POPULASI RENTAN
Oleh:
Kelompok 11
A. LATAR BELAKANG
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous (rakyat, berarti
penduduk). Jadi, populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi
kondisi seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen,
Hanson, Birenbaum dalam Stanhope & Lancaster, 2004). Pandera
mengkategorikan faktor resiko kesehatan antara lain genetik, usia, karakteristik
biologi, kesehatan individu, gaya hidup dan lingkungan. Jika seseorang dikatakan
rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit, bahaya, atau outcome negatif.
Faktor pencetusnya berupa genetik, biologi atau psikososial. Populasi rawan atau
rentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki peningkatan risiko
yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan.
Penelantaran atau neglect merupakan hal yang sudah tidak asing, lansia
atau anak yang tidak diasuh dan dirawat sebagaimana mestinya oleh anak atau
keluarganya serta penelantaran lansia karena berbagai alasan dari keluarga sangat
sering terjadi. Contoh nyata yang dapat kita lihat adalah penelantaran lansia dapat
kita lihat dengan penitipan lansia di panti jompo tanpa pernah dijenguk lagi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengerti,
memahami, dan mencegah adanya populasi terlantar.
C. POKOK MATERI
(Terlampir)
D. MEDIA
1. Power point
E. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Metode:
1) Ceramah
2) Tanya jawab
2. Pengorganisasian:
1) Pembawa materi: Kelompok 11 Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah
2) Kegiatan penyuluhan:
penutup
3. Setting Tempat
3 2 1
4 3 4 4
3 3
4 3 4
3
4 4
Keterangan:
1 : Moderator
2 : Pemateri
3 : Fasilitator
4 : Peserta penyuluhan
F. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1) Proposal Penyuluhan Kesehatan yang berisi Satuan Acara Penyuluhan
telah siap sebelum kegiatan dimulai.
2) Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan
siap digunakan.
3) Kontrak waktu, tempat dan topik dengan klien.
b. Evaluasi Proses
1) Penyuluhan kesehatan mengenai populasi terlantar berjalan dengan baik
dan masyarakat dapat memahami penyuluhan yang diberikan.
2) Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dan peserta.
3) Peserta mengajukan pertanyaan secara aktif.
c. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat memahami dan mengerti dari apa yang
disampaikan dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
penyuluh.
G. REFERENSI
Lampiran materi
POPULASI TERLANTAR
A. DEFINISI
Populasi terlantar menggambarkan seseorang yang tidak memiliki tempat
tinggal secara tetap maupun yang hanya sengaja dibuat untuk tidur. Populasi
terlantar biasanya di golongkan ke dalam golongan masyarakat rendah dan tidak
memiliki keluarga.
Masyarakat yang menjadi populasi terlantar biasanya dari semua lapisan
masyarakat seperti orang miskin, anak-anak, masyarakat yang tidak memiliki
keterampilan, petani, ibu rumah tangga, pekerja social, tenaga kesehatan
professional serta ilmuwan. Beberapa dari mereka menjadi populasi terlantar karena
kemiskinan atau kegagalan sistem pendukung keluarga mereka. Selain itu alasan
lain menjadi tunawisma adalah kehilangan pekerjaan, ditinggal oleh keluarga,
kekerasan dalam rumah tangga, pecandu alcohol, atau cacat. Walaupun begitu
apapun penyebabnya, populasi terlantar lebih rentan terhadap masalah kesehatan
dan akses ke pelayanan perawatan kesehatan berkurang.
2. Pencegahan Sekunder
Memfokuskan pada populasi tunawisma dengan mendaftar segala
kebutuhan serta pelayanan kesehatan. Dalam hal ini, para tunawisma sulit
mengakses khususnya system pelayanan kesehatan karena mereka tidak
memiliki tempat atau alamat yang tetap, sehingga dengan tujuan mengeluarkan
populasi tersebut dari kondisi tersebut dan mengatasi dampak yang timbul
akibat tunawisma. Langkah untuk pencegahan sekunder, yaitu.
a. Membutuhkan rumah tradisional tanpa dipungut biaya yang rendah dan
menimbulkan persoalan umum bagi populasi terlantar adalah mereka
menjalani medikasi dan regimen terapi.
b. Obat-obatan yang dapat disimpan dengan mudah.
c. Mengikuti dan mempelajari makanan yang disediakan ditempat
penampungan agar populasi terlantar tetap mendapatkan asupan makanan
sesuai yang ada di tempat penampungan tersebut.
d. Memberikan vitamin kepada populasi terlantar untuk mengompensasi
deficit nutrisi.
e. Memahami dan memfasilitasi bahwa para populasi terlanter selalu
melakukan usaha terbaik untuk mengikuti program terapi.