Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGKAJIAN SPIRITUAL DALAM ASUHAN KEPERAWATAN


PALIATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Paliatif dan


Menjelang Ajal
Dosen Pengampu: Ns. Happy Indri Hapsari., M.Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok 7

1. Christiyan Candra Purnama (ST182009)

2. Indah Adhitama Chrisnanda (ST182019)

3. Rendra Bagus Subandono (ST182040)

4. Sri Lestari (ST182046)

PROGRAM TRANSFER PRODI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan paliatif
tentang teori pengkajian spiritual dalam asuhan keperawatan paliatif dengan baik
dan tepat waktu. Penugasan ini merupakan salah satu komponen untuk
mendapatkan nilai tambahan pada salah satu mata kuliah yang di tempuh dalam
jurusan S1 transfer keperawatan angkatan XI di STIKES Kusuma Husada
Surakarta.

Kami menyadari bahwa dalam tugas makalah ini, jika tanpa adanya
bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, tentu tidak akan dapat
terselesaikan. Oleh kerena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang sudah membimbing kami
serta teman-teman yang sudah mensuport serta membantu kami dalam
menyelelesaikan makalah ini.

Semoga amal baik pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT. Kami menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Maka
dari itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Aamiin.

Surakarta, Juli 2019

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I ................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4

BAB II ................................................................................................................................ 5

A. Spritual dalam Asuhan Keperawatan .................................................................... 5

B. Cara Pengkajian Spiritual ...................................................................................... 7

C. Diagnosis dalam NANDA NIC NOC .................................................................... 10

BAB III .............................................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11

B. Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Human Organization (WHO) mendefinisikan perawatan paliatif

sebagai pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

yang memiliki banyak masalah di dalam hidupnya serta memiliki penyakit

yang mengancam jiwa.1 Tindakan untuk perawatan paliatif yang telah

dilakukan adalah dengan identifikasi awal, pengkajian serta pengobatan dari

rasa nyeri dan masalah lainnya seperti fisik, psikososial dan spiritual.

Perawatan paliatif juga diartikan sebagai perawatan pertama yang dimulai

sejak awal perjalanan penyakit, dalam hal ini adalah penyakit terminal, yang

mana bersamaan dengan terapi lainnya untuk memperpanjang hidup dengan

cara pendekatan secara menyeluruh (Afifah, 2018)

WHO melaporkan bahwa kasus pasien paliatif di dunia meliputi

penyakit jantung kronis (38,5%), kanker (34%), penyakit pernapasan (10.3%),

Human Immunodeficiency Virus/ Aquired Immunodeficiency Syndrom

(HIV/AIDS) (5,7%) dan Diabetes (4,6%). Sebagian besar pasien (40-60%)

yang membutuhkan perawatan paliatif di dunia diperkirakan meninggal dunia.

Presentasi penderita dengan kebutuhan paliatif menurut jenis kelamin adalah

laki-laki (52%) dan perempuan (48%) (Afifah, 2018).

Penyakit terminal atau penyakit dengan perawatan paliatif merupakan

penyakit yang sudah tidak dapat disembuhkan, perawatan ini bersifat untuk

meningkatkan kualitas hidupnya. Secara garis besar orang yang dengan

1
penyakit terminal itu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan berkembang

ke arah kematian. Prinsip dari perawatan paliatif ini adalah perawatan yang

komperhensif, dimana pertolongan untuk mengatasi masalah secara

menyeluruh (Afifah, 2016).

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik, seorang

perawat harus mempertimbangkan berbagai aspek baik aspek fisik, sosial,

emosional, kultural maupun spiritual dalam rangka pemenuhan kebutuhan

klien. Perawat juga harus mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakit

yang dideritanya dan kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan

perawatan dirinya (Khoiriyati, 2016)

Permasalahan pada perawatan paliatif yang digambarkan oleh pasien

merupakan kejadian yang mengancam diri sendiri. Masalah yang seringkali

diungkapkan oleh pasien adalah mengenai ketentraman dalam memberikan

perawatan yang komprehensif. International Association For Hospice &

Paliiative Care (IAHPC) melaporkan bahwa sebagian besar pasien melaporkan

masalah seperti nyeri, masalah fisik lainnya, psikologi, sosial, kultural serta

spiritual. Masalah fisik sering kali lebih diperhatikan dan mendapatkan

perhatian khusus dalam melakukan perawatan pada pasien. Prinsip pada

perawatan paliatif adalah melakukan perawatan secara menyeluruh kepada

pasien. Oleh sebab itu kita juga harus memperhatikan pada masalah pada aspek

psikologis dan spiritual (Afifah, 2018).

Salah satu aspek yang dikaji dan perlu mendapatkan perhatian khusus

pada perawatan paliatif adalah aspek spiritual. Spiritual dapat meningkatkan

kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis. Koping spiritual dan religiusitas

terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien kanker yang sedang

2
menjalani terapi radiasi. Sebagian besar pasien (84%) percaya pada

religiusitas/spiritual untuk mengatasi kanker (Afifah, 2018).

Upaya pemenuhan kebutuhan spiritual pasien diawali dengan kajian

kebutuhan spiritual. Berdasarkan kajian tersebut perawat dapat mengetahui

kebutuhan spiritual mana yang perlu dan belum terpenuhi pada pasien, karena

spiritual bagi setiap orang berbeda, tergantung dari cara pandang dan latar

belakang seseorang. Menurut Hawari (2004) serta Burkhardt dan Nagai-

Jacobson (2005), spiritualitas bersifat personal atau individual. Terdapat

berbagai hal yang melatarbelakanginya, yang mana setiap individu memiliki

cara pandang dan pemahaman tersendiri tentang spiritualitas. Perbedaan

konsep spiritual dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup

dan persepsi seseorang tentang hidup dan kehidupan (Nuraeni, 2015).

Kebutuhan akan spirit sebagai hal yang penting untuk tetap terjaganya

kesehatan pada semua individu. Perawat dapat mengobservasi bahwa kondisi

fisik dapat mempengaruhi mind dan spirit. Selain itu, kita juga bisa

memperhatikan jika seseorang mengalami goncangan emosional ataupun

spiritual lambat laun bisa memunculkan gejala/gangguan secara fisik.

Kebutuhan spiritual dan psikososial kurang menjadi hal yang prioritas daripada

kebutuhan fisik karena kebutuhan tersebut seringkali abstrak, komplek dan

lebih sulit untuk diukur. Perawatan spiritual menjadi bagian dari perawatan

secara menyeluruh yang cukup mudah diterapkan dalam proses keperawatan

dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan

evaluasi. Kebutuhan dan perawatan spiritual di dalam kerangka kerja proses

keperawatan ini telah terbukti sangat membantu baik dari segi filosofis

maupun praktis (Khoriyati, 2016).

3
B. Tujuan

Untuk Mengetahui Pengkajian Spiritual Terhadap Pasien Paliatif

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Spritual dalam Asuhan Keperawatan?

2. Bagaimana Pengkajian Spiritual dalam Asuhan Keperawatan Paliatif?

3. Apa saja diagnosis Spiritual dalam NANDA NIC NOC?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Spriritual Dalam Asuhan Keperawatan

Spiritual merupakan salah satu kebutuhan fundamental yang

dibutuhkan oleh sesorang sebagai motivasi terhadap adanya perubahan yang

baik dalam hidupnya dalam mempertahankan keharmonisan dan keselarasan

atara diri sendiri dengan dunia luar.17,18 Spiritual juga merupakan suatu

upaya seseorang untuk dapat menjawab ataupun mendapatkan kekuatan dalam

menghadapai stress, penyakit fisik maupun kematian. Spiritual merupakan hal

yang mendasar yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat merasakan

kenyamanan dalam hidupnya (Afifah, 2018).

Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit, semangat

untuk mendapatkan keyakinan, harapan dan makna hidup. Spiritualitas

merupakan suatu kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui

hubungan intrapersonal, interpersonal dan transpersonal dalam mengatasi

berbagai masalah kehidupan. Manusia adalah mahluk Tuhan yang paling

sempurna (Yusuf, 2016).

Kebutuhan spiritualitas merupakan kebutuhan yang penting untuk

dipenuhi pada pasien dengan penyakit kanker selain aspek kebutuhan lainnya,

karena penyakit ini dapat berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan

penderitanya baik fisik, psikologis maupun spiritual. Spiritualitas menurut

Puchalski (2001) dapat digunakan sebagai salah satu sumber koping selain itu

spiritualitas memberikan dampak yang positif bagi kesehatan dan dapat

5
dijadikan sebagai sumber penyembuhan (healing). Hal ini diperkuat oleh hasil

penelitian Bussing et al (2010) bahwa sebagian besar pasien kanker

memerlukan spiritualitas ataupun religiusitas sebagai sumber koping untuk

menghadapi kondisi tersebut, sehingga pengetahuan yang baik tentang

kebutuhan spiritual pasien oleh perawat menjadi penting untuk dimiliki.

Kebutuhan spiritual meliputi: kebutuhan religi atau keagamaan; kebutuhan

mendapatkan kedamaian; eksistensi diri; serta kebutuhan untuk memberi.

Setiap orang memiliki kebutuhan ini namun demikian berbeda dalam aspek

maupun tingkat kebutuhannya masingmasing, sehingga penting untuk

dilakukan kajian terlebih dahulu dalam menentukan kebutuhan spiritual

pasien. (Nuraeni, 2015)

Perawatan dan pengkajian spiritual menjadi hal yang sensitif dan

seharusnya didasarkan pada hubungan salling percaya diantar klien dan

perawat. Pengkajian yang akurat pada klien sangat penting untuk membantu

menentukan intervensi yang yang akan digunakan. Pengkajian kebutuhan

spiritual seharusnya dilakukan dengan pendekatan secara sistematik dimana

perawat melakukan pendekatan pengakajian di semua aspek. Pengkajian yang

efektif tergantung pada terciptanya hubungan saling percaya dan

penghormatan terhadap nilai dan kepercayaan yang ada pada klien. Observasi

keperawatan meliputi lingkungan disekitar klien, perasaan, kemampuan fungsi

tubuh dan observasi data keperawatan.

Pendekatan holistik untuk melakukan pengkajian spiritual diperlukan

untuk lebih memahami kesehatan spiritual klien dan mengidentifikasi

kebutuhan spiritualnya. Spiritualitas merupakan faktor yang terintegrasi di

dalam diri individu. Hal ini dipengaruhi oleh proses fisiologis dan psikologis,

6
latar belakang budaya, lingkungan dan faktor yang lain. Semua area dari

pengkajian keperawatan akan didapatkan data yang diperlukan untuk

merumuskan diagnosa keperawatan.

Perawat seharusnya mulai melakukan pengkajian riwayat kesehatan

klien dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan klien tentang masalah

utama yang dihadapi kemudian melangkah ke area yang lebih sensitive sebagai

wujud pemahaman dari kondisi klien. Pertanyaan langsung berhubungan

dengan spiritualitas secara umum yang ditanyakan oleh perawat seharusnya

merupakan sebuah pemahaman yang lebih baik dari kondisi klien dan mampu

membuat pokok-pokok pertanyaan dalam sebuah format yang tepat

disesuaikan dengan bahasa klien dan dengan cara memperhatikan kenyamanan

baik dari perawat dank lien. Dibawah ini merupakan contoh pengakajian

spiritual yang dapat digunakan. Respon klien yang ditampakkan dapat menjadi

petunjuk untuk menentukan tingkat perkembangan spiritualnya (Khoiriyati,

2016).

B. Pengkajian Spiritual

SPIRIT :

1. Sistem keyakinan

a) Kehidupan spiritual yang penting untuk klien

b) Makna hidup bagi klien

2. Pengalaman Spiritual

a) Menjelaskan keyakinan dan pelaksanaan agama yang diyakini

oleh klien

b) Makna agama bagi klien

7
c) Peran agama dalam kehidupan sehari-hari klien

3. Integrasi dengan Komunitas

a) Keterlibatan klien dengan kelompok spiritual

b) Seberapa penting kelompok tersebut bagi klien

c) Dukungan yang diberikan oleh kelompok tersebut

d) Dukungan yang diberikan oleh kelompok berkaitan dengan

penyakit klien

4. Ritual

a) Ritual yang dilakukan oleh klien sebagai bagian dari kehidupan

spiritual klien

b) Gaya/cara hidup yang didukung dan dilarang oleh agama klien

c) Makna dari ritual keagamaan yang dijalani bagi klien

d) Sejauh mana klien mengikuti pedoman dalam agama yang

dianutnya

5. Implikasi

a) Hal-hal tertentu dari kegiatan pengobatan dan perawatan yang

tidak sesuai dengan ketentuan agama yang dianut klien

b) Aspek-aspek tertentu dari agama klien yang perlu

dipertimbangkan selama kegiatan peawatan

c) Batasan-batasan hubungan yang diatur dalam agama klien

d) Kesediaan klien untuk mendiskusikan implikasi keagamaan

klien terhadap pelayanan kesehatan

6. Terminal events planing (perencanaan peristiwa Terminal)

8
a) Aspek tertentu dari kegiatan pengobatan dan perawatan yang

klien ingin tetap pertahankan atau tinggalkan terkait dengan

agama yang klien anut

b) Praktik keagamaan yang ingin klien rencanakan selama

perawatan terminal di rumah sakit atau di rumah

c) Bagaiman klien mendapatkan kekuatan untuk mengatasi

penyakitnya

d) Alasan klien untuk tetap bersyukur meskipun dalam keadaan

sakit

e) Bagaimana klien bisa mendapatkan kenyamanan saat klien

ketakutan atau mengalami nyeri (Putri, 2015)

Ada sebuah konsep yang menjelaskan bahwa kebutuhan perawatan

spiritual dapat dilihat dari beberapa domain. Domain yang pertama yaitu

domain fisik, contohnya dengan adanya pengalaman terhadap nyeri dapat

menyebabkan individu lebih berfokus pada spiritualitasnya jika berpikir

tentang makna penderitaan atau rasa sakit yang dihadapinya. Sama halnya

dengan harapan, rasa takut, permasalahan yang diakibatkan oleh hubungan

di dalam keluarga atau teman sekolah, masalah financial, stigma adat dan

perawatan medis merupakan contoh dari pengalaman yang biasa dijumpai

dan dapat dihubungkan dengan konsep spiritulitas (bagian dari

transcendent concern) (Khoiriyati, 2016)

9
C. Diagnosis NANDA dan Intervensi

Dalam buku Herdman (2018) ditentukan diagnosis yaitu:

DOMAIN 10 NANDA

1. KELAS 1 NILAI

2. KELAS 2 KEYAKINAN

3. KELAS 3 KESELARASAN NILAI

a) KESIAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

b) KONFLIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

c) DISTRESS MORAL

d) KETIDAKPATUHAN

e) HAMBATAN RELIGIUSITAS

f) KESIAPAN MENINGKATKAN RELIGIUSITAS

g) RISIKO HAMBATAN RELIGIUSITAS

h) DISTRESS SPIRITUAL

i) RISIKO DISTRESS SPIRITUAL

INTERVENSI (Rencana Tindakan)

1. Spiritual suport

Membantu pasien untuk merasa imbang dan tehubung dengan kekuatan

yang lebih besar

2. Hope intstillation/ inspiration

Meningkatkan KEYAKINAN kapasitas sendiri untuk memulai dan

mempertahankan tindakan

3. Grief work facilitation

Membantu resolusi dari kehilangan yang bermakna

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawat berada dalam posisi terbaik dalam memberikan asuhan keperawatan,

terutama ketika merawat klien yang mengalami penyakit yang mengancam

jiwa, penyakit kronis dan kondisi terminal. Perawat belajar sejak dini untuk

menjadi komunikator dan pendengar yang baik. Dengan membantu klien

mengekspresikan kepercayaannya dan hadir secara fisik di dekat klien selama

proses penyakitnya maka perawat sedang memberikan perawatan spiritual.

Perawatan spiritual pada klien merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari

praktek keperawatan jika kita memandang klien sebagai individu secara

komprehensif. Oleh karena itu, Perawat harus mengembangkan identitas

spiritualnya supaya lebih sensitif terhadap kebutuhan spiritual klien.

B. Saran

Perawat dapat menerapkan pandangan secara holistik pada kehidupan dan

dirinya. Selanjutnya, ide ini diterapkan dalam pemberian perawatan pada orang

lain secara nyata menggunakan pendekatan yang sistematik dengan

menggunakan proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, penentuan

diagnosa keperawatan yang tepat, perencanaan, implementasi dan evaluasi

yang berkesinambungan

11
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Milatul. 2018. Spirituality of Paliative Patient in Hospital, Yogyakarta.


http://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/mik/article/download/331/287/. Diakses pada tanggal 9 Juli
2019.

Herdman, T. Heather & Kamitsuru. 2018. NANDA- I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta : EGC.

Khoiriyati, Azizah. 2016. Perawatan Spiritual dalam Keperawatan: Sebuah pendekatan Sistematik.
http://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/download/1654/1699. Diakses pada tanggal 8 Juli 2019.

Nuraeni, Aan. 2015. Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Kanker.


http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/101. Diakses pada yanggal 8 Juli 2019.

Putri, Calvin. 2015. Pengkajian Nilai dan Spiritual. https://slideplayer.info/slide/2608011/. Diakses


pada tanggal 8 juli 2019.

Yusuf, DKK. 2016. Kebutuhan Spiritual. Jakarta : Mitra Wacana Media.

1
2

Anda mungkin juga menyukai