KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian manajemen
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat
– perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.
Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang
telah dilakukan.
4. KERANGKA KONSEP
-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:
-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat
keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.
-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk
mencapai tujuan kelompok.
-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan
kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan
yang profesional.
-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan
bersama untuk menetapkan tujuan bersama
INPUT
☺ Informasi
☺ Personal
☺ Peralatan
☺ Fasilitas
PROSES
Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana] yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
OUTPUT
☺ Askep (Asuhan Keperawatan)
☺ Pengembangan staf sampai dengan riset
KONTROL
☺ Budget
☺ Prosedur
☺ Evaluasi Kinerja
☺ Akreditasi
b. Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut
agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
2. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.
Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.
Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya
bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer
dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan
staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis,
dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam
memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar
diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya. Manajer mempunyai lima dampak
terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana dibahas
sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam
kepuasan kerja yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja,
lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi,
kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan
keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan, dan gaya
manajer.
1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan,
harian).
3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain
yamg bekerja di ruang rawat.
4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan
asuhan perawatan sesuai standart.
5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan
sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
7. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang
diperlukan di ruang rawat.
10. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
11. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan
mencatat program.
13. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui
keadaan dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah
berlangsung.
14. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan
pelayanan berlangsung.
16. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan
pelayanan berlangsung.
17. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.
18. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh
kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.
19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan
keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
22. Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam
dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat
pengkajiannya.
1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan,
melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan.
Perawat Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu
peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung
maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu,
keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana perawat
sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat menggunakan
metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan xsecara
langsung atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran
sebagai perawat pelaksana bertindak sebagai:
a. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi,
2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu
memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan
kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan
kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.
c. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini
terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk
memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di
rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai
komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain.
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama
perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan
keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap
kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
d. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi
organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari
mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai
membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit
kronis (Potter & Perry, 2005).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA