OLEH :
LAILATUL HASANAH
NIM 201908052
Lailatul Hasanah
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Dengan Keputihan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pranggang Kabupaten Kediri”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.Untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini karena keterbatasan pengetahuann dan kemampuan yang penulis miliki.Untuk
itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini
sangat penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................3
1.3 manfaat..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kajian dari sumber pustaka...................................................................5
2.2 Kajian dari jurnal penelitian.................................................................17
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Data subjektif.......................................................................................22
3.2 Data Objektif........................................................................................25
3.3 Analisa data/Diagnosa..........................................................................28
3.4 Intervensi..............................................................................................28
3.5 Implementasi........................................................................................28
3.6 Evaluasi................................................................................................30
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan..........................................................................................31
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan..........................................................................................35
5.2 Saran.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tahun lebih dari 100 perempuan di dunia terkena infeksi genital,
keputihan yang di sebabkan oleh infeksi genital sekitar 12,1-30%. Menurut studi
buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang diderita para
Indonesia pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan
setengah di antaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Hal ini
penduduk dunia. Jumlah wanita di dunia pada tahun 2013 sebanyak 6,7 milyar
jiwa dan yang pernah mengalami keputihan sekitar 75% ,sedangkan wanita Eropa
pada tahun 2013 sebanyak 739.004.470 jiwa dan yang mengalami keputihan
sebesar 25%, dan untuk wanita Indonesia padatahun 2013 sebanyak 237.641.326
jiwa dan yang mengalami keputihan berjumlah 75%. Salah satu penyebab
melainkan gejala dari suatu penyakit lain. Keputihan yang berlangsung terus
normal, dimana kondisi vagina tidak dalam keadaan steril melainkan mengandung
bakteri dan jamur yang berpotensi menimbulkan terjadinya keputihan dan sampai
kapanpun keputihan akan selalu di alami oleh sebagian wanita. Keputihan bukan
suatu penyakit tersendiri, tetapi dapat merupakan gejala dari penyakit lain.
Keputihan yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama dan
kebersihan alat genitalia akan berdampak pula pada perilaku reamaja dalam
menjaga kebersihan alat genitalianya karena pengetahuan dan peri laku perawatan
yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kebersihan alat genetalia.
yang sering muncul pada remaja yang dapat merupakan gejala awal dari kanker
leher rahim. Keputihan merupakan keluarnya cairan putih atau lendir yang keluar
dari alat genital yang tidak berupa darah. Keputihan merupakan keluhan yang
umum dan sepele, di samping itu rasa malu ketika mengalami keputihan kerap
tentang keputihan akan memengaruhi sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat.
tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku dengan tidak
putri dan informasi yang tepat tentang kesehatan organ reproduksi dapat
Dampak dari keputihan yang terlambat atau tidak diobati dapat berakibat
radang panggul, dan salpingitis. Kasus PMS khususnya klamidia terjadi sekitar
6,2% pada remaja usia 15-24 tahun. Selain itu dampakyang ditimbulkan oleh
keputihan patologis bila tidak diobati dengan tuntas akan berakibat buruk pada
juga dapat merupakan tanda dari adanya penyakit lain yang lebih parah seperti
tumor pada organ reproduksi serta merupakan gejala dari kanker leher rahimyang
dialami remaja. Kehidupan sekolah adalah salah satu faktor penyebab stres pada
remaja. Tuntutan akademis yang dinilai terlampau berat, hasil ujian yang buruk,
tugas yang menumpuk, ekspektasi orang tua dan lingkungan pergaulan juga
2017).
adalah jika cairan yang keluar tidak terlalu kental, jernih, warna putih atau
kekuningan jika terkontaminasi oleh udara, tidak disertai nyeri, dan tidak timbul
rasa gatal yang berlebihan dan keputihan patologis (tidak normal) antara lain
cairan yang sangat kenyal dan berubah warna, bau yang menyengat, jumlahnya
yang berlebih dan menyebabkan rasa gatal, nyeri, serta rasa sakit dan panas saat
berkemih.
kondisi sehat secara menyeluruh baik kesejateraan fisik, mental dan sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi
1.3 Tujuan
fisiologis
fisiologis
1.3 Manfaat
keputihan.
flour albus. Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya
2.1 Keputihan
2.1.1 Definisi
Silim atau lender ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan
2008). Keputihan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu keputihan yang
pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi
2009).
berarti benda putih yang disertai dengan akhiran –rrhea yang berarti
aliran atau cairan yang mengalir. Leukorea atau flour albous atau
proses ovulasi yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, keputihan juga
merupakan salah satu tanda dari suatu penyakit. Keputihan ada yang
bersifat patologis yaitu keputihan yang timbul karena infeksi dari jamur,
diperhatikan.
2.1.2 Etiologi
2.1.2.1 Jamur
tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa
2.1.2.2 Parasit
Parasit trichomonas vaginalis yang menular dari hubungan
2.1.2.3 Bakteri
2.1.2.4 Virus
menyebabkan mucus menjadi tebal, kental, dan pada saat ovulasi menjadi
elastis.
keluhan, seperti rasa gatal, nyeri, dan terbakar serta jumlahnya sedikit.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keputihan fisiologis
adalah :
2.1.3.1 Bayi yang baru lahir kirakira 10 hari, keputihan ini disebabkan
lendir vagina;
lebih encer;
menderita
penyakit kronik.
abu, dan menyerupai susu), disertai dengan keluhan (gatal, panas, dan
2.1.4 Patofisiologi
menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau
tipis dan elastis. Hormon estrogen berperan dalam produksi sekret pada
terangsang serta menentukan kadar zat gula dalam sel tubuh (glikogen).
kelamin wanita berdekatan dengan anus dan uretra sehingga kuman yang
berasal dari anus dan uretra tersebut sangat mudah masuk. Kuman yang
alami yaitu epitel yang cukup tebal, glikogen, dan bakteri Lactobacillus
lainnya yaitu 5%.3 Wanita yang memakai sabun vagina secara terus
sedangkan pada saat hamil terdapat sekret vagina yang asam dalam
keputihan (Marhaeni,2016).
dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental dan
2.1.5.3 Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga
sebelum
sendirinya.
dilakukan :
urinalisis.
traktus urinarius
3) Sitologi vagina
7) Vaginoskopi
14) Biopsi.
15) Test biru metilen.
berikut:
terjadinya infertilitas.
bening.
pasangannya.
premature.
2.1.6 Penatalaksanaan
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin,
berkepanjangan.
4) Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air
vagina.
2013).
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja terdiri dari
tiga sub fase yaitu masa remaja awal (usia 11-14 tahun), masa remaja
pertengahan (usia 15-17 tahun) dan masa remaja akhir (usia 18-20 tahun).
peralihan antara usia anak-anak dan dewasa. Usia remaja merupakan usia
yang penuh tekanan, suatu tahapan ketika sifat-sifat manusia yang baik dan
pengaruh system saraf pusat. Perbedaan fisik antara kedua jenis kelamin
bahan kimia. Hal tersebut dapat menyebabkan tingkat keasaman pada daerah
kewanitaan meningkat sehingga bakteri didalam vagina dapat mati dan dari
celana dalam yang ketat, sehingga menyebabkan gerah dan peredalan darah tidak
lancar. Selain itu dalam mencegah keputihan yaitu dengan menjaga kebersihn
daerah vagina, mencuci bagian vulva dengan bersih dan menjaga agar tetap
Rembang sebagian besar mempunyai perilaku yang cukup baik sebanyak 42,5%.
mempunyai peluang 3,5 kali terjadi keputihan diibandingkan pada remaja putri
yang membersihkan daerah kewanitaan dengan baik. Remaja yang tidak baik
dengan melakukan tindakan hygiene termasuk mencuci organ intim dengan air
bersih, menjaga kelembaban organ intim dan tidak menggunakan pembalut yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti
wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Timur dengan hasil
penelitian menunjukan dari 29 wanita usia subur terdapat 22 orang (75,9%)
wanita usia subur personal hygiene tidak baik mengalami keputihan sedangkan
dari 56 wanita usia subur terdapat 30 orang (53,4%) wanita usia subur dengan
BAB III
TINJAUAN KASUS
PRANGGANG
Umur : 14 Thn
Pendidikan : SMP
Alamat : Plosoklaten
Menarche : 12 thn
Konsistensi : Cair
Flour albus : Ya
HPHT : 08 – 01 - 2020
Jenis penyakit :-
c. Pola istirahat tidur : Siang 1-2 jam dan Malam 7-8 jam
dll
f. Perilaku Kesehatan
g. Personal Hygiene
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmhg
Suhu : 36,3 oC
Nadi : 81x/menit
RR : 21x/menit
BB sekarang : 45 kg
TB : 155 cm
LILA : 23 cm
a. INSPEKSI
Kebersihan : bersih
Varises : (-)
b. PALPASI
Keluaran :-
c. AUSKULTASI:
d. PERKUSI
3.3 ANALISA/DIAGNOSA:
BB sekarang : 45 kg TB : 155 cm
LILA : 23 cm
3.4 INTERVENSI
Diagnosa : Keputihan
Intervensi:
dari petugas.
basah/lembab
adalah karena pakaian dalam yang lembab yaitu mempercepat cara kerja
d). Menjelaskan pada klien untuk tidak menggaruk keputihan nya apabila
gatal
hanya akan menyebarkan bakteri ketempat lain dan bakteri mudah masuk
kewanitaannya
dari petugas.
f). Jelaskan pada klien untuk melakukan kontrol ulang jika sakit berlanjut
3.5 IMPLEMENTASI
keadaan normal
munculnya jamur dan bakteri, serta mengganti celana dalam jika lembab
dan basah.
terasa gatal.
atau flour albus yang tidak normal seperti keputihan yang berwarna hijau,
3.6 EVALUASI
Data objektif : Klien mampu mengulang penjelasan yang telah diberikan oleh
Penatalaksanaan :
1. Klien bersedia untuk melakukan kontrol ulang jika keputihan nya belum
teratasi.
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri khususnya untuk organ
genitalia nya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
subur.
menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri, supaya tidak
terjadi keputihan lagi dengan mengganti pakaian dalam sesering mungkin pada
mendapatkan nutrisi yang cukup dan istirahat yang cukup agar terpenuhi
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan yang sudah diberikan pada Nn. A sudah efektif, karena
sudah berhasil mengatasi keputihan, maka tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus. Berdasarkan kasus asuhan yang sudah diberikan adalah menerapkan pola
hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri, supaya tidak terjadi keputihan lagi
dengan mengganti pakaian dalam sesering mungkin pada saat keputihan, tidak
seperti handuk, dll. Serta mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika
belum teratasi. Selain itu diharapkan siswi mendapatkan nutrisi yang cukup dan
istirahat yang cukup agar terpenuhi kebutuhannya dan siswi diharapkan untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan minum air putih yang cukup agar tidak
dehidrasi.
5.2 Saran
kebidanan pada remaja dengan tetap dalam proses belajar mengajar dan
perbaiki praktek pembelajaran jadi lebih efektif dan lebih efesien sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, E. 2015. Jurnal Kebidanan Gangguan System Reproduksi Pada Nn. H Umur 18
Tahun Dengan Flour Albus Di PKD Bhakti Ibu Klodran Kolomadu Karanganyar.
Surakarta : Stikes Kusuma Husada
Pratiwi, R. dkk. 2018. Hubungan Pengetahuan, Stres, Penggunaan Anti Septik Dan
Penggunaan Pembalut Dengaan Kejadian Fluor Albus Pada Remaja Siswi
SMA Negeri 8 Kendari Tahun 2017. Kendari : Jimkesmas
Rahayu, 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keputihan pada wanita usia
subur (WUS) kelurahan Rowosari Semarang. Semarang : UMS
Rini, S.P. 2016. Hubungan Perilaku Vulva Higiene Dengan Kejadian Keputihan
Patologis Pada Siswi Kelas X di SMA Negeri 3 Bantul. Tugas Akhir.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah.
Yuni, dkk. 2018. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Personal Hygiene
Dengan Kejadian Keputihan Di Smp N 3 Batam Tahun 2017. Bandung : Jurnal
Kebidanan