Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE
Dosen pengampuh:
Servasius T.J.mulu,S.Kep,Ns.M.Kep

DISUSUN OLEH:
Julia Krisdayanti Komba
Jini Marthen
Yulinda Liha Loni
Apliana Ina Kii
Andi Risal Solo
Johniyanto.U.Y.Randjawali

POLTEKNIK KKESEHATAN KEMENKES KUPANG


PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
JL. ADAM MALIK NO. 126
2022/2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Kesempatan kepada Penulis Untuk menyelesaikan Asuhan keperawatan ini.atas
berkat Dan HidayahNYA Penulis dapat Menyelesaikan Asuhan keperawatan
“MANAJEMEN INFEKSI” dengan Judul asuhan keperawatan “DIARE” Tepat pada
waktunya.adapun asuhan keperawatan inidisusun guna memenuhi tugas dari dosen bapak
Servasius T.J.Mulu,S.Kep,.Ns,.M.Kep.Pada mata Kuliah manajemen infeksi..

Asuhan keperawatn ini ini dibuat dalam rangka memperdalam ilmu pengetahuan
sekaligus dapat diupayakan untuk dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami juga menyadari bahwa Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami harapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca sekalian terkhusus rekan-rekan mahasiswa sekalian. Tak lupa kami juga mohon
maaf bila dalam penyusunan Asuhan keperawatan ini ada hal yang kurang berkenan bagi para
pembaca sekalian, besar harapan kami Asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat dan berguna
dalam proses pembelajaran maupun didalam kehidupan kita semua. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.

Waingapu,21 April 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................4
1.4 Manfaat................................................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN TEORI.................................................................................................................6
2.1 Pengertian Diare..................................................................................................................6
2.2 Etiologi..................................................................................................................................6
2.3 Tanda Dan Gejala................................................................................................................8
2.4 Pathofisiologi........................................................................................................................9
2.5 Pathway.............................................................................................................................11
2.6 Manifestasi Klinis..............................................................................................................12
2.7 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................................13
2.9 Pencegahan.........................................................................................................................13
2.10 Komplikasi.........................................................................................................................13
BAB 3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN................................................................15
3.1 Pengkajian..........................................................................................................................15
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................................18
3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................................20
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................................24
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................24
4.2 Saran...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................25

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare atau Diarhea adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami
rangsangan buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau feses yang masih
memiliki kandungan air berlebihan.Diare bisa disebabkan karena gejala dari
luka,penyakit,alergi terhadap gula fruktosa atau laktosa,memakan makanan yang
asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan,kelebihan vitamin C,atau karena
infeksi bakteri seperti Escherichia coli,Salmonela,dan vibrio cholera.
Diare juga disebut Rehidrasi oral.Frekuensi buang air besar yang normal bagi
setiap orang berbeda-beda,berkisar dari 3 kali sehari sampai sekali setiap 3
hari.karena itu orang disebut menderita diare bila frekuensi buang air besar telah
melampaui kebiasaannya dan kotoran encer dan banyak cairan.diare hanya sekali-
sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri.tetapi diare yang berat dapat
menyebabkan dehidrasi dan dapat membahayakan jiwa.pada kasus yang
jarang,diare terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti
tipus,cholera dan kanker usus.
Diare masih menjadi masalah kesehatan didunia terutama di negara kembang.
Di dunia ada 1,7 miliar setiap tahunnya kasus diare (WHO, 2017). 40,90% kasus
Diare terjadi pada anak balita (Kemenkes RI, 2018). Secara global pada tahun
2017, sekitar 8% kematian pada anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh diare,
yang berarti lebih dari 1.300 anak meninggal dalam sehari atau sekitar 480.000
anak meninggal setiap tahunnya (UNICEF,2019). Prevalensi Diare di Indonesia
berdasarkan hasil yang didapatkan dari riset kesdas tahun 2018, balita memiliki
prevalensi Diare tertinggi (Kemenkes RI, 2018).
Dari data Provinsi NTT tahun 2010, diare termasuk dalam kategori 10
penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit atau sebesar 2,1 %
dengan jumlah 1.812 kunjungan dan total jumlah kunjungan seluruh penyakit
yaitu sebesar 88.338 kunjungan. Hal ini terjadi karena rendahnya ketersediaan air
bersih, sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih yang disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satunya faktor tingkat pengetahuan masyarakat akan
penanganan penyakit menular yang sering terjadi. Penanganan diare yang

3
dilakukan secara baik selama ini membuat angka kematian akibat diare dalam 10
tahun terakhir menurun, walaupun angka kematian sudah menurun tetapi angka
kesakitan masih cukup tinggi. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam
melakukan penatalaksanaan terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan karena
pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting.
Tingkat pengetahuan tidak selalu menjadi penyebab terjadinya perubahan sikap
dan perilaku tetapi mempunyai hubungan yang positif, yakni dengan peningkatan
pengetahuan maka terjadinya perubahan perilaku akan cepat.
Peran perawat dalam penanganan Diare yaitu dengan memberikan asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan dengan cara memantau asupan pengeluaran
cairan (PPNI,2018). Anak yang mendapatkan terapi intravena perlu pengawasan
asupan cairan, kecepatan tetesan harus diatur untuk memberikan cairan dengan
volume yang dikehendaki dalam waktu tertentu dan lokasi pemberian infus harus
dijaga, menganjurkan makan sedikit tapi sering pada anak dan memantau tanda-
tanda vital (PPNI,2018). Selain itu peran perawat dalam tatalaksana diare yaitu
membantu ibu dalam meningkat tingkat pengetahuan kesehatannya, dengan
memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan seperti mencuci tangan dengan
sabun sebagai upaya pencegahan diare (Fitria et dkk., 2020). Dalam pemberian
nutrisi pada bayi sebagai perawat menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada
bayi guna untuk mengurasi diare (Rasiman, 2020).

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar belakang diatas yang menjadi focus pembahasan dari penulisan asuhan
keperawatan ini adalah:
1. Apa Definisi Diare?
2. Apa Etiologi Diare?
3. Apa Tanda dan Gejala Diare?
4. Apa Patofisiokogi diare?
5. Apa pemeriksaan penunjang diare?
6. Apa penatalaksanaan medis?
7. Apa komplikasi diare?
8. Bagaimana Asuhan keperawatan pada Diare

4
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui konsep asuhan keperawatan
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Definisi Diare
2. Untuk mengetahui Etiologi Diare
3. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala
4. Untuk Mengetahui Patofisiokogi diare
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang diare
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis
7. Untuk mengetahui komplikasi diare
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Diare
1.4 Manfaat
Manfaat Teori
Studi kasus ini dapat dijadikan referensi untuk pengembangan ilmu
keperawatan.dengan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pencernaan: Diare
Manfaat praktik
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam mengaplikasikan
hasil riset keperawatan khususnya studi kasus yang dilakukan tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan: Diare
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil studi kasus yang dituliskan ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
proses pembelajaran dan juga pelaksaan praktek pelayanan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem pencernaan: Diare
c. Bagi pelayan kesehatan
Studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam
memberiakn asuhan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan sistem
pencernaan: Diare. Selain itu juga menjadi bahan evaluasi bagi perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem pencernaan: Diare

5
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Diare


Diarea adalah gangguan pencernaan yang berupa pengeluaran faeces lebih dari
4 kali sehari atau berupa faeces cair/lembek, dan perut merasa mulas yang dapat
disebabkan oleh infeksi atau stres serta mengakibatkan gangguan penyerapan air
dalam Tujuan usus. pengaturan makan pada penderita diarea adalah mengistirahatkan
usus, menghentikan diarea dan mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh.
Diare adalah Pasase feses yang lunak dan tidak berbentukDiare suatu penyakit
dengan tanda-tanda perubahan bentuk dan konsistensi tinja,yang melembek sampai
mencair dan bertambhanya frekuensi berak lebih dari biasanya.
Diare juga disebut Rehidrasi oral.Frekuensi buang air besar yang normal bagi
setiap orang berbeda-beda,berkisar dari 3 kali sehari sampai sekali setiap 3
hari.karena itu orang disebut menderita diare bila frekuensi buang air besar telah
melampaui kebiasaannya dan kotoran encer dan banyak cairan.diare hanya sekali-
sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri.tetapi diare yang berat dapat
menyebabkan dehidrasi dan dapat membahayakan jiwa.pada kasus yang jarang,diare
terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus,cholera dan
kanker usus.

2.2 Etiologi
1. Anxietas/Rasa cemas/stress (Misalnya ujian,berpergian)
2. Keracunan makanan (memakan makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun
kimiawi)
3. Infeksi Virus dari usus (Misalnya flu usus)
4. Alergi terhadap makanan tertentu,Tidak tahan susu (Pada Orang-orang yang idak
mempunyai enzim Laktase yang berfungsi untuk mencerna susu)

Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagaiinfeksi, selain


penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnyamerupakan salah satu gejala
dari penyakit pada sistem gastrointestinalatau penyakit lain di luar saluran
pencernaan. Tetapi sekarang lebihdikenal dengan “penyakit diare”, karena dengan
sebutan penyakit diareakan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit

6
diareterutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karenadapat
membawa bencana bisa terlambat.

Faktor penyebab diare, antara lain :

a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral;
Infeksi saluran pencernaan makanan yangmerupakan penyebab utama diare
pada anak. Meliputi infeksienteral sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,Poliomyelitis)
Adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,Strongyloides);
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardialamblia, Trichomonas
hominis); jamur (Candida albicans)
2) Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makananseperti: otitis
media akut (OMA) , tonsilitis/ tonsilofaringitis,bronkopneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya. Keadaan initerutama terdapat pada bayi dan anak berumur di
bawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,maltosa dan
sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa,fruktosa, dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang terpentingdan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadipada anak
yang lebih besar).

Menurut Wong (2008), penyebab infeksius dari diare akut yaitu :

1. Agens virusa.
a. Rotavirus, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan mengalamidemam
(38ºC atau lebih tinggi), nausea atau vomitus, nyeriabdomen, disertai infeksi
saluran pernapasan atas dan diaredapat berlangsung lebih dari 1 minggu.

7
Biasanya terjadi padabayi usia 6-12 bulan, sedangkan pada anak terjadi di
usia lebihdari 3 tahun.
b. Mikroorganisme, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan demam,nafsu makan
terganggu, malaise. Sumber infeksi bisa didapat dari air minum, air di tempat
rekreasi (air kolam renang, dll),makanan. Dapat menjangkit segala usia dan
dapat sembuhsendiri dalam waktu 2-3 hari.
2. Agens bakteria.
a. Escherichia coli, masa inkubasinya bervariasi bergantung padastrainnya.
Biasanya anak akan mengalami distensi abdomen,demam, vomitus, BAB
berupa cairan berwarna hijau dengandarah atau mukus bersifat menyembur.
Dapat ditularkan antarindividu, disebabkan karena daging yang kurang
matang,pemberian ASI tidak eksklusif.
b. Kelompok salmonella (nontifoid), masa inkubasi 6-72 jamuntuk
gastroenteritis. Gejalanya bervariasi, anak bisamengalami nausea atau
vomitus, nyeri abdomen, demam, BABkadang berdarah dan ada lendir,
peristaltik hiperaktif, nyeritekan ringan pada abdomen, sakit kepala, kejang.
Dapatdisebabkan oleh makanan dan minuman yang sudahterkontaminasi
oleh binatang seperti kucing, burung, danlainnya.
3. Keracunan makanan
a. Staphylococcus, masa inkubasi 4-6 jam. Dapat menyebabkankram yang
hebat pada abdomen, syok. Disebabkan olehmakanan yang kurang matang
atau makanan yang disimpan dilemari es seperti puding, mayones, makanan
yang berlapiskrim.
b. Clostridium perfringens, masa inkubasi 8-24 jam. Dimana anakakan
mengalami nyeri epigastrium yang bersifat kram denganintensitas yang
sedang hingga berat. Penularan bisa lewatproduk makanan komersial yang
paling sering adalah dagingdan unggas.
c. Clostridium botulinum, masa inkubasi 12-26 jam. Anak akanmengalami
nausea, vomitus, mulut kering, dan disfagia.Ditularkan lewat makanan yang
terkntaminasi. Intensitasnyabervariasi mulai dari gejala ringan hingga yang
dapat menimbulkan kematian dengan cepat dalam waktu beberapa jam.

8
2.3 Tanda Dan Gejala
1. Sakit perut
2. sering mual dan muntah
3. Buang air besar terus menurus melebihi yang normal
4. Nafsu makan berkurang
5. Demam tinggi
6. terkadang ada darah dalam tinja atau feses
7. Kotoran encer/cair
8. Gejala lainnya yang dapat timbul seperti pegal pada punggung dan perut
berbunyi.
9. Peristaltik usus : 36 x / i
10. Dehidrasi

2.4 Pathofisiologi

proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor


diantaranya:

1. Faktor infeksi
a) Virus Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksirotavirus.
Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akanmasuk ke dalam tubuh
bersama dengan makanan dan minumanyang masuk ke dalam saluran
pencernaan yang kemudianmelekat pada sel-sel mukosa usus, akibatnya sel
mukosa ususmenjadi rusak yang dapat menurunkan daerah permukaan
usus.Sel-sel mukosa yang rusak akan digantikan oleh sel enterositbaru yang
berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belummatang sehingga fungsi
sel-sel ini masih belum bagus. Hal inimenyebabkan vili-vili usus halus
mengalami atrofi dan tidakdapat menyerap cairan dan makanan dengan baik.
Selanjutnya,terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkangangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit.Atau
juga dikatakan adanya toksin bakteri atau virus akanmenyebabkan sistem
transpor aktif dalam usus sehingga selmukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan danelektrolit akan meningkat.
b) Bakteri Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu kedalam
mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuktoksin. Enterotoksin ini

9
dapat diresorpsi ke dalam darah danmenimbulkan gejala hebat seperti demam
tinggi, nyeri kepala,dan kejang-kejang. Selain itu, mukosa usus yang telah
dirusakmengakibatkan mencret berdarah berlendir. Penyebab
utamapembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.coli.diare ini
bersifat self-limiting dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa pengobatan,
setelah sel-sel yang rusak digantidengan sel-sel mukosa yang baru
2. Faktor malabsorpsi,
a) Gangguan osmotik Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan
terkumpul di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik
ususAkibatnya akan menyebabkan tekanan osmotik dalam ronggausus
meningkat. Gangguan osmotikmeningkat menyebabkanterjadinya pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus.Hal ini menyebabkan banyak cairan
ditarik ke dalam lumenusus dan akan menyebabkan terjadinya hiperperistaltik
usus.Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan didorongkeluar melalui
anus dan terjadilah diare (Nursalam, 2008).
b) Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
ususakan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalamrongga usus
dan selanjutnya timbul diare karena terdapatpeningkatan isi rongga usus
(Nursalam, 2008).
3) Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatanusus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.Sebaliknya
bisa peristaltik usus menurun akan mengakibatkanbakteri tumbuh berlebihan,
selanjutnya timbul diare pula.Akibat dari diare yaitu kehilangan air dan
elektrolit yang dapatmenyebabkan cairan ekstraseluler secara tiba-tiba cepat
hilang,terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang mengakibatkan
syokhipovolemik dan berakhir pada kematian jika tidak segeradiobati
(Nursalam, 2008).
3. Faktor makanan
Faktor ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidakmampu diserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatanperistaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untukmenyerap makanan yang kemudian menyebabkan
diare (Hidayat,2008). Diare akut berulang dapat menjurus ke malnutrisi
energiprotein, yang mengakibatkan usus halus mengalami perubahan yang
disebabkan oleh PEM tersebut menjurus ke defisiensi enzimyang menyebabkan

10
absorpsi yang tidak adekuat dan terjadilahdiare berulang yang kronik. Anak
dengan PEM terjadi perubahanrespons imun, menyebabkan reaksi
hipersensitivitas kulitterlambat, berkurangnya jumlah limfosit dan jumlah sel T
yangberedar. Setelah mengalami gastroenteritis yang berat anak
mengalamimalabsorpsi. Malabsorpsi juga terdapat pada anak yang
mengalamimalnutrisi, keadaan malnutrisi menyebabkan atrofi mukosa usus,faktor
infeksi silang usus yang berulang menyebabkanmalabsorpsi, enteropati dengan
kehilangan protein. Enteropati inimenyebabkan hilangnya albumin dan
imunogobulin yang mengakibatkan kwashiorkor dan infeksi jalan nafas yang
berat
4. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinyapeningkatan peristaltik usus yang
akhirnya mempengaruhi prosespenyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare. Prosespenyerapan terganggu
2.5

11
Pathway

Faktor Infeksi Faktor Malaborsi Gangguan Peristaltik

Endotoksin merusak Tekanan osmotik


mukosa usus menigkat Hiperperistaltik Hipoperistaltik

Makanan tidak
Pergeseran cairan Sempat diserap Pertumbuhan
Resti infeksi Elektrolit ke lumen bakteri
usus >>

Endotoksin

Hiperrsokresi
Cairan elektrolit

Isi lumen usus meningkat

Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

Gangguan Keseimbangan Gangguan Keseimbangan


Sering defekasi
cairan elektrolit
Anus lembab dan lecet
Dehidrasi
Hiponatremia, hipokalemia
Penurunan klorida serum
Kerusakan
Kekurangan Integritas kulit
volume cairan Resiko terjadi gangguan
sirkulasi darah
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

12
2.6 Manifestasi Klinis
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai
wial dan wiata.
2. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
3. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
4. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
5. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
6. denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
7. samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
8. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
9. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Sebagian besar pasien dengan kasus diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan tidak
memerlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut, namun berbeda pada kasus dengan
dehidrasi berat. Pada kasus dengan dehidrasi berat diperlukan berbagai pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan feses mikrobiologi, pemeriksaan darah lengkap dan
pemeriksaan elektrolit.
a. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah dengan phlebotomy untuk melihat adanya leukositosis dapat
mengindikasikan terjadinya gastroenteritis akibat bakteri.
b. Pemeriksaan Elektrolit
Berdasarkan kadar Natrium dalam plasma, jenis dehidrasi dapat dibagi menjadi
tiga jenis yaitu dehidrasi hiponatremia (<130 mEq/L), isonatremia (130-150
mEq/L), dan hipernatremia (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremia dapat
bermanifestasi sebagai syok hipovolemik, sementara dehidrasi hipernatremik
pada konsentrasi >165 mmol/L dapat memicu terjadinya kejang.

c. Analisa Gas Darah (AGD)

13
Pada keadaan yang berat, dapat terjadi asidosis metabolik, sehingga analisis gas
darah sebaiknya dilakukan pada keadaan ini. Apabila dehidrasi sangat berat, dapat
terjadi gagal ginjal akut, sehingga fungsi ginjal sebaiknya diperiksa, yaitu
menggunakan pengukuran kadar serum ureum dan kreatinin.
d. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan feses lengkap (FL) dilakukan untuk menentukan etiologi yang
definitif. Pada infeksi Pada infeksi Entamoeba histolytica dapat ditemukan
tropozoit dan sel-sel darah merah. Pada infeksi Clostridium difficile dapat
ditemukan leukosit fekal >5/lapang pandang, dan tampak basil gram positif
dengan spora-spora oval subterminal. Pada Pseudomembranous colitis bisa
ditemukan fekal leukosit.
e. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis seperti foto abdomen tidak diindikasikan pada
gastroenteritis akut. Apabila klinisi mencurigai adanya diagnosis lain dapat
dilakukan pemeriksaan CT Scan. CT scan dapat dilakukan pada kasus dimana
nyeri abdomen sangat berat, dan dicurigai adanya perforasi, obstruksi usus,
ataupun megakolon toksik (Hirschsprung disease toksik)

2.8 Penatalaksanaan Medis


Menurut Setiati (2014), penanganan diare akut sebagai berikut :
1. Rehidrasi Cairan
Pada keadaan awal dapat diberikan sediaan cairan/bubuk hidrasi peroral setiap
kali diare. Pemberian hidrasi melalui cairan infus dapat meggunakan sediaan
berupa Ringer Lactat ataupun NaCl isotonis.
2. Pengaturan Asupan Makanan
Pemberian asupan makanan diberikan secara normal, sebaiknya dalam porsi kecil
namun dengan frrekuensi yang lebih sering. Pilih makanan yang mengandung
mikronutrien dan energy (pemenuhan kebutuhan kalori dapat diberikan bertahap
sesuai toleransi pasien). Menghindari makanan atau minuman yang mengandung
susu karena dapat terjadinya toleransi laktosa, demikian juga makanan yang pedas
ataupun mengandung lemak yang tinggi.
Tambahkan penanganan pertama di rumah.

2.9 Pencegahan

14
1. Menjaga kebersihan lingkungan terutama air
2. Jangan makan sembarang apalagi makanan yang tercemar bakteri yag bisa
menyebabkan diare.
3. Hindari makan makanan yang terlalu pedas dan asam
4. Menjaga kondisi tubuh dengan olahraga dan minum air 8-12 kali sehari.
5. Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum
menyiapkan makanan (iare karena infeksi bakteri/virus dapat menuluar).
6. Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat,kecoak dan tikus.
7. Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang,simpanlah sisah
makanan didalam kulkas.

2.10 Komplikasi
Akibat diare yang utama adalah terjadi kehilangan cairan dan elektrolit mendadak
sehingga dapat terjadi komplikasi sebagai berikut :
a. Dehidrasi.(mata cekung,kulit tidak elastik,haus,lidah/bibir kering,sedikit
buang air kecil)
b. Renjatan hipovolemik (bila terjadi maka denyut cepat lebih dari 120
kali/menit).
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogam).
d. Hipoglikemia.
e. Intolerasi sekunder. Akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktose.
f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
g. Nafas cepat (pernafasan kusmaul).
h. Gagal ginjal akut.
i. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang
adekuat dapat mengakibatkan kematian (Ngastiyah, 2007).

15
BAB 3

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Data Demografi:
Usia : 3 Tahun
Pendidikan : TK
Alamat : Kampung Got, Jl. Umbu Remu SH
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien sering mengeluh Sakit perut.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya Klien tidak mau makan,makan
hanya 3 sendok. Muntah,Demam,Dehidrasi Dan Gangguan Elektrolit karena
infeksi yang disebabkan oleh Bakteri dan Virus. Badan lemas, nyeri, demam
disertai nafsu makan menurun. Biasanya timbul diare, tinja makin cair, dan
kehilangan banyak cairan dan elektrolit
c. Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang dialaminya saat ini.
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Menurut pengakuan keluarga,dalam keluarganya tidak ada yang mengalami
penyakit yang sedang diderita pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda tanda vital
S: 38℃ N: 92x/mnt T: 90/50 mmHg RR: 24x/mnt
Keadaan umum: lemah
Kesedaran pasien: komposmentis (kesadaran normal)
b. Pengkajian pernafasan (B1)
 Saat penkajian tidak mengeluh sesak
 Irama jantung teratur
 Jenis pernapasan normal
 Suara napas vesikuler

16
17
c. Pengkajian sirkulas/kardiovaskuler (B2)
 Irama jantung reguler dan mengeluh nyeri dada
 Suara jantung normal
 CRT: 3 detik
 Akral: hangat
d. Pengkajian neurosensori/persarafan (B3)
 GCS: 456
 Saat pengkajian klien mengatakan pusing
 Sclera anemis
 Konjungtiva anemis
 Tidak ada masalah gangguan pandangan, pendengaran dan penciuman
 Klien istirahat/tidur > 8jam/hari
e. Pengkajian eliminasi atau perkemihan (B4)
 Saat pengkajian klien mengatakan BAK normal 3x4 per hari
 Produksi urine < 1.000/hari
 Warna kuning jernih
 Bau amoniak
f. Pengkajian makanan dan cairan/pencernaan (B5)
 Mulut kotor
 Mukosa kering
 Saat di pengkajian klien mengatakan tidak ada masalah debgan tenggorokan
dan abdomen tetapi klien belom BAB selama 5 hari
 Nafsu makan menurun
 Makan hanya 3 sendok
g. Pengkajian Musculuskeletal dan integumen (B6)
 Pergerakan sendi bebas
 Turgor kulit kurang elastic
 Kulit kering

18
4. Tabulasi Data

1. Klien sering mengeluh Sakit perut.


2. Klien tidak mau makan,makan hanya 3 sendok.
3. Muntah, Demam, Dehidrasi Dan Gangguan Elektrolit karena infeksi yang disebabkan oleh
Bakteri dan Virus.
4. Badan lemas, nyeri, demam disertai nafsu makan menurun.
5. Tinja makin cair, dan kehilangan banyak cairan dan elektrolit.

5. Klasifikasi Data

DS :

- Ibu Klien mengatakan anaknya BAB dan muntah 5 x sehari


- Ibu klien mengatakan anaknya malas makan

DO :

- Mulut Berbau busuk


- mukosa kering
- Klien nampak lemah
- Mata cekung
- Tugor kulit elastis
- Wajah tampak pucat
- Peristaltik 36 x / i
- TTV : T : 90/50 mmHg
S : 38℃
N : 92x/mnt
P : 24x/mnt

19
6. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Ds: Ibu Klien mengatakan anaknya Gangguan metabolisme Devisit volume cairan
BAB dan muntah 5 x sehari usus
Do:
- Tugor kulit elastis
- Klien nampak lemah
- Mata cekung
- Wajah tampak pucat
- Peristaltik 36 x / i
- TTV : T : 90/50 mmHg
S : 38℃
N : 92x/mnt
P : 24x/mnt
Ds: Ibu klien mengatakan anaknya Asupan makanan tidak Gangguan nutrisi kurang dari
malas makan adekuat kebutuhan
Do:
- Mulut Berbau busuk
- mukosa kering
- TTV : T : 90/50 mmHg
S : 38℃
N : 92x/mnt
P : 24x/mnt

3.2 Diagnosa Keperawatan


Prioritas Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan Cairan yang
berlebihan dari traktur GI ke dalam feses atau muntahan.
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
kehilangan cairan yang tidak adekuat.

20
3.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Resiko kekurangan Setelah diberikan asuhan 1.Monitor TTV 1.Hipotesis
volume cairan b.d keperawatan,klien 2.Tingkatkan cairan per takicardial,demam
menurunya intake mampu memenuhi oral 1-2 gelas setiap 24 dapat menunjukkan
cairan secara oral kebutuhan volume cairan jam respon terhadap efek
yang adekuat dengan 3.Observasi tanda kehilangan cairan
kriteria hasil. dehidrasi 2.catatan masukan
-Ku Baik 4.kolaborasi dengan tim membantu
-Turgo kulit kurang medis dalam pemberian mendeteksi tanda dini
elastic terapi cairan infus ketidaksembangan
-seklera tidak anemis cairan
-TTV dalam batas 3.mengetahui keadaan
normal klien untuk
-Mukosa lembab mempermudah
-Kulit Lembab tindakan selanjutnya
4.menggantikan
cairan dan ellektrolit
secara adekuat.
2 Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan 1.anjurkan klien untuk 1. menjaga kebersihan
nutrisi kurang dari keperawatan,klien dapat menjaga kebersihan mulut dapat
kebutuhan b.d memenuhi kebutuhan mulut meningkatkan napsu
asupan makanan nutrisi dengan kriteria 2. jelaskan pentingnya makan
tak adekuat hasil: nutrisi dan cairan yang 2. dapat terpenuhnya
-Ku baik adekuat nutrisi sesuai
-Mukosa lembab 3. motivasi keuarga kebutuhan
-TTV dalam batas untuk memberikan metabolisme
normal makan yang berfariasi 3. makanan yang
4. koloborasi dengan berfariasi dapat
ahli gizi meningkatkan napsu
makan
4. memberikan

21
asupan diet dan
nutrisi yang tepatss

22
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari Asuhan keperawatan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Diare atau
Diarhea adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus menerus dengan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air
berlebihan.Diare bisa disebabkan karena gejala dari luka,penyakit,alergi terhadap gula
fruktosa atau laktosa,memakan makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara
berlebihan,kelebihan vitamin C,atau karena infeksi bakteri seperti Escherichia
coli,Salmonela,dan vibrio cholera.
Diare adalah Pasase feses yang lunak dan tidak berbentukDiare suatu penyakit
dengan tanda-tanda perubahan bentuk dan konsistensi tinja,yang melembek sampai
mencair dan bertambhanya frekuensi berak lebih dari biasanya.

4.2 Saran
Dalam penulisan auhan keperawatan ini,kami berharap agar
mahasiswa/mahasiswi dapat menerapkan ilmu pengetahuannya dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien Diare.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, T & Scorviani V 2010. Kamus Pintar Kesehatan Kedokteran, Keperawatan Dan
Kebidanan, Nuha Medika. Yogyakarta

SS Novel 1987, Ensiklopedia penyakit menular dan infeksi, familia. Yogyakarta

Amir, S & Rokimun 2016, Sembuh Alamia Untuk Berbagai Penyakit Berbahaya. Dunia
Sehat, Jakarta Timur

Depkes, 2010. Penalaksanaan Penyakit Diare Pada Anak. Jakarta : Depkes RI

Maya & Fida, 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta :D- Medika

24

Anda mungkin juga menyukai