DEFINISI
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari
hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya
melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.
Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host, apabila
ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak di temukan
pada anak di bawah lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit
(Karundeng Y.M, et al. 2016). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
dijumpai pada balita dan anak -anak mulai dari ISPA ringan sampai berat. ISPA yang
B. ETIOLOI
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
C. PATOFISIOLOGI
tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring
atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering.
kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi
pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan
tersebut menimbulkan gejala batuk. Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang paling
Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan
memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti
yang rusak tersebut .Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah
banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-
faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa
dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang
lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa menyebar
ke saluran nafas bawah. Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran
nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran
pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga
imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang
sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada
umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang
tersebar, merupakan ciri khas system imun mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa
IgA memegang peranan pada saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas
bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam
Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
1. Batuk
2. Nafas cepat
3. Bersin
5. Nyeri kepala
6. Demam ringan
8. Hidung tersumbat
b. Tanda-tanda bahaya klinis ISPA
1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak (Naning R, 2012)
F. PEMFIS
Keadaan Umum
b. Tanda vital :
menurun, nafas sesak, nadi lemah dan cepat, suhu meningkat, sianosis
c. TB/BB
d. Kuku
kelainan.
e. Kepala
f. Wajah
g. Mata
ikterik/ tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan
h. Hidung
serta cairan yang keluar, ada sinus / tidak dan apakah ada gangguan
dalam penciuman
i. Mulut
j. Leher
k. Telinga
. Thoraks
1) Inspeksi
2) Palpasi
a) Adanya demam
3) Perkusi
4) Auskultasi
m. Abdomen
usus/tidak.
n. Genitalia
rambut kelamin. Pada laki -laki lihat keadaan penis, apakah ada
o. Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/ti dak, turgor kulit kering/
tidak, apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
p. Ekstremitas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta
kelainan bentuk.
H. PEMERIKSA PENUNJANG
1. Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan
2. Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya thrombositopenia
I. KOMPLIKASI
1. Penemonia
2. Bronchitis
3. Sinusitis
4. Laryngitis
5. Kejang deman
J. TERAPI FARMAKOLOGIS
ibuprofen
2. Kombinasi dekongestan dan anti alergi untuk pilek dan flu. Contoh : pseudoefedrin,
gliserilgualakolat.
6. Antibiotic tidak disarankan untuk ISPA yang disebabkan oleh virus karena
K. ANALISA DATA
secret, suara
pernafasan, cuping
2. Adanya penupukan
pernafasan
3. Ditandai adanya,
pernafasan, expansi
ronchi/wising
4. Ditandai
5. Adanya tanda-tanda
6. Ditandai dengan
kebutuhan oksigen
M. RENCANA KEPERAWATAN
Perencanaan
Diagnosa
Rencana Implementasi
Keperawatan Tujuan
Tindakan
d. Berikan
bronkodilatator
bila perlu
protein dan HB
d. Jadwalkan d. Memberi snack
pengobatan dan
tiundakan selama
jam makan
e. Hindari
makanan panas
f. Beri makanan
yang terpilih
(konsultasi
berhubungan selama 3x
b. Jaga b. Menganjurkan tutup
dengan tidak diharapkan Tidak
keseimbangan mulut dan hidung jika
adekuatnya terjadi penularan
antara istirahat bersin, jika ditutup
pertahanan infeksi dan tidak
dan aktivitas dengan tissue, buang
sekunder terjadi komplikasi,
segera ke tempat sampah
c. Tutup mulut
(adanya infeksi dengan kriteria
dan hidung jika c. Menganjurkan pada
penekanan hasil:
hendak bersin, pasien untuk
imun)
- Tidak terjadi
jika ditutup mengkonsumsi vitamin
tanda-tanda infeksi
dengan tissue, C, A dan mineral seng
buang segera ke atau anti oksidan jika
n daya tahan
tubuh
e. Kolaborasi
pemberian obat
sesuai hasil
kultur
DAFTAR PUSTAKA
Naning R. 2012. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak)