JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
Kampus: Jalan Soekarno-Hatta Nomor 1 Bandar
Lampung
Telp/Fax: (0721) 703580
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Gambaran Kasus
1. Definisi
Trauma muskuloskeletal merupakan suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera
pada sistem muskuloskeletal, yaitu tulang, sendi otot, ligamen, kartilago, tendon, fascia,
persendian dan brusae yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga
dan rumah tangga. Sehingga menyebabkan disfungsi pada struktur sistem
muskuloskeletal. (Wijaya, 2019, p. 204)
3. Patofisiologi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang
yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan
jenid dan luasnya trauma. (Lukman, Nurma Ningsih. 2012).
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di
serap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau
terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah
serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga
medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan
yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang di tandai
dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya.
Diagnosis Keperawatan / Masalah Keperawatan Kegawatdaruratan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik, spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema,
cedera jaringan lunak, pemasangan traksi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah kejaringan.
3. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat,
sekrup).
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuskular, nyeri, terapi
restriktif (imobilisasi).
5. Resiko infeksi b.d trauma, imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive
(pemasangan traksi).
6. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan volume darah akibat trauma (fraktur)
Nurarif, Amin Huda & Hardhi kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Medis
dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi jilid 2. Jogjakarta: Percetakan Mediaction
Publishing.