PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
dengan adanya masalah yang berkaitan erat dengan “tradisional hazard” akibat
berkaitan dengan lingkungan fisik dan cenderung meningkat bila tidak diambil
karena saat ini masalah diare merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
luas dan kompleks yang tidak hanya menyangkut pasien saja tapi juga keluarga
berada dalam stadium lanjut dan kebiasaan ini perlu dihilangkan dan menjadi
tugas perawat untuk merubah kebiasaan ini. Tugas, peran dan fungsi serta
1
yang akan timbul yaitu : masalah keseimbangan cairan elektrolit berhubungan
Diare juga merupakan penyebab utama kematian selain ISPA (TB Paru)
setelah ISPA dan menyumbangkan 9,6% kematian pada kelompok balita, pola
penyebab kematian lebih tinggi lagi. Diare mendapat peringkat kedua yang
hasil SKRT 2004 menunjukkan penyakit diare, ISPA, kulit dan tuberkolosis
menyumbang secara komulatif 44%. Pada kelompok bayi dan balita, penyakit
tersebut meyumbangkan lebih dari 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi
2003 dengan jumlah penderita sebesar 22080 dan 19582 orang. Namun pada
tahun 2004, jumlah diare mengalami penurunan. Dari catatan Dinas Kesehatan
tetapi jumlah penderita ini dirasakan masih sangat besar, dan dari data medical
jumlah penderita diare yang menjalani rawat inap selama bulan September
2
Dari data diatas kita bisa mengetahui jumlah kasus kematian akibat
diare selalu hampir ada sepanjang tahun, bahkan kadang-kadang terjadi letupan
wabah. Hal ini sesuai dengan sifat dualistis penyakit ini, yaitu dapat bersifat
memprioritaskan pada upaya-upaya kuratif. Dalam hal ini perawat juga dituntut
paradigma sehat uraian diatas melatar belakangi penulis menyusun karya tulis
pada kasus diare yang dituangkan dalam “ ASUHAN KEPERWATAN PADA NY. S
2. TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN UMUM
gastroenteritis kronis.
2. TUJUAN KHUSUS
keperawatan.
3
d Melaksanakan tindakan yang telah ditetapkan dengan tidak
3. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah
metode deskritif dengan studi kasus yaitu cara penulisan yang dilakukan
dengan :
1. Wawancara
juga Anamnese.
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
4
4. Studi Dokumentasi
5. Studi Kepustakaan
4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
5
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
dengan buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
Diare adalah:
(Soeparman 1990)
b. Buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari (WHO, 1980)
yang lebih dari 4 kali dalam 24 jam (Purnawan Junaedi, dkk, 1982)
Klasifikasi
7
Diare dapat dibagi menjadi 2:
a. Diare akut
14 hari (2 minggu).
b. Diare kronis
dkk, 2000).
2. ETIOLOGI
a. Faktor infeksi
virus.
b. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
8
d. Faktor psikologis
- Mencret terus-terusan
- Berlendir
- Mual
- Muntah
4. KOMPLIKASI
2. - Lemah - Bradikardi
3. Rengatan Hipovolimik
4. Hipoglikemia
9
5. PATOGENESIS
- Aktifitas seksual
yang buruk
cairan di usus
d. Faktor penjamu
10
6. PATOFISIOLOGI
DIARE
Gangguan Osmotik Gangguan sekresi Gangguan Motilitas
Malabsorbsi
Penetrasi kuman
Peningkatan metabolisme
Merangsang hotalamus
11
Peningkatan suhu tubuh
7. DERAJAT DEHIDRASI
Ubun-ubun
Normal Sedikit cekung Sangat cekung
besar
diperoleh:
12
8. MANIFESTASI KLINIS
nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare, terjadinya renjatan
serak.
darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-
9. DIAGNOSA
a. Siapa?
b. Dimana?
13
10. PENATALAKSANAAN
a. Jenis cairan
NaCl.
b. Jumlah cairan
penilaian/skor :
Klinis Skor
Rasa haus/muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-92 mmHg 1
Tekanan darah sistolik <60 mmHg 2
Frew. Nadi 20-24 x/menit 1
Kesadaran apatis 1
Kesadaran samnolen, sopor/koma 2
Frew. Nafas > 30 x/menit 1
Fasies koletika 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
14
Ekstremitas dingin 1
Siasiosis 1
Umur 50-60 tahun -1
Umur >60 tahun -2
Kebutuhan cairan :
Skor
X 100% x kg BB x 1 liter
15
Rute pemberian cairan pada orang dewasa bisa berupa oral /IV.
dkk, 2000)
B. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Biodata
1) Umum
2) Alamat
15
biasanya kasus gastroenteritis menyerang daerah yang buruk
dan kotor.
3) Pendidikan
b) Keluhan Utama
terkontaminasi.
16
mengetahui apakah dalam anggota lain ada yang mengalami
1) Pola nutrisi
diare, bila klien sudah diare maka klian akan malas makan
2) Pola eliminasi
penularan terjadi.
3) Pola aktifitas
malas beraktifitas.
4) Kebersihan diri
g) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
17
2) Observasi TTV
(kausmaul)
tampak pucat.
- Abdomen :
18
- Anus : pada daerah anus akan tampak lecet, klien
anus.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
adalah:
berlebihan.
tidak adekuat.
dan hiperperiskaltik.
19
merupakan mata rantai antara penetapan kebutuhan klien dan
put berlebihan
lagi.
Intervensi
20
Rasional
adekuat.
Kriteria hasil
21
Intervensi
berlebihan.
Rasional
tindakan selanjutnya.
hiperperistaltik.
gangguan rasa nyaman nyeri dapat diatasi dan tidak timbul lagi.
22
Intervensi
penyebabnya.
klien.
Rasional
23
Intervensi
berlangsung.
merangsang.
samping obat.
Rasional
usus.
sesuai.
24
C. PELAKSANAAN
D. EVALUASI
untuk memulai apakah tujuan pada tahap perencanaan tercapai atau tidak
adalah:
b. Konsistensi
c. Warna
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 73 tahun
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : -
a. Nama : Tn. T
b. Umur : 52 tahun
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Wiraswasta
26
2. Keluhan Utama
a. Keluhan MRS
setelah itu dia mencret terus selama sehari semalam, tapi setelah diberi
obat mencret sesudah itu dia mencret terus menerus dan berlendir,
klien BAB 10x (dengan konsistensi mencret : cair, berlendir, dan sedikit
ampas) perut merasa mulas, mual, muntah, dan kepala terasa pusing
27
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
penyakit yang sama seperti penyakit yang diderita oleh klien sekarang,
a. Riwayat psikologis
b. Aspek sosial
c. Aspek spiritual
mengatakan juga klien belum bisa sholat karena masih sakit klien
a. Pola nutrisi
28
Komposisi nasi, sayur, dan lauk pauk, dan juga minum air
mineral.
nafsu makan karena mual dan muntah saat makan, porsi diet
b. Pola eliminasi
29
c. Pola kebersihan diri
Klien hanya diseka 2x sehari pagi dan sore oleh anak atau
30
2). Saat sakit
Saat masuk rumah sakit klien mudah tertidur dan juga mudah
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Respon motorik : 6
Respon verbal : 5
15
b. Tanda-tanda vital
c. Status gizi
TB = 155 cm
BB = 50 kg
Saat sakit
BB = 48 kg
31
1) Kepala dan rambut
ketombe.
2) Hidung
3) Telinga
4) Mata
Mulut : tidak ada lesi sedikit bau karena tidak gosok gigi.
Bibir : kering
32
6) Leher dan tenggorokan
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
wheezing).
8) Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
33
- Tidak ada pembesaran jantung
clavikula sinistra.
d. Auskultasi
9) Payudara
a. Inspeksi
b. Palpasi
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Perkusi
Terdengar tympani
d. Palpasi
34
Terpasang infus pada tangan kiri, extrimitas tampak kotor, tak
Kekuatan otot
5 5
5 5
Genetalia bersih tidak ada luka, lesi, tidak ada keluhan nyeri,
a. Hematologi
LED : 96 (N:0-20)
Limphosit : 26 (N:25-37)
Monosit : 3 (N:2-6)
b. Foal Hati
c. Foal Ginjal
14) Penatalaksanaan
- Infus RL : 10 tts/menit
35
Rantin : 2x1/ampuls Imodium : 3x1
Dexanta : 3x1
16) Genogram.
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Penderita/klien
: Garis tinggal dalam 1 rumah
36
ANALISA DATA
37
DAFTAR MASALAH
38
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
08-01-2007 1 Gangguan keseimbangan Setelah dilakukan DS: Klien mengatakan BAB 1. Bina hubungan 1. Meningkatkan hubungan
cairan dan elektrolit tindakan 3x24 1-3 kali/hari dengan saling percaya. kerjasama dan kooperatif
berhubungan dengan out jam. Gangguan konsistensi berampas dengan klien dan
2. Monitor cairan infus
put berlebihan. keseimbangan dan agak padat keluarga dalam proses
dan tetesannya tiap
cairan dan penyembuhan.
1 jam.
elektrolit dapat
2. Pada dehidrasi berat
teratasi dan tidak DO: - Mukosa bibir lembab. 3. Monitor tanda-
tetesan infuse 1 jam
terjadi lagi. tanda dehidrasi.
- Turgor kulit kembali pertama tidak boleh
< 1 dtk. 4. Catat intake dan macet sehingga
output dengan pemasukan cairan ke
- Mata tidak cowong
adekuat. dalam tubuh tetap ade
- TTV : kuat.
5. Monitor tanda-
TD = 120/80 mm/hg tanda vital tiap 6 3. Tanda-tanda dehidrasi
N = 80x / mnt jam. perlu dilakukan seperti
6. Anjurkan klien keadaan umum sehingga
S = 360 C dapat mengetahui
untuk banyak
RR = 20x / minum. derajat dehidrasi ringan,
sedang, dan berat
7. Tambahkan advis sehingga kebutuhan
terapi medis. cairan dapat dilakukan.
39
4. Pencatatan intake dan
output cairan penting
dilakukan untuk
menentukan
keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
5. Tanda-tanda vital dalam
batas normal
menunjukan dalam
keadaan umum dan
deteksi dini dalam
melakukan tindakan.
6. Minum dapat menambah
intake dan cairan melalui
oral.
7. Untuk membantu
pemenuhan cairan lewat
oral sehingga kebutuhan
cairan dan elektrolit
terpenuhi. Melakukan
intervensi sesuai advis
terapi medis dalam
pemberian cairan,
antiperitik dan antimetik
maupun antibiotik.
08-01-2007 2. Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan DS: Klien mengatakan nafsu 1. Kaji status nutrisi 1. Mengetahui intake
nutrisi berhubungan tindakan 3 x 24 makan meningkat serta melalui oral. makanan setiap hari dan
dengan intake yang tidak jam maka yang tidak mual dan muntah. menentukan tindakan
2. Berikan makanan
adekuat disediakan
40
dihasilkan berat DO: - Keadaan umum dalam porsi kecil selanjutnya.
badan seimbang tampak segar. tetapi sering.
2. Mencegah terjadinya
dengan tinggi
- Lidah tidak kotor. 3. Berikan diit BH muntah dan membantu
badan klien
rendah gula. mempercepat
tampak segar dan - Bila makan tidak
penyerapan makanan
tidak tampak merasa mual lagi. 4. Timbang berat
dilambung.
lemah. badan tiap hari.
- Klien menghabiskan
3. Memenuhi kebutuhan
diit BH rendah gula. 5. Motivasi klien agar
nutrisi tubuh secara
untuk mengurangi
- Berat badan kembali adekuat dan
aktivitas yang
normal dari 48 mempermudah
berlebihan.
kembali 50 kg. penyerapan makanan
dan mengurangi
peningkatan peristaltik
usus.
4. Mengetahui tingkat
perkembangan
pemenuhan kebutuhan
nutrisi setiap hari.
5. Mengurangi aktivitas
berlebihan yang
menguras energi klien.
41
CATATAN KEPERAWATAN
42
CATATAN PERKEMBANGAN
43
tidak nafsu makan nafsu makan nafsu makan
terasa mual dan meningkat meningkat tidak
terasa ingin meskipun klien mual.
muntah. merasa masih
mual
O: - Keadaan O: - Keadaan O: - Keadaan
umum lemah umum agak umum tampak
segar segar
- Bila makan - Bila makan - Bila makan
mual-mual masih mual tidak mual
- Lidah kotor - Lidah tidak - Lidah tidak
kotor kotor
- Berat badan - Berat badan - Berat badan
mengalami mengalami kembali
penurunan peningkatan normal
A: Masalah belum A: Masalah belum A: Masalah teratasi
teratasi teratasi
P: Lanjutkan P: Lanjutkan P: Hentikan
intervensi 2,3,4,5 intervensi 2,3,4,5 intervensi.
44
BAB IV
PEMBAHASAN
antara teori pada BAB III (tinjauan kasus). Pada BAB IV ini membahas seluruh
tersebut meliputi :
A. PENGKAJIAN
penulis tidak mengalami banyak kesulitan karena klien kooperatif dan klien
Pada keluhan utama atau alasan klien masuk rumah sakit dimana
klien mengalami diare sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Buang air
besar lebih dari 10 kali dirumah dengan konsistensi cair bercampur lendir
2007 pukul 20.00 WIB. Hal ini sesuai dengan teori dimana klien mengalami
diare akut yaitu buang air besar yang cair melebihi tiga kali dalam sehari
45
Pada pengkajian pola kebiasaan sehari-hari pada kasus nyata
pola nutrisi kurang dari kebutuhan akibat dari rasa mual dan nyeri yang
menyebabkan nafsu makan klien menurun demikian juga pola minum klien
menurun.
lebih dari 10 kali pada saat pengkajian dengan stiap kali BAB + 300 ml
sehingga hal ini juga berakibat pada pola BAK menurun akibat ginjal tidak
tubuh.
kelemahan tubuh akibat dari banyaknya cairan yang keluar melaui diare dan
muntah. Hal tersebut diatas sesuai dengan teori, kecuali pada pola minum
klien. Pada kasus minum klien menurun akibat rasa mual dan nyeri.
Meskipun klien sering merasa haus tetapi bila minum terlalu banyak
mambuat perut klien mual dan nyeri. Hal ini disebabkan minuman yang
berat badan, hal ini sama dengan berat badan pada teori disebabkan intake
yang tidak adekuat, tetapi pada kasus nyata klien mengalami penurunan
karena intake yang tidak adekuat. Penurunan berat badan disebabkan oleh
46
intake yang tidak nutrisi yang tidak adekuat dapat terjadi setelah minimal 3
hari.
kesadaran berupa samnolen, stupor bahkan bisa jatuh pada kondisi syok
hipovolemik, namun pada kenyataan kasus nyata tidak ditemukan. Hal ini
antara teori dan kasus nyata, yaitu pada pemeriksaan kepala dan rambut.
Pada teori disebutkan bahwa rambut klien dapat rontok, tetapi pada kasus
nyata tidak didapatkan, hal ini dikarenakan klien masih satu hari dehidrasi,
kekurangan nutrisi.
47
permasalahan ini, dimana kelemahan fisik klien dapat diatasi lewat
kulit.
tidak sama antara kasus nyata dan teori. Dimana pada teori disebutkan
rumah sakit, sedangkan gangguan nutrisi minimal bisa terjadi 3 hari. Pada
B. PERENCANAAN
kesenjangan, hanya saja pada teori belum bisa ditentukan jangka waktu
48
untuk pencapai tujuan, karena pada teori belum melihat langsung keadaan
dan melihat keadaan klien secara langsung dan juga berorientasi pada
ini dan harus segera ditangani yaitu masalah keseimbangan cairan dan
elektrolit dan gangguan rasa nyaman. Karena masalah ini bila tidak
ditangani akan terjadi dehidrasi berat dan kemajuan klien dalam proses
C. PELAKSANAAN
perawat. Hal ini tidak lepas dari peran keluarga yang ikut mendukung dan
D. EVALUASI
ditentukan.
49
Pada masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tercapai dalam waktu 3x24 jam yang ditandai dengan tanda-tanda vital.
Tensi 120/80 mm/Hg, nadi 80 kali/menit, suhu 35,5 oc, turgor kulit kurang
dari 1 detik, keadaan umum baik, mata tidak cowong dan mokusa bibir
lembab.
klien dengan gastroenteritis ini dalam hal ketidakbiasaan klien BAB sambil
(diare) yang ada lubangnya, klien sering minta turun ke WC. Hal ini
50
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian
ditemukan keluhan BAB 10x berlendir dan cair, mual, muntah, keluhan
optimal.
2. Diagnosa Keperawatan
muntah.
3. Perencanaan
51
yang ada diruangan serta disusun sesuai dengan prioritas diagnosa
keperawatan.
4. Pelaksanaan
5. Evluasi
selama tiga hari, sehingga masalah yang muncul masih belum teratasi.
B. SARAN
52
DAFTAR PUSTAKA
Kasiman dr. Sutomo dkk (2000), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 3, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (UI)
53