Anda di halaman 1dari 6

Konsep Pneumothorax

1.1 Definisi
Pneumothorax adalah keadaan ketika udara mengisi ruang antara bagian luar paru
dan bagian dalam dinding dada atau ribcage (British Lung Foundation, 2019).
Pneumothorax merupakan keadaan emergency yang disebabkan oleh akumulsi udara
dalam rongga pleura, sebagai akibat dari proses penyakit atau cedera. Pada keadaan
normal rongga pleura dipenuhi oleh paru-paru yang mengembang pada saat inspirasi
disebabkan karena adanya tegangan permukaan (tekanan negative) antara kedua
permukaan pleura, adanya udara pada rongga potensial di antara pleura visceral dan
pleura parietal menyebabkan paru-paru terdesak sesai denganjumlah udara yang masuk
ke dalam rongga pleura tersebut, semakin banyak udara yang msuk ke dalam rongga
pleura akan menyebabkan paru-paru menjadi kolaps karena terdesak akibat udara yang
msuk meningkat. Secara otomatis terjadi juga gangguan pada proses perfusi oksigen ke
jaringan atau organ, akibat darah yang menuju ke dalam paru yang kolaps tidak
megalami proses ventilasi, sehingga proses oksigenasi tidak terjadi.
1.2 Klasifikasi dan Etiologi Pneumothorax
a. Pneumothorax Spontan Primer (Primery Spontaneous Pneumothorax)
Pneumothorax Spotan Primer (PSP) adalah suatu pneumothorax yang terjadi tanpa
ada Riwayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya, umumnya pada indivudu
sehat, dewasa muda, tidak berhubungan dengan aktivitas fisik yang berat. Penyebab
pasti pneumothorax spontan primer sampai saat ini belum bisa diketahui.
Ada teori yang menyebutkan bahwa factor kongenital merupakan salah satu
penyebabnya, yaitu terdapatnya bula pada subpleural visceral, yang suatu saat akan
pecah akibat tingginya tekanan intra pleura, sehingga ,enyebabkan terjadinya
pneumothorax. Bula subpleural ini dikatakan paling deting terdapat pada bagian apeks
paru dan juga pada percabangan trakeobronkial. Pendapat lain mengatakan bahwa
PSP disebabkan oleh kebiasaan merokok yang diduga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan dari protrase, antioksidan ini menyebabkan degradasi dan
lemahnya elastis paru-paru.
b. Pneumothorax Spontan Sekunder (Secondary Spontaneous Pneumothorax)
Pneumothorax Spontan Sekunder (PSS) sering terjadi akibat komplikasi dari penyakit
paru, misalnya Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD), infeksi yang disebabkan oleh bakteru pneumocity
cranii, adanya keadaan immunocompremise yang disebabkan oleh infeksi virus HIV,
serta penyebab lainnya, disebutkan penderita pneumothorax tipe iniberumur 60-65
tahun.
c. Pneumothorax Trauma
Pneumothorax yang disebabkan oleh trauma secara langsung mengenai dinding dada,
bisa disebabkanoleh benda tajam seperti pisau atau pedang, dan ada juga yang
disebabkan oleh benda tumpul.
Mekanisme pneumothorax trauma tumpul akibat terjadinya peningkatan tekanan pada
alveolar secara mendadak, sehingga menyebabkan alveolar menjadi rupture akibat
kompresi yang ditimbulkan oleh trauma tumpu tersebut. Pecahnya alveolar ajan
menyebabkan udara menumuk pada pleura visceral, menuumpuknya udara terus
menerus akan manyebabkanpleura visceral rupture atau robek sehingga menimbulkan
pneumothorax.
Mekanisme pneumothorax trauma tajam disebabkan oleh penetrasi benda tajam
tersebut pada dinding dada dan robeknya pleura parietal dan udara masuk melalui luka
tersebut ke dalam rongga pleura sehingga terjadi pneumothorax.
d. Iatrogenic Pneumothorax
Penyebab utana terjadinya oneumothorax iatrogenic adalah aspirasi jarum halus
transthoracici. Dua factor yang memegang peran penting adalah ukuran dan
kedalaman lesi. Penyebab kedua terbanyak adalah pemasangan kateter vena sentral.
Berdasarkan mekanisme dari trjadinya pneumothorax dapat diklasifikasikan menjadi
pneumothorax terdesak (tension pneumothorax), neumothorax tertutup (Simple
Pneumothorax) dan pneumothorax terbuka (open pneumothorax).
a. Pneumothorax Terdesak (tension pneumothorax)
Pneumothorax terdesak merupakan salah atu keadaan kegawat daruratan pada cedera
dada. Keadaan ini terjadi akibat kerusakan yang menyebabkan udara msuk ke dalam
rongga pleura dan udara tersebut tidak dapat keluar, keadaan ini disebut dengan
fenomena ventil (one-way-valve).
Akibat udara yang terjebak di dalam rongga pleura sehingga menyebabkan tekanan
intrapleural meningkat akibat terjadi kolaps pada paru-paru, hingga menggeser
mediastinum ke bagian paru-paru kontralateral, penekana ada aliran vena balik
sehingga terjadi hipoksia.
Banyak literatur masih memperdebatkan efek dari pneumothorax dapat menyebabkan
terjadinya kolaps pada system kardiovaskular. Dikatakan adanya pergesetan pada
mediastinum menyebabkan juga pernekanan pada vena kava anterior dan superior,
disebutkan juga hipoksia juga menjadi dasar penyebabnya, hipoksia yang memburuk
menyebabkan terjadinya resistensi terhadap vascular dari paru-paru yang diakibatkan
oleh vasokontriksi. Jika gejala hipoksia tidak ditangani secepatnya, hipoksia ini akan
mengaraj pada keadaan aidosis kemudian disusul dengan menurunnya cardiac output
sampai akhirnya terjadi henti jantung.
b. Pneumothorax Terbuka (open pneumothorax)
Pneumothorax terbuka yaitu pneumothorax dimana terdapat hubungan antara rongga
pleura dengan bronkus yang merupakan bagian dari dunia luar karena terdapat luka
terbuka pada dada. Dalam keadaan ini tekanan intrapleural sekitar nol. Perubahan
tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan yang disebabkan oleh Gerakan
pernapasan. Pada saat inspirasi tekanan menjadi negative dan pada waktu ekspirasi
tekanan menjadi positif. Selain itu, pada saat inspirasi mediastinum dalam keadaan
normal, tetapi pada saat ekspirasi mediastinum bergeser kea rah sisi dinding dada
yang terluka.
c. Pneumothorax tertutup (Simple Pneumothorax)
Pada tipe ini, pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada dinding
dada), sehingga tidak ada hubungan dengan dunia luar. Tekanan di dalam rongga
pleura awalnya mungkin positif, namun lambat laun berubah menjadi negatif karena
diserap oleh jaringan paru disekitarnya. Pada kondisi tersebut paru belum mengalami
reekspansi, sehingga masih ada rongga pleura, meskipun tekanan di dalamnya sudah
kembali negatif.Pada waktu terjadi gerakan pernapasan, tekanan udara di rongga
pleura tetap negatif. Misal terdapat robekan pada pleura viseralis dan paru atau jalan
nafas atau esofagus, sehingga masuk vakum pleura karena tekanan vakum pleura
negative.
1.3 Patofisiologi

Trauma dada (tumpul atau


tajam)

Udara dari luar dapat Nyeri


masuk ke rongga pleura

Menekan organ dan


Gangguan mobilitas Udara dari luar terhisap masuk paru yang sehat
fisik ke dalam rongga pleura

Mendorong ke bagian
Bedrest total Tekanan pleura  paru yang sehat

Pemasangan WSD Terjadi kolaps paru Ekspansi paru 

Kurang pengetahuan Paru-paru tidak berfungsi Proses inspirasi-


tentang Tindakan yang optimal ekspirasi tdk maksimal
dilakukan
Pertukaran gas menjadi tidak Pasokan oksigen ke
cemas optimal seluruh tubuh berkurang

Gangguan pertukaran gas Tubuh berkompensasi


Perawatan WSD dengan nafas cepat

Kurangnya prinsip steril Pasokan oksigen ke system Gangguan pola nafas


pencernaan menurun

Resiko infeksi Suplai O2


Motilitas usus menurun kebutuhan

Anoreksia
Metabolisme aerob
Perubahan nutriasi: kurang menurun
dari kebutuhan tubuh
Terjadi keletihan

Intoleransi aktivitas

1.4 Manifestasi Klinis


a. Nyeri mendadak di daerah dada akibat trauma pleura
b. Pernafasan yang cepat dan dangkal (takipnea) serta dispnea umum terjadi
c. Apabila pnumothorax meluas, atau apabila yang terjadi adalah tension pneumothorax
dan ada udara menumpuk di ruang pleura, jantung dan pembuluh besar dapat bergeser
ke paru yang sehat sehingga dada tampak asimetris
d. Deviasi trakea juga dapat terjadi
e. Sesak nafas (bernafas terasa berat), sesak sering mendadak dan makin lama makin
berat
f. Batuk
g. Nyeri berat, memburuk pada gerakan pernafasan.
h. Dedas di balik kulit (emfisema subkutaneus)
i. Sianosis
j. Bunyi nafas melemah atau lenyap di paru-paru yang mengalami kolaps
k. Fremitus vokal menurun
l. Hiperresonansi di sisi yang diserang
m. Hipotensi dan takikardia dalam pneumotorax tensi
n. Overekspansi dan rigiditas sisi dada yang diserang
o. Pergeseran mediastinal dan distensi vena jugular dalam pneumotorax tensi
p. Pucat
q. Denyut nadi lemah dan cepat.
1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (darah lengkap dan Astrup)
b. Imaging foto thorax
1.6 Penatalaksanaan
a. Operatif
Torakotomi
b. Non operatif
 Observasi
 Aspirasi
 Water sealed drainage
 Pleuridesis
1.7 Komplikasi
a. Tension pneumothorax
b. Hipoksia dan dipsnea berat
c. Pio-pneumothorax
d. Hidro-pneumothorax
e. Pneumothorax bilateral
f. Emfisema
g. Pneomuthotax kronik

Daftar Pustaka
Asnidar. (2019). Analisis Asuhan Keperawatan Pasien Pneumothorax dengan Intervensi
Positioning dan Monitoring Water Seal Drainage (WSD) di RSUP Fatmawati Jakarta.
Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia. Diakses melalui
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/zulkifli.amin/miscellaneous/pemasangan_water_
sealed_drainage.docx pada tanggal 10 Oktober 2020 pukul 22.12 WIB
Punarbawa, I Wayan Ade. (2020). Identifikasi Awal dan Bantuan Hidup Dasar pada
Pneumotoraks. Denpasar: Universitas Udayana. Diakses melalui
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/5340/4089 pada tanggal 10
Oktober 2020 pukul 22.14 WIB
NurseIndonesiablog. (2016). Asuhan Keperawatan Pneumotoraks. Diakses melalui
https://nersindonesiablog.wordpress.com/2016/12/09/pneumotoraks/ pada tanggal 10
Oktober 2020 pukul 23.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai