Dosen Pembimbing :
Ns.Tri Wahyuning Lestari, M.Kep
A. Pengertian
ISPA(Infeksi Saluran Pernafasan Akut)merupakan penyakit infeksi
akut yang menyerang salahsatu bagian atau lebih dari saluran nafas
mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli(saluran bawah)
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura(Kunoli, 2012).
ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut dengan disertai atau
tanpa radang perenkim paru (pneumonia), yang diebabkan oleh infeksi
jasad renik atau bakteri, virus maupun reketsia ke dalam saluran
pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung
sampai 14 hari. (Wijayaningsih, 2013, hal. 1).
B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri ( diplococcus
pneumoniea, pneumococcus, stretokokus, stafilokokus, hemofillus dan
korinebacterium), virus (influenza, adenovirus, sitomegagalovirus dll),
jamur (aspergilus sp. Gandida albicans histoplasm) dan aspirasi
(makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak tanah,
cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian) mainan plastik
kecil, dll.) (Morton, 2011, hal. 721).
Beberapa faktor pencetus terjadinya ISPA diantaranya yaitu:
1. Usia : Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk
menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila
dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya
tahan tubuhnya lebih rendah.
2. Status Imunisasi : Anak dengan status imunisasi yang lengkap,
daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak
yang status imunisasinya tidak lengkap.
3. Lingkungan : Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti
polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat
menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.
(Wijayaningsih, 2013, hal. 3) .
C. Patofisiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau
kuman golongan A streptococus, stapilococus, haemophylus
influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus
atau juga karena faktor berbagai macam polusi masuk ke sluran
pernafasan atas (hidung, pharing, laring) dan menginvasi bakteri jika
tidak segera ditangani maka akan menyerang dan menginflamasi
saluran pernafasan bagian bawah yang akan membuat peradangan
dimana suhu tubuh meningkat sehingga menimbulkan demam atau
hipetermi sebagai reaksi tubuh melawan patogen asing dalam tubuh.
(Nurarif, 2015, hal. 65)
Pathway
Intoleransi
Aktivitas
Hipertermi
Nyeri Akut
Ketidakefektifan
Kebersihan
Jalan Napas
Kurang
Ketidakefektifa
Pengetahuan
n Pola Napas
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut:
1. Batuk
2. Nafas cepat
3. Bersin
4. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
5. Nyeri kepala
6. Demam ringan
7. Tidak enak badan
8. Hidung tersumbat
9. Kadang-kadang sakit saat menelan
(SDKI, 2016)
E. Komplikasi
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) sebenarnya merupakan self
limited disease yang sembuh sendiri dalam 5-6 hari jika tidak terjadi
invasi kuman lain, tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan
pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan penyakit
seperti:
1. Laringitis, peradangan pada laring (pangkal tenggorokan),
disebabkan oleh inveksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan
bagian atas pada penderita anak-anak dengan struktur saluran
pernapasan yang kecil, bisa saja terjadi kesulitan bernapas jika
terus memburuk hingga lebih dari dua minggu menjadi faktor
penyebab ISPA pada saluran pernafasan bawah
2. Bronkitis, komplikasi ini terjadi ketika infeksi yang disebabkan
oleh virus dan bakteri dari saluran pernafasan atas menyebar lebih
jauh ke dalam paru-paru
3. Sinusitis, kondisi ini sering kali disebabkan oleh virus flu
atau pilekyang disebarkan sinus dari saluran pernapasan atas.
Biasanya setelah terjadi pilek atau flu, infeksi bakteri sekunder bisa
terjadi. Ini akan menyebabkan dinding dari sinus mengalami
peradangan atau inflamasi, Faktor pemicu sinusitis infeksi virus
adalah infeksi jamur dari luar tubuh (Nurarif, 2015, hal. 129).
F. Penatalaksanaan Medis
1. Imunisasi, vaksinisasi pencegahan infeksi beberapa jenis virus
seperti pnemonia dan influenza.
2. Pemeriksaan fisik, untuk mengetahui tanda klinis yang relevan.
3. Kolaborasi pemberian anti-biotik, untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan membantu pasien dalam mengurangi gejala yang muncul
sementara tubuh berusaha mengeleminasi virus.
(Maryunani, 2010)
G. Penatalaksanaan Non-medis
1. Perbanyak minum air.
2. Menjaga kelembaban ruangan.
3. Kumur dengan air garam hangat.
4. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
5. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan akan mengurangi risiko
terjadinyapenyebaran agen infeksi dari luar
6. Menghindari berhubungan dengan penderita ISPA untuk mencegah penularan
infeksi dari invidu satu ke individu lainnya.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Kebersihan Jalan Nafas b.d Penumpukan sekret
2. Hipertermi b.d Invasi virus
3. Nyeri Akut b.d Inflamasi pada membran mukosa dan tonsil
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
K. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan pelaksanaan sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2001 ;
71).
a. Apakah bersihan jalan nafas klien efektif
b. Apakah suhu tubuh klien kembali normal
c. Apakah nyeri teratasi atau hilang
DAFTAR PUSTAKA