Dosen Pembimbing :
Indriatie, S.Kep, M.M.Kes
Di susun Oleh
1. Genvilla Dikytami Putri Alkarana (P27820119018)
2. Wela Apresia Anggraeni (P27820119046)
Tingkat I Reguler A
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat ............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
2.1 Pengkajian Keperawatan ..................................................................................................4
2.2 Data Fokus........................................................................................................................9
2.3 Diagnosa Keperawatan .....................................................................................................10
2.4 Intervensi Keperawatan ....................................................................................................11
2.5 Implementasi Keperawatan ..............................................................................................14
2.6 Evaluasi Keperawatan.......................................................................................................19
BAB III ANALISA................................................................................................................22
3.1 Analisis data......................................................................................................................22
3.2 Diagnosa............................................................................................................................22
3.3 Perencanaan......................................................................................................................22
3.4 Implementasi.....................................................................................................................23
3.5 Evaluasi.............................................................................................................................24
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................25
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................25
4.2 Saran .................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat.
Diare juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak diberbagai
negara (Widoyono, 2011). Diare dapat menyerang semua kelompok manusia terutama
pada anak. Anak lebih rentan mengalami diare, karena sistem pertahanan tubuh anak
belum sempurna (Soedjas, 2011).
Hasil Riskesdas (2013), menyatakan bahwa insiden diare pada anak Indonesia adalah
6,7 persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua
(9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%).
Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%),
Laki-laki (5,5%), perempuan (4,9%).
Angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit diare di Indonesia masih tinggi.
Proporsi terbesar penderita diare pada balita adalah kelompok umur 6-11 bulan yaitu
sebesar 21,65%, lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur
24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur 54-59
bulan yaitu 2,06% (Kemenkes, 2011).
Diare pada bayi dan balita ini dapat disebabkan dari beberapa faktor diantaranya yaitu
infeksi, malabsorbsimakanan, dan psikologis anak. Infeksi enteral merupakan infeksi
saluran pencernaan, yang menjadi penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral
disebabkan oleh bakteri , virus, dan parasit. Sedangkan infeksi parenteral merupakan
infeksi dari luar pencernaan seperti otitis media akut (OMA), bronkopneumonia,
ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2
tahun (Ngastiyah, 2014).
Dampak masalah fisik bila diare tidak diobati akan berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit secara mendadak. Pada balita akan menyebabkan anoreksia (kurang nafsu
makan) sehingga mengurangi asupan gizi, dan diare dapat mengurangi daya serap usus
terhadap sari makanan. Dalam keadaan infeksi , kebutuhan sari makanan pada anak
mengalami diare akan meningkar, sehingga setiap serangan diare akan menyebabkan
kekurangan gizi.
1
Jika hal ini berlangsung secara terus menerus akan menghambat proses tumbuh
kembang anak, sedangkan dampak psikologis terhadap anak-anak antara lain anak
akan menjadi rewel, cengeng dan sangat tergantung pada orang terdekatnya
(Widoyono,2011).
Pengetahuan orangtua tentang terjadinya diare sangatlah penting. Hal ini disebabkan
karena sebagian orangtua belum mengetahui tentang perilaku sehat untuk menjaga
kesehatan keluarga seperti selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, menjaga
kebersihan lingkungan rumah, memeriksakan kondisi kesehatan ketika terdapat gejala
suatu penyakit ke puskesmas, menjaga pola istirahat serta menyempatkan untuk
berekreasi guna menghilangkan stres yang dapat memicu suatu penyakit (Subakti,
2015).
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan anak pada klien dengan kasus diare?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan anak dengan kasus Diare di Puskesmas
Balongsari pada tahun 2020.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada anak dengan kasus Diare di
Puskesmas Balongsari pada tahun 2020.
2. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada anak dengan kasus
Diare di Puskesmas Balongsari pada tahun 2020.
3. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada anak dengan kasus Diare di
Puskesmas Balongsari pada tahun 2020.
4. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anak dengan kasus Diare di
Puskesmas Balongsari pada tahun 2020.
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada anak dengan kasus Diare di
Puskesmas Balongsari pada tahun 2020.
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
a. Pasien
Tanggal Pengkajian : 23 Maret 2020
Tanggal MRS : 23 Maret 2020
Nama : An. T
Umur : 7 tahun
Alamat : Manukan, Surabaya
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan :-
b. Orang Tua
Nama : Tn. Y
Umur : 40 Tahun
Alamat : Manukan, Surabaya
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Agama : Islam
5
2.3 Pola Aktivitas Sehari – Hari
No POLA AKTIVITAS DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1 Pola Nutrisi : a. Makan a. Pola nutrisi di
a. Makan dan minum Anak mengalami rumah sakit
penurunan Anak mendapatkan
nafsumakan dan makan sesuai
mengalami dengan menu yang
gangguan makan, di berikan.
karena mengalami Frekuensi makan 2x
muntah. sehari dan
Sebelum anak diare mendapatkan terapi
anak makan 3 x cairan NaCl 0,9 %.
sehari, ketika diare
anak makan menjadi
1 x atau 2 x sehari
dengan porsi sedikit.
b. Minum b. Minum
Anak minum sedikit Di rumah sakit anak
sebanyak 5 gelas / minum sesuai
hari. anjuran dokter yaitu
7-8 gelas per hari.
b. BAK b. BAK
6
Frekuensi BAK Eliminasi urine 4 – 5
anak4 kali sehari. kali dalam sehari,
warna kuning jernih.
3. Pola Tidur Anak sulit untuk Anak mengalami
tidurkarena terganggu kesulitan tidur, sesekali
dengan aktifitas BAB terbangun karena harus
nya. buang air besar.
4. Pola Aktivitas Anaktampak lemas, Anak hanya berbaring di
masih tetap bermain tempat tidur, bermain di
tetapi tidak selincah atas tempat tidur.
biasanya.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum dan Kesadaran
Keadaan umum tampak lemas, dengan kesadaran composmentris di tandai dengan
GCS 4-5-6.
2) Tanda – Tanda Vital
Pemeriksaan tanda – tanda vital meliputi :
a) Suhu tubuh : 38oC
b) RR ( Respiratory rate) : Frekuensi pernapasan cepat, namun tidak sesak, RR
berkisar 22 x / menit dengan pola napas takipnea.
c) Saturasi Oksigen : tidak ada gangguan pada saturasi, berkisar antara 96 %.
3) Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan pada kepala,
tidak ada nyeri tekan pada kepala.
7
4) Mata
Bentuk mata simetris, kedudukan bola mata simetris, tidak ada pembengkakan
maupun luka dengan sklera berwarna putih dan konjuntiva anemis, dan mata agak
atau cekung sebagai tanda dehidrasi.
5) Telinga
Bentuk daun telingan simetris, tidak ada tanda – tanda iritasi seperti kemerahan,
bengkak, dan luka serta tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan.
6) Hidung
Bentuk hidung simetris, kedudukan lubang hidung juga simetris, tidak ada polip,
sinus, pembengkakan serta lesi di pada rongga hidung. Tidak ada sumbatan pada
rongga hidung, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret.
7) Mulut
Bentuk mulut simetris, mukosa bibir tampak kering, gigi tidak menunjukkan
adanya karies, warna gusi merah muda, warna lidah putih kemerahan.
8) Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi.
9) Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris, pola napas
reguler.
Auskultasi : Suara napas tambahan tidak ada.
Palpasi : Tidak ada pembesaran paru, pergerakan dada simetris, tidak
ada nyeri tekan.
10) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, terdapat distensi abdomen, turgor kulit
menurun.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.
Perkusi : Terdapat suara timpani pada perut.
Auskultasi : Bising usus tidak normal, terdengar lebih dari 35 x / menit
11) Lengan
Bentuk simetris antara lengan kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan, tidak ada
lesi.
12) Punggung
Punggung tidak ada gangguan, tidak ada lesi dan pembengkakan, turgor kulit
baik.
13) Genetalia
8
Genetalia tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, turgor kulit menurun.
14) Pinggul
Pinggul tidak terdapat gangguan, tidak mengalami pembesaran , pembengkakan
serta tidak ada lesi.
15) Bokong
Bentuk bokong simetris, turgor kulit menurun, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan.
16) Anus
Anus tidak mengalami gangguan, warna hitam kemerahan, terdapat rugae, tidak
ada pembengkakan, anus dan daerah sekitarnya tampak lecet, turgor kulit
menurun.
17) Tungkai
Tungkai tidak mengalami gangguan
18) Kaki
Kaki tampak simetris, tidak ada luka dan pembengkakan.
d. Test Diagnostik
Test diagnostik dilakukan dengan pemeriksaan feses untuk mengetahui
penyebab dari Diare apakah karena bakteri, virus, atau parasit. Selain itu melalukan
test uji elektrolit apabila anak mengalami dehidrasi berat saat diare.
e. Terapi Medis
Terapi medis yang dijalani adalah melakukan rehidrasi cairan dengan
pemberian cairan infus Ringer Laktat atau NaCl 0,9 % melalui intravena 500 ml,
pemberian oralit, dan tablet Zinc.
9
2.4 Diagnosa Keperawatan Anak
2.4.1 Analisis Data
No Data Subyektif & Data Obyektif Etiologi Masalah
3. DS : Diare Resiko
1. Klien BAB sebanyak 6 kali ketidakseimbangan
dalam 24 jam dengan elektrolit
konsistensi cair
DO :
1. Klien memiliki mukosa mulut
yang kering.
2. Klien memiliki mata cekung.
2.4.3Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tindakan Keperawatan
Keperawatan
Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi
Hasil
1 Diare b.d proses Setelah dilakukan Manajemen diare 1. Mengetahui
infeksi Asuhan 1. Identifikasi langkah
bakteri,virus, dan Keperawatan penyebab diare. pengobatan
parasit d.d defekasi selama 1 x 24 jam 2. Monitor warna, selanjutnya.
lebih dari tiga kali diharapkan masalah volume, 2. Untuk
dalam 24 jam, feses diare dapat teratasi frekuensi, dan mengetahui
lembek atau cair, dengan kriteria konsistensi tinja. keadaan feses
frekuensi hasil : 3. Monitor jumlah 3. Untuk
peristaltik 1. Frekuensi pengeluran diare. mengetahui
meningkat defekasi 4. Berikan asupan output feses.
membaik / cairan oral 4. Untuk
normal. ( oralit ). mengganti
2. Konsistensi 5. Berikan cairan cairan tubuh
feses menjadi intravena jika yang hilang
padat. perlu bersama feses.
3. Peristaltik usus 5. Sebagai terapi
dalam rentang 6. Anjurkan rehidrasi
normal ( 5 – 13 menghindari cairan untuk
x menit). makanan mengatasi
pembentuk gas, dehidrasi.
11
makanan pedas, 6. Makanan
dan laktosa. pedas dapat
7. Kolaborasi meningkatkan
pemberian obat pembentukan
antimotilitas gas sehingga
(loperamide) perut akan
8. Kolaborasi terasa
pemberian obat kembung.
pengeras feses 7. Untuk
(atapulgit). menghentikan
diare
8. Untuk
menghentikan
diare
2 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan Integritas 1. Mengetahui
integritas kulit dan Intervensi Kulit penyebab
atau jaringan b.d Keperawatan 1. Identifikasi gangguan
terpapar bahan selama 3 x 24 jam penyebab integritas kulit,
kimia iritatif maka integritas gangguan untuk
(sabun) d.d kulit dan atau integritas kulit. melakukan
kerusakan jaringan jaringan meningkat 2. Bersihkan 2. Mengurangi
kulit dan atau dengan kriteria perineal dengan kerusakan
lapisan kulit, nyeri, hasil : air hangat jaringan pada
kemerahan 1. Kerusakan terutama selama anus dan
jaringan / periode diare sekitarnya.
lapisan kulit 3. Gunakan produk 3. Memberikan
berkurang / berbahan kelembapan
hilang. petrolium atau pada kulit
2. Nyeri menurun minyak pada kulit perianal.
3. Kemerahan kering.
menurun 4. Anjurkan minum 4. Untuk
air yang cukup mencegah
dehidrasi dan
memperbaiki
turgor kulit.
12
3 Resiko Setelah dilakukan Manajemen 1. Untuk
ketidakseimbangan Intervensi Elektrolit menentukan
elektrolit d.d diare Keperawatan 1. Identifikasi langkah
selama 1 x 24 jam penyebab pengobatan
maka kehilangan cairan selanjutnya.
keseimbangan ( diare, muntah) 2. Mengetahui
elektrolit 2. Monitor kadar apakah klien
meningkat : elektrolit menderita
1. Kadar serum 3. Berikan cairan, Hipokalemia,
natrium dalam jika perlu Hipomagnesia.
batas normal 4. Jelaskan jenis, 3. Mengganti
2. Kadar serum penyebab, dan kadar
klorida dalam penangangan elektrolit yang
batas normal ketidakseimbanga hilang
3. Kadar serum n elektrolit. 4. Memberikan
kalium 5. Kolaborasi edukasi
membalik pemberian kepada
suplemen keluarga
elektrolit mengenai
penanganan
masalah.
5. Sebagai
rehidrasi
elektrolit.
15
feses lembek atau frekuensi defekasi 4 kali dalam
cair, frekuensi sehari, konsistensi feses lembek
peristaltik atau cair
meningkat 3. Monitor jumlah pengeluaran diare
Hasil: Diare jumlahnya sedang –
banyak
4. Berikan asupan cairan oral (oralit)
Hasil: Klien menerima asupan
cairan oral, dibantu oleh ibu klien
5. Berikan cairan intravena, jika
perlu
Hasil: Klien diberikan cairan
intravena ringer asetat, ringer
laktat
6. Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, makanan pedas,
dan laktosa.
Hasil: Klien bersedia dan
kooperatif
7. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
Hasil: Klien bersedia dan
kooperatif
8. Kolaborasi obat pengeras feses
2 Gangguan Rabu 1. Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit dan 25/03/2020 integritas kulit
atau jaringan b.d 16.20 Hasil: Penyebab gangguan
terpapar bahan integritas kulit karena terpapar
kimia iritatif bahan kimia iritatif (sabun)
(sabun) d.d 2. Bersihkan parineal dengan air
kerusakan jaringan hangat terutama selama periode
kulit dan atau diare
lapisan kulit. 3. Gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak pada kulit
kering
16
4. Anjurkan minum air yang cukup
18
3 Resiko Kamis 1. Identifikasi penyebab
ketidakseimbangan 26/03/2020 kehilangan cairan
elektrolit d.d diare 16.45 Hasil: Penyebab kehilangan
cairan adalah diare
2. Monitor kadar elektrolit
3. Berikan cairan, jika perlu
4. Jelaskan jenis, penyebab, dan
penanganan
ketidakseimbangan elektrolit
5. Kolaborasi pemberian
suplemen elektrolit
BAB III
ANALISA
1. Analisis Data
1. Pada kolom kemungkinan penyebab nomor 1 sudah lengkap, disertai dengan penyebab
dan masalahnya
2. Pada kolom kemungkinan penyebab nomor 2 sudah lengkap, disertai dengan penyebab
masalahnya
21
3. Pada kolom kemungkinan penyebab nomor 3 sudah lengkap, disertai dengan penyebab
masalahnya
2. Diagnosa
1. Penulisan diagnosa kurang tepat, seharusnya:
a. Pada diagnosa 1 seharusnya ditulis, Diare b.d proses infeksi bakteri, virus, dan
parasit d.d defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. Feses lembek atau cair,
frekuensi peristaltik meningkat. Penulisan tersebut sesuai dengan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia ( SDKI )
b. Pada diagnosa 2 seharusnya ditulis, Gangguan integritas kulit atau jaringan b.d
terpapar bahan kimia iritatif ( sabun ) d.d kerusakan jarinan kulit atau lapisan kulit,
nyeri, kemerahan. Penulisan tersebut sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia ( SDKI )
c. Pada diagnosa 3 seharusnya ditulis, Resiko ketidakseimbangan elektrolit d.d diare.
Penulisan tersebut sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( SDKI
)
3. Perencanaan
1) Pada kolom tujuan dan kriteria hasil diagnosa 1
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan masalah diare dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
4. Frekuensi defekasi membaik / normal.
5. Konsistensi feses menjadi padat.
6. Peristaltik usus dalam rentang normal ( 5 – 13 x menit)
Penulisan tersebut kurang tepat, mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(hal.12) metode penulisan sebagai berikut
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ….. maka (luaran keperawatan)
(ekspektasi)dengan kriteria hasil:
- kriteria 1 (hasil)
- kriteria 2 (hasil)
- kriteria 3 (hasil)
- dan seterusnya
22
Penulisan yang benar adalah sebagai berikut:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam maka eliminasi fekal membaik
dengan kriteria hasil
1. Kontrol pengeluaran feses membaik
2. Konsistensi feses membaik
3. Frekuensi defekasi membaik
4. Peristaltik usus 5 – 13 kali/menit
5. Evaluasi
Tidak terdapat kesalahan dalam evaluasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan
karakteristik tinja yang dikeluarkan lebih dari tiga kali sehari. Ada tiga jenis diare yaitu :
diare cair akut, disentri, dan diare yang menetap. Pencegahan diare dapat dilakukan
24
dengan cara menggunakan air bersih, memasak air sampai mendidih dan membuang tinja
dengan benar.
Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia.
Penanganan doare yang sangat ditekankan pada pemeliharaan dan penggantian
kehilangan cairan dan elektrolit yang akan menyebabkan berbagai macam komplikasi
yang dapat berujung pada kematian.
3.2 Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar tidak terkena diare
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan agar tidak terserang
penyakit
3. Masalah air minum sampai mendidih
4. Cucilah tangan sebelu dan sesudah makan
5. Buang air besar ( BAB) dan Buang Air Kecil di kakus ( WC).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat.2012.Mengenal Diare Pada Anak.Jakarta : Salemba Medika
Kuntari.2013.Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diare. Bandung :
Salemba Medika.
PPNI, T. P. D., 2016. Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia. I penyunt. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
25
PPNI, T. P. S., 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1 penyunt. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. S., 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 1 penyunt. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Sodikin.2011.Diare Pada Anak.Jakarta : Pustaka Mediatama
26