DI SUSUN OLEH
SERANG - BANTEN
NOVEMBER 2017
STIKes FALETEHAN
SERANG – BANTEN
NOVEMBER 2017
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG JAGA BERSALIN (ANGGREK) RUMAH SAKIT KENCANA
SERANG
TAHUN 2017
Mengetahui
Koordinator
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Hasil Pengkajian Manajemen
Keperawatan Profesi Ners STIKes Faletehan di Ruang Jaga Bersalin (Nifas)
Rumah Sakit Kencana Serang Tahun 2017”. Dalam menyusun laporan ini, penulis
telah dibimbing dengan baik oleh para dosen pembimbing dan mendapat banyak
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya
ucapkan terimakasih kepada :
1. Andiko Nugroha, SKM, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Faletehan Serang
2. Lenny Stia Pusporini, Ns., M.Kep., Sp. Kep.Mat selaku Ketua Prodi Profesi
Ners STIKes Faletehan
3. Milawati Lusiani, M.Kep dan ibu Nurhayati, M .Kep., sebagai pembimbing
kelompok Ruang Jaga Bersalin yang dengan tekun memberikan berbagai
bimbingan ilmiah melalui pengarahan Sharing dan saran yang diberikan
4. Nurhayati, Ns., S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing yang juga memberikan
arahan atau ide cemerlang.
5. H. Bambang Kuntarto S.Kp, M.Kep
6. Mayor CKM Dr. Kadri Lubis, selaku Kepala Rumah Sakit Kencana Serang.
7. Manawiyah, Amd. Kep, selaku Ketua Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Kencana Serang.
8. Kapten CKM Asep Rudi Hermilan, selaku Komite Keperawatan Rumah Sakit
Kencana Serang.
9. Indah Saharani, Amd. Keb, selaku Kepala Ruangan Jaga Bersalin Rumah
Sakit Kencana Serang, yang telah memfasilitasi kami dan memberikan
bimbingan kepada kami selama praktik berlangsung.
10. Pihak Rumah Sakit Kencana Serang, yang telah memfasilitasi penulis untuk
dapat melaksanakan praktek profesi.
11. Rekan Mahasiswa Profesi Ners STIKes Faletehan Gerbong B yang telah
memberikan bantuan
ii
Penyusun sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna peningkatan dan
kesempurnaan penulisan ini.
penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
3. Pengelolaan Obat (Sentralisasi Obat) ................................... 20
D. Unsur Methode (M-3) ................................................................. 26
1. Visi dan Misi ........................................................................ 26
2. Struktur Organisasi ............................................................... 26
3. Keberadaan Dokumen .......................................................... 26
4. Standar Asuhan Keperawatan (SAK) ................................... 27
5. Standar Operasional Prosedur .............................................. 27
6. Proses Asuhan Keperawatan ................................................ 28
7. Proses Manajemen Pelayanan .............................................. 29
E. Unsur Money (M-4) .................................................................... 46
F. Unsur Market (M-5) .................................................................... 47
1. Sistem Pemasaran ................................................................. 47
2. Faktor-faktor dan Pelaksanaan Sistem Marketing ............... 48
v
9. Proses Manajemen Pelayanan .............................................. 84
D. Unsur Money (M-4) .................................................................... 94
1. Identifikasi Pengelolaan Dana Ruangan .............................. 94
2. Cara Pembayaran Rawat Inap .............................................. 94
3. Gaji Pegawai ........................................................................ 94
E. Unsur Market (M-5) .................................................................... 95
1. Sistem Pemasaran Ruangan ................................................. 95
2. Penataan Ruang .................................................................... 95
3. Bor ........................................................................................ 96
4. Avlos .................................................................................... 96
5. TOI ....................................................................................... 97
6. BTO ...................................................................................... 97
7. Kepuasaan Pasien ................................................................. 98
8. Kepuasaan Kerja Karyawan ................................................. 98
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Luas Ruangan Bersalin dan Nifas Menurut Depkes RI ................... 15
Tabel 2.2 Peralatan Berdasarkan Klasifikasi Ruang Nifas ............................. 17
Tabel 2.3 Peralatan Berdasarkan Klasifikasi Pelayanan Bersalin ................... 18
Tabel 2.4 Stndar Alat Tenun Ruang Nifas Menurut Depkes 2001 .................. 18
Tabel 2.5 Daftar Alat Rumah Tangga Menurut Depkes 2001 ......................... 19
Tabel 3.1 Jumlah Pasien 3 Bulan Diruang Jaga Bersalin RS Kencana ............ 51
Tabel 3.2 Jumlah 10 Kasus Obsteri Agustus-Oktober Ruang Jaga Bersalin ...
RS Kencana Serang 2017 ................................................................. 53
Tabel 3.3 Jumlah 10 Kasus Ginekologi Agustus-Oktober Ruang Jaga ...........
Bersalin RS Kencana Serang 2017 .................................................. 53
Tabel 3.4 Jenis Persalinan Selama Oktober-Agustus Ruang Jaga Bersalin .....
RS Kencana Serang 2017 ................................................................ 54
Tabel 3.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Ruang Jaga Bersalin RS Kencana ......... 55
Tabel 3.6 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di ruang Jaga Bersalin ......
RS Kencana Serang Pada Tanggan 21 November 2017.................. 57
Tabel 3.7 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di ruang Jaga Bersalin ......
RS Kencana Serang Pada Tanggan 22 November 2017................. 58
Tabel 3.8 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di ruang Jaga Bersalin ......
RS Kencana Serang Pada Tanggal 23 November 2017 ................. 59
Tabel 3.9 Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di ruang Jaga Bersalin ......
RS Kencana Serang Pada Tanggal 24 November 2017 .................. 60
Tabel 3.10 Akumulasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di ruang
Jaga Bersalin Pada Tanggal 21-24 November 2017........................ 61
Tabel 3.11 Luas Ruang Jaga Bersalin RS Kencana Serang 2017 .................... 63
Tabel 3.12 Daftar Inventaris Alat Kesehatan Ruang Bersalin ......................... 67
Tabel 3.13 Daftar Alat Tenun Ruang Bersalin................................................. 68
Tabel 3.14 Daftar Alat Rumah Tangga Ruang Bersalin .................................. 69
Tabel 3.15 Sentralisasi Pemberian Obat Ruang Jaga Bersalin ........................ 71
Tabel 3.16 Sumber Daya Manusia (SDM) di RS Kencana ............................. 75
Tabel 3.17 SPO yang Disusun Oleh Pokja Sasaran Keselamatan .................. 79
vii
Tabel 3.18 SPO yang Disusun Oleh Pencegahan dan Pengendalian ...............
Infeksi (PPI) RS Kencana Serang .................................................... 80
Tabel 3.19 SPO yang Disusun Oleh Hak Pasien Dan Keluarga (HPK) .......... 82
Tabel 3.20 Instrument Evaluasi Dokument Asuhan Kebidanan ..................... 84
Tabel 3.21 Observasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan Berdasar MPKP 85
Tabel 3.22 Observasi Pelaksanaan Tugas Bidan.............................................. 86
Tabel 3.23 Observasi Pelaksanaan Tugas Perawat/Bidan Assosiate ...............
Berdasarkan MPKP ......................................................................... 87
Tabel 3.24 Observasi Orientasi Pasien Baru .................................................... 88
Tabel 3.25 Observasi Timbang Terima Pasien ................................................ 89
Tabel 3.26 Observasi Safety Pasien ................................................................. 90
Tabel 3.27 Observasi Universal Precaution ..................................................... 91
Tabel 3.28 Observasi Pelaksanaan Kelengkapan Universal Precaution .......... 92
Tabel 4.1 Analisa SWOT ............................................................................... 100
viii
DAFTAR BAGAN
Hal
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh tenaga kesehatan. Respon
yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan
langkah-langkah konkret dalam pelaksanaanya.
Asuhan masa nifas diperlukan pada periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam jam pertama. Menurut Depkes RI (2009), asuhan masa nifas normal
dilakukan dengan periode waktu 6-8 jam setelah persalinan.
1 STIKes Faletehan
Rumah Sakit Kencana Serang sebagai salah satu penyelenggaran
pelayanan kesehatan, yang mempunyai misi yaitu memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada prajurit TNI,ASN dan keluarganya serta
masyarakat umum dalam rangka meningkatkan kesehatan diwilayah
Banten. Agar dapat terlaksana misi tersebut maka Rumah Sakit perlu
didukung dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang
baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori dan prinsip manajmen
keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan
2 STIKes Faletehan
pengelolaan manajmen asuhan keperawatan pada klien ditingkat unit
atau ruang rawat disuatu tatanan pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan di Ruang
Anggrek Rumah Sakit Kencana Serang, mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian dalam lingkup manajemen keperawatan
dengan menggunakan pendekatan 5 M (Man, Material, Methode,
Money dan Marketing).
b. Merumuskan permasalahan dalam lingkup manajemen
keperawatan berdasarkan data-data hasil pengkajian.
c. Membuat Plan Of Action untuk menyelesaikan permasalahan
yang muncul diruang perawatan.
d. Melakukan kegiatan sesuai Plan Of Action dengan menekankan
pada peningkatan kemampuan pengelolaan ruang rawat dan
pengelolaan pasien.
e. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan dan target yang ingin
dicapai dalam Plan Of Action.
f. Melakukan keterampilan-ketermpilan khusus dalam pengelolaan
asuhan keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas proses belajar secara nyata, dan untuk
mengembangkan teknik managemen keperawatan di Rumah Sakit
Kencana Serang.
3 STIKes Faletehan
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan manajemen
yang telah dipelajari dalam proses akademik.
F. Peserta Praktek
Mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Faletehan Serang Banten angkatan tahun 2017-2018 Gerbong B dengan
nama anggota :
1. Wiranti Kusuma Dewi S.Kep
2. Ivan Dani Hidayat S.Kep
3. Devi Komalasari S.Kep
4. Noerfaizah S.Kep
5. Anggih Cahya Juarsak S.Kep
6. Ricky Achmad Zulfikar S.Kep
7. Dwi Herda Widasari S.Kep
8. Diki Hermawan S.Kep
4 STIKes Faletehan
9. Rena Fitriyanti S.Kep
10. Noviana Meilani S.Kep
11. Fahmi Firmanuddin S.Kep
12. Babay S.Kep
13. Ikomatus Solehat S.Kep
14. Pratiwi Anjas Sari S.Kep
5 STIKes Faletehan
BAB II
TINJAUAN TEORI
6 STIKes Faletehan
2. Lingkup Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan
yang dilaksanakan oleh perawat dalam upaya memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien, keluarga dan masyarakat sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan (Gilles, 1989).
7 STIKes Faletehan
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengembalian keputusan, pemecahan masalah dan efek perubahan
yang terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif, manager keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer atau kepala unit dengan mempertimbangkan apa
yang pasien lihat, pikir dan di inginkan. Kepuasaan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
8 STIKes Faletehan
e. Mekanisme umpan balik berupa laporan finansial audit
keperawatan, survey kendali, mutu dan penampilan kerja
perawatan.
9 STIKes Faletehan
4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model ini
akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.
10 STIKes Faletehan
B. Unsur Man (M-1)
1. Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang
menderita penyakit aaucedera dan memerlukan bantuan dokter dan
perawat untuk memulihkannnya (KBBI,2010).
2. Ketenagaan
a. Pengertian ketenagaan
Keterangan adalah anggota organisasi atu badan usaha yang
memperoleh imbalan. Tujuan manajemen keperawatan di ruang
rawat mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan
produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga
dapat memenuhi pengguna jasa. Perawat sebagai anggota
ketenagaan merupakan seorang yang telah menyelesaikan
Pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwaenang
di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keprawatan
yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan,
pencegahan dan pelayanan penderita sakit.
11 STIKes Faletehan
3) Pendidikan profesi merupakan Pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
4) Pendidikan keperawatan mencakup program diploma, sarjana,
magister, spesialis dan dokter.
12 STIKes Faletehan
5. Klien dengan infuse, persiapan pengobatan yang
memerlukan prosedur
c) Perawatan total memerlukan waktu 5 - 6 jam/24 jam. Kriteria
:
1. Semua keprluan klien dibantu
2. Perubahan posisi, observasi tanda – tanda vital dilakukan
setiap 2 jam
3. Makan melalui selang atau pipa lambung, terapi intravena
4. Dilakukan penghisapan lender
5. Gelasah/disorientasi
Cara perhitungan :
1. Hitung jumlah perawat yang tersedia :
a. Jumlah jam perawat = A
Jam kerja efektif per shift
13 STIKes Faletehan
2. Tambahkan dengan factor koreksi hari libur/ cuti/ hari besar dan tugas –
tugas non keperawatan
b. Loss day/hari libur/ cuti/hari besar:
Jumlah hari minggu/tahun+cuti+hari besar x hasil A = B
Jumlah hari kerja efektif
b. Denah
1) Persyaratan umum
a) Pengelompokkan ruang berdasarkan kelompok aktivitas
yang sejenis hingga tiap kegiatan tidak bercampur dan tidak
membingungkan pemakaian bangunan
b) Perletakkan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu
adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan atau
membutuhkan
c) Akses pencapaian ke setiap blok atau ruangan harus dapat
dicapai dengan mudah
d) Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci
keberhasilan perancangan, sehingga blok unit sebaiknya
sirkulasinya dibuat secara linier atau lurus (memanjang)
14 STIKes Faletehan
e) Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan
kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung
f) Sinar matahari pagi sedapat mungkin bisa masuk kedalam
ruangan
g) Alur petugas dan pengunjung dipisah
h) Besaran ruang dan kapasitas ruang harus dapat memenuhi
persyaratan minimal seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2.1
Luas Ruangan Nfas(Anggrek) Menurut Depkes RI, 2001
15 STIKes Faletehan
19 Gudang bersih 18 M2
20 Gudang kotor 18 M2
21 Ruang 9 M2
janitor/service
2) Persyaratan Khusus
a) Tipe ruang bersalin
Persalinan normal terdiri dari 4 tempat tidur
Persalinan abnormal terdiri dari 2 tempat tidur
Ginekologi terdiri dari 1 tempat tidur
b) Tipe ruang rawat inap, terdiri dari :
Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap ruangan (VIP)
Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (Kelas 1)
Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (Kelas 2)
Ruang rawat inap 6 tempat tidur setiap kamar (Kelas 3)
c) Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan
(Ruang Isolasi), seperti :
Pasien yang menderita penyakit menular
Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau
(seperti penyakit tumor, ganggrein, diabetes dan
sebagainya)
Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam
ruangan) Keseluruhan ruang-ruang ini harus terlihat
jelas dalam kebutuhan jumlah dan jenis pasien yang
akan dirawat.
16 STIKes Faletehan
2. Alat
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan
yang meliputi penentuan kebutuhan (jumlah), jenis dan spesifikasi serta
pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas (Depkes RI, 2001). Perencanaan alat keperawatan harus
berdasarkan hasil pengkajian, perkiraan kebutuhan, jumlah dan jenis
pelayanan. Adapun lingkup standar peralatan keperawatan, yaitu
diantaranya sebagai berikut:
a. Alat Medis
Tabel 2.2
Alat Kebidanan Di Ruang Nifas Menurut Depkes RI, 2005
17 STIKes Faletehan
Tabel 2.3
Peralatan Berdasarkan Klasifikasi Pelayanan bersalin Menurut
Depkes RI, 2005
b. Alat Tenun
Tabel 2.4
Standar Alat Tenun Ruang Nifas Menurut Depkes, 2005
18 STIKes Faletehan
26. Gurita besar 1:½
27. Handuk fontanin 1 : 1/5
28. Lap piring 1:¼
29. Lap kerja 1:½
30. Masker 1:½
31. Popok bayi 1 : 15
32. Baju bayi 1:8
33. Duk 1 : 1/3
34. Duk bolong 1 : 1/3
Tabel 2.5
Daftar Alat Rumah Tangga Menurut Depkes 2005
No Nama Barang Standar
1 Kursi 2-3
2 Komot 1
3 Lemari obat emergency 1
4 Light cast 1
5 Over bed tabled 1:1
6 Standar infus 2-3
7 Standar waskom double 4-6
8 Waskom mandi 8-12
9 Meja pasien 1:1
10 Lampu sorot 1
11 Lampu senter 1-2
12 Lampu kunci duplikat 1
13 Nampan 2-3
14 Tempat tidur 1:1
15 Trolly obat 1
16 Trolly balut 1
17 Trolly pispot 1
18 Trolly suntik 1
19 Timbangan BB/TB 1
20 Dorongan oksigen 1
21 Plato/piring makan 1:1
22 Gelas 1:2
23 Piring snack 1:1
24 Tatakan dan tutup gelas 1:2
25 Sendok 1:2
26 Garpu 1:2
27 Kran air 1:1
28 Baki 5
29 Tempat sampah pasien 1:1
30 Tempat sampah besar 4
19 STIKes Faletehan
tertutup
31 Senter 2
32 Wastafle 1/ruangan
33 Kulkas 1/ruangan
34 Jam dinding 1:1
35 Telephone 1/ruangan
36 AC 1/ruangan
37 TV 1/ruangan
38 Heksos 1:1
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
obat perlu disenralisasikan.
1) Memberikan macam-macam obat untuk pasien
2) Menggunakan obat mahal yang bermerek, padahal obat standar
yang lebih murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama
3) Meresepkan obat sebelum diagnosais pasti dibuat “hanya untuk
mencoba”
4) Memberikan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5) Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan
yang akan membuang atau lupa untuk meminum obat
6) Memesen obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak
yang tersisa setelah batas kadalwarsa
20 STIKes Faletehan
7) Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi
tidak efektif
8) Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
9) Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan), terlalu banyak pada
sewaktu-waktu sehingga berlebihan atau dicuri (MC. Mohan,
1999).
21 STIKes Faletehan
b) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam
buku daftar pembagian obat: dengan terlebih dahulu
dicocokan dengan terapi yang diinstrusikan dokter dan
kartu obat yang ada pada pasien
c) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping pada
pasien
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi
oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat - obatan
yang akan habis akan diinformasikan kepada keluarga dan
kemudian dimintakan resep (jika masih diperlukan)
dilanjutkan kepada dokter penanggung jawab pasien
(Nursalam, 2007).
5) Penambahan obat baru
a) Bila mana terdapat penambahan atau perubahan jenis,
dosis, atau perubahan alur pemberian obat, maka
informasikan ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan
obat
a) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu
saja) maka dokumentasi hanya dilakaukan pada buku masuk
obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga
dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007)
6) Obat khusus
a) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga
yang cukup mahal menggunakan alur pemberian yang
cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau
hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja
b) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu
khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer
22 STIKes Faletehan
c) Informasikan yang diberikan kepada pasien atau keluarga,
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian, wadah obat, sebaiknya
diserahkan atau ditunjukan Kepada keluarga setelah
pemberian, usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat (Nursalam, 2007). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staff mengenai obat
dengan cara-cara berikut ini:
(1) Membuat catatan mengenai obat - obatan yang sering
dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping,
kemudian berikan salinan kepada semua staff
(2) Tuliskan dosis yang tepat obat - obatan yang sering
digunakan dan gantungkan didinding
(3) Adakan pertemuan staff untuk membahas penyebab
pemborosan obat
(4) Beritahukan kepada semua staff mengenai harga
bermacam – macam obat
(5) Aturlah program diskusi mengenai satu jenis obat setiap
minggu pada saat pertemuan staff
(6) Sediakan atau lebih ekslempar buku farmakologi
sederhana diperpustakaan (MC Mahon, 1999)
23 STIKes Faletehan
d. Alur pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam, 2005)
Bagan 2.1
Sentralisasi Obat
Dokter
a. Surat persetujuan
sentralisasi obat
Pp /perawat yang b. Lembar serah terima
menerima obat
c. Buku serah terima
obat
Pengaaturan dan
pengelolaan oleh
Pasien / keluarga
24 STIKes Faletehan
dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing – masing
barang dituliskan dalam kartu yang terpisah
b) Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan obat
serta lemari pendingin. Periksa persediaan obat, pemisahan
antara obat untuk menggunakan oral (untuk dimunum) dan
obat luar. Perlu disediakan tempat khusus untuk obat-
obatan yang memiliki resiko salah, misalnya :
(1) LASA (Look alike sound alike)
(2) Elektrolit konsentrasi tinggi, dan
(3) Obat jenis narkotika
25 STIKes Faletehan
pasien yang memerlukan pengobatan. Obat – obatan yang
dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang terkunci atau
dari lemari penyimpanan, oleh orang yang bertugas
menangani persediaan obat kepada bagian yang
menggunakan obat itu. Obat digunakan secara teratur dan
jumlah yang diketahui, hal ini memungkinkan pemantauan
(observasi) dan pengawasan pengeluaran obat akan
memungkin perawat mengetahui kapan melakukan
pemesanan ulang, segera sadar akan ketidak cukupan dalam
pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat (
MC Mahon, 1999).
b. Misi
Diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian ruangan dan
menggambarkan sistem kerja ruangan.Struktur organisasi
menggambarkan metoda penugasan yang digunakan.
3. Keberadaan Dokumen
Keberadaan dokumen metode, standar, pedoman dan prosedur
tetap.Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal
sebagai sesuatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan
26 STIKes Faletehan
digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai
pembanding (Marr dan Biebing, 2001).
27 STIKes Faletehan
6. Proses Asuhan Keperawatan
a. Dokumentasi Asuhan keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan
asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang memiliki nilai hukum yang sangat penting.
Tanpa dokumentasi keperaewatan maka semua implementasi
keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat ridak
mempunyai makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung
gugat.Dokumentasi keperawatan dapat dikatakan sebagai pegangan
bagi perawat dalam mempertanggung jawabkan dan membuktikan
pekerjaannya.Oleh karena itu ada berbagai aturan dan kaidah yang
harus ditaati oleh setiap perawat dalam melakukan
pendokumentasikan keperawatan.
b. Universal Procaution
Kewaspadaan Universal atau kewaspadaan umum (KU) atau
universal precaution (UP) adalah suatu cara untuk mencegah
penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien ke petugas
kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien lainnya.
Menurut Dr.Sulianti Saroso (2006) kewaspadaan unversal adalah
suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah
dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa memperdulikan status
inferksi, lingkup universal meliputi :
28 STIKes Faletehan
1) Pengolaan alat kesehatan habis pakai.
2) Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
3) Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung
tangan untuk mencegah kontak darah serta cairan infeksius
lainnya.
4) Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
5) Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
6) Desinfektan dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang.
7) Pengelolaan linen.
b. Organizing/pengorganisasian
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
29 STIKes Faletehan
dan pelaksana.Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
titugaskan untuk merencanakan melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Perawat primer
Pasien/klien
30 STIKes Faletehan
bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan
keperawatan diruang rawat tersebut.
c. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan (Renpra)
Standar Renpra perlu ditetapkan nkarena berdasarkan hasil
observasi penulisan renpra sangat menyita waktu karena
fenomena keperawatan mencakup empat belas kebutuhan
dasar manusia (Potter & Perry, 1997).
d. Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer
Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatan
primer, sehingga terdapat satu orang perawat professional
yang disebut perawat primer yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan.Disamping itu terdapat CCM yang mengarahkan
dan membimbing PP dalam memberikan askep.
31 STIKes Faletehan
asuhan keperawatan diruangan, dengan mengikuti
sistem MPKP yang sudah ada.
e) Melakukan kegiatan administrasi dan surat
menyurat.
f) Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa
kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan
melakukan praktik diruangan (disepakati dengan
CCM) dengan menggunakan format orientasi.
g) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien/keluarga tentang parawat/tim
yang bertanggung jawab terhadap mereka di
ruangan yang bersangkutan.
h) Memeriksa kelengkapan persediaan status
keperawatan minimal lima set setiap hari.
i) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA
dalam hal implementasi MPKP termasuk sikap dan
tingkah laku professional.
j) Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat
didelegasikan kepada PA senior ( wakil PP pemula
dapat yang ditunjuk) tetapi tetap dibawah
pengawasan kepala ruang rawat dan CCM.
k) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan
fasilitas yang dibutuhkan ruangan.
l) Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja
semua tenaga yang ada diruangan, membuat DP3,
dan usulan kenaikan pangkat.
m) Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat
setiap bulan untuk membahas kebutuhan diruangan.
n) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu
asuhan keperawatan (bersama dengan CCM).
o) Membuat peta resiko diruang rawat.
32 STIKes Faletehan
b. Perawat Primer (PP)
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, perawat primer
pemula, adalah perawat lulusan DIII keperawatan dengan
pengalaman minimal empat tahun dan pada MPKP tingkat I
adalah perawat S.Kep/Ners dengan pengalaman minimal 1
tahun. PP dapat bertugas pada pagi sore atau malam hari
namun sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi atau sore
hari saja karena bila bertugas pada malam hari, PP akan
libur beberapa hari sehingga sulit menilai perkembangan
klien. Tugas dan tanggung jawab PP adalah :
1) Melakukan kontrak dengan klien/keluarga pada awal
masuk ruangan sehingga tercipta hubungan terapetik.
Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat
melakukan pangkajian/tindakan kepada klien/keluarga.
panduan orientasi ini sebaiknya delaminating dan
digunting di kamar klien sehingga setiap saat
klien/keluarga dapat membaca kembali.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP pada
sore, malam atau hari libur.
3) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan
analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
4) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat.
5) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
klien, setiap kali giliran jaga pembagian klien
didasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan
klien dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu
tugas jjaga atau shift PP didampingi oleh 2 orang PA,
maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan keperawatan.
33 STIKes Faletehan
Bila PP hanya didampingi oleh satu orang PA pada satu
tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi tanggung
jawab PP adalah sebanyak 20% dank lien tersebut
termasuk klien dengan sikap ketergantungan minimal
serta klien lainya menjadi tanggung jawab PA.
6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA
dalam melakukan tindakan keperawatan apakah sesuai
dengan SOP.
7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan
PA.
9) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA.
10) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium.
11) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah
tanggung jawabnya bersama dengan PA.
12) Mendampingi dokter visit klien dibawah tanggung
jawabnya. Bila PP tidak ada, visit didampingi oleh PA
sesuai timnya.
13) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat
catatan perkembangan klien setiap hari.
14) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal
setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan
klien (bergantung pada kondisi klien).
15) Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada
PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan
kepala ruang rawat.
16) Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien/keluarga.
17) Membuat perencanaan pulang.
34 STIKes Faletehan
c. Perawat Assosiate (PA)
Perawat asosiet (PA) pada MPKP pemula atau MPKP
tingkat I, sebaiknya adalah perawat dengan kemampuan
DIII keperawatan. Namun, padabebrapa kondisi bila belum
semua tenaga mendapat pendidikan tambahan, beberapa
MPKP,PA adalah perawat dengan pendidikan SPK tetapi
mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama di rumah
sakit tersebut. Jadwal kegiatan PP dan PA pada dinas pagi,
sore dan malam. Tugas dan tanggung jawab PA adalah :
1) Membaca renpra yang telah ditetap kan PP.
2) Membina hubungan terapetik dengan klien/keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan
informasi berdasarkan format orientasi klien/keluarga
jika PP tidak ada di tempat.
4) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format
yang tersedia.
5) Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat.
6) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status
keperawatan.
7) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai
diparaf.
8) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila
menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
9) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic,
laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
10) Berperan serta dalam memberikan Pendidikan
kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan oleh PP.
11) Melakukan interventaris fasilitas yang terkait dengan
timnya.
12) Membantu tim lain yang membutuhkan.
35 STIKes Faletehan
13) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggung jawab dan berkoordinasi
dengan PP.
c. Actuating/ menggerakan
Peran kepala ruangan dalam menggerakkan organisasi diruangan
dengan cara adannya komunikasi antara kepala ruangan dan staff.
Mengkoordinir ruangan, momotivasi staf, mengadakan operan dan
pre conference. Kegiatan perawat MPKP antara lain :
1) Orientasi pasien baru
Orientasi pasien baru merupakan kontrak antara perawat
dengan klien/keluarga dimana terdapat kesepakatan antara
perawat dengan klien/keluarganya dalam memberikan asuhan
keperawatan.Kontrak ini diperlukan agar hubungan saling
percaya antara perawat dan klien/keluarga dapat terbina (trust).
Hal-hal yang diperlukan :
a) Orientasi dilakukan saat pertama kali klien dating (24 jam
pertama) dan kondisi klien sudah tenang.
b) Orientasi dilakukan oleh PP. bila PP tidak ada PA dapat
memberikan orientasi untuk klien dan keluarga.
Selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP
sesegera mungkin. Hal ini penting Karena PP yang
bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi
yang dilakukan.
c) Orientasi diberikan pada klien dan didampingi anggota
keluarga yang dilakukan dikamar klien dengan
menggunakan format orientasi. Selanjutnya klien
diinformasikan untuk membaca lebih lengkap format
orientasi yang ditempelkan dikamar klien.
d) Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badge
kepada klien dan keluarga kemudian gantungkan daftar
nama tersebut pada laci klien.
36 STIKes Faletehan
e) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari oleh
PP atau yang mewakili, terutama tentang daftar nama tim
yang sudah diberikan, sekaligus menginformasikan
perkembangan kondisi keperawatan klien dengan
mengidentifikasi kebutuhan klien.
f) Pada saat penggantian dinas (dikamar klien), ingatkan nama
perawat yang bertugas saat itu, nila perlu anjurkan klien
atau keluarga melihat pada daftar nama tim.
2) Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari. Konferensi dilakukan setelah melakukan operan
dinaspagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas PP.
konferensi sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga
dapat mengurangi gangguan dari luar.
a) Konferensi bertujuan untuk :
1. Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra
yang telah dibuat oleh PP.
2. Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab
masing-masing PA.
3. Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap
klien pada hari itu. Rtencana tindakan pada renpra yang
ditetapkan oleh PP.
4. Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
b) Panduan bagi PP dalam melakukan konferensi :
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah
dilakukan penggantian dinas pagi atau sore sesuai
dengan dinas PP.
2. Konferensi dihadiri oleh PP dan PA dalam timnya
masing-masing.
37 STIKes Faletehan
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien
yang dilaporkan oleh dinas malam.
38 STIKes Faletehan
3) Timbang terima (shift)
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama
peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift (timbang terima pasien).
39 STIKes Faletehan
b) Manfaat timbang terima pasien
1. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung
jawab antar perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien
yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien
secara peripurna.
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung
bila ada yang belum terungkap.
40 STIKes Faletehan
ALUR TIMBANG TERIMA
PASIEN
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
MEDISMASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF (didukung data)
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN
MASALAH:
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH BARU
4) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh PP dan atau konselor, kepala ruangan.
a) Karakteristik :
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan fokus kegiatan
3. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
41 STIKes Faletehan
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA
dan PP dalam meniggkatkan kemampuan mengatasi
masalah.
b) Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berfikir kritis
2. Tujuan Khusus
Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistemis
a. Meningkatkan kemampuan falidasi data pasien
b. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
c. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.
c) Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
3. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperwatan
dengan tepat dan benar.
d) Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih dilakukan ronde keperawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau lengkap.
42 STIKes Faletehan
Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut :
Tahap Pra...............................
PP
Penetapan Pasien
Tahap Pelaksanaan
Validasi data
dikamar Pasien................................................................
Lanjutan-Diskusi di Nurse
Station
Pasca Ronde......................................................................
Kesimpulan dan
Rekomendasi solusi
Masalah
43 STIKes Faletehan
Keterangan :
1. Pra-ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak
teratasi dan masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan
pengkajian.
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan?; apa data yang
mendukung?; Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?; dan apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor
atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca-ronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis;
intervensi keperawatan selanjutnya.
44 STIKes Faletehan
b. Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan
khusus dengan masalah yang relatif lebih kompleks.
c. Ronde dilakukan setiap hari, terutama pada waktu
ketika intensitas kegiatan diruang rawat sudah relatif
tenang
d. Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan
ronde kurang lebih 1 jam
e. PA mempresentasikan kondisi klien dan tindakan yang
telah dilakukan
f. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan
dihadapan klien.
5) Discharge Planning
Discharge planning adalah suatu proses dimana mulainya
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan
kesinambungan perawat baik dalam proses penyembuhan
maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali kelingkungannya. Perawat
adalah salah satu anggota tim discharge planner dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan
mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan
untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial,
menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,
memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji
secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan
kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi
kesinambungan asuhan keperawatan.
a) Tujuan discharge planning
Discharge planning dapat mengurangi hari rawatan pasien,
mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan
kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan
pada keluarga dapat dilakukan memlalui discharge planning
45 STIKes Faletehan
(Naylor, 1990). Discharge planning ini menempatkan
perawat dalam posisi yang penting dalam proses
pengobatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah
sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan
melalui proses discharge planning (Naylor,1990)
d. Controlling
Kepala ruangan melakukan observasi langsung dengan
menggunakan instrument penilaian standar kerja DEPKES.
46 STIKes Faletehan
1. Biaya langsung (direk cost), yaitu biaya-biaya yang dapat secara
langsung diberikan kepada pusat-pusat biaya tertentu (misalnya biaya
untuk bahan-bahan penyakit dalam dapat diberikan langsung kepad
pusat biaya diunit penyakit dalam).
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya-biaya yang tidak
dapat secara langsung diberikan kepada pusat biaya (misanya biaya
pemakaian listrik tidak mungkin diberikan kepada unit-unit atau
instalasi berdasarkan jumlah KWH yang digunakannya).
47 STIKes Faletehan
2. Faktor-faktor dan pelaksanaan sistem marketing
Adapun hal-hal yang mempengaruhi marketing, yaitu provider/
jumlah layanan kesehatan, jenis dan kualitas layanan, tarif/ harga,
lokasi, promosi, peran dan system manajemen. Pelaksanaan sistem
marketing meliputi diantaranya sebagai sistem pemasaran ruangan,
penataan ruangan, BOR, LOS, TOI, instrument kepuasan pasien,
penilaian kepuasan kerja perawat.
a. BOR (Bed Occupatncy Rate)
BOR adalah rata-rata prosentase dari tempat tidur yang tersedia
yang di huni/dipakai oleh penderita selama satu periode waktu
atau perhari. Nilai parameter dari BOR ini idealnya antara 60-
85% sedangkan apabila > 85% menunjukan tingkat pemanfaatan
tempat tidur yang tinggi.
Rumus : Jumlah hari perawatan selama 1 periode X 100 %
∑ TT X Jumlah hari perawatan periode tersebut
48 STIKes Faletehan
4) BTO ( Bed Turn Over )
BTO adalah rata-rata jumlah penderita yang menghuni sebuah TT
selama periode waktu.
BTO = Jumlah pasien keluar ( hidup/mati ) selama satu periode
Tempat tidur yang tersedia pada periode tersebut
Masa nifas atau peurpurium dimulai sejak setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,
yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi
dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian
ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu
(Prawiharjdjo,2008).
49 STIKes Faletehan
2. Tersedianya SAK pada post partum
3. Tersedianya ruang rawat gabung
4. Terlaksananya KIE pada ibu post partum
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis
dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7
hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu
dan bayi masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
50 STIKes Faletehan
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
51 STIKes Faletehan
Tabel 3.1
Jumlah Pasien 3 Bulan Terakhir Di Ruang Jaga Bersalin RS Kencana Serang
2017
NO Maternal
Obstetri Ginekologi
Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Agustus
1 BPJS 23 BPJS 7
2 Umum 2 BPJS 7
mandiri
Total 25 Total 14
September
1 Bpjs Dinas 8 Bpjs Dinas 5
2 Bpjs Mandiri 22 Mandiri 9
3 Evakuasi 1 Umum 5
Total 31 Total 19
Oktober
1 Bpjs Dinas 9 Bpjs Dinas 11
2 Bpjs Mandiri 16 TNI 7
3 Bpjs Pbi 3 Bpjs Mandiri 4
4 Umum 3 Umum 8
Total 30 Total 24
Total 87 Total 58
Keseluruhan Keseluruhan
52 STIKes Faletehan
Tabel 3.2
Jumlah 10 Kasus Obstetri Agustus-Oktober Ruang Jaga Bersalin RS Kencana
Serang 2017
No Obtetric Jumlah
1 Presbo 7
2 Gamely 7
3 Normal 29
4 Pre eklamsi berat 5
5 Ketuban pecah dini 13
6 Oligo 3
7 Cpd 3
8 Presbo + oligo 1
9 Riwayat SC 7
10 Oedema 1
Tabel 3.3
Jumlah 10 Kasus Ginekologi Agustus-Oktober Ruang Jaga Bersalin RS Kencana
Serang 2017
53 STIKes Faletehan
persalinan normal dengan komplikasi seperti ketuban pecah dini,
gamely dan kehamilan presentasi bokong.
d. Jenis Persalinan
Berdarsarkan hasil pengkajian pada bulan September sampai
november 2017 mengenai jenis persalinan di Ruangan Anggrek,
didapatkan hasil bahwa proses persalinan secara spontan ada sectio
caesaria berjumlah 19 pasien dalam 3 bulan terakhir.
Tabel 3.4
Jenis Persalinan Selama Agustus-Oktober Ruang Jaga Bersalin RS Kencana
Serang 2017
No Agustus
Jenis Persalinan
Sexio Caesarea Spontan
1 9 13
September
2 7 11
Okober
3 3 14
Analisa Data
Dari hasil pengkajian mengenai pasien, diperoleh bahwa jumlah pasien
yang dirawat di ruang jaga bersalin lebih banyak terjadi di bulan Oktober
dengan frekuensi obstetric tertinggi yaitu partus spontan dan kasus
Ginekologi adalah Hiperemesis Gravidarum.
54 STIKes Faletehan
kesehatan baik bidan maupun perawat dapat memberikan pendidikan
kesehatan yang tepat untuk mengenali gejala dan penanganan pada kondisi
ini. Dalam hal ini ruagan belum memiliki layanan pendidikan kesehatan
berupa poster atau leaflet menyangkut 10 besar kasus yang terjadi pada
kasus obstetric dan ginekologi.
Table 3.5
Jumlah Tenaga KesehatanRuang Jaga Bersalin RS Kencana Serang 2017
55 STIKes Faletehan
Diyana Amd.Keb Bidan ABPK, MU, BHD,
10 Purwaningsih Cuci Tangan
Imal malia F Amd.Keb 2007 Bidan MU, BHD, Cuci
11 Tangan
Dwi Kusuma Amd. Keb 2009 CI MU, BHD, Cuci
12 SST Tangan
Halifah pratiwi SMK 2016 Administ -
13 rasi
Analisa Data
Berdasarkan hasil tabel diatas, didapatkan bahwa bidan di ruang
jaga bersalin sebanyak 12 orang yang terdiri dari 1 kepala ruangan,
1 wakil kepala ruangan, 1 Clinical Instructur, 1 ketua tim (tim 1
dan tim 2), dan 8 bidan pelaksana. Sedangkan jumlah ketenagaan
kebidanan di ruang jaga bersalin sebagian besar 58,3 % (7 orang)
berpendidikan D3 kebidanan dan 41,7% (4 orang) berpendidikan
D4 kebidanan. Dan tidak ada latar pendidikan perawat dengan D3
keperawatan maupun S1 Ners. selain itu terdapat 1 orang tenaga
administrasi.
56 STIKes Faletehan
Rumus Douglass
Table 3.6
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di Ruang Jaga Bersalin RS
Kencana Serang Pada Tanggal 21 November 2017
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan
Jml.pasien
Pagi Sore Malam
Tk. KTG Hari 1
Minimal 1 1 x 0, 17 = 0,17 1 x 0, 14 = 0, 14 1 x 0,07 = 0,07
Parsial 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0, 15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
0,17 + 0,54 = 0,71 0,14 + 0,3 = 0,07 + 0,2 = 0, 27
Jumlah 3
= 1 orang 0,44 = 1 orang = 1 orang
Keterangan :
Total tenaga bidan
Pagi : 1 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang
Perawat yang libur = (jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti
dalam satu tahun) x total tenaga perawat / jumlah hari kerja efektif
= (52+10) x 3/279 = 0,67 = 1 orang
57 STIKes Faletehan
Tabel 3.7
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di Ruang Jaga Bersalin RS
Kencana Serang Pada Tanggal 22 November 2017
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan
Jml.pasien
Tk. KTG Pagi Sore Malam
Hari 1
Minimal 1 1 x 0, 17 = 0,17 1 x 0,14 = 0,14 1 x 0,07 = 0,07
Parsial 5 5 x 0,27 = 1,35 5 x 0,15 = 0,75 5 x 0,10 = 0,5
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
0,17 + 1,35 = 0,14 + 0,75 = 0,07 + 0,5 =
Jumlah 6
1,52 = 2 0,89 = 1 0,57 = 1
Keterangan :
Total tenaga bidan
Pagi : 2 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang
Perawat yang libur = (jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti
dalam satu tahun) x total tenaga perawat / jumlah hari kerja efektif
= (52+10) x 4/279 = 0,89 = 1 orang
58 STIKes Faletehan
Tabel 3.8
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di Ruang Jaga Bersalin RS
Kencana Serang Pada Tanggal 23 November 2017
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan
Jml.pasien
Tk. KTG Pagi Sore Malam
Hari 1
Minimal 1 1 x 0, 17 = 0,17 1 x 0,14 = 0,14 1 x 0,07 = 0,07
Parsial 7 7 x 0,27 = 1,89 7 x 0,15 = 1,05 7 x 0,10 = 0,7
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
0,17 + 1,89 = 0,14 + 1,05 = 0,07 + 0,7 =
Jumlah 8
2,06 = 2 orang 1,19 = 1 orang 0,77 = 1 orang
Keterangan :
Total tenaga bidan
Pagi : 2 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang
Perawat yang libur = (jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti
dalam satu tahun) x total tenaga perawat / jumlah hari kerja efektif =
(52+10) x 4/279 = 0,89= 1 orang
59 STIKes Faletehan
Tabel 3.9
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di Ruang Jaga Bersalin RS
Kencana Serang Pada Tanggal 24 November 2017
Tingkat
Jumlah Kebutuhan Tenaga
ketergantungan
Jml.pasien
Tk. KTG Pagi Sore Malam
Hari 1
Minimal 1 1 x 0, 17 = 0,17 1 x 0,14 = 0,14 1 x 0,07 = 0,07
Parsial 8 8 x 0,27 = 2,16 8 x 0,15 = 1,2 8 x 0,10 = 0,8
Total 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0 x 0,20 = 0
0,17 + 2,16 = 0,14 + 1,2 = 0,07 + 0,8 =
Jumlah 9
2,33 = 2 orang 1,34 = 1 orang 0,87 = 1 orang
Keterangan :
Total tenaga bidan
Pagi : 2 orang
Siang : 1 orang
Malam : 2 orang
Perawat yang libur = (jumlah hari minggu per tahun + jumlah cuti
dalam satu tahun) x total tenaga perawat / jumlah hari kerja efektif =
(52+10) x 4/279 = 0,89 = 1 orang
60 STIKes Faletehan
Tabel 3.10
Akumulasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Kebidanan Di Ruang Jaga Bersalin
RS Kencana Serang Pada Tanggal 21-24 November 2017
Cara perhitungan :
1. Hitung jumlah bidan yang tersedia :
a. Jumlah jam perawat = A
Jam kerja efektif per shift
12 = 1,7
7
A=2
61 STIKes Faletehan
2. Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar dan
tugas tugas non keperawatan.
a. Loss day/hari libur/cuti/hari besar :
Jumlah hari minggu/tahun+cuti+hari besar x hasil A
Jumlah hari kerja efektif
= (52 + 10 + 14) x 2 = 152 = 0,54
279 279
B = 0,54 = 1
Analisa Data
Jumlah kebutuhan tenaga kesehatan (bidan) di ruang jaga bersalin
berdasarkan perhitungan menggunakan metode Douglas, pada
tanggal 21 november berjumlah sebanyak 6 orang, tanggal 22
november berjumlah 7 orang, tanggal 23 november berjumlah 7
orang, dan tanggal 24 november berjumlah 7 orang. Dan jumlah
akumulasi tenaga kesehatan (bidan) setiap hari sebanyak 4 orang.
Sedangkan menurut Depkes (2003) didapatkan jumlah tenaga
kesehatan (bidan) yang dibutuhkan sebanyak 4 orang.
62 STIKes Faletehan
B. Unsur Material (M2)
1. Tata Ruang
a. Lokasi
Ruang VK dan Nifas dijadikan satu (Jaga bersalin). Batas letak
ruangan :
1) Sebelah utara merupakan berbatasan dengan ruang perinatologi
2) Sebelah selatan merupakan berbatasan dengan kantin
3) Sebelah barat merupakan berbatasan dengan ruang Bugenvile
4) Sebelah timur merupakan berbatasan dengan jalan raya
Tabel 3.11
Luas Ruang Jaga Bersalin RS Kencana Serang 2017
63 STIKes Faletehan
12 Kamar mandi petugas 2.52 M2
13 Pantri 2.16 M2
14 Ruang Tunggu 7.2 M2
Analisa Data
Di ruang Jaga Bersalin di RS Kencana Serang TK IV Kelas B.
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang jaga bersalin belum memenuhi
standar.
64 STIKes Faletehan
Keterangan:
Kamar mandi
b. Denah
Denah Ruang Jaga Bersalin
Locker
Nurs Station
R. Anggrek 8 R. Anggrek 7
JALAN
R.
R. Perinato Anggrek 5
R. Anggrek 9 Anggrek 4 Anggrek 3
Anggrek 6 logi
Ruang
R. Bersalin
Anggrek 7 spoelh
ook
R. Anggrek 7
Bagan 3.1
65 STIKes Faletehan
Denah Ruang Bersalin
Kamar 4
Spoelhook Kamar 1
w Kamar 3
c
Kamar 5
WC
Dapu WC
PASIEN Anggrek Anggrek Kamar 2
Bidan
r 6 9
Anggrek 3
WC WC WC R.
Nurse Station
Anggrek 4
Perinatologi W
Anggrek
5 C
Jalan Kantor
Bagan 3.2
66 STIKes Faletehan
2. Alat
a. Alat Medis
Tabel 3.12
Daftar Inventaris Alat Kesehatan Ruang Jaga Bersalin
RS Kencana 2017
Standar Kondisi
No Nama Barang Persediaan
Depkes Baik Rusak
1 Standar infus 2-3/ruangan 16 √
2 Stetoskop 2/ruangan 4 √
3 Thermometer 5/ruangan 4 √
4 Sphygmomanometer 2/ruangan 4 √
5 CTG 1/ruangan 1 √
6 Nebulizer 1/ruangan 1 √
7 Suction 2/ruangan 2 √
30% x persalin 4 √
8
Perdarahan partus set 10 orang/hari
70% x persalin 4 √
9
Partus set 10 orang/hari
10 Alat Kuret 2 Set 5 √
11 Infantwarmer 1/ruangan 1 √
12 Tromol kecil 1/ruangan 1 √
13 Trombol Besar 1/ruangan 1 √
14 Kom alkohol 2/ruangan 3 √
15 Bak injeksi 2/ruangan 3 √
16 Bengkok 2/ruangan 3 √
17 Gunting Perban 1/ruangan 5 √
18 Torniquet 2/ruangan 1 √
19 Ambu bag 2/ruangan 1 √
20 Reflek hammer 1/ruangan 2 √
21 Pisvot 4-6/ruangan 8 √
22 Penlight 1/ruangan 1 √
23 Tabung O2 2/ruangan 4 √
Tempat sampah 3 √
24
Medis 2/ruangan
Tempat sampah non 3 √
25
medis 2/ruangan
26 Gv set 5/ruangan 3 √
27 Baskom mandi 8-12/ruangan 5 √
28 Trolly emergency 1/ruangan 1 √
29 Trolly Gv 1/ruangan 3 √
30 Timbangan BB 1/ruangan 1 √
31 Lampu sorot 1/ruangan 1 √
32 Kursi Roda 1/ruangan 3 √
33 USG 1/ruangan 1 √
67 STIKes Faletehan
Standar Kondisi
No Nama Barang Persediaan
Depkes Baik Rusak
34 Dopler 1/ruangan 4 √
35 Regulator O2 2/ruangan 20 √
1/tempat tidur 13 √
36
Handrub klien
Analisa Data
Dari hasil pengamatan secara langsung dan wawancara kepada
bidan didapatkan data bahwa semua peralatan yang tersedia di
ruangan belum sesuai dengan standar Depkes dan kondisi alat
sebagian besar baik. Tetapi masih ada alat kesehatan yang belum
memenuhi standar.
b. Alat Tenun
Tabel 3.13
Daftar Alat Tenun Ruang Jaga Bersalin RS Kencana Serang 2017
Standar Kondisi
No Nama Barang Persediaan
Depkes Baik Rusak
1 Gordyn 1:2 17 √
2 Handuk 1:3 15 √
3 Baju pasien 1:5 - -
4 Lap kerja 1:1/2 7 √
5 Lap piring 1:1/4 7 √
6 Manset dewasa 1:1/4 4 √
7 Mitela/topi 1:1/3 - -
8 Sarung bantal 1:6 30 √
9 Sarung guling 1:3 - -
10 Selimut 1:5 30 √
11 Seprai besar 1:5 30 √
12 Steek laken 1:6-8 28 √
68 STIKes Faletehan
Taplak meja - -
13
pasien 1:3
14 Taplak meja teras 1:3 - -
15 Tutup alat 1:2 3 √
16 Waslap 1:5 30 √
Analisa Data
Berdasarkan observasi dan pengumpulan data didapatkan hasil,
bahwa ketersediaan alat tenun belum sesuai dengan standar Depkes
(2005), karena masih ada alat tenun yang kurang dan belum
memenuhi standar, seperti baju pasien, mitela/topi, sarung guling,
taplak meja pasien, taplak meja teras.
Tabel 3.14
Daftar Alar Rumah Tangga Ruang Jaga Bersalin RS Kencana Serang
2017
Kondisi
No Nama Barang Standar Persediaan
Baik Rusak
1 Kursi 2-3 19 √
Lemari obat - -
2 emergency 1
3 Light cast 1 1 √
4 Over bed tabled 1:1 - -
5 Standar infus 2-3 16 √
Standar waskom - -
6 double 4-6
7 Waskom mandi 8-12 6 √
8 Meja pasien 1:1 15 √
9 Lampu sorot 1 1 √
10 Lampu senter 1-2 1 √
Lampu kunci - -
11 duplikat 1
12 Nampan 2-3 1 √
13 Tempat tidur 1:1 15 √
14 Trolly obat 1 1 √
15 Trolly balut 1 3 √
16 Trolly pispot 1 3 √
69 STIKes Faletehan
17 Trolly suntik 1 3 √
Timbangan 1 √
18 BB/TB 1
19 Dorongan oksigen 1 1 √
Plato/piring 4 √
20 makan 1:1
21 Gelas 1:2 4 √
22 Piring snack 1:1 - -
Tatakan dan tutup - -
23 gelas 1:2
24 Sendok 1:2 2 √
25 Garpu 1:2 - -
26 Kran air 1:1 8 √
27 Baki 5 1 √
Tempat sampah 7 √
28 pasien 1:1
Tempat sampah √
29 besar tertutup 4 4
30 Senter 2 2 √
31 Komputer 1 1 √
31 CPU 1 1 √
32 Apar - 1 √
33 AC 1 15 √
34 Loker - 5 √
35 Pewangi ruangan - 4 √
36 Wastafel 1 4 √
37 TV 1 1 √
38 Ember - 7 √
39 Gayung - 7 √
40 Kursi - 12 √
41 Lemari - 1 √
42 Jam dinding 1:1 2 √
43 Box Laundry - 2 √
44 Tempat Tisu - 4 √
45 Blangkar - 1 √
46 Kulkas 1 1 √
47 Telepone 1 1 √
48 Heksos 1:1 5 √
Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data didapatkan
hasil, bahwa ketersediaan alat rumah tangga belum sesuai dengan
standar Depkes (2005), karena masih ada alat yang belum tersedia
dan belum memenuhi standar seperti over bed table, baki, garpu,
70 STIKes Faletehan
tatakan dan tutup gelas, piring snack, nampan, lampu kunci
duplikat, waskom mandi, waskom double.
Tabel 3.15
Sentralisasi Pemberian Obat Ruang Jaga Bersalin RS Kencana Serang 2017
No Pernyataan Ya Tidak
1 Infrom consent pengelolaan sentralisasi obat √
2 Format kontrol dan pemakaian obat √
3 Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat) √
4 Lemari obat √
Total 3 1
Presentasi 75%
Analisa Data
Dari hasil pengkajian data bahwa proses sentralisasi pemberian
obat kepada pasien sudah sesuai, tetapi untuk lemari obat dan
tempat penyimpanan obat pasien sendiri belum tersedia untuk
71 STIKes Faletehan
masing – masing pasien, kemungkinan besar akan terjadi kesalahan
dalam pemberian obat.
72 STIKes Faletehan
I : Ikhlas
A : Aman
d. Falsafah Rumah Sakit Kencana
Pelayanan kesehatan yang prima mengantar pada terwujudnya
personil TNI, PNS dan Keluarganya serta masyarakat Banten yang
sehat jasmani dan rohani.
e. Tujuan Rumah Sakit Kencana
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan profesionalisme SDM
3) Meningkatkan kesejahteraan personil
Analisa Data :
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi menurut kepala ruangan,
diruang Jaga Bersalin belum memiliki visi dan misi serta motto untuk
ruangan. Sampai saat ini masih menggunakan Visi dan Misi rumah
sakit dalam pelayanan keperawatan.
73 STIKes Faletehan
3. Struktur Organisasi Operasional KARUMKIT
Mayor Ckm dr. Kadri Lubis
URTUUD
Lettu Ckm Siswono
.
74 STIKes Faletehan
4. Fasilitas Pelayanan
Fasilitas pelayanan Rumah Sakit Kencana Serang terdiri dari :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Poli Klinik (Umum, Gigi, Peny. Dalam, Anak, Bedah, Kandungan)
c. Rawat Inap
d. Kamar Operasi
e. HCU
f. Kamar Bersalin
g. Fisioterapi, Radiologi, Laboratorium
Tabel 3.16
Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah Sakit Kencana Serang 2017
75 STIKes Faletehan
10 DIII Kebidanan (AKBID) 1 3 12 16
11 DIII Anastesi (AKNES) 1 1 2 4
12 DIII Analis Kesehatan 1 5 6
13 DIII GIZI (AKZI) 2 2
DIII Penata Rontgen
14 (APRO) 1 2 3
15 DIII Rekam Medik 2 2
16 S1 Administrasi Negara 1 1
17 DIII Kesling 1 1
18 DIII Fisioterapi 1 1 2
19 Kesgi 2 2
DIII Keuangan dan
20 Perbankan 1 1
21 DIII Farmasi 2 5 7
22 D III Pajak 1 1
23 DI Kebidanan 1 1
24 SPK 2 2 3 5 12
25 PKPK 1 1
26 SMF 6 6
27 SMAK 1 1 2
28 SLTA/Sederajat 3 2 3 2 21 33 64
29 SMEA 6 12 18
30 STM 1 1 7 9
31 SMKK 2 2
32 S1 Sos 2 2
33 SMP 1 3 18 22
34 SD 1 10 11
Jumlah 7 8 8 1 15 63 3 237 342
76 STIKes Faletehan
6. Sruktur Organisasi Ruang Jaga Bersalin
KA INSTAL WATNAP
MANAWIAH,Amd.Kep
KEPALA RUANGAN
INDAH SAHARANI,Amd.Keb
CI ADMINISTRASI
ANGGOTA ANGGOTA
77 STIKes Faletehan
Analisa Data
Keberadaan struktur organisasi yang terdapat di ruang Jaga Bersalin
menggambarkan organisasi ruangan, sistem kerja ruangan, penugasan tim,
menggambarkan garis komando dan garis koordinasi yang jelas.
Berdasarkan hasil observasi struktur organisasi yang terdapat di ruang
Jaga Bersalin masih menggunakan struktur yang lama karena terdapat
beberapa karyawan yang sudah tidak bekerja tetapi namanya masih
tercantum dan terdapat beberapa karyawan yang baru namun namanya
belum tercantum didalam struktur organisasi.
Anggrek 7 Anggrek 8
Keterangan:
Kelas VIP : anggrek 6 dan 7
Kelas I : anggrek 3, 4, dan 5
Kelas II : anggrek 9
Kelas III : anggrek 8
8. Keberadaan Dokumen
a. Standar Asuhan Kebidanan (SAK)
Keberadaan SAK di ruang Anggrek sudah ada dan disimpan di tempat
yang mudah dijangkau oleh bidan serta dalam pelaksanaannya sudah
78 STIKes Faletehan
optimal. SAK berfungsi untuk mempermudah bidan dalam membuat
asuhan kebidanan dan pendokumentasian.
Tabel 3.17
SPO yang disusun oleh Pokja Sasaran Keselamatan RS Kencana
Serang
No Daftar SPO
1 Prosedur Identifikasi Pasien
2 Prosedur pemasangan gelang identitas pasien
3 Komunikasi efektif
4 Komunikasi lisan
5 Komunikasi via telephone
6 Laporan hasil pemeriksaan kritis
7 Penggunaan pena dalam dokumentasi rekam medic
Penanganan obat obatan yang perlu kewaspadaan tinggi (
8 High Alert Medication, Lasa / Norum) di Instalasi Farmasi
Penanganan obat obatan yang perlu kewaspadaan tinggi (
9
High Alert Medication, Lasa / Norum)
Penanganan obat - obat elektrolit konsentrat pekat di
10
instalasi farmasi
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur serta tepat pasien
11
yang akan menjalani suatu operasi dikamar bedah dan
79 STIKes Faletehan
anastesi rumah sakit TK IV 03.07.01 Kencana
12 Penandaan operasi (Site Marking)
13 Teknis Time Out
14 5 (lima) langkah (moment ) cuci tangan
Mencuci tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
15 (HandRub)
16 Mencuci tangan dengan sabun dan air (Handwash)
17 Assesmen pasien resiko jatuh
Langkah - langkah pencegahan dan pengamanan pasien
18
resiko jatuh
19 Evaluasi dan monitoring resiko pasien jatuh
20 Penanganan pasien jatuh
Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian bahwa keberadaan SPO di Ruang Jaga
Bersalin disimpan di tempat penyimpanan dokumen. SPO disusun
oleh Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) kemudian disahkan
berdasarkan surat perintah kepala rumah sakit tingkat IV o3. 07. 01
Kencana no. Dokumen PPI/19/X/2014 tanggal 17 Oktober 2014 oleh
kepala Rumah Sakit Kencana Serang.
Tabel 3.18
SPO yang disusun oleh Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
RS Kencana Serang
No Daftar SPO
1 Cuci tangan
2 Pelaksanaan Surveylan Infeksi Rumah Sakit
3 Kebersihan tangan
4 Isolasi pasien
5 Prosedur packing alkes untuk ruangan dan poli
6 Penggunaan alat pelindung diri atau APD
7 Etika Batuk
8 Praktek menyuntik aman
9 Alat pelindung diri (APD) untuk petugas linen
10 Prosedur pemasangan infus atau intravena Catheter
80 STIKes Faletehan
11 Pemulasaran Jenazah
12 Melaksanakan perawatan jenazah
13 Sterilisasi instrumen set minor
14 Sterilisasi instrumen set tonsil
15 Sterilisasi instrumen set SC (Sectio Caesarea)
16 Pengeloaan limbah benda tajam
17 Sterilisasi instrumen set dasar
18 Prosedur penyimpanan alat atau bahan steril
Sterilisasi menggunakan sterilisator untuk ruangan dan
19
poliklinik
20 Tata cara pemasangan kateter urin
21 Prosedur pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh
22 Prosedur tindakan lumbal punksi
23 Pengendalian KLB Infeksi Nosokomial
24 Penggunaan antibiotik rasional
Penerimaan dan pengeluaran barang steril untuk kamar
25
operasi
Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan atau personil
26 di RS Kencana
27 Pengelolaan limbah
28 Prosedur pengelolaan linen siap pakai
29 Prosedur pemisahan dan pembuangan sampah
30 Pemasakan makanan
31 Penyajian makanan
32 Persiapan bahan makanan
33 Penyimpanan bahan makanan
34 Kebersihan laundry
Pemakaian kereta dorong untuk barang - barang steril,
35
tidak steril dan kotor
36 Penatalaksanaan linen kotor di ruangan
37 Tata cara penerimaan dan pendistribusian linen
38 Tata cara penyimpanan linen
39 Pembersihan kereta dorong untuk barang-barang kotor
39 Pemberian tanda pada linen baru
40 Sirkulasi linen
Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian bahwa keberadaan SPO di Ruang Jaga
Bersalin disimpan di tempat penyimpanan dokumen. SPO disusun
81 STIKes Faletehan
oleh Hak Pasien Dan Keluarga (HPK) kemudian disahkan berdasarkan
surat perintah kepala rumah sakit tingkat IV o3. 07. 01 Kencana no.
Dokumen HPK/01/X/2014 tanggal 26 Oktober 2014 oleh kepala
Rumah Sakit Kencana Serang.
Tabel 3.19
SPO yang disusun oleh Hak Pasien Dan Keluarga (HPK) RS Kencana
Serang
No Daftar SPO
1 Pemberian informasi dan kewajiban pasien
2 Perlindungan barang milik pasien
Pelayanan kerohanian oleh tim internal RUMKIT
3
KENCANA
4 Pelayanan kerohanian
5 Melindungi kebutuhan privasi pasien
6 Privasi pasien dalam pelayanan kesehatan
7 Perlindungan pasien dari kekerasan fisik
8 Perlindungan pasien yang beresiko di rumah sakit
9 Mencegah kehilangan bayi
10 Identifikasi pasien yang beresiko
11 Menjaga informasi kesehatan pasien
12 Rahasia informasi medis
13 Komunikasi lisan
14 Hak pasien untuk mendapatkan second opinion
15 Penjelasan tentang hak pasien dalam pelayanan
16 Penolakan/penghentian pengobatan selama pelayanan
17 Pulang atas permintaan sendiri
18 Penolakan/penghentian tindakan resusitas (DNR)
19 Assesmen nyeri
20 Assesmen nyeri pada bayi dan anak
21 Monitoring nyeri
22 Managemen dan penanganan farmakologi nyeri
23 Pelayanan pasien tahap terminal
Penyelesaian keluhan, konflik, komplain dan perbedaan
24
pendapat
25 Peran staf mengidentifikasi nilai-nilai kepercayaan pasien
26 Informasi hak dan kewajiban serta tanggung jawab pasien
82 STIKes Faletehan
27 Pemberian informasian tindakan rencana pengobatan
28 Dokter penanggung jawab ( DPJP )
29 Posedur peralihan DPJP
30 Koordinasi dan transfer informasi antar dpjp (konsultasi)
31 Pengisian formulir persetujuan umum (general consend)
32 Persetujuan tindakan kedokteran
33 Informed consent
83 STIKes Faletehan
Tabel 3.20
Instrumen Evaluasi Dokumentasi Asuhan Kebidanan RS Kencana
Serang 2017
Analisa Data
Ruang Jaga Bersalin sudah memiliki standar asuhan kebidanan, hasil
dari penilaian 10 status pasien yang sudah pulang didapatkan hasil
pendokumentasian asuhan kebidanan rata-rata sudah sesuai dengan
pengisian format pendokumentasian asuhan kebidanan yang ada di
ruangan. Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan
bidan yang ada diruangan yang mengatakan bahwa dokumentasi
asuhan kebidanan sudah terisi sesuai dengan format dokumentasi
asuhan kebidanan, karena setiap bidan yang bertugas selalu melakukan
kontrol terhadap dokumentasi asuhan kebidanan. Jadi pada saat pasien
pulang, status pasien terisi dengan lengkap.
84 STIKes Faletehan
terkoordinir sesuai dengan pokja nya masing-masing dan tidak
memberatkan satu sama lain.
b. Organizing / Pengorganisasian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 21-23
November 2017 dan hasil wawancara dengan kepala ruangan
didapatkan hasil bahwa metode yang digunakan adalah metode tim
yang terdiri dari 2 tim yaitu tim A dan tim B, tetapi dalam pelaksanaan
kerja bidan di ruangan menggunakan metode fungsional. Menurut
kepala ruangan dengan menggunakan metode fungsional dirasa lebih
menguntungkan bagi bidan karena bidan yang bertugas diruang
bersalin dan ruang nifas bergabung sehingga pelaksanaan tindakan
dilakukan secara bersama-sama tanpa memandang tim terhadap
tindakan yang akan dilakukan serta pelayanan yang diberikan kepada
pasien dirasa lebih optimal.
c. Actuating / Menggerakkan
Kegiatan bidan diruang Jaga Bersalin sesuai dengan uraian tugasnya
melalui observasi kelompok tanggal 21 – 23 November 2017 yaitu:
Tabel 3.21
Observasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruangan
No Pernyataan YA TIDAK
1 Kepala ruangan memimpin operan √
2 Kepala ruangan membagi alokasi pasien sesuai √
dengan jumlah tim
3 Ketua tim memimpin pre-comference √
4 Ketua tim / PP dan PA membuat rencana kerja √
harian sesuai jumlah pasien yang menjadi lingkup
tanggung jawabnya
5 Ketua tim/ PP dan PA melaksanakan asuhan √
keperawatan selama satu shift kerja
85 STIKes Faletehan
6 Ketua tim atau PP melaksankan supervise √
keperawatan sesuai dengan rencana
7 Kepala ruangan bersama ketua tim/ PP √
melaksanakan ronde keperawatan minimal 1 bulan
sekali
8 Ketua tim /PP dan PA melaksanakan post- √
comference satu jam sebelum shift kerja berakhir
dan membuat laporan hasil asuhan untuk
disampaikan pada shift berikutnya
9 Ketua tim /PP dan PA mengikuti operan ke shift √
berikutnya
10 Ketua tim /PP dan PA menyampaikan laporan √
hasil kegiatan pada shift sebelumnya dan
menyampaikan program untuk shift berikutnya
11 Ketua tim /PP memimpin serah terima pasien ke √
shift berikutnya
Jumlah 9 2
Persentasi Total 9/11X100 % 82 %
Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas kepala ruangan di Ruang Jaga
Bersalin, didapatkan hasil bahwa kepala ruangan telah melaksanakan tugas
dengan baik (82%).
Tabel 3.22
Observasi Pelaksanaan Tugas Bidan
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Memimpin pre/post conference, memotivasi timnya √
mengatur pendelegasian dalam timnya, melaksanakan
supervisi kepada anggotanya
2 Mengobservasi pelaksanaan askep/askeb pada pasien yang √
dilaksanakan oleh anggotanya, melakukan evaluasi askep
dan mambuat catatan perkembangan tiap hari.
Memberikan umpan balik pada anggotanya.
3 Menilai kinerja perawat pelaksana. √
4 Melaksanakan konferensi kasus √
5 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan. √
6 Melakukan kontrak dengan klien /keluarga pada awal √
86 STIKes Faletehan
masuk ruangan.
7 Melakukan pengkajian pada pasien baru, melengkapi √
pengkajian yang sudah dilakukan.
8 Menetapkan rencana asuhan keperawatan √
9 Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/keluarga. √
10 Membuat perencanaan pasien pulang. √
Jumlah 8 2
Prosentasi Total 8/10 x 100% =80%
Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas bidan primer, didapatkan hasil
bahwa perawat primer telah melaksanakan tugas dengan baik (80%).
Tabel 3.23
Observasi Pelaksanaan Tugas Perawat/Bidan Assosiate
NO PERNYATAAN YA TIDAK
87 STIKes Faletehan
Jumlah 10 0
Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan tugas perawat assosiate, didapatkan hasil
bahwa perawat associate telah melaksanakan tugas dengan baik (100%).
Tabel 3.24
Observasi Orientasi Pasien Baru
Pelaksanan
Tahap Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Persiapan 1. Menyiapkan tempat √ √ √ √ √ √
2. Menyiapkan buku pedoman √ √ √ √ √ √
orientasi pasien baru
Pelaksanan 3. Mempersilahkan pasien/ keluarga √ √ √ √ √ √
duduk pada tempat yang telah di
sediakan
4. Menjelaskan petugas yang - - - - - -
merawat
5. Menjelaskan jadwal konsultasi √ √ √ √ √ √
dokter dan perawat
6. Menjelaskan hak dan kewajiban √ √ √ √ √ √
pasien/keluarga
7. Menjelaskan ruangan dan fasilitas √ √ √ √ √ √
8. Menjelaskan peraturan rumah sakit √ √ √ √ √ √
9. Menjelaskan pengurusan √ √ √ √ √ √
administrasi
10. Memberikan kesempatan pasien / √ √ √ √ √ √
keluarga bertanya hal-hal yang
belum jelas
Penutup 11. Mengakhiri kegiatan dengan cara √ √ √ √ √ √
yang baik
88 STIKes Faletehan
12. Meminta keluarga untuk √ √ √ √ √ √
menandatangani bukti orientasi
pasien baru
Dokumenta 13. Mencatat direkam keperawatan √ √ √ √ √ √
si
Jumlah 12 12 12 12 12 12
Total rata-rata N/6=72/6 12
Persentasi Total : n/13x100% 92%
Analisa Data
Berdasarkan observasi pelaksanaan orientasi pasien baru didapatkan hasil
bahwa orientasi pasien baru telah berjalan sekitar 92%. Hasil tersebut
termasuk dalam katagori cukup baik karena nilai >60%.
2. Timbang Terima
Tabel 3.25
Observasi Timbang Terima Pasien
Pelaksanaan
No Variabel yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Diawali dengan doa bersama - - - - -
2. Komunikasi antar pemberi tanggung jawab - - - - -
dan penerima tanggung jawab dilakukan
dengan suara perlahan atau tidak rebut
3. Memberikan salam kepada klien, menyapa - - - - -
klien dengan ramah dan tersenyum
4. Menyebutkan identitas pasien, Dx medis, Dx - - - - -
keperawatan, tindakan keperawatan yang
telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya (kecuali untuk data-data atau
informasi yang tidak layak diungkapkan
didepan klien)
5. Menginformasikan jenis dan waktu rencana - - - - -
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
6. Menginformasikan pendidikan kesehatan - - - - -
yang telah dilakukan selama shift
7. Menginformasikan pendidikan kesehatan - - - - -
yang telah dilakukan (bila ada)
8. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan - - - - -
89 STIKes Faletehan
9. Menyebutkan terapi dan tindakan medis - - - - -
beserta waktunya yang dilakukan selama
shift
10. Menyebutkan tindakan medis yang belum - - - - -
dilakukan selama shift
11. Menginformasikan kepada pasien atau - - - - -
keluarga nama perawat shift berikutnya pada
akhir tugas
12. Memberikan salam kepada pasien , keluarga - - - - -
serta mengobservasi dan menginspeksi
keadaan pasien, menanyakan keluhan-
keluhan pasien ( dalam rangka klarifikasi)
JUMLAH 0 0 0 0 0
TOTAL 0/12x100% 0%
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas bahwa pelaksanaan serah terima jaga atau operan di
ruang Jaga Bersalin mencapai 0%. Hal ini menunjukkan bahwa operan
diruang Jaga Bersalin belum berjalan secara optimal.
3. Safety Pasien
Berdasarkan observasi yang dilakukan diruang anggrek untuk pelaksanaan
pasien safety adalah salah satunya cuci tangan.
Tabel 3.26
Observasi Safety Pasien
90 STIKes Faletehan
Rata-rata N/8 2,375
Subtotal n/5x100% 47,5%
Analisa data
Berdasarkan observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan diruang Jaga
Bersalin untuk pelaksanaan pasien safety adalah salah satunya cuci tangan
didapatkan hasil sekitar 47,5%.
4. Universal Precaution
Tabel 3.27
Observasi Universal Precaution
Ketersediaan
No Komponen
Ya Tidak
1. Sarung tangan tersedia atau mudah didapat √ -
2. Masker tersedia atau mudah didapat √ -
3. Baju pelindung atau baju kerja tersedia √ -
4. Tempat sampah medis tersedia √ -
5. Tempat sampah non medis tersedia √ -
6. Tempat sampah benda tajam √ -
7. Tempat plabot infuse √ -
8. Protab pembuangan sampah medis, non √ -
medis tersedia (mudah dibaca setiap
petugas)
9. Wadah merendam instrumemn bekas pakai - √
10. Protab pencucian alat atau instrument bekas - √
pakai tersedia (mudah dibaca setiap petugas)
11. Larutan klorin atau desinfekstan atau sabun √ -
cuci tangan tersedia
12. Tempat cuci tangan dan air mengalir √ -
tersedia
13. Protab pencuci tangan tersedia (mudah √ -
didapat)
14. Protab dari tindakan-tindakan keperawatan √ -
telah menggambarkan prinsip universal
precaution
Total 12 2
Presentasi (N/14x100%) 86% 14%
91 STIKes Faletehan
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas pengadaan kelengkapan precaution diruang anggrek
mencapai 86%.
Tabel 3.28
Observasi Pelaksanaan Kelengkapan Universal Precaution
Ketersediaan
No Komponen
YA TIDAK
1. Perawat cuci tangan ketika akan kontak dengan pasien - √
atau sebelum melakukan kontak dengan pasien
2. Perawat mencuci tangan setelah kontak dengan pasien √ -
atau setelah selesai melakukan tindakan kepada pasien
3. Perawat mencuci tangan dengan sabun atau larutan √ -
desinfektan
4. Perawat mencuci tangan di tempat air mengalir √ -
5. Perawat menggubnkan sarung tangan ketika akan √ -
kontak atau melakukan tindakan dengan pasien (pada
tindakan yang membutuhkan penggunaan sarung
tangan)
6. Perawat menggunakan masker ketika melaukan √ -
tindakan terhadap pasien (pada tindakan yang
membutuhkan penggunaan masker)
7. Perawat menggunakan baju pelindung atau baju kerja √ -
ketika melakukan tindakan terhadap pasien (pada
tindakan yang membutuhkan baju perlindung)
8. Perawat menggunakan alat seteril hanya untuk satu √ -
pasien
9. Perawat menggunakan alat-alat disposable hanya untuk √ -
sekali pakai
10. Setelah menggunakan alat-alat disposable √ -
11. Larutan clorin atau desinpektan atau sabun cuci tangan √ -
tersedia
12. Tempat cuci tangan dengan airmengalir tersedia √ -
13. Protap pencuci tangan tersedia(mudah didapat) √ -
92 STIKes Faletehan
14. Protap dari tindakan-tindakan keperawatan yang √ -
menggambarkan prinsif universal precaution
Total 13 1
Persentasi (n/14x100%) 93% 7%
Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas pelaksanaan kelengkapan precaution diruang Jaga
Bersalin mencapai 93%.
6. Discharge Planning
a. Wawancara
Hasil wawancara dengan kepala ruangan discharge planning sudah
dilakukan diruang Jaga Bersalin disaat pasien mulai masuk keruangan,
bidan ruangan melakukan wawancara tentang kondisi pasien, kebutuhan
dasar pasien dan aktivitas pasien. Bidan juga berdiskusi dengan keluarga
selama pasien dirawat diruang anggrek. Selain itu kepala ruangan
mengatakan bahwa discharge planning untuk pasien pulang selalu
dilakukan. Sebelumnya format dokumentasi discharge planning sudah ada
namun untuk saat ini pendokumentasiannya tidak ada.
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi, bidan sudah melaksanakan discharge
planning dengan baik.
c. Controling
Kegiatan controlling kinerja bidan di ruang Jaga Bersalin dilakukan oleh
kepala ruangan. Untuk instrument penilaian kinerja bidan sudah tersedia
dan dikeluarkan oleh RS.Menurut hasil wawancara oleh kepala ruangan,
penilaian kinerja bidan tersebut dilakukan tidak menentu, bilamana sudah
diperintah oleh atasan maka dilakukan penilaian kinerja bidan di ruangan.
Menurut kepala ruangan terakhir penilaian pada bulan Oktober 2017. Dan
93 STIKes Faletehan
untuk penilaian kepuasan pasien dilakukan oleh bidan dengan
memberikan instrument berupa kuesioner yang telah dikeluarkan oleh RS.
3. Gaji Pegawai
Gaji pegawai diberikan setiap 1 bulan sekali dan diperoleh dari Rumah
Sakit, gaji disesuaikan dengan status kepegawaian, selain dari rumah sakit
pegawai mendapat uang intensif yang diperoleh dari BPJS.
94 STIKes Faletehan
Analisa Data
2. Penataan ruangan
Ruang jaga bersalin terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang bersalin dan
ruang Anggrek yang merupakan ruang nifas. Ruang jaga bersalin terdiri
dari 3 kamar untuk pemeriksaan brsalin, dan terdapat Nurse station yang
terletak di depat sebelah pintu masuk, tidak memiliki ruang untuk kepala
ruangan. Sedangkan untuk ruangan perawatan nifas berada di luar terdiri
dari 7 kamar yang terdiri dari 2 kamar berstandar VIP, 3 kamar
berstandar kelas 1, 1 kamar berstandar kelas 2 dan 1 kamar berstandar
kelas 3. sehingga semua ruangan kurang terpantau oleh perawat
dikarenakan tempat perawat dan pasien berbeda, dan untuk dokumentasi
ruangan sudah tersusun rapi serta mudah dijangkau.
95 STIKes Faletehan
3. BOR
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) adalah
prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator
ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur Rumah Sakit. Nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes
(2005) adalah antara 60-85%. Berdasakan dari hasil data rekam medis,
BOR ruangan Jaga Bersalin pada bulan Agustus - Oktober adalah :
BOR = ∑ hari rawat x 100%
TT x 365
= 300 x 100% = 300 x 100% = 22,22%
5x90 1350
Dari hasil nilai BOR diatas menunjukkan bahwa nilai penggunaan tempat
tidur di Ruang Jaga bersalin relative rendah.
4. AVLOS
AVLOS (Average Lengh Of Stay = Rata – rata lama pasien dirawat)
adalah rata – rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat diamati lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal
menurut Depkes (2005) adalah antara 6 -9 hari sedangkan rata-rata ideal
AVLOS untuk ruang kebidanan adalah 2-3 hari (Depkes, 2005).
Berdasarkan hasil dari data rekam medis LOS ruangan Jaga Bersalin pada
bulan adalah :
96 STIKes Faletehan
Dari hasil nilai AVLOS diatas menunjukan bahwa lama rawat 2 hari.
5. TOI
TOI (Turn Over Interval = Tenggang Perputaran) adalah rata – rata
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi saat terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi menurut Depkes (2005)
adalah pada kisaran 1-3 hari. Berdasarkan dari hasil data rekam medis
TOI Ruang jaga bersalin pada bulan Agustus-Oktober adalah :
6. BTO
BTO (Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada suatu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satuan waktu, menunjukan tingkat efisiensi pemakaian
tempat tidur. Nilai ideal menurut Depkes (2005) adalah antara 40-50
kali/tahun. Berdasarkan dari hasil data rekam medis BTO Ruang VK
pada bulan adalah :
97 STIKes Faletehan
= 145 = 9,6 (dibulatkan menjadi 9)
15
Berdasarkan perhitungan BTO ruang Jaga Bersalin menunjukan tenggang
perputaran tempat tidur pada ruang jaga bersalin adalah 9 kali.
Keterangan :
1 periode dari bulan agustus – oktober 2017
Jumlah hari perawatan = 300 hari
Jumlah hari 1 periode = 90 hari
Pasien keluar hidup atau mati 1 periode = 145
Jumlah tempat tidur = 15 tempat tidur
7. Kepuasan pasien
Pengukuran kepuasan pasien sudah dilaksanakan dengan membagikan
kuesioner yang didapatkan dari buku management keperawatan Nursalam
tahun 2008, didapatkan hasil bahwa sebagian kecil (10%), dan sebagian
besar (90%) merasa puas terhadap kinerja bidan di ruang jaga bersalin.
Tetapi ada beberapa point data kuesioner kepuasan pasien pada nomer 22,
23, dan 25 mengenai komunikasi terhadap pasien, di dapatkan option
lebih banyak kategori 2 (jarang).
98 STIKes Faletehan
Berdasarkan penyebaran kuesioner dari 7 dari 13 bidan yang dikaji pada
tanggal 22-24 November 2017 didapatkan hasil bahwa seluruh bidan
memilikitingkat kepuasan kerja yang cukup (100%).
99 STIKes Faletehan
BAB IV
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN
A. Analisa SWOT
Tabel 4.1
Analisis SWOT
3. Metode 1. Metode yang 1. Pelaksanaan metode 1. Berkembangnya indikator, 1. Adanya Persaingan antara RS baik
digunakan diruangan tim yang belum standar dan kriteria terhadap
negeri maupun swasta
anggrek adalah optimal, sehingga berbagai sistem pelayanan di
metode TIM dengan dalam keseharian RS dan ruangan. 2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
kerja fungsional. yang digunakan 2. Adanya kebijakan
dari masyarakat untuk
2. Adanya timbang adalah metode pemerintah tentang
terima yang fungsional. profesionalisme perawat mendapatkan pelayanan yang
dilakukan di nurse 2. Dalam melakukan 3. Adanya pengembangan
professional
station dan di tulis timbang terima Askep yang mengacu pada
dalam dokumentasi belum berjalan teori. 3. Dapat terjadi penurunan
3. Memiliki Standar optimal
kepercayaan dari masyarakat
Operasional Prosedur 3. Ruangan belum
(SOP). memiliki visi, terhadap pelayanan yang
C. Prioritas Masalah
Berdasarkan kajian data yang dilakukan selama 21-25 November 2017 dapat
diidentifikasi permasalahan dalam lingkup manajemen keperawatan di Ruang
Jaga Bersalin Rumah Sakit Kencana Serang sebagai berikut :
1. Belum tersedianya pelabelan pada obat-obatan dan penempatan alat-alat
maupun BHP yang belum sesuai.
2. Pelaksanaan metode tim yang belum optimal
3. Belum adanya leaflet atau poster kebutuhan pengetahuan ibu postpartum
4. Tenaga kesehatan (bidan) belum sepenuhnya menerapkan 5 moment cuci
tangan
5. Usulan pengembangan SDM
6. Pengembangan Komunikasi terapeutik pada pasien belum optimal
7. Tidak ada tenaga keperawatan baik D III, maupun SI-Ners
8. Belum tersedinya upaya marketing untuk ruangan
No Masalah yang Rencana Tujuan Sasaran Strategi Alat Waktu Tempat PJ Waktu
Muncul Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi
1 Belum Memberikan Agar tidak Seluruh Praktek Tempat Sabtu, Ruangan Wiranti Rabu 6
tersedianya label pada terjadi bidan di penyimpana 2 jaga Novi Desember
pelabelan pada tempat- kesalahan ruang n obat Desem bersalin 2017
obat-obatan tempat obat, dalam anggrek masing- ber
dan alat dan BHP pemberian masing 2017
penempatan Memberikan obat pasien
alat-alat tempat Agar
maupun BHP penyimpanan memudahkan
yang belum untuk BHP bidan dalam
sesuai mengambil
alat
2 Pelaksanaan Sosialisasi / Agar metode - Karu Diskusi Handbill Sabtu, Ruangan Nur 13 Desember
metode tim Desiminasi tim dapat - Ketua 2 jaga Rena 2017
yang belum terlaksana Tim Desem bersalin
3 Belum adanya Membuat Memberikan Seluruh Diskusi dan Poster/ Sabtu, Ruang Ikom 08 Desember
leaflet atau leaflet atau pendidikan bidan di praktek Leaflet 02 Anggrek Ivan 2017
poster poster kesehatan ruang Jaga Desem Dani
kebutuhan kebutuhan melalui media Bersalin ber Ricky
pengetahuan pengetahuan leaflet/poster 2017 A.Z
ibu postpartum ibu postpartum
di Ruang
Anggrek
4 Usulan Mengusulk Agar Karu Kolaborasi - Sabtu, - Dwi H 11 Desember
pengembangan an kepada meningkatkan Ruang dengan 02 Diki 2017
SDM ruangan SDM Jaga bagian SDM Desem
untuk Bersalin ber
membuat 2017
maping
pelatihan
A. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Tanggal Kegiatan Tujuan Pelaksana Sasaran Tempat
Keperawatan
1. Belum 05 -12 – Persiapan : Mempermudah petugas Wiranti Seluruh bidan Ruang
tersedianya 2017 Menyediakan tempat kesehatan (bidan) untuk Kusuma diruang jaga
pelabelan pada obat dan membuat label mengambil BHP dan Dewi anggrek bersalin
obat-obatan dan obat, dan BHP obat sehingga
penempatan alat- meminimalisir Noviana
alat maupun BHP Pelaksanaan : kesalahan dalam Meilani
yang belum Memasangkan label obat pemberian obat
sesuai dan BHP dilemari obat
2. Pelaksanaan 9 – 12 – Persiapan : Noerfaizah Kepala Ruang
metode TIM yang 2017 Koordinasi dengan Untuk mendapatkan ruangan Jaga
belum optimal kabid keperawatan persetujuan Rena Fitri Ketua Tim Bersalin
dan instalasi rawat Yanti Bidan
inap
A. Kesimpulan
Kegiatan praktek profesi manajemen keperawatan di RS Kencana Serang
dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu mulai tanggal 20 November – 16
Desember 2017. Kesimpulan yang didapat kelompok dari pengkajian
sampai evaluasi adalah pengkajian meliputi unsur manajemen. Pada unsur
Man (M-1) didapat masalah yaitu tidak ada tenaga keperawatan baik D III
maupun S1-Ners, pada unsur material (M-2) didapatkan masalah belum
tersedianya pelabelan pada obat-obatan dan penempatan alat-alat maupun
BHP yang belum sesuai, pada unsur metode (M-3) didapatkan masalah
ruangan belum memiliki visi misi tersendiri, struktur organisasi di ruang
anggrek masih menggunakan struktur yang lama, pelaksanaan metode tim
yang belum optimal, belum adanya leaflet dan poster kebutuhan ibu post
partum, pada unsur market (M-5) didapatkan masalah ruangan belum ada
upaya marketing, serta kurang optimalnya komunikasi terapeutik pada
pasien.
B. Saran
1. Bagi STIKes Faletehan
Lebih meningkatkan koleksi buku atau literatur mengenai
management keperawatan sehingga proses belajar menjadi lebih baik
lagi.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa belajar memahami, mencoba dan mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat merupakan siklus yang memudahkan untuk
beradaptasi dan mencapai kompetensi dilahan praktek. Ketika semua
kompetensi sudah didapatkan secara optimal sehingga dapat
meningkatkan daya saing didunia kerja.
Depkes RI. 2009. Kebutuhan Alat Medis dan Rumah Tangga Di Ruang
Rawat Inap. Jakarta : Depkes RI.
Douglas, Laura Mae. 1992. The Effective Nurse : Leader and Manaer., 4th.
Ed. Mosby-year boo. Ine.
Kadang- Tidak
No. Kriteria Selalu Sering Jarang
kadang pernah
Berilah tanda check list (√) pada salah satu dari kolom yang tersedia
di samping pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang anda pilih
STP : Sangat tidak puas
CP : Cukup puas
P : Puas
SP : Sangat puas
TP : Tidak puas
No Pertanyaan STP TP CP P SP
1 Tersedia peralatan dan
perlengkapan yang mendukung
pekerjaan
2 Tersedianya fasilitas penunjang
seperti kamar mandi, tempat
parker, kantin
3 Kondisi ruangan kerja terutama
berkaitan dengan ventilasi udara,
kebersihan dan kebisingan
4 Adanya jaminan atas
kesehatan dan keselamatan kerja
5 Perhatian institusi rumah sakit
terhadap saudara
6 Hubungan antar karyawan dan
kelompok kerja
7 Kemampuan dalam bekerjasama
antar
8 Sikap teman-teman sekerja
terhadap saudara
9 Kesesuaian antara pekerjaan
dan latar belakang pendidikan
saudara
10 Kemampuan dalam
menggunakan waktu bekerja
dengan penugasan yang diberikan
11 Kemampuan supervise/
pengawas dalam membuat
keputusan
12 Perlakuan atasan selama saya
bekerja disini
Pelabelan Obat
Metode Tim
Komter