan tempan penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Klari

2. Waktu Penelitian

Juni 2021

20
21

C. Populasi dan sempel penelitian

1. Populasi penelitian

Nursalam (2017) berpendapat bahwa populasi penelitian adalah

subjek (manusia ; klien) yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang

memliki balita di wilayah kerja Puskesmas Klari

2. Sampel Penelitian

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2017). Syarat yang harus dipenuhi saat menetapkan

sampel adalah representative (mewakili) dan sampel harus

cukup banyak (Nursalam, 2017).

a. Kriteria inklusi

Kriteria inkulsi dalam penelitian ini adalah

1) Responden adalah ibu yang memiliki

Balita

2) Mampu membaca dan menulis

3) Mampu berkomunikasi dan member

jawaban yang sesuai dengan pertanyaan

penelitian

4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteri Eksklusi

1) Ibu yang tidak memiliki Balita

2) Tidak mampu membaca dan menulis


22

3) Tidak mampu berkomunikasi dan

member jawaban yang sesuai dengan

pertanyaan penelitian

4) Tidak bersedia menjadi responden

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik

pengambilan sampel dengan metode Simpel Purpose Sampling,

dengan populasi sebanyak 1.750 orang. Salah satu metode yang

akan digunakan untuk menentukan besar sampel adalah

menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2017) :

n = N

1+N (d)²

Keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,1)

Perhitungan sampel dari Wilayah kerja puskesma pangkalan :

n= 1.750

1+1.750 (0,1)²

1.750

1+17,5

1.750

18,5

n = 94,59 dibulatkan menjadi 95 orang


23

Jumlah sampel adalah : 95

D. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat,prinsip

menghargai hak subjek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2017).

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Peneliti harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan

penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan

tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus

diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan

dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apapun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self

determination) Subjek harus diperlakukan secara


24

manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah

mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak. Tanpa

adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap

kesembuhanya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang di

berikan (right to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara

terperinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang

terjadi kepada subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap

tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,

mempunyai hak bebas berpartisipasi atau menolak menjadi

responden. Pada inform consentjuga perlu dicantumkan

bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan ( right to justice)

a. Hak dijaga kerahasianya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa

nama (Anonymity) dan rahasia (confidentiality)

b. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment) Subjek harus diperlukan secara adil baik

sebelum, selama, sesudah keikutsertaannya data penelitian


25

tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak

bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

E. Instrument pengumpulan data

Pada jenis pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data melalui

pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada subjek atau

disampaikan secara lisan dari pertanyaan yang sudah tertulis dan

meminta subjek untuk menjawab secara tertulis (Nursalam, 2017).

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan mengunakan google

formulir

F. Sumber data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari menyebar

kuesioner ke Ibu yang memiliki Balita di wilayah puskesmas

pangkalan dan bersedia menjadi responden dan mengisi

kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini adalah data diare pada balita yang

didapat dari pihak PKM Klari.

G. Validitas dan realibilitas

1. Validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang

berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data.


26

Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur

(Nursalam, 2017). Validitas adalah suatu derajat ketetapan

antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang

dilaporkan oleh penelitan, dengan demikian data yang valid

adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan

peneliti dengan sesungguhnya pada obyek penelitan (Sugiyono,

2011).

2. Realibilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur diamati berkali-kali

dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau

mengamati sama-sama memegang peranan yang penting dalam

waktu yang bersamaan. Penelitian yang reliabel belum tentu

akurat (Nursalam, 2017).

H. Pengolahan data

Setelah data terkumpul dari lembar observasi yang ada maka dilakukan

pengolahan data. Pengolahan data tersebut dengan tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Editing (koreksi)

Editing adalah upaya untuk memeriksakan kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan

pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


27

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam editing yaitu

kelengkapan data, tulisan yang jelas dan dapat dibaca, serta

mudah dipahami. Apabila terdapat data yang kurang lengkap,

maka responden diminta untuk melengkapi data (Hidayat,2011).

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diberikan oleh para pengumpul data. Pemeriksaan pertanyaan

yang telah diselesaikan meliputi, kelengkapan jawaban,

keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban (Nursalam, 2017).

2. Scoring (Penilaian)

Scoring adalah kegiatan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari

responden dari lembar pengumpulan data (Nursalam, 2017).

3. Coding (Kode)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Mengubah

data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka untuk

memudahkan penginterpretasian hasil penilaian (Hidayat,

2011).

4. Tabulating

Tabulating (pentabulasian) merupakan tahap keempat yang

dilakukan setelah proses editing dan scoring. Kegiatan

tabulating dalam penelitian meliputi pengelompokkan data

sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan ke dalam

tabel-tabel yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang

telah ditentukan skornya.


28

5. Entry Data (Memasukan Data)

Entry Data yaitu suatu proses memasukkan data yang diperoleh

dengan menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan

sistem atau program SPSS for Windows versi 16.0 (Swarjana,

2012).

I. Analisa data

Analisa data adalah bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan

pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

yang mengungkap fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat

menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah

penelitian (Nursalam, 2017).

1. Analisa univeriat

Analisis univariat adalah untuk menjelaskan dan

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini akan menjabarkan

distribusi frekuensi atau persentase Daire, dan riwayat Diare.

Dilakukan menggunakan rumus berikut (Notoatmodjo, 2010):

P= N x 100 %

Keterangan :

P : Presentase

X : Jumlah kejadian pada responden

N : Jumlah seluruh responden


DAFTAR PUSTAKA

Eli Indawati, DKK. 2018. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG

PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI RT 02/08 KELURAHAN

KALIBARU KECAMATAN MEDAN SATRIA BEKASI. Vol. 3, No. 2,

Mei-Agustus 2020

Widoyono. (2012). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &

Pemberantasan. Erlangga Medical Series : Jakarta.

WHO. 2017. Diarrhoel disease. Diakses dari http://www.who.int pada tanggal 15

Januari 2021

Rikesdas, (2018). Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Dipetik 15 Januari 2021, dari

www.depkes.go.id:http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterki

ni/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf

BPS. 2019. KABUPATEN KARAWANG DALAM ANGKA karawang regency in

figures. Badan pusat statistik kabupaten karawang

IDAI. 2015. Tinja Bayi Normal atau Tidak. Diakses tanggal 16 Januari 2021.

Dari http://idai.go.id.

Purnamanigrum. 2012. Penyakit pada Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:

Fitramaya

Hidayat, A. A. 2008. Pengertian ilmu kesehatan anak untuk pendidikan

kebidanan. Jakarta: salemba medika.

Mufidah, Fatchul. Cermati penyakit-penyakit yang diderita anak. Jogjakarta.

Flashbook. 2012

Depkes RI. 2013. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: rineka cipta.

Pengantar, K. (n.d.) No Title

Manopo Jeannet Ch, dkk. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada

Anak di Puskesmas Manado.

(Https://ejournal.unsrat.ac.id/index/php/ediomedik/article/viewfile/5465/4

991) diakses pada tanggal 13 April 2017.

Nursalam. 2017. Metodologi ilmu keperawatan. Jakarta: salemba medika

Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: rineka cipta

Sugiyono. 2014. Statistika untuk penelitian. Bandung: ALFABETA

Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA

Swarjana, I, K. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: ANDI


Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP DIARE PADA

BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLARI 2021

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden :

2. Alamat Responden :

3. Umur Responden :

a. < 20 tahun

b. 21-30 tahun

c. 31-40 tahun

d. 41-50 tahun

e. > 51 tahun

4. Pendidikan formal terakhir :

a. Tidak sekolah/ tidak tamat SD

b. Sekolah Dasar/ sederajat

c. Sekolah Menengah Pertama/ sederajat

d. Sekolah Menengah Atas/ sederajat

e. Perguruan Tinggi/ Akademi

5. Pekerjaan Responden :

a. Pegawai Negeri/TNI/POLRI

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta

d. Pedagang
e. Petani

f. Buruh

g. Ibu Rumah tangga

h. Tidak bekerja

i. Lain-lain

6. Banyaknya anggota keluarga dalam 1 rumah :

a. 1 orang

b. 2 - 4 orang

c. 5 – 8 orang

d. > 8 orang

B. PENGETAHUAN

1. Apakah Anda pernah mendengar tentang penyakit diare?

a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Jika pernah apakah Anda tahu apa yang dimaksud dengan

penyakit diare?

a. Muntah

b. Mencret

c. Muntah dan mencret

d. Tidak tahu

3. Apakah Anda mengetahui penyebab penyait diare?

a. Ya

b. Tidak

4. Jawaban no.3 Ya, apa saja yang dapat menyebabkan diare?


a. Kuman Penyakit

b. Tidak cuci tangan sebelum makan

c. Air yang kotor

d. Makanan yang kotor

e. Makanan yang mengandung kuman penyakit

f. Lain-lain/ tidak tahu

5. Menurut Anda, diare dapat menular melalui apa saja?

a. Air

b. Udara

c. Makanan dan minuman

d. Susu sapi

e. Tidak tahu

6. Menurut Anda berapa kali buang air besar dalam sehari hingga

disebut sebagai penderita diare?

a. 1-3 kali

b. Lebih dari 3 kali

c. Berapa kali asalkan tinjanya encer

d. Tidak tahu

7. Bagaimana cara mencegah diare?

a. Selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman

b. Mencuci tangan sebelum makan

c. Mencuci tangan setelah buang air besar

d. Memasak air minum hingga mendidih

e. Lain-lain
f. Tidak tahu

Anda mungkin juga menyukai