Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan anak di tiap negara berbeda karena perbedaan

lingkungan yang mempengaruhinya. Namun secara garis besarnya masalah

tersebut di seluruh dunia di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu :

masalah kesehatan dinegara maju dan masalah kesehatan di negara

berkembang (Ilmu Kesehatan Anak, hal 1, 2002).

Pola penyakit di negara maju sangat berbeda dengan negara sedang

berkembang. Pola penyakit yang ada dinegara sedang berkembang 50-100

tahun yang lalu pernah di alami negara maju. Sekarang ini pola penyakit yang

ada dinegara maju ialah keganasan, kecelakaan, kelainan genetika, gangguan

pertumbuhan intrauteri dan gangguan psikososial. Berlainan sekali dengan

negara sedang berkembang umumnya berupa penyakit infeksi, infestasi parasit

dan penyakit kurang gizi. Sebenarnya timbulnya suatu penyakit dipengaruhi 3

faktor penentu yaitu : factor genetic, factor lingkungan (biopsikososial) dan

perilaku individu sendiri. Di Indonesia karena factor lingkungan kurang

menunjang, tingkat pendidikan rendah maka di jumpai banyak penyakit

infeksi, infestasi parasit, penyakit kulit atau penyakit kurang gizi (Ilmu

Kesehatan Anak, hal 1, 2002).

Penyakit jantung bayi dan anak dibagi menjadi dua golongan yaitu

penyakit jantung bawaan (stenosis pulmonal perifer) dan penyakit jantung

didapat (RHD). Demam reumatik akut merupakan peradangan akut yang dapat
menyertai faringitis yang di sebabkan oleh Sterptokokkus Beta Hemolitikus

Grup A dan infeksi tersebut terjadi di tenggorokan sebelum terjadi demam

reumatik. Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab

penting penyakit jantung pada anak diseluruh dunia. Demam rematik ini

menimbulkan gejala sisa pada katup-katup jantung dan disebut penyakit

jantung rematik. Penyakit jantung rematik ini di tandai dengan satu atau lebih

gejala mayor yaitu poliartitis migrans akut, karditis, korea minor, nodul

subkutan dan eritrema marginatum. Gejala awalnya ialah lelah, pucat,

anoreksia deman dan nyeri. Tanda klinisnya takikardi dan bising patologis

(Kapita Selekta Kedokteran, hal 454, 2000).

Gejala jantung ialah ketidak mampuan jantung untuk meningkatkan curah

jantung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh

(Tucker,SM,1998). Gagal jantung merupakan komplikasi dari demam rematik.

Masalah yang bias timbul sehubungan dengan komplikasi penyakit

jantung rematik (Decom Cordis) adalah gangguan pemenuhan oksigen

sehubungan dengan sesak. Gangguan aktivitas sehubungan denga sesak dan

kelemahan serta gangguan hospitalisasi sehubungan denga perawatan dirumah

sakit ( Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan,hal 68, 1999).

Adapun intervensi keperawatan yang bisa di berikan pada anak dengan

reumatik heard disease ialah mengobservasi tanda vital, mengkaji keluhan

utama dan memberikan pengobatan sesuai program therapy. Dengan melihat

kompleksnya masalah diatas dan beberapa komplikasinya, maka penulis

tertarik untuk mengambil Asuhan Keperawatan pada klien Sdr. DW dengan

kasus Rematik Heard Disease di ruang marwah RSI Fatimah Banyuwangi.


B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyaknya masalah yang di hadapi pasien yang berobat

di rumah sakit umum maupun rumah sakit swasta yang sering dijumpai di

ruang penyakit dalam. Penulis membatasi hanya pada Sdr. DW dengan kasus

Rematik Heard Disease (RHD) di ruang Marwah RSI Fatimah Banyuwangi.

C. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan klien

dengan penyakit jantung rematik di Ruang Marwah RSI Fatimah.

2) Tujuan Khusus

a.Melakukan pengkajian pada klien dengan RHD.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan.

c.Menentukan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan RHD.

d. Menerapkan asuhan keperawatan yang telah disusun.

e.Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan.

f. Mendokumentasikan tindakan keperawatan.

D. Metode Penulisan

1. Wawancara

Yaitu dengan tanya jawab secara langsung dengan klien dan secara tidak

langsung dengan keluarga.


2. Observasi Partisipatif

Yaitu pengamatan kondisi dan perkembangan penyakit klien melalui

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

3. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan menggali informasi dan teori dari buku literature yang

mendukung penyusunan karya tulis ini dengan pembandingan data antara

teori dengan kasus yang dihadapi.

4. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mempelajari catatan perkembangan dari status kesehatan

klien untuk mengetahui dan mendapatkan data penunjang lainnya.

Diharapkan dengan keempat metode tersebut dapat membantu penulis

dalam penyusunan karya tulis ini.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan masalah,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan konsep dasar penyakit dengan klien dengan rematik heard

disease melalui literature yang di peroleh.

BAB III TINJAUAN KASUS

Berisikan tinjauan kasus di lapangan yang menjelaskan tentang

proses keperawatan sesuai dengan kasus meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.


BAB IV PEMBAHASAN

Berupa pembahasan yang bertujuan untuk membahas kesenjangan

dalam teori dan fakta yang ada dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan penyakit jantung rematik.

BAB V PENUTUP

Kesimpula dirumuskan untuk menjawab tujuan dan merupakan inti

dari bab pembahasan. Sedangkan saran merupakan alternative

pemecahan masalah yang di tawarkan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN RHD

Penyakit jantung yang di tandai dengan kerusakan pada katup jantung

akibat serangan karditis reumatik akut yang berulang kali (Kapita Selekta

Kedokteran, Edisi 3, Hal 451, 2001).

Sindroma klinis sebagai komplikasi infeksi streptokokkus beta hemolitikus

grup A dengan satu atau lebih gejala mayor poliartritis, migrans akut, karditis,

korea minor, nodul subkutan dan eritrema marginatum (Ilmu Kesehatan Anak,

Hal 599, 2002).

B. ETIOLOGI

Yaitu infeksi streptokokkus beta hemolitikus grup A pada saluran nafas

atas (tenggorok) dan selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik

serangan pertama maupun serangan ulang. Terjadi peningkatan antibodi

terhadap stertokokkus, insiden tertinggi sehubungan dengan infeksi saluran

nafas atas dan 3 % terjadi di asrama.

FAKTOR PREDISPOSISI

 Biasa terjadi pada satu keluarga atau keluarga kembar.

 Terjadi 1-4 minggu sesudah serangan tonsillitis, faringitis atau otitis

media.
 Infeksi stertokokkus beta hemolitikus hasilkan antigen- antibodi

menyebabkan demam rematik yang merupakan suatu komplikasi.

 Terjadi kurang lebih 1 % kasus penyakit jantung, terjadi pada orang kulit

hitam dari pada orang kulit putih dan dipengaruhi faktor lingkungan.

 Sering menyerang anak usia 5-15 tahun dan puncak umur 8 tahun.

 Disebabkan perawatan kesehatan yang rendah, terjadi pada daerah dataran

tinggi, perubahan cuaca yang mendadak dapat menjadi pencetus ISPA.


C. PATOFISIOLOGI

Invasi kuman streptokokkus beta hemolitikus

Grup A

Droplet

Imfeksi lapisan epitel

Jaringan limfoid beraksi

Peradangan Peningkatan suhu tubuh

Peningkatan leukosit PMN

Tonsilitis,faringitis

Aliran darah sistemik

Jantung

Reaksi antigen-antibody (Steptomisin O dan


Steptokinase)

Demam reumatik Menyerang otot jantung

Valvulitis mitral

Carditis matoid akut


Penebalan katup

Penyakit jantung rematik

Terjadi kekakuan katup

Beban jantung meningkat


Penutupan katup tidak
Sempurna

COP menurun
Aliran darah retrograde dari ventrikel kiri
keatrium kiri
Suplay O2 menurun

Agar aliran darah keaorta Normal O2 untuk metabolismemenurun

Energi yang dihasilkan menurun


Kerja atrium kiri dan
ventrikel kiri tetap
normal Kelemahan fisik

Dilatasi ventrikel kiri Intoleransi aktivitas

Hipertrofi dinding ventrikel kiri

Dilatasi atrium kiri

Hipertrifi atrium kiri

Kongesti vena pulmonalis

Kongesti paru-paru
Hipertrofi atrium kiri Aliran darah keseluruh jaringan berkurang

Hipertrofi vena kanan Resiko perfusi jaringan

Akumulasi cairan pada paru

Paru kolaps

Expansi paru menurun

Oksigen menurun

Sesak Cemas

Gangguan pemenuhan
oksigen

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam

 Tidak khas, bisa berkali-kali dengan tanda umum malaise dan penurunan

kesadaran.

 Tipe demam remitten dan kembali normal 2-3 minggu.

2. Nyeri Persendian
 Nyeri persendian dengan tanda radang (atralgia).

 Lutut paling sering (75 %) dan pergelangan kaki

( 50 %).

3. Pankarditis

 Pankarditis berupa endi, mio dan perikarditis terjadi

pada 50 % kasus demam rematik pertama adanya karditis dapat diduga

dengan adanya bising jantung.

4. Nodul Subkutan

 Timbul pada minggu pertama, berupa jaringan padat

tidak nyeri dan berhubungan dengan tendon kapsul persendian dan fasia

terutama extensor siku, lutut, jari, punggung dan kepala.

E. KOMPLIKASI

 Endokarditis

 Miokarditis

 Perikarditis

 Stenosis/ insufisiensi

 Gagal jantung (decom cordis).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. EKG :pemanjangan interval P-R.

2. Laboratorium :laju endap darah,

pretein C reaktif dan lekositosis.


3. Radiologi :foto thorak untuk

mengetahui pembesaran jantung.

G. PENATALAKSANAAN

1. Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai keadaan

jantung.

2. Pengobatan yang adequate setelah diagnosis ditegakkan,

dianjurkan menggunakan penissilin dosis biasa selama 10 hari pada pasien

yang peka diganti dengan eritromisin. Penisilin berpengaruh terhadap

demam, gejala sendi dan laju endap darah.

TABEL 9-20
PENGOBATAN INFEKSI STREPTOKOKKUS BETA
HEMOLITIKUS GRUP A

CARA LAMA
JENIS OBAT DOSIS
PEMBERIAN PEMBERIAN

600.000-1,2 juta
Penisilin benzatin IM Satu kali
satuan

1-2 x sehari selama


Penisilin prokain IM 600.000 satuan
10 hari

3x sehari selama 10
Penisilin v Oral 250.000 satuan
hari

4x sehari selam 10
Eri tromisin Oral 125-250 mg
hari

3. Dengan obat anti inflamasi (salisilat dan steroid) efektif

untuk mengurangi gejala demam, kelainan sendi serta fase reaksi akut.

Dalam pemberian salisilat jangan di berikan antasida. Untuk dosis salisilat


tidak perlu penuh 100 mg/kg BB/hari, cukup 50-75 mg/kg BB/hari.

Steroid lebih baik mengembalikan keadaan umum.

TABEL 9-21

TERAPI ANTIINFLAMASI PADA DEMAM REUMATIK

DI BAGIAN IK FKUI/RSCM JAKARTA

KARDIOMEGALI,
KARDITIS RINGAN
ARTRITIS KARDITIS BERAT,
TANPA KARDIOMEGALI
GAGAL JANTANG
1. Salisilat 100 Salisilat 100 mg/kg BB/hari.
Prednisom 2 mg/kg
mg/kg BB/hari ( rata – rata
BB/hari. Setelah 1 – 2 minggu turun 4x10 mg ).
2. Setelah 1 menjadi 75 mg/kg BB/hari. Setelah 2 minggu
minggu turunkan menjadi 3x10
turunkan mg.
menjadi 75
mg/kg
BB/hari.
3. Bila hasil Teruskan 6 – 8 minggu ( total Setelah 2 minggu
laboratorium terapi 12 minggu ). turunkan mg 4x5 mg.
normal
turunkan
menjadi 50
mg/kg
BB/hari.
4. Setelah 2 Ganti prednisone bila timbul Turunkan menjadi 3x5
minggu kardiomegali. mg,mulai berikan
teruskan salisilat.
minimal 6
minggu.
5. - - Dosis prednison terus
diturunkan tiap minggu
salisilat berikan sampai 6
– 12 minggu.
4. Diit sesuai keadaan pasien, biasanya cukup kalori dan

protein, suplemen vitamin dapat dibenarkan. Bila gagal jantung diit untuk

gagal jantung.

5. Istirahat dan Mobilisasi.. Selama terdapat radang akut

klien harus istirahat di tempat tidur, arthritis tirah baring 2 minggu,

sedangkan karditis berat dan gagal jantung dapat sampai 6 bulan

mobilisasi secara bertahap.

TABEL 9 – 22.
PEDOMAN MASA ISTIRAHAT DAN MOBILISASI
PASIEN DEMAM REUMATIK AKUT.

KARDITIS KARDITIS
KARDITIS TANPA +
ARTRITIS
MINIMAL KARDIOM KARDIOM
EGALI EGALI
Tirah baring 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3 – 6 bulan
mobilisasi bertahap 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3 bulan
di ruangan.

Mobilisasi 3 minggu 4 minggu 3 bulan 3 bulan atau


bertahap di luar lebih
ruangan semua sesudah sesudah sesudah
kegiatan. bervariasi
6 – 8 minggu 10 minggu 6 bulan

6. Obat lain sesuai dengan kebutuhan, pada penyakit jantung

rematik akan terjadi gagal jantung kongestif.


KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

A. Analisa Data

1) Biodata

Umur : Biasa terjadi pada umur 5 – 15 tahun dengan

puncaknya usia 8 tahun,karena anak dalam masa

tumbuh kembang.

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita mempunyai kemungkinan yang sama

untuk terserang.

Sosek : Sosial ekonomi rendah mudah terjangkit penyakit

dikarenakan lingkungan,sanitasi,gizi,gaya hidup dan

pengobatan yang tidak tepat.

2) Keluhan Utama

Keluhan yang sering terjadi yaitu demam,nyeri persendian,bila

terjadi decom cordis akan sesak nafas,batuk dan nyeri dada.


3) Riwayat Penyakit Sekarang

Klien akan tampak mudah capek dan dispnea saat melakukan

aktivitas,sesak seperti tetimpa benda berat,sesak bertambah bila

digunakan beraktivitas dan mereda bila digunakan posisi setengah

berbaring,klien tampak gelisah dan terengah – engah. Dan kambuh

waktu musim dingin.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelum terkena penyakit jantung reumatik klien menderita ISPA

dan biasanya terjadi kelainan katup bawaan.

5) Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga biasanya ada yang mempunyai penyakit

jantung,penyakit menurun ( Asma ),dan menular ( TBC,ISPA ).

6) Riwayat Psikologis dan Spiritual

Stres dapat menurunkan imun dan meningkatan kerja jantung dan

spiritual untuk mengendalikan kecemasan.

7) Pola Kebiasaan Sehari – hari

a). Nutrisi

Hindari makanan yang banyak kolesterol,minum

kopi,alkohol dan berikan nutrisi seimbang sesuai diit.

b). Eliminasi
Terjadi penurunan haluaran urine.

c). Aktivitas dan Istirirahat,tidur

Klien kelihatan lemah dan aktivitas berkurang,dan

istirahat,tidur akan terganggu bila demam,sesak dan batuk.

d). Personal Hygiene

Kebersihan diri mengalami ganguan dan memerlukan bantuan.

8) Pemeriksaan Fisik

a). Keadaan Umum

Keadaan fisik lemah ditandai klien berbaring di tempat

tidur,sesak dan kesadaran baik / composmetis,ansietas,cyanosis

perifer.

b). Vital Sign

Tensi : Meningkat.

Nadi : Meningkat.

Suhu : Normal / Meningkat.

RR : Meningkat dan tidak teratur.

BB : Meningkat bila edema.

c). Cepalo Caudal

1. Kepala dan Rambut

Kulit kepala bersih akan kotor bila bedrest lama,tidak ada

lesi,benjolan dan nyeri tekan rambut tidak rontok.

2. Mata
Conjonctiva pucat,bola mata kanan dan kiri simetris sclera tidak

icterus,reflek pupil terhadap cahaya baik.

3. Hidung

Terdapat pernafasan cubing hidung,warna kulit sama dengan

sekitar,tidak ada sekret.

4. Telinga

Tidak ada lesi,peradangan,pendengaran tidak ada ganguan.

5. Mulut dan Leher

Mucosa bibir kering,sianosis,gusi tidak ada lesi,lidah cukup,gigi

bersih. Pembesaran vena jugularis,tidak ada lesi,nyeri tekan.

6. Thoraks / Jantung

Inspeksi : Ictus cordis kelihatan ( 2 cm ),retraksi

interkosta,sesak.

Palpasi : Ictus cordis teraba, di ICS 6 / 7 mid clavikula

sinistra.

Perkusi : Terdengar pekak dan pembesaran jantung di ICS

6 / 7 mid clavicula sinistra.

Auskultasi : Irama gallop ( S3 – S4 ).

7. Paru

Inspeksi : Kelihatan sesak dan otot Bantu pernafasan,tracinea

( lebih dari 24x / menit.

Palpasi : Vokal fremitus menurun,karena adanya akumulasi

cairan pada paru.


Perkusi : Suara paru redup.

Auskultasi : Terdengar ronchi.

8.Abdumen

Inspeksi : Ada acites atau tidak,kulit terlihat sianosis,cekung.

Auskultasi : Bising usus menurun.

Palpasi : Adanya distensi abdomen,tugor kulit menurun ( 1

– 2 detik ).

Perkusi : Adanya hypertimpani

d. Ekstremitas / Integumen

Edema tungkai,kuku cyanosis,tugor kulit menurun.

e. Genital dan Anus

Edema pada genital dan sairum.

9) Pemeriksaan Penunjang

a. EKG

Hipertrafi ventrikel kiri dan pembesaran atrium kiri ( pinitral )

perubahan segmen S – I dan gelombang I diantara prekardium kiri

pada insufisiensi berak. Bila hijurtensi pulmanal,terdapat gambaran

hipertrafi ventrikel kanan dan pembesaran atrium kanan.

b. Foto Rongen Dada

Pembesaran ventrikel kiri pada insufisiensi yang lebih berat.

Bila berat dan lama terlihat gambaran kongesti paru dan hipertrafi

ventrikel kanan ( menunjukan hipertensi pulmanal ).

c. Ekakardrografi
Dapat ditemukan ada tidaknya hipertrafi serta diatas ruang

jantung,pada insufisiensi mitral didapatkan arus darah abnormal

dari ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistole.

d. Darah Lengkap

 Hematologi

- LEP

- HB

- Leucasit

 Faal Ginjal

- Ureum ( BUN )

- Kreatinin

- Urine Acid

 Kadar Lemak

- Cholesterol

- Trigiseriba

 Kadar Gula

- Glucosa 2 2PP

- Reduksi

- Tidak ada Cyanosis


II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan

yang aktual dan potensial yang dimaksud masalah aktual adalah masalah

ditemukan pada saat dilakukan pengkajian,sedang masalah potensial ialah

yang kemungkinan akan timbul kemudian ( Nasrul Effendy, 1995 ).

Maka diagnosa yang muncul pada klien dengan Penyakit Jantung

Reumatik ialah :

1. Gangguan pemenuhan O2 berhubungan dengan ketidak efektifan jalan

nafas akibat sesak dan peningkatan tekanan kapiler paru.

2. Cemas berhubungan dengan kekusangan O2 akibat sesak proses penyakit

dan perawatan diri.

3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan.

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder

penurunan curah jantung.

5. Potensial gangguan intergritas kulit berhubungan dengan gangguan

sirkulasi status metabolik.

III. PERENCANAAN

Perencanaan keperawatan ialah mata rantai antara penetapan

kebutuhan pasien dan pelaksanaan tindakan keperawatan. Asuhan

keperaawatan merupakan petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat

mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien berdasarkan

diagnosa keperawatan dan dengan melibatkan klien secara optimal ( Nasrul

Effendy, 1995 ).
Rencana keperawatan pada klien dengan Penyakit Jantung Reumatik

ialah :

Diagnosa I

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan 3x24jam O2 terpenuhi.

Kriteria standart :

- Respirasi dalam batas normal ( 16 – 24x / menit ).

- Pernafasan tidak cuping hidung.

- Oksigen terpenuhi.

- Tidak ada cyanosis

Intervensi :

a. Pantau frekuensi pernafasan

Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat

ditemukan pada penumpukan secret pada jalan nafas.

Pernafasan dapat melambat dan frekuensi expansi memanjang

dari pada inspirasi.

b. Beri posisi semi fowler

Rasional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi

pernafasan dengan menggunakan gravitasi, menghindari

penekanan pada paru dan expansi paru meksimal.

c. Berikan oksigen sesuai indikasi

Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar yang dapat

memperbaiki atau menurunkan hipoksemia jaringan.

d. Ajarkan pada klien batuk efektif


Rasional : Membersihkan jalan nafas dan mempermudah aliran oksigen.

e. Observasi tanda-tanda vital

Rasional : Mengetahui perkembangan lebih dini terhadap adanya masalah

dan evaluasi tindakan keperawatan.

f. Longgarkan pakaian pada daerah dada

Rasional : Mengupayakan otot-otot pernafasan bekerja lebih efektif dan

memaksimalkan ekpansi paru.

g. Beri obat sesuai program therapy (diuretik dan bronkodilator)

Rasional : Diuretik menurunkan kongesti alveolar, meningkatkan

pertukaran gas. Bronkodilator meningkatkan aliran oksigen

dengan mendilatasi jalan nafas kecil dan menurunkan kongesti

paru.

Diagnosa 2

Tujuan :

Setelah di berikan perawatan 2x24 jam rasa cemas berkurang sampai hilang.

Kriteria Standart :

 Klien tidak emosional

 Klien tidak tegang/ekpresi wajah tenang

 Klien tidak melamun

 Sesak berkurang sampai hilang

Intervensi :

a. Bina hubungan saling percaya

Rasional : Untuk mempermudah menggali data perkembangan

pada klien.
b. Beri waktu kepada klien dalam

mengekspresikan wajahnya

Rasional : Memberikan kesempatan dalam mengekpresikan

emosinya dan mengurangi rasa takut.

c. Jelaskan pada klien dan keluarga

tentang penyakitnya

Rasional : Ketidak tahuan tentang masalah yang di alami dan

kurangnya informasi dapat menambah kecemasan.

d. Atur lingkungan yang tenang

Rasional : Ketegangan dapat di kurangi dengan lingkungan

tenang, klien akan lebih rileks dan meningkatkan

kemampuan koping.

e. Kaji tingkat kecemasan

Rasional : Mendapatkan data yang dibutuhkan dalam

mengetahui kecemasan yang dialami dan memberikan

kesempatan pada klien untuk mengekspresikan

perasaannya.

f. Kaji tanda verbal atau non verbal

Rasional : Klien mungkin tidak menunjukkan masalah secara

langsung, tetapi kata-kata dan tindakan dapat

menunjukkan rasa marah dan gelisah.

g. Berikan obat sesuai program

therapy (anticemas)
Rasional : Meningkatkan relaksasi atau istirahat dan menurunkan

rasa cemas.

Diagnosa 3

Tujuan :

Setelah dilakukan perwatan 1x24 jam suhu tubuh kembali normal.

Kriteria Standart :

 Mempertahankan suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C)

 Peradangan berkurang sampai hilang

 Menghubungkan metode pencegahan hipertermi

Intervensi :

a. Kaji intake cairan

Rasional : Kekurangan volume cairan mengakibatkan

peningkatan suhu tubuh.

b. Berikan kompres

dingin

Rasional : Kompres dingin membantu menurunkan suhu tubuh

dalam batas normal.

c. Anjurkan

menggunakan pakaian tipis


Rasional : Mengurangi atau memudahkan sirkulasi udara yang

membantu menurunkan suhu tubuh dan membantu

penyerapan panas tubuh.

d. Observasi tanda

vital

Rasional : Suhu tinggi (>35,50C) merupakan tanda terjadinya

infeksi atau dehidrasi. Dengan mengobservasi secara

teratur untuk mengetahui program terapi berhasil /

tidak.

e. Ajarkan mengetahui tanda awal hipertermi (kulit kemerahan dan

keletihan)

Rasional : Keluarga / klien akan lebih kooperatif dalam

tindakan keperawatan dan mencegah terjadinya

komplikasi.

f. Beri minum sedikit

tapi sering dan kaji kontraindikasi

Rasional : Membantu / sebagai termolegulator dan

mengembalikan cairan tubuh yang hilang

(dehidrasi).

g. Beri obat sesuai

program therapy

Rasional : Membantu mengurangi suhu tubuh dalam batas

normal dan mencegah terjadinya komplikasi.

Diagnosa 4
Tujuan :

Setelah diberikan perawatan 1x24jam intoleransi aktivitas berkurang

sampai hilang.

Kriteria Standart :

 Mendemontrasikan peningkatan toleransi aktivitas.

 Memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.

 Menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Intervensi :

a. Pantau tanda intoleransi aktivitas

Rasional : Memberikan data yang dibutuhkan dalam melakukan

intervensi keperawatan.

b. Observasi tanda vital

Rasional : Mengetahui tingkat aktivitas dalam batas normal.

Peningkatan tekanan darah, nadi, suhu dalam batas

normal memberikan gambaran kongkret batasan

aktivitas.

c. Kaji penyebab kelemahan

Rasional : Kelemahan efek samping beberapa obat. Stres dan nyeri

memerlukan energi dan penyebab kelemahan.

d. Jelaskan pentingnya aktivitas bertahap

Rasional : Aktivitas bertahap memberikan control terhadap

toleransi aktivitas dan melatih kekuatan otot.

e. Tingkatkan istirahat dan batasi aktivitas


Rasional : Menurunkan kerja miokard atau konsumsi oksigen dan

menurunkan resiko komplikasi.

f. Observasi frekuensi jantung dan irama

jantung

Rasional : Kecenderungan menentukan respon klien terhadap

aktivitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen

miokard yang memerlukan penurunan aktivitas.

Diagnosa 5

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam integritas kulit berkurang

sampai hilang.

Kriteria Standart :

 Mempertahankan integritas kulit.

 Mendemonstrasikan tehnik mencegah integritas

kulit.

 Mencegah komplikasi.

Intervensi :

a. Observasi area sirkulasi (edema)

Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer,

imobilisasi fisik dan gangguan status nutrisi.

b. Pijat area kemerahan atau yang memutih

Rasional : Meminimalkan hipoksia jaringan dan meningkatkan

aliran darah.
c. Anjurkan mengubah posisi ditempat tidur

dan latih rentang gerak aktif/pasif

Rasional : Memperbaiki sirkulasi atau menurunkan waktu satu

area yang mengganggu aliran darah.

d. Hindari obat intramuskuler

Rasional : Gangguan sirkulasi memperlambat absorbsi obat

dan predisposisi untuk kerusakan kulit.

e. Berikan tekanan alternativ/kasur

Rasional : Menurunkan tekanan pada kulit dapat memperbaiki

sirkulasi.

f. Berikan oksigen sesuai program therapy

Rasional : Mencegah terjadinya hipoksia dan membantu

terpenuhinya nutrisi dan oksigen perifer.

IV. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk

membantu klien untuk beralih dari status kesehatan saat ini kestatus

kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).

Implementasi menuangkan rencana asuhan kedalam tindakan setelah

rencana dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat

melakukan intervensi keperawatan spesifik yang mencakup tindakan

perawatan (Bulechek dan MC Closkey,1995).


Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima

tahap yaitu mengkaji ulang klien, menelaah dan memodifikasi rencana

asuhan yang sudah ada, mengidentifikasikan area bantuan,

mengimplementasikan intervensi keperawatan dan mengkomunikasikannya.

V. EVALUASI

Evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon klien terhadap

tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Data di

kumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan dalam

fungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam ketersediaan atau pengguaan

sumber external (Cornevoli da Thomas,1993).

Aspek lain dari evaluasi mencakup pengukuran kualitas asuhan

keperawatan yang di berikan dalam lingkungan perawatan kesehatan.

Perawat mengevaluasi setiap kemajuan dan pemulihan klien, tetapi hal ini

tidak cukup. Organisasi perawatan kesehatan harus bertanggung jawab

untuk mengevaluasi dan memperbaiki kualitas keperawatan dan layanan

perawatan klien lainnya yang diberikan pada semua klien.


BAB III

TINJAUAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

a.Nama : Sdr. DW

b. Umur : 11 tahun

c.Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Agama : Islam
e.Suku/Bangsa : Jawa

f. Alamat : Gunung Krikil Rt 1/I Glenmore

g. Pekerjaan : Pelajar

h. Nomer Register : 2007 0103 032

i. Tanggal MRS : 03 Januari 2007

j. Tanggal Pengkajian : 05 Januari 2007

k. Diaonosa Medis : Reumatik Heard Disease (RHD)

Biodata Penanggung Jawab

a.Nama : Ny. S

b. Umur : 42 tahun

c.Jenis Kelamin : Perempuan

d. Agama : Islam

e.Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

f. Pendidikan :-

g. Status Perkawinan: Menikah

h. Suku/Bangsa : Jawa

i. Alamat : Glenfalock Rt 1/I

2. Keluhan Utama

a. Saat MRS

Kurang lebih satu bulan sesak, nyeri pada dada sebelah kiri,pucat dan

riwayat opname 1 minggu.


b. Saat Pengkajian

Klien mengatakan bahwa nafasnya terasa sesak, lemas dan batuk.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluarga klien mengatakan mulai 1 bulan yang lalu klien sesak nafas

dan memeriksakannya kedokter. Kakek klien mengatakan tiba-tiba klien

sesak. Klien merasa sesak bila terkena hawa dingin, batuk pilek, sesak yang

dirasakan seperti terkena benda berat di saluran pernafasan pada saat

serangan terjadi dan kurang lebih 1 bulan merasa nyeri pada dada kiri. Klien

sesak nafas, kelihatan pucat dan riwayat opname 1 minggu dan dirujuk ke

RSI Fatimah, diperiksa dokter Didit dengan T: 110/90 mmHg, N:80 x/mnt,

S: 36OC, BB:26 Kg dan mendapat terapi infus.

4. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Satu bulan yang lalu klien sesak nafas dan menjalani rawat inap 1

minggu di rumah sakit dan memeriksakan kedokter bila sesaknya kambuh.

Keluarga klien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti yang

dialami sekarang.

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita

penyakit jantung yang dialami anaknya, penyakit menurun (Asma,

DM,Hipertensi) dan penyakit menular (TBC).

6. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual

a. Riwayat Psikologis

Klien merasa gelisah dan tidak nyaman dengan penyakit yang dialami.

b. Riwayat Hospitalisasi

Klien pernah opname dirumah sakit sehingga tidak tampak adanya

ketakutan bila didekati perawat.

c.Aspek Spiritual/Sistem Nilai Kepercayaan

Klien berharap ingin cepat sembuh dan keluarganya percaya dengan

perawatan yang diberikan anaknya akan cepat sembuh.

7. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

1) Sebelum Sakit

Dirumah klien makan 3x perhari dengan jenis makanan nasi, sayur,

lauk (tahu, tempe) dan kadang makan buah dan minum air putih dan

mulai umur 1 tahun minum coca-cola setiap hari.


2) Saat Sakit

Keluarga klien mengatakan bahwa makannya dihabiskan ( dengan

lontong) dan buburnya tidak dimakan. Makannya sesuai diit yang

diberikan.

b. Pola Eliminasi

1) Buang Air Besar

a) Sebelum Sakit

Dirumah klien mengatakan BAB 1-2x/hari, warna kuning

konsistensi lunak

b) Saat sakit

Dirumah sakit klien BAB 1 kali sehari, warna kuning konsistensi

lunak, BAB diatas tempat tidur dengan menggunakan pispot.

2) Buang Air Kecil

a) Sebelum Sakit

Dirumah klien BAK 6-7 kali sehari, warna kuning jernih dan

tidak pernah mengalami kesulitan buang air kecil.

b) Saat Sakit
Dirumah sakit klien BAK 6-7 kali sehari, warna kuning jernih

dan kadang agak kuning gelap.

c. Pola Kebersihan Diri

1) Sebelum Sakit

Dirumah klien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan

menggunakan sabun mandi dan tidak lupa gosok gigi tapi kadang-

kadang lupa gosok gigi.

2) Saat Sakit

Dirumah sakit klien diseka dengan air hangat 2 kali sehari tanpa

sabun mandi yang dilakukan oleh keluarga, klien tidak pernah gosok

gigi dan kadang berkumur saja.

d. Pola Aktivitas dan Bermain

1) Sebelum Sakit

Setelah pulang sekolah klien langsung ganti baju, makan dan

bermain, klien cepat kelelahan saat beraktivitas. Waktu malam hari

klien belajar, menonton tv sampai pukul 21.00 wib lanngsung tidur

sampai pukul 05.00 wib dan mempersiapkan untuk sekolah.

2) Saat Sakit

Serangan terjadi 1 bulan yang lalu dan bila serangan terjadi klien

akan sesak, tidak bias melakukan apa-apa, hanya tidur ditempat tidur
dan semua kebutuhan dibantu keluarga. Saat dirumah sakit klien di

Bantu keluarganya, klien tampak sesak, batuk yang menyebabkan

kelelahan dan keadaan masih lemah.

e. Pola Istirahat Tidur

1) Sebelum Sakit

Dirumah klien jarang tidur siang pada malam hari biasanya tidur

pukul 21.00 wib dan terbangun kira-kira pukul 05.00 wib.

2) Saat Sakit

Pertama masuk rumah sakit klien sulit tidur karena sesak, tidur

sampai pukul 01.00 wib dan hari kedua klien tidur pukul 20.00 wib.

8. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

a.Keadaan Sakit

Kesadaran penuh/composmetis

Respon motorik :4

Respon bicara :5

Respon buka mata :6

b. Tanda-tanda Vital

Tensi : 110/80 mmHg


RR : 30 x/mnt

Nadi : 90 x/mnt

Suhu : 36,5 OC

c.Pemeriksaan cepalo caudal

1. Kepala dan Ranbut

Bentuk kepala bulat, kulit kepala cukup/ tidak kotor, tidak ada luka,

rambut tidak rontok, tidak ada pembengkakan, nyeri tekan ataupun sakit

kepala.

2. Hidung

Warna kulit hidung sama dengan sekitarnya, septum nasi simetris,

hidung kelihatan mengembang, tidak ada nyeri tekan , benjolan ataupun

luka.

3. Telinga

Telinga kanan dan kiri simetrism, kulit sama dengan sekitarnya, tidak

ada pembengkakan, tidak ada kotoran, nyeri tekan, tinnitus dan

gangguan pendengaran dan membrane tympani kelihatan seperti mutiara.

4. Mata
Kebersihan mata cukup, tidak ada secret, sclera tidak icterus, bola mata

kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi atau nyeri tekan.

5. Mulut, gigi, lidah dan faring

Saat pengkajian klien malas berbicara karena kelihatan agak sesak, pada

bibir kemerahan, kering, pecah-pecah, kebersihan gigi cukup, lidah dan

gusi kemerahan pada lidah terdapat warna putik.

6. Leher dan Tenggorokan

Bentuk simetris, ada distensi vena jugularis, warna kulit sama dengan

sekitar, tidak ada lesi, tidak ada kaku kuduk dan pergerakan leher

normal.

7. Dada/Thorax

a.Pemeriksaan paru

1) Inspeksi

Bentuk dada pigen chest, warna kulit sama dengan sekitarnya,

tidak ada lesi, frekuensi RR 31 x/mnt, irama pernafasan irregular,

inspirasi> ekspirasi.
2) Palpasi

Fokal fremitus antara kanan dan kiri sama, expansi paru tidak ada

ketinggalan gerak dan tidak ada nyeri tekan.

3) Perkusi

Suara paru redup karena ada edema pulmonal.

4) Auskultasi

Terdapat rochi saat inspirasi.

b. Pemeriksaan jantung

1) Inspeksi

Terlihat ictus cordis di ics 5 mid clavicula sinistra.

2) Palpasi

Ictus cordis di ics V mid clavicula sinistra.

3) Perkusi

Suara jantung pekak teredam karena ada penumpukan cairan. Batas

atas di ics 2 line sternalis dextra dan batas bawah di ics V mid

clavicula sinistra.

4) Auskultasi
Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, di antara BJ 1 dan BJ 2 terdengar

bising (BJ 3).

8. Abdomen

a. Inspeksi

Bentuk abdomen datar, warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada lesi

dan benjolan, dan tidak ada jaringan parut.

b. Auskultasi

Frekuensi peristaltik 10 kali permenit.

c. Palpasi

Perut teraba lembut, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan dan tidak

ada pembesaran hati.

d. Perkusi

Suara perut tympani, tidak ada acites dan kembung.

9. Extremitas dan Kuku

Gerak extremitas atas lemah, extremitas atas kiri terpasang infuse, pada

tungkai ada edema dan extremitas bawah lemah serta warna kuku tidak

pucat.

10. Integumen
Warna kulit sama dengan sekitarnya (sawo matang), akral dingin, tirgor

kulit menurun, tidak ada lesi dan kulit tidak cyanosis.

11. Pemeriksaan Penunjang

a. Tanggal 03 Januari 2007

Hb : 10.0 ( 13.0 - 18.0 g/dl)

b. Tanggal 08 Januari 2007

Hb : 10.0 ( 13.0 -18.0 g/dl)

Ht : 31,5 % ( 40 - 54%)

Leko : 7.000 ( 4.000 - 10.000)

Trombo :353.000 (150.000-450.000)

12. Penatalaksanaan

a. Bed Rest

Dengan posisi semi fowler

b. Therapi

Bactesyn 3x0,75 mg IV

Salticin 3x60 mg IV

Zestril 3x5 mg IV

Lanoxin 1-0-0

Benadryl 3xCI Oral


Aspen 3xCI Oral

Infus RL 10 tts/mnt

O2 2-4 l/mnt

c. Diit

Bentuk lunak :Bubur/lontong, sayur, lauk, buah (pisang)/ BK jantung.

13. Harapan Klien

Klien merasa tidak nyaman dengan penyakitnya, ingin cepat sembuh dan

pulang kerumah.
14. Genogram

Keterangan :
: Perempuan

: Laki - laki

: Klien
ANALISA DATA

Nama : Sdr. DW

No. Register : 2007 0103 032

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI


1 S: Klien mengatakan Gangguan Ventrikel gagal
nafasnya sesak pemenuhan O2 kosongkan darah
O: RR : 32 x/mnt
T : 110/80 mmHg
N : 96 x/mnt
S : 36,5 OC Back Ward
- Pernafasan cubing
hidung
- Pernafasan inspirasi > Isi ahir diastole
ekspirasi meningkat
- Terdengar ronchi pada
kedua paru
- Cyanosis (kuku, bibir) Isi dan tekanan
- Terpasang O2 2-4 L/mnt atrium meningkat
- Akral dingin
- Klien tampak gelisah
- Keadaan umum lemah Kerja atrium lebih
keras

Tekanan vena
kapiler meningkat

Akumulasi cairan
pada paru

Paru kolaps

Expansi paru
menurun

O2 menurun

Sesak
2 S : Klien mengatakan Intoleransi aktivitas -Ventrikel gagal

badannya lemas dan kosongkan darah

malas beraktivitas

O : RR : 32 x/mnt For Word

T : 110/80 mmHg

N : 96 x/mnt Curah jantung

S : 36,5 OC menurun

- Keadaan umum lemah

- Terpasang O2 2-4 L/mnt Ginjal

dan kelihatan sesak

nafas Retensi garam dan

- Klien selalu tidur-tiduran air

- Kencing menggunakan

pispot
- Makan dan minum di Extravasasi cairan

bantu keluarga

Sulit berubah

posisi

Intoleransi

aktivitas

-Ventrikel gagal

kosongkan darah

For Word

Isi dan tekanan

ahir diastole

meningkat

Isi dan tekanan

atrium meningkat

Tekanan vena dan

kapiler meningkat
Transudasi

jaringan interstitial

meningkat

Expansi paru

menurun

O2 menurun

sebabkan sesak

Metabolisme

tubuh menurun

Kecukupan energi

berkurang

Intoleransi

aktivitas

DAFTAR MASALAH
Nama : Sdr. DW

No. Register : 2007 0103 032

Tanggal Tanggal Tanda


Diagnosa Keperawatan
muncul Teratasi Tangan
05-01-2007 Gangguan pemenuhan O2 berhubungan 06-01-2007
dengan sesak dan penumpukan secret
yang ditandai dengan :
RR : 32 x/mnt
T : 110/80 mmHg
N : 96 x/mnt
S : 36,5 OC

 Keadaan umum lemah

 Pernafasan cubing hidung

 Pernafasan inspirasi > ekspirasi


dan terdengar adanya ronchi pada
kedua paru

 Cyanosis extremitas perifer

 Terpasang O2 2-4 L/mnt

 Akral dingin

05-01-2007 Intoleransi aktivitas berhubungan


dengan sesak dan kelemahan yang di
tandai dengan :
RR : 32 x/mnt
T : 110/80 mmHg
N : 96 x/mnt
S : 36,5OC

 Klien tampak lemah

 Terpasang O2 2-4 L/mnt dan


kelihatan sesak

 Klien selalu tidur-tiduran

 Kencing menggunakan pispot

 Makan dan minum dibantu


keluarga
CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Sdr. DW

No. Register : 2007 0103 032

Tanggal Jam NO Tindakan Keperawatan TT

DX
05-01-2007 21.30 1  Memberikan posisi semi fowler

dengan cara meninggikan bed

 Menjelaskan pada klien dan keluarga

penyebab sesak

 Memberikan dan memonotor O2 2-4

L/mnt sesuai program terapi

 Melonggarkan pakaian yang menekan

otot-otot pernafasan

24.00  Memberikan obat sesuai program

therapy

Bactesyn 0,75 mg

Salticin 60 mg

Zestril 5 mg

Lanoxin 1-0-1
05.00 O2 2-4 L/mnt

 Mengobservasi tanda-tanda vital

T : 110/80 mmHg

N : 96 x/mnt

S : 36,5 OC
RR : 32 x/mnt

 Mengatur lingkungan yang nyaman

05-01-2007 05.00 2  Menjelaskan pentingnya istirahat tirah

baring

 Membantu dalam pemenuhan

kebutuhan klien

 Mengajarkan klien dan keluarga

metode penghematan energi

 Mengobservasi tanda-tanda vital

T :110/80 mmHg

N : 96 x/mnt

S : 36,5 OC

RR : 32 x/mnt

 Menghentikan aktivitas bila kelelahan

 Menganjurkan beraktivitas secara

bertahap
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Sdr. DW

No. Register : 2007 0103 032

NO 05-01-2007 06-01-2007 07-01-2007

DX Pukul : 05.00 wib Pukul : 05.00 wib Pukul : 05.00 wib


1 S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan S :Klien mengatakan

masih terasa sesak sesaknya mulai sudah tidak sesak lagi

berkurang

O : RR : 32 x/mnt O : RR : 30 x/mnt O : RR : 25 x/mnt

T : 110/80 T : 130/70 mmHg T :110/70 mmHg

mmHg N : 76 x/mnt N : 84 x/mnt

N : 96 x/mnt S : 36,3 OC S : 36,5 OC

S : 36,5OC

 Keadaan umum  Keadaan umum baik

 Keadaan umum cukup

lemah  Pernafasan cubing  Tidak ada pernafasan

 Pernafasan cubing hidung berkurang cubing hidung

hidung  Ronchi hamper

 Ronchi pada kedua hilang

 Inspirasi> paru berkurang

ekspirasi,

terdengar ronchi  Tidak ada cyanosis

pada kedua paru  Cyanosis

 Cyanosis (bibir berkurang  Tidak terpasang O2


dan kuku)  Tidak terpasang O2

 Terpasanh O2 2-4  Akral hangat

L/mnt  Akral hangat  Klien tampak tenang

 Akral dingin  Klien tampak

 Klien tampak tenang A : Masalah teratasi

gelisah A : Masalah teratasi

A : Masalah belum sebagian P : Pertahankan

teratasi P : Lanjutkan Intervensi intervensi

P : Lanjutkan 2,3,4,5,6

intervensi

1,2,3,4,5,6
2 S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan

badannya lemas dan badannya agak lemas badannya enak dan

malas beraktivitas sudah beraktivitas

O : RR : 32 x/mnt O : RR : 30 x/mnt O : RR : 25 x/mnt

T : 110/80 T : 130/70 mmHg T : 110/70 mmHg

mmHg N : 76 x/mnt N : 84 x/mnt

N : 96 x/mnt S : 36,3OC S : 36 OC

S : 36,5OC  Keadaan umum  Keadaan umum

 Keadaan umum membaik cukup

lemah  Tidak terpasang O2  Tidak terpasang O2

 Terpasang O2 2-4 dan sesak dan sesak berkurang

L/mnt dan berkurang

kelihatan sesak  Klien mulai duduk  Klien mulai dudu

 Klien selalu tidur-


tiduran  Kencing  Kadang kencing

 Kencing menggunakan dikamar mandi

menggunakan pispot

pispot  Makan dan minum  Makan dan minum

 Makan dan minum dibantu keluarga mulai dilakukan

dibantu keluarga sendiri

A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi

A : Masalah belum sebagian

teratasi P : Lanjutkan intervensi P : Pertahankan

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6 intervensi

1,2,3,4,5,6
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab IV ini penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi antara

konsep teori pada bab II dengan study kasus bab III. Kesenjangan terjadi karena

sifat untuk manusia itu sendiri yang tidak sama satu dengan yang lainnya,jadi

bukanlah hal yang tidak lumrah bila masih ditemukan adanya perbedaan dari

konsep teori dengan konsep kasus yang nyata. Dalam hal ini diharapkan perawat

lebih kritis dan tanggap perubahan dan perkembangan dari klien.

Selanjutnya akan diuraikan pada bagian mana yang terdapat kesenjangan

pada asuhan keperawatan klien Sdr. Dw dengan RHD.

A. PENGKAJIAN

1.Biodata

Dalam biodata konsep terjadi pada umur 5 – 15 tahun,sedang pada kasus

terjadi pada umur 11 tahun,Jenis kelamin terjadi pada laki – laki dan

perempuan sama. Ini terjadipada laki – laki. Pada sosial ekonomi klien terkena

penyakit ini ialah lingkungan,gaya hidup dan pengobatan yang tidak tepat.

2. Keluhan Utama

Keluhan klien ialah sesak,batuk dan nyeri dada,sedangkan pada konsep

terdapat nyeri persendian dan klien tidak nyeri persendian. Nyeri persendian

terjadi karena infeksi kuman pada persendian.


3. Riwayat Penyakit Sekarang

Disebutkan antara kopnsep dan kasus sama yaitu sesak saat melakukan

aktivitas,sesak seperti tertimpa benda berat,bertambah bila digunakan untuk

beraktivitas dan mereda bila digunakan posisi setengah berbaring,kambuh

pada musim dingin.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Dalam kasus tidak pernah mengalami ISPA maupun punya penyakit

katup bawaan. Sedangkan pada kasus klien pernah menderita ISPA dan punya

kelainan katup,hal ini terjadi karena sebenarnya klien mempunyai kelainan

katup bawaan dan timbul karena faktor pendorong seperti ISPA dan udara

dingin serta gaya hidup.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Biasanya dalam keluarga mempunyai penyakit jantung,Asma,ataupun

ISPA sedangkan menurut kasus tidak ada. Hal ini terjadi karena gaya hidup

dan pengobatan yang tidak tepat.

6. Riwayat Psikologis dan Spiritual

Stres dapat menurunkan imun,meningkatkan kerja jantung dan

menyebabkan kecemasan. Sedangkan klien merasa cemas dengan

penyakitnya. Hal ini berarti klien stress dengan keadaannya yang sering

mengalami sekitar 1 bulan. Sedangkan klien tidak merasa cemas dengan


perawatan di rumah sakit karena pernah mengalami perawatan 1 minggu dari

rumah sakit lain.

7. Pola Kebiasaan Sehari – hari

Pada para nutrisi harus menghindari minum kopi,alkohol dan

berkolesterol. Klien sebelum sakit sering mengkonsumsi cara – cara yang

mengandaung alkohol,walau dalam jumlah sedikit dan dikonsumsi dalam

waktu lama. Pada eliminasi terjadi penurunan jumlah urine,pada istirahat klien

terganggu karena demam,sesak,batuk antara konsep dan kasus sama. Persanah

hygiene klien dibantu orang lain sama dengan konsep dan kasus.

8. Pemeriksaan Fisik

Klien berbaring ditempat tidur,kesadaran composnetis dan cyanosis

perifer. Sedangkan pada kasus juga sama ditemukan tanda diatas. Pada jari

nadi dan RR meningkat sedang pada kasus juga mengalami peningkatan,tensi

normal karena jantung bias mengkompensasi. Menurut teori pemeriksaan

cepalo caudal yang mengalami gangguan pada mata,hidung,leher,jantung,paru

dan abdomen serta pemeriksaan penunjang mata ditemukan conjonctiva

pucat,hidung terjadi pernafasan cubing hidung,leher ditemukan distensi vena

jugularis,jantung ictus cardis selebar ± 2cm,sesak dan terdapat suara gallop (S3

– S4). Paru : kelihatan sesak,penafasan trasipnea,focal fremitus

menurun,terdengar ranchi,suara paru redup. Abdomen ditemukan bising usus

menurun karena kurang nafsu makan akibat sesak,tugor kulit menurun dan

hypertympani karena kembung dan pada pemeriksaan penunjang pada EKG


didapatkan perubahan segmen S – T,Ranigen ditemukan pembiasan jantung

dan darah lengkap Hb,leukosit. Sedangkan menurut kasus pemeriksaan yang

mengalami gangguan sama yaitu pada mata conjunctiva pucat. Hidung terjadi

pernafasan cubing hidung. Leher ditemukan distensi vena jugularis,jantung

terlihat denyutan Ictus cardis selebar 2cm di ICS 5 – 6 mid lavicula

sinistra,terdapat suara gallop (S3 – S4),paru klien kelihatan sesak,pernafasan

tacipnea,focal fremitus menurun karena adanya akumulasi cairan pada

paru,terdengar ranchi ringan. Abdomen bising usus menurun karena kurang

nafsu makan,turgor kulit menurun dan hypertimpani (kembung). Pada

pemeriksaan penunjang ditemukan perubahan segmen S – T, dan rontgen

ditemukan pembesaran jantung dan hematology Hb normal 10.0 (13.0 – 18.0

g/dl),Ht : 31,5 % (40 – 54 %) leuko normal 7.000 (4.000 – 10.000),Trombo

normal 353.000 (150.000 – 450.000). pada extrimitas kuku syanosis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan muncul pada tinjauan teori ada yang tidak

muncul pada tinjauan kasus.

1.Cemas berhubungan dengan kekurangan O2 akibat sesak,proses penyakit

dan perawatan. Klien dan keluarga merupakan orang yang mampu dalam

pengobatan dan sering memeriksakan bila ada keluarga yang sakit,jadi

mempunyai pengetahuan cukup tentang penyakit anaknya selain itu data –

data yang dibutuhkan untuk menegakan diagnosa masih kurang.


2.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan,pada waktu

klien masuk rumah sakit tidak mengalami peningkatan suhu tubuh dan suhu
0
dalam batas normal (36.5 – 37.5 C). Pada teori disebutkan terjadi

peningkatan suhu tubuh berarti klien tidak mengalami peradangan.

3.Potensial gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

dan status metabolik. Diagnosa diatas tidak diambil karena tidak terdapat

tanda – tanda pada kulit seperti kemerahan,bersisik,pecah – pecah atau

ulcerasi.

Dalam asuhan keperawatan ini tidak ditemukan diagnosa yang muncul

diluar diagnosa yang ada pada konsep teori. Pada karya tulis ini diangkat

dua diagnosa yang merupakan masalah keperawatan klien. Diagnosa

tersebut ialah :

1.Gangguan pemenuhan O2 berhubungan dengan sesak dan penumpukan

sekret.

2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sesak dan kelemahan.

C. PERENCANAAN

Dari berbagai perencanaan yang ada pada teori umumnya sama seperti

yang penulis terapkan dalm merencanakan pemberian asuhan keperawatan

dengan Reumatik Heard Disiase pada Sdr Dw dengan perencanaan untuk

memenuhi kebutuhan biopsikososio dan spiritual sesuai kondisi serta melihat

dari sarana dan prasarana yang ada dari ruang rawat.


D. PELAKSAAN

Pada pelaksaan kasus nyata penulis mengacu pada perencanaan

pelaksaan pada bab II. Dalam pelaksanaanya penulis melibatkan kien agar

perasaan pengotrol diri dan kerja sama dalam kemandirian meningkat,selain

itu juga melibatkan keluarga karena keluarga adalah orang terdekat klien dan

diharapkan mampu memotivasi klien dan lebih menerima rencana yang dibuat

perawat karena pada usia 11 tahun masih tergantung pada keluarga.

E. EVALUASI

Pada teori disebutkan evaluasi didasarkan atas tujuan yang telah

ditetapkan itu tercapai atau tidak,sedangkan pada kasus juga didasarkan atas

tujuan perencanaan sesuai dengan pengkajian pada klien Sdr Dw. Dalam

tinjauan kasus semua hasil yang diharapkan tercapai sesuai dengan tujuan dan

kriteria standart yang ada berkat adanya kerja sama yang baik antara sesama

tim kesehatan,peran serta keluarga dan pasien sendiri dalam tindakan.


BAB V

PENUTUP

Setelah penulis menguraikan berbagai permasalahan yang timbul pada kasus

penyakit jantung rematik,baik secara teori maupun secara nyata,kasus Reumatik

Heard Disease diruang marwah RSI Fatimah Banyuwangi. Penulis dapat

menyusun kesimpulan dan saran guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

A. KESIMPULAN

1. Pengkajian

Penyakit jantung rematik pada Sdr. Dw bisa terjadi akibat pola hidup klien

yaitu : kebiasaan minuman berkaleng yang mengandung alkohol dalam waktu

lama dapat menjadi penyebab,lingkungan yang dingin menjadi pencetus ISPA

dan kelainan katup dari kecil (bawaan) walau dalam orang tua / keluarga tidak

ada yang menderita. Kelainan ini terjadi karena dalam masa kehamilan yang

terganggu seperti sering sakit,sering minum obat pada kehamilan muda yang

semua itu merupakan sebagai pencetus penyakit jantung rematik.

2. Diagnosa Keperawatan

Padan diagnosa keperawatan tidak semua yang ada pada teori dapat

digunakan pada kasus klien, hal ini disebabkan karena masalah setiap orang

unik sebagai mahluk biopsiko-sosial-spiritual sehingga menunjukkan

perbedaan antara yang ada pada teori dengan yang ada pada kasus atau

perbedaan antara yang satu dengan yang lain.


3. Perencanaan

Pada kasus Sdr. DW ini rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan

masalah yang timbul dengan mempertimbangkan sumber daya klien, keadaan

ekonomi, serta sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dari asuhan keperawatan pada Sdr. DW melibatkan klien dan

keluarga serta kerjasama dari tim kesehatan lain untuk mencapai hasil sesuai

dengan kriteria standart.

5. Evaluasi

Semua pemberian asuhan keperawatan pada Sdr. DW selama 3 hari semua

tujuan dapat berhasil karena berbagai factor antara lain kemampuan dan

kemauan klien, dan keberhasilan dari asuhan keperawatan merupakan upaya

perawat atau tim kesehatan lain dengan klien dan keluarga serta lingkungan

yang mendukung.

B. SARAN

1. Pengkajian

Karena penyakit jantung rematik Sdr. DW disebabkan pola hidup yang

mengkonsumsi minuman kaleng yang beralkohol, lingkungan tempat tinggal

yang dingin maka harus dirubah dan dihilangkan dan kelainan katup bawaan

dapat diminimalkan komplikasinya.


2. Diagnosa Keperawatan

Karena manusia itu unik sebagai mahluk biopsikososial-spiritual maka

seorang perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan harus mampu

mengidentifikasi keadaan klien serta dampak yang akan yang akan

diakibatkan dari penyakit yang dialami.

3. Perencanaan

Dalam menyusun suatu rencana tindakan perawatan hendaknya

disesuakan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit serta

melihat keadaan social ekonomi dari klien dan keluarga.

4. Pelaksanaan

Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat juga

melibatkan klien dan keluarga serta dukungan dari tim kesehatan lainnya, dari

pelaksanaan tentunya disesuaikan dengan kondisi klien yang ada, baik pihak

rumah sakit maupun keluarga.

5. Evaluasi

Untuk menunjang tercapainya keberhasilan sesuai tujuan dan waktu,

tanggal ditentukan dalam pelaksanaan rencana tindakan keperawatan

hendaknya mengikut sertakan peran klien maupun keluarga secara kooperatif

sehingga dapat menunjang dan mempercepat proses penyembuhan secara

optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Doemges, Marylyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, Jakarta: EGC

Masjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1, Jakarta: Media

Aesculapius

Solakhudin, Dr, 2006, Catatan Keperawatan Medikal Bedah, Banyuwangi

Markum, A.H, 2002, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, Jakarta: FKUI

Potter dan Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4, Jakarta:

EGC

Carpenito, L.J, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, Jakarta: EGC

Willms, Janice L, 2003, Buku Saku Diagnosis Fisik, Jakarta: EGC

Laurence, M, 2002, Diagnosisi dan Therapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam,

Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai

  • Format
    Format
    Dokumen6 halaman
    Format
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • PRD F 008 Daftar Diagnosa
    PRD F 008 Daftar Diagnosa
    Dokumen8 halaman
    PRD F 008 Daftar Diagnosa
    Ria Dylan
    Belum ada peringkat
  • Standard Askep Ibu Nifas
    Standard Askep Ibu Nifas
    Dokumen11 halaman
    Standard Askep Ibu Nifas
    Elly Ciintanyaqamu
    Belum ada peringkat
  • Kode ICD-10 English Indonesia
    Kode ICD-10 English Indonesia
    Dokumen622 halaman
    Kode ICD-10 English Indonesia
    Dinda Ulfa Dinda
    100% (4)
  • Kode Icd 10
    Kode Icd 10
    Dokumen483 halaman
    Kode Icd 10
    muhammad fahriza
    100% (1)
  • Latihan Pajak
    Latihan Pajak
    Dokumen1 halaman
    Latihan Pajak
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Format
    Format
    Dokumen2 halaman
    Format
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Kode Icd 10
    Kode Icd 10
    Dokumen483 halaman
    Kode Icd 10
    muhammad fahriza
    100% (1)
  • Bedah Jantung
    Bedah Jantung
    Dokumen10 halaman
    Bedah Jantung
    Riska Miyu Miyu
    Belum ada peringkat
  • Bagus
    Bagus
    Dokumen46 halaman
    Bagus
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Askep
    Askep
    Dokumen3 halaman
    Askep
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Askep HT
    Askep HT
    Dokumen12 halaman
    Askep HT
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • L P Ablatio Retina 1
    L P Ablatio Retina 1
    Dokumen8 halaman
    L P Ablatio Retina 1
    Eni Ta
    Belum ada peringkat
  • Cver Laplambung
    Cver Laplambung
    Dokumen1 halaman
    Cver Laplambung
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    Prasetya
    Belum ada peringkat
  • Askep Aids
    Askep Aids
    Dokumen22 halaman
    Askep Aids
    Putu Mahendra Widyanta
    Belum ada peringkat
  • Askep ht1
    Askep ht1
    Dokumen10 halaman
    Askep ht1
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Askep - Hemangioma
    Askep - Hemangioma
    Dokumen4 halaman
    Askep - Hemangioma
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Askep - Irigasi Telinga
    Askep - Irigasi Telinga
    Dokumen3 halaman
    Askep - Irigasi Telinga
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Hemodialisis
    Hemodialisis
    Dokumen14 halaman
    Hemodialisis
    HafizArman
    Belum ada peringkat
  • Askep - CA. Lidah
    Askep - CA. Lidah
    Dokumen3 halaman
    Askep - CA. Lidah
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • Askep - Blader Neoplasma
    Askep - Blader Neoplasma
    Dokumen5 halaman
    Askep - Blader Neoplasma
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat
  • LP Udem Paru
    LP Udem Paru
    Dokumen8 halaman
    LP Udem Paru
    ariemamamaehan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Amputasi
    Makalah Amputasi
    Dokumen15 halaman
    Makalah Amputasi
    Indra Putra
    Belum ada peringkat
  • Bedah Jantung
    Bedah Jantung
    Dokumen10 halaman
    Bedah Jantung
    Riska Miyu Miyu
    Belum ada peringkat
  • Askep - GE
    Askep - GE
    Dokumen53 halaman
    Askep - GE
    Tintin Hariyani
    Belum ada peringkat