Segala puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas Stase Manajemen Keperawatan ini. Dalam proses laporan ini
penyusun mendapat bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Rahayu Nawang
Wulan S.Kep M.Kep selaku pembimbing di Rumah sakit dan selaku
pembimbing akademi Stase Manajemen Keperawatan.
Penyusun
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan
secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Dalam pelayana kesehatan, keberadaan perawat merupakan
posisi kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60% pelayanan
rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman
keperawatan di Ruang Perawatan Umum (RPU) Rs An-Nisa Kota
Tangerang mahasiswa mampu melakukan pengelolaan pelayanan
keperawatan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan
menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman
keperawatan selama 2 minggu di Ruang Perawatan Bedah (RPB) Rs
An-Nisa Kota Tangerang mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang
keperawatan, unsur input, unsur proses dan unsur output.
b. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur
proses dan unsur output.
c. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan
masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
d. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi
ners dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen
keperawatan secara langsung.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Perawatan
Umum (RPU) Rs An-Nisa Kota Tangerang untuk meningkatkan
kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang mangacu kepada model
praktek keperawatan profesional (MPKP).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melakui anggota sta
keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan secara proesional
(Nursalam, 2017).
Manajemen memerlukan beberapa peran dari sumber daya manusi yang
terlibat didalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga
diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud untuk menyusun suatu perencanaan yang
strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang ditetapkan.
Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan semua anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi
dan misi institusional yang telah ditetapkan, (Nursalam, 2002)
modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh
perawat profesional lainnya yang berperan sebagai ketua tim. Peran
perawat kepala ruang diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan
mempertimbangkan kecocokan untuk bekerja sama, dan berperan sebagai
fasilitator, pembimbing serta memotivator.
a. Keuntungan Model Modular :
1) Memfasilitasi pelayanan keperawtan yang komprehensif dan
holistic dengan pertanggung jawaban yang jelas.
2) Memungkinkan pencapaian proses keperawatan.
3) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui
rapat tim, cara ini efektif untuk belajar.
4) Memberi kepuasaan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
5) Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang
berbeda-beda dengan aman dan efektif.
6) Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral.
7) Model praktek keperawatan professional dapat dilakukan atau
diterapkan.
8) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
9) Memberikan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang
menerima asuhan keperawatan.
10) Lebih mencerminkan otonomi.
11) Menurunkan dana perawat.
b. Kekurangan Model Modular :
1) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
2) Pendelegasian perawatan pasien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab pasien bertugas.
3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingakan metode lain.
4) Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/ kedokteran.
5) Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan.
6) Masalah komunikasi.
D. Indikator mutu umum RD (BOR,LOS,TOI,BTO)
1. BOR
BOR (Bed Occupancy Ratio) = Angka penggunaan tempat tidur BOR
adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a
period under consideration (Huffman. 1994).
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
2. LOS
AVLOS (Average Length of Stay) = Rata-rata lamanya pasien
dirawat AVLOS adalah the average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration. (Huffman. 1994).
AVLOS adalah rata-rata lama rawatseorangpasien (Depkes RI. 2005,
KementerianKesehatan 2011).
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
3. TOI
(Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI. 2005, Kementerian
Kesehatan 2011). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011)
4. BTO
BTO adalah the net effect of changed in occupancy rate and length
of stay (Huffman. 1994) BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan
waktu tertentu (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Idealnya dalam sat utahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali
(Depkes RI. 2005, KementerianKesehatan 2011).
A. RS ANNISA Tangerang
RS ANNISA Tangerang berawal dari gagasan dr. Anwar Hasyim,
Sp.OG sebagai pendiri dan pemilik. Awal pembangunannya dimulai pada
tahun 1989, dimana untuk pemancangan tiang pertama dihadiri oleh
Direktur RSI Cempaka Putih, Bpk. Rahmat Ramli. Akhirnya pada tahun
991 berdirilah sebuah bangunan sederhana dengan status Rumah Bersalin
(RB) dibawah kepemilikan Yayasan Permata Bunda. Rumah bersalin AN-
NISA pada waktu itu hanya memiliiki kapasitas 15 tempat tidur, dan
pada tahun 199 Rumah bersalin AN-NISA berhasil meraih prestasi sebagai
Juara III Rumah Bersalin Sayang Ibu.
Pada tahun 2000 terjadi perrgantian status dari rumah bersalin menjadi rumah
sakit ibu & anak dibawah kepemilikan PT AN-NISA Utama dengan
kapasitas tempat tidur lebih banyak dari Rumah Bersalin AN-NISA yaitu 47
tempat tidur. Sesuai dengan pertumbuhan masyarakat Kota Tangerang
yang terus berkembang. Maka Rumah Sakit Ibu dan Anak berubah menjadi
Rumah Sakit Umum (RSU) pada tahun 2008. Pada tahun 2015 terus
berkembang dan sampai sekarang RS ANNISA merupakan rumah sakit umum
tipe (C)
Ruangan Fasilitas
Bed Ac Kamar mandi TV Wastafel
408 6 1 1 1 -
409 6 1 1 1 -
412 4 1 1 1 1
413 4 1 1 1 1
414 1 1 1 1 -
415 1 1 1 1 -
Jumlah 22 6 6 6 2
Selain itu, Ruang Perawatan Umum 4 merupakan salah satu ruangan perawatan
RS An-Nisa yang memberikan perawatan bagi pasien laki-laki maupun
perempuan dengan mencakup lansia awal sampai lansia akhir.
C. Denah Ruangan RPU 4
DENAH RUANGAN RPU 4
JALAN JALAN
E. Data Ruangan
1. Visi RPU 4 mengikuti visi dari RS ANNISA Tangerang, tidak
terdapat visi khusus untuk ruangan RPU. Visi RS ANNISA Tangerang
yaitu menjadi rumah sakit berciri islam yang dipercaya dan dipilih oleh
masyarakat.
2. Misi ruangan
Misi ruangan RPU 4 juga mengikuti misi dari RS ANNISA
Tangerang, tidak terdapat misi khusus untuk ruangan RPU, dimana misi
tersebut adalah:
a. Menyediakan pelayanan bermutu dan profesional.
b. Mewujudkan citra islam diseluruh jajaran dalam segala tindakan dan
penampilan.
c. Mengembangkan jiwa melayani secara ihsan dalam setiap karyawan.
3. Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur ruangan bougenvile 2 sudah ada namun
sebagian masih dalam proses pengajuan untuk dilakukan revisi dan
pengesahan.
4. Standar Asuhan
Salah satu asuhan yang dilakukan adalah keselamatan pasien. Terdapat
enam sasaran pasien safety, yaitu :
a) Ketepatan identifikasi pasien
Ketepatan identifikasi pasien di ruang RPB sudah dilakukan dengan
baik. Pemberian gelang identitas pasien, identitas sesuai dengan nama
pasien, identitas gelang pasien ditulis sesuai dengan RM pasien,
terdapat tanggal lahir di gelang pasien, identitas gelang pasien
sesuai dengan label obat pasien, perawat menanyakan nama pasien
dan mencocokan di gelang identitas pasien saat memberikan obat
melakukan tindakan, laboratorium, rontgen dan operasi sudah
dilakukan oleh petugas kesehatan dengan baik setiap harinya.
b) Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif diruang RPU 4 antara tenaga kesehatan dan
dokter dilakukan saat dokter melakukan visite kepada pasien, selain itu
komunikasi efektif ini dilakukan dengan menggunakan SOAP.
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Keamanan obat diruang RPU 4 dilakukan pemisahan obat High
Alert dan LASA dengan menggunakan label di setiap obat.
Pelabelan ini sudah dilakukan di bagian farmasi. Tersedianya loker
pemisah obat antara pasien, sehingga meminimalisir adanya
pertukaran obat. Pada pemberian obat oral dan parenteral perawat
sudah memperhatikan 5 benar obat (benar pasien, obat, dosis,
indikasi dan cara pemberian)
d) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
Pelaksanaan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
sudah sesuai dengan SOP yang sudah ada dan didokumentasikan
dengan baik.
e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan diruang RPU 4
telah tersedia handwash, tissue, hand rub, wasteful dan tempat sampah
non medis dan terdapat safety box. Petugas kesehatan diruang RPU 4
melaksanakan cuci tangan five moment secara optimal.
f) Pengurangan risiko pasien jatuh
Pengkajian skala risiko jatuh pada pasien belum dilaksanakan
secara obyektif
5. Standar kerja
Standar kerja ruang RPU 4 sudah ada namun tidak ada bentuk fisik
melainkan hanya dalam bentuk software.
6. Fungsi organisasi
a. SDM Sumber daya manusia terdiri dari:
1) Perawat : Jumlah perawat 18 orang ( 1 Kepala Ruangan, 2 perawat
primer, 13 perawat Assosiate)
2) Tingkat pendidikan
Semua tenaga keperawatan di RPU 4 dengan lulusan S1 Ners
b. Pengaturan jadwal dinas
Pengaturan jadwal dinas di ruang RPU 4 dibagi berdasarkan
pengalaman kerja perawat dan lama kerja perawat. Pembagian
shift dibagi menjadi tiga, yaitu shift pagi (07.00- 14.00 WIB),
shift siang (14.00-20.00 WIB), dan shift malam (20.00-07.00
WIB). Berdasarkan pembagian tersebut, ditentukan setiap jadwal shift
terdiri dari tiga orang yaitu perawat senior (yang menjadi
penanggung jawab shift), dan perawat junior
c. Pengaturan datar pasien
Pengaturan datar pasien telah ditentukan saat dilakukannya
administrasi berdasarkan kelas menggunakan jaminan kesehatan atau
umum.
d. Penggorganisasian klien
Pengorganisasian pasien di ruang RPU 4 dilakukan berdasarkan MPKP
(Model Praktik Keperawatan Profesional) yang terdiri 4
komponen yaitu ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan
keperawatan, proses keperawatan dan dokumentasi keperawatan.
1) Ketenagaan keperawatan
Ketenagaan keperawatan di ruang RPU 4 belum dihitung
berdasarkan pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
2) Metode pemberian asuhan keperawatan
Pola yang digunakan dalam metode pemberian asuhan
keperawatan adalah menggunakan penugasan tim.
3) Proses keperawatan
Proses keperawatan yang dilakukan di ruang RPU 4 adalah dengan
menyusun kebutuhan dan masalah pasien. Langkah yang dilakukan
adalah dengan melakukan pengkajian yang focus pada keluhan
utama dan eksplorasi lebih holistic, diagnosis yaitu menetapkan
hubungan sebab akibat dari masalah keperawatan, rencana
tindakan untuk menyelesaikan masalah, implementasi masalah
dan evaluasi hasil tindakan
4) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien.
Dokumentasi terkait denagn format pengkajian, rencana
keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.
e. Sistem perhitungan tenaga
1) Dinas pagi :
a) Karu :1
b) CCM :1
c) PP :1
d) PA :2
2) Dinas siang;
a) PP :1
b) PA :1
3) Dinas malam
a) PP :1
b) PA :1
5) Libur
a) PP :1
b) PA :1
Total akhir = DP+DS+DM+LIBUR: 11 tenaga kesehatan
Berdasarkan perhitungan rumus douglas diatas diketahui bahwa
total jumlah kebutuhan perawat untuk dinas pagi, sore dan malam
sebanyak 11 orang.
7. Fungsi pengarahan
a. Operan
1) Mempersiapakan daftar nama pasien yang akan dijelaskan meliputi
identitas pasien dan rekam medis pasien.
2) Menyampaikan masalah keperawatan yang mungkin masih
muncul.
3) Menjelaskan tindakan keperawatan yang sudah atau belum
dilakukan.
4) Intervensi kolaboratif dan dependensi.
5) Perencanaan umum dan persiapan yang perlu dilakukan kegiatan
selanjutnya misalnya operasi, pemeriksaaan penunjang, dan lain-
lain.
6) Melakukan klrifikasi yang telah disampaikan untuk persamaan
persepsi dengan petugas yang jaga sebelumnya
b. Pre dan post conferent
1) Pre conferent
Sebelum kegiatan harian, di ruang perawatan dimulai dengan
Pre Conferent. Adapun yang dilakukan yaitu :
a) Pre conferment dilakukan setiap hari segera setelah
pergantian dinas sesuai dengan yang sudah dijadwalkan
b) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
petugas yang berjaga sebelumnya
Hal-hal yang disampaikan meliputi :
(1) Keadaan umum pasien
(2) Keluhan klien
(3) Tanda-tanda vital pasien dan kesadaran
(4) Hasil pemeriksaan laboratorium/diagnosis terbaru
(5) Masalah keperawatan
(6) Rencana keperawatan
(7) Perubahan terapi medis
(8) Rencana medis
c) Post Conferent
Post conferent di ruang kebidanan belum dilakukan. Kegiatan
di akhir shift hanya melakukan operan antara shift jaga.
Kegiatan post conferent ini belum dilakukan karena belum
ada yang menggerakkan secara aktif. Dan juga karena
keterbatasan dalam melakukan manajemen waktu antara
memberikan pelayanan dan melakukan post conferment.
c. Motivasi kepada perawat
Motivasi yang diberikan kepada bidan di ruang keperawatan
diberikan secara langsung oleh kepala ruangan dengan pendekatan
kelompok dan personal, serta pemberian reward yang disetujui
oleh bagian diklat dengan diikutsertakan seminar virtual untuk
melatih skill dan menambah pengetahuan perawat.
d. Pendelegasian
Pendelegasian yang ada di ruangan keperawatan yaitu berupa :
1) Pelatiahan untuk peningkatan skill dan pengetahuan tenaga
kesehatan
2) Seminar kasus bersama dengan tenaga kesehatan lain
e. Supervise
Supervise dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab ruangan
atau kepala ruangan, namun dalam pelaksanannya belum terstuktur
dengan mengklarifikasi petugas yang bertugas pada hari itu atau
terjun langsung ke ruangan-ruangan.
8. Fungsi Pengendalian
a. Indikator mutu
Indikator mutu ruang keperawatan berpedoman pada indicator
mutu rumah sakit, yaitu :
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
2) Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana dan prasarana
pendukung yang memadai.
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh,
bermutu, bertangguang jawab dan bermanfaat bagi masyarakat
b. Audit dokumentasi asuhan
Audit dokumentasi asuah seharusnya dilakukan oleh audit mutu rumah
sakit. Akan tetapi di ruang keperawatan dilakukan oleh kepala ruangan
dengan melihat rekam medis pasien dengan menggunakan sistem
komputerisasi. Dilakukan setiap hari dengan melihat apakah
pencatatan sudah lengkap atau belum.
c. Survey kepuasan
Survey kepuasan di ruangan bisa diukur dengan adanya kuesioner
yang
tertera pada wibsite RS ANNISA Tangerang.
d. Survey masalah pasien
Survey masalah pasien di ruang RPU 4 dilakukan setiap operan
jaga yang dilakukan oleh ketua tim ruangan kepada pasien yang
sedang dirawat di ruang RPU 4 maka Perawat menjelaskan
kondisi pasien, menanyakan keluhan pasien, menanyakan sarana
dan prasarana di ruangan.
e. Pre dan post conferent
1) Pre conferent
Sebelum kegiatan harian, di ruang kebidanan dimulai dengan
Pre Conferent. Adapun yang dilakukan yaitu :
a) Pre conferment dilakukan setiap hari segera setelah
pergantian dinas sesuai dengan yang sudah dijadwalkan
b) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
petugas yang berjaga sebelumnya
Hal-hal yang disampaikan meliputi :
(1) Keadaan umum pasien
(2) Keluhan klien
(3) Tanda-tanda vital pasien dan kesadaran
(4) Hasil pemeriksaan laboratorium/diagnosis terbaru
(5) Masalah keperawatan
(6) Rencana keperawatan
(7) Perubahan terapi medis
(8) Rencana medis
c) Post Conferent
Post conferent di ruang kebidanan belum dilakukan. Kegiatan
di akhir shift hanya melakukan operan antara shift jaga.
Kegiatan post conferent ini belum dilakukan karena belum
ada yang menggerakkan secara aktif. Dan juga karena
keterbatasan dalam melakukan manajemen waktu antara
memberikan pelayanan dan melakukan post conferment.
d) Motivasi kepada perawat
Motivasi yang diberikan kepada bidan di ruang
keperawatan diberikan secara langsung oleh kepala ruangan
dengan pendekatan kelompok dan personal, serta pemberian
reward yang disetujui oleh bagian diklat dengan
diikutsertakan seminar virtual untuk melatih skill dan
menambah pengetahuan perawat.
e) Pendelegasian
Pendelegasian yang ada di ruangan keperawatan yaitu berupa :
1) Pelatiahan untuk peningkatan skill dan pengetahuan
tenaga kesehatan
2) Seminar kasus bersama dengan tenaga kesehatan lain
f) Supervise
Supervise dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab
ruangan atau kepala ruangan, namun dalam pelaksanannya
belum terstuktur dengan mengklarifikasi petugas yang
bertugas pada hari itu atau terjun langsung ke ruangan-
ruangan.
9. Fungsi Pengendalian
a. Indikator mutu
Indikator mutu ruang keperawatan berpedoman pada indicator
mutu rumah sakit, yaitu :
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten
2) Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana dan prasarana
pendukung yang memadai.
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh,
bermutu, bertangguang jawab dan bermanfaat bagi masyarakat
g. Ruang
perawatan
umum
sangat
bersih,
nyaman
dan rapih
karena
setiap
Shift
selalu di
bersihkan
CS yang
selalu ada
di
ruangan
A. Analisa Data
2. Belum tersedia Rumah sakit dan Belum ada penanda bel Dapat digunakan untuk Perlu adanya adaptasi
adanya bel ruangan telah pasien memudahkan keluarga perawat untuk
penanda bel menggunakan pasien dalam meminta memberitahu bel
pasien stiker penanda bantuan. terhadap keluarga
pasien resiko pasien .
jatuh
B. Perumusan masalah
Penghitungan prioritas berdasarkan metode CARL. Metode CARL
merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga
didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria
CARL tersebut mempunyai arti:
1. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan).
2. A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau
juklak.
3. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
4. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu
dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
No. Masalah Tujuan Uraian Kegiatan Sasaran Metode Media Dana Waktu Pj
1. Operan pasien Untuk menghindari tingkat Persiapan Pasien, Observasi Video Rp - Maha
belum di pelaksanaan
kesalahan dari perawat Petugas siswa
lakukan
dari kesalahan melakukan Pelaksanaan Perawat Stikes
secara baik
masih ada tindakan, perkenalan WDH
Evaluasi
kekurangan
kepada pasien bahwa ada
yaitu keliling
pasien pergantian shift perawat
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA