Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN ANAK

ISPA

DI SUSUN OLEH :
ROHANDI YUSUF (11194561920113)
MADE ADHITYA AFFANDA (11194561920124)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
ISPA(Infeksi Saluran Pernafasan Akut)merupakan penyakit infeksi akut
yang menyerang salahsatu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli(saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura(Kunoli, 2012).
ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut dengan disertai atau
tanpa radang perenkim paru (pneumonia), yang diebabkan oleh infeksi
jasad renik atau bakteri, virus maupun reketsia ke dalam saluran
pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung
sampai 14 hari. (Wijayaningsih, 2013, hal. 1).

B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri ( diplococcus
pneumoniea, pneumococcus, stretokokus, stafilokokus, hemofillus dan
korinebacterium), virus (influenza, adenovirus, sitomegagalovirus dll),
jamur (aspergilus sp. Gandida albicans histoplasm) dan aspirasi
(makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak tanah,
cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian) mainan plastik
kecil, dll.) (Morton, 2011, hal. 721).
Beberapa faktor pencetus terjadinya ISPA diantaranya yaitu:

1. Usia : Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk


menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila
dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya
tahan tubuhnya lebih rendah.
2. Status Imunisasi : Anak dengan status imunisasi yang lengkap,
daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak
yang status imunisasinya tidak lengkap.
3. Lingkungan : Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti
polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat
menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada
anak.(Wijayaningsih, 2013, hal. 3) .

C. Patofisiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau
kuman golongan A streptococus, stapilococus, haemophylus
influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan
pneumokokus atau juga karena faktor berbagai macam polusi masuk
ke sluran pernafasan atas (hidung, pharing, laring) dan menginvasi
bakteri jika tidak segera ditangani maka akan menyerang dan
menginflamasi saluran pernafasan bagian bawah yang akan membuat
peradangan dimana suhu tubuh meningkat sehingga
menimbulkan demam atau hipetermi sebagai reaksi tubuh melawan
patogen asing dalam tubuh. (Nurarif, 2015, hal. 65)
Pathway

Intoleransi
Aktivitas

Hipertermi

Nyeri Akut

Ketidakefektifan
Kebersihan Jalan
Napas

Kurang
Ketidakefektifan
Pengetahuan
Pola Napas
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut:
1. Batuk
2. Nafas cepat
3. Bersin
4. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
5. Nyeri kepala
6. Demam ringan
7. Tidak enak badan
8. Hidung tersumbat
9. Kadang-kadang sakit saat menelan
(SDKI, 2016)

E. Komplikasi

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) sebenarnya merupakan self


limited disease yang sembuh sendiri dalam 5-6 hari jika tidak terjadi
invasi kuman lain, tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan
pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan penyakit
seperti:

1. Laringitis, peradangan pada laring (pangkal tenggorokan),


disebabkan oleh inveksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan
bagian atas pada penderita anak-anak dengan struktur saluran
pernapasan yang kecil, bisa saja terjadi kesulitan bernapas jika terus
memburuk hingga lebih dari dua minggu menjadi faktor penyebab
ISPA pada saluran pernafasan bawah

2. Bronkitis, komplikasi ini terjadi ketika infeksi yang disebabkan oleh


virus dan bakteri dari saluran pernafasan atas menyebar lebih jauh
ke dalam paru-paru

3. Sinusitis, kondisi ini sering kali disebabkan oleh virus flu atau pilek
yang disebarkan sinus dari saluran pernapasan atas. Biasanya setelah
terjadi pilek atau flu, infeksi bakteri sekunder bisa terjadi. Ini akan
menyebabkan dinding dari sinus mengalami peradangan atau
inflamasi, Faktor pemicu sinusitis infeksi virus adalah infeksi jamur
dari luar tubuh (Nurarif, 2015, hal. 129).
F. Penatalaksanaan Medis
1. Imunisasi, vaksinisasi pencegahan infeksi beberapa jenis virus
seperti pnemonia dan influenza.
2. Pemeriksaan fisik, untuk mengetahui tanda klinis yang relevan.
3. Kolaborasi pemberian anti-biotik, untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan membantu pasien dalam mengurangi gejala yang muncul
sementara tubuh berusaha mengeleminasi virus.
(Maryunani, 2010)

G. Penatalaksanaan Non-medis
1. Perbanyak minum air.
2. Menjaga kelembaban ruangan.
3. Kumur dengan air garam hangat.
4. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
5. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan akan mengurangi risiko
terjadinya penyebaran agen infeksi dari luar
6. Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan
infeksi dariinvidu satu ke individu lainnya.
BAB II
STUDI KASUS

Seorang An.K perempuan usia 18 bulan dengan berat badan 12 kg dan tinggi
badan 72 cm datang ke RS diantar oleh ayahnya Tn.Z usia 37 tahun asal
Cianjur,Jawa Barat dengan keluhan batuk berdahak, pilek selama 5 hari disertai
dengan demam, dan sakit tenggorokan. Di diagnosa ISPA. Pernah mengalami
penyakit serupa tetapi tidak disertai sakit tenggorakan dan suara tambahan saat
tidur. Anggota keluarga yang lain ada yang mengalami penyakit yang sama.
Diketahui : Tekanan Darah:-, Respirasi: 20x/menit, Suhu:38 oC, Nadi:80x/menit.
Keaadan lemas.
BAB III
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian ISPA

1. Identitas Pasien
Nama : An. K
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status : Belum menikah
Alamat : Cianjur, Jawa Barat
Suku / bangsa : Sunda / Indonesia
Diagnosa medis : ISPA

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. Z
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Ayah
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status : Menikah
Alamat : Cianjur, Jawa Barat
B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama
Tn.Z dari An. K mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk
berdahak, pilek, demam, dan sakit tenggorokan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat pengkajian Tn.Z dari An. K mengatakan bahwa anaknya
mengalami batuk, pilek selama 5 hari disertai dengan demam, dan sakit
tenggorokan.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit sekarang tetapi
tidak disertai dengan sakit tenggorokan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit
seperti penyakit klien tersebut.

C. Pemeriksaan fisik (Data Objektif)

1. Keadaan umum : Lemas


2. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah :-
b) Respirasi : 20 x/menit
c) Nadi : 80 x/menit
o
d) Suhu : 38 C
3. Berat badan : 12 Kg
4. Tinggi badan : 72 Cm
D. ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Tn.Z mengatakan Penumpukkan sekret Ketidakefektifan
An.K mengalami batuk Kebersihan Jalan Nafas
dan pilek.
DO: Pasien tampak
batuk
DS: Tn.Z mengatakan Invasi virus Hipertermi
An.K mengalami demam
DO: Suhu : 38 oC
DS:Tn.Z mengatakan Inflamasi pada membran Nyeri Akut
An.K mengalami sakit mukosa dan tonsil
tenggorokan
DO: -

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan Kebersihan Jalan Nafas b.d Penumpukan sekret


2. Hipertermi b.d Invasi virus
3. Nyeri Akut b.d Inflamasi pada membran mukosa dan tonsil

F. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Airway Management Airway Management
1. Mendemonstrasikan 1. Membantu pasien
batuk efektif dan dalam memposisi untuk
Ketidakefektifan
suara nafas yang memaksimalkan
Kebersihan Jalan
ventilasi
Nafas b.d bersih
2.Melakukan fisioterapi
Penumpukan Sekret 2. Menunjukkan jalan
dada
nafas yang paten
3.Mengajarkan batuk
(klien tidak merasa
efektif
tercekik, irama 4.Memantau status
nafas, frekuensi respirasi dan O2

pernafasan dalam 5.Menganjurkan pasien


dalam
rentang normal,
mempertahankan posisi
tidak ada suara
nafas abnormal)
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal
TERMOGULASI PERAWATAN
1. Suhu tubuh pasien HIPERTERMI
menurun kembali 1. Observasi TTV
2. Status kenyamanan 2. Anjurkan
lingkungan keluarga untuk
kompres hangat
pada pasien
3. Anjurkan
Hipertermi b.d Invasi keluarga untuk
virus memakai
pakaian tipis
pada pasien
4. Anjurkan pasien
untuk minum air
hangat
5. Atur sirkulasi
udara disekitar
pasien
PAIN MANAGEMENT PAIN MANAGEMENT
Nyeri Akut b.d 1. Peningkatan Status 1. Kaji nyeri secara
Inflamasi pada Kenyamanan komprehensif
membran mukosa dan 2. Berkurangnya 2. Dorong pasien
tonsil Tingkat Nyeri untuk
menyatakan
3. Tanda-tanda Vital perasaan
Dalam Rentang tentang nyeri
Normal 3. Anjurkan pasien
untuk
menghindari
alergen atau
iritan
4. Anjurkan pasien
untuk
melakukan
kumur dengan
air hangat
5. Observasi TTV
DAFTAR PUSTAKA

Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta Timur: Trans Info
Media.
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Morton, P. G. (2011). Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Medis dan Nanda
Nic – Noc. Jogjakarta: Mediaction.
Wijayaningsih, K. S. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: Cv. Trans Info Media.
SDKI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai