PERITONITIS
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat
perforasi saluran cerna, atau dari luka tembus abdomen. Organisme yang
sering menginfeksi adalah organisme yang hidup dalam kolon (pada kasus
sedangkan stafilokokus dan streptokokus seringkali masuk dari luar (Price &
Sylvia, 2005).
penderita peritonitis dalam praktek bedah dan biasanya disebabkan oleh suatu
2014).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami konsep teori dan asuhan keperawatan pada
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Peritonitis (radang selaput otak) adalah suatu radang akut selaput perut
2. Etiologi
Bakterinya :
Tukak thypoid
Salpingitis
Divertikulitis
pneumokokus.
empedu.
Menurut Kowalak & Hughes (2010) tanda dan gejala yang sering
Distensi abdomen
Rigiditas abdomen
Demam
Takikardia
Takipnea
4. Patofisiologi
ikuti oleh ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan didalam
usus besar.
2012).
5. Komplikasi
peritonitis ialah inflamasi tidak lokal dan seluruh rongga abdomen menjadi
terkena pada sepsis umum. Sepsis adalah penyebab umum dari kematian
menyebabkan penyakit.
tidak menerima apa pun melalui mulut, Dari pada itu, ia membutuhkan
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
sebelah kanan.
c. Riwayat Penyakit
takipnea.
rumah sakit.
2) Pola Nutrisi-Metabolik
3) Pola Eliminasi
5) Pola Aktivitas/Latihan
lain.
tingkat berat.
e. Pemeriksaan Fisik
kesadaran dan keadaan umum klien. Keadaan umum ini dapat meliputi
kompos mentis, apatis, somnolen, spoor, koma dan delirium, dan status
1) Pemeriksaan Laboratorium
Cairan peritoneal
kemih
2) Pemeriksaan Radiologi
USG
2. Diagnosa
3. Intervensi
Tujuan &
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
1. Nyeri akut Nyeri berkurang 1. Observasi 1. Mengidentifikasi
berhubungan atau hilang, kualitas nyeri kebutuhan untuk
dengan agen dengan KH : pasien (skala, intervensi dan
cidera fisik. Ekspresi frekuensi, tanda-tanda
wajah durasi). komplikasi.
tampak
rileks. 2. Gunakan 2. Pengalaman nyeri
3. Berikan 3. Meningkatkan
kenyamanan, mungkin
punggung, kemampuan
latihan dengan
visualisasi. kembali
perhatian.
untuk memerlukan
analgetik narkotik,
analgesik
dihindari dari
proses diagnosis
karena dapat
menutupi gejala.
2. Kekurangan Dapat 1. Observasi 1. Membantu dalam
volume mempertahankan TTV. evaluasi derajat
cairan cairan tubuh defisit
berhubungan secara adekuat, cairan/keefektifan
dengan dengan KH : penggantian
kehilangan Asupan dan terapi cairan dan
cairan aktif. keluaran respons terhadap
cairan pengobatan
seimbang,
2. Pertahankan
produksi urin 2. Untuk
intake dan
normal. mempertahankan
output yang
Membran keseimbangan
adekuat.
mukosa cairan dan
lembab, elektrolit.
4. Kolaborasi
4. Untuk
untuk
memperbaiki
pemberian IV.
cairan yang
hilang.
3. Ketidaksei- Kebutuhan 1. Jadwalkan 1. Agar tidak
mbangan nutrisi pengobatan mengganggu
nutrisi: terpenuhi, dan tindakan nafsu makan.
kurang dari tidak selama
kebutuhan dengan KH : jam makan.
tubuh Nafsu
berhubungan makan 2. Lakukan
dengan pemasangan 2. Agar nutrisi klien
meningkat.
ketidak- NGT sesuai tetap terpenuhi.
Tidak terjadi
mampuan mual dan indikasi jika
mencerana muntah, klien tidak
makanan. trugor kulit dapat makan
3. Kolaborasi
3. Menurunkan
dengan dokter
mual/muntah
untuk
yang dapat
pemberian
meningkatkan
antiemeti.
tekanan/nyeri
intrabdomen.
4. Klaborasi
4. Agar dapat
dengan ahli
memberikan
gizi dalam
nutrisi yang tepat
diet.
pada klien
4. Hipertemi Suhu tubuh 1. Kaji suhu 1. Tindakan ini
berhubungan dalam batas tubuh. sebagai dasar
dengan normal, dengan untuk
penyakit KH : menentukan
Tidak intervensi.
demam
2. Berikan 2. Kompres hangat
Suhu tubuh
kompres memberikan
36-37°c
hangat pada efekvasodilatasi
dahi, ketiak, pembuluh darah,
dan lipatan sehingga
paha. mempercepat
penguapan tubuh.
4. Kolaborasi 4. Untuk
untuk panas.
pemberian
antipiretik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peritonitis (radang selaput otak) adalah suatu radang akut selaput perut
yang adalah lapisan dari rongga abdominal. Peritonitis disebabkan oleh infeksi
takipnea. Komplikasi yang terjadi pada peritonitis ialah inflamasi tidak lokal
EGC.
Kowalak, J. P., & Hughes, A. S. (2010). Buku Saku Tanda dan Gejala :
EGC.
Medika.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 8, Vol. 2.
Jakarta : EGC.
Jakarta: PT Indeks.