Anda di halaman 1dari 19

Konsep Dasar Manajemen Keperawatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungandan
kesehatan sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul ”Konsep Dasar
Manajemen Keperawatan”. Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas modul Manajemen Keperawatan I..
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini
penulis banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan
keterbatasan penulis sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang
dimiliki penulis maka penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun
makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini,
diantaranya :
1.      Hj. Kunsianah, S.Pd, M.Kes sebagai Ketua STIKES Kendal
2.      Ns. Andriyani Mustika N, S.Kep sebagai koordinator dosen pengampu Modul
Manajemen Keperawatan I
3.      Teman-teman kelompok IV
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang
akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.
Kendal, 14 Desember

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
ke masa depan.
Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah
sesuai tuntutan masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang
professional.Pengembangan  dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.
Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan ,
ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh  masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti
makin meningkatnya mutu pelayanan kesehatan/keperawatan yang
diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga
kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat, bertambahnya
kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh karena alasan-alasan di atas maka
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman
konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan,
bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam
organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti
bagaimana konsep dasar  dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
B.     TUJUAN PENULISAN
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan
konsep
manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan,khususnya bidang
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Pengertian manajemen

Manajemen adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk


mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan
Blanchard)
Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan suatu kegiatan.(James A. O’Brien)
Manajemen adalah pelaksanaan bersama oranglain.(Harold Konte dan
Cyril O’Donnel)
Manajemen adalah pengorganisasian seluruh sumberdaya melalui
perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengendalian agar
tercapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
(Henry L.Silk)
Dari pengertian para pakar diatas disimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pemberian bimbingan.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.

2.      Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
(Gillies, 1989).
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada,
baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
  Fungsi – Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :


a.       Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

1.      Gambaran apa yang akan dicapai

2.      Persiapan pencapaian tujuan

3.      Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

4.      Persiapan tindakan – tindakan

5.      Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

6.      Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan

b.      Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur


dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat,
keuangan dan fasilitas.

c.       Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.

d.      Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar


tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan
waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera
diperbaiki.
e.       Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil –
hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase
tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan
ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

3.      Prinsip – Prinsip Manajemen Keperawatan

Prinsip – prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :

a.       Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui


fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang efektif dan terencana.

b.      Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.


Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.

c.       Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai


situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.

d.      Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian


manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini
dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan
keperawatan.

e.       Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai


dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

f.       Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi


proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
yang telah diorganisasikan.

g.      Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan


penampilan kerja yang baik.

h.      Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi


yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.

i.        Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat
– perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.

Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi


penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan
menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan
Prinsip – prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:
a.       Division of work (pembagian pekerjaan)

Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata pada masing-masing individu ataupun tim.

b.      Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

Masing-masing personal atau Tim memiliki kewenangan dan tanggung jawab


terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya.

c.       Dicipline (disiplin)

Kedisiplinan merupakan hal yang sangat pokok dalam sistem manajemen.

d.      Unity of command (kesatuan komando)

Merupakan kesatuan perintah,satu perintah dari atasan menjadi tanggung jawab


bersama.

e.       Unity of direction (kesatuan arah)

Merupakan tujuan yang sama.

f.       Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk


pada kepentingan umum)

g.      Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

Penghasilan pegawai merupakan bentuk reward yang diberikan atas jasa yang
telah dilakukan.
4.      KERANGKA KONSEP
-Manajemen partisipasif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan:
-Manusia akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
-Jika informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat
keputusan terbaik untuk dirinya sendiri.
-Tujuan kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
-Setiap individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk
mencapai tujuan kelompok.
-Fungsi koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
-Persamaan kualifikasi harus dipertimbangkan.
-Individu memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan
kewenangannya pada mereka yang terbaik dalam organisasi.
-Pengetahuan dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan
yang profesional.
-Semua sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan
bersama untuk menetapkan tujuan bersama

5.      Proses Manajemen Keperawatan

Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka


dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri
dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Untuk
melaksanakan proses manajemen diperlukan keterampilan teknik,keterampilan
hubungan antar manusia,dan keterampilan konseptual.

Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.


Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk
budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur
yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey
kendali mutu dan penampilan kerja perawat..
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator
seyogyanya bekerja bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian
serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
 

6.      Komponen Sistem Manajemen


Keperawatan

Komponen dari Manajemen Keperawatan:


1.Input
2.Proses
3.Output
4.Kontrol
5.Feed back mechanism

INPUT
☺ Informasi
☺ Personal
☺ Peralatan
☺ Fasilitas

PROSES
Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana] yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

OUTPUT
☺ Askep (Asuhan Keperawatan)
☺ Pengembangan staf sampai dengan riset

KONTROL
☺ Budget
☺ Prosedur
☺ Evaluasi Kinerja
☺ Akreditasi

FEED BACK MECHANISM


☺ Laporan Financial
☺ Audit Keperawatan
☺ Survey Kendali Mutu
☺ Kinerja
Prinsip yang mendasari mananejemen keperawatan.
1.Berlandaskan perencanaan
2.Penggunaan waktu yang efektif
3.Melibatkan pengambilan keputusan
4.Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien Ô kepuasan pasien sebagai tujuan
5.Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan

Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang


melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan
kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem
yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a.       Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b.      Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

c.       Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat

d.      Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan

e.       Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer


keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan para perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan
terdiri dari:
a.    Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang


terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1.      Manajemen puncak

2.      Manajemen menengah

3.      Manajemen bawah

b.      Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut
agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah

1.      Kemampuan menerapkan pengetahuan

2.      Ketrampilan kepemimpinan

3.      Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

4.      Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

c.       Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan


yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
7.      Persyaratan Ruangan Menjalankan MPKP

Syarat-syarat Ruangan menjalankan MPKP adalah sebagai berikut:


1.        Memiliki fasilitas perawatan yang memadai.

2.        Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada.

3.        Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi

4.        Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer.

  Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.
Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya
bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer
dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan
staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis,
dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam
memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar
diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada staf untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya. Manajer mempunyai lima dampak
terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana dibahas
sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam
kepuasan kerja yaitu: input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja,
lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi,
kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan
keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan, dan gaya
manajer.

  Peran Kepala Ruangan


Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah
peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas
pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan
keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat
serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan
koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan
kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode pemberian
asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien,
dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani,
2005).

  Fungsi Kepala Ruangan


Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)
sebagai berikut:
1.         Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan,
dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya –
biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.

2.         Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan


perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta
melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta
wewengan dengan tepat.
3.         Ketenagaan: pengaturan ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari,
dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4.         Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya
manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian,
komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5.         Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika
aspek legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan
kelima fungsinya tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang
penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia dan lain – lain.

  Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan


Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes
(1994), adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:

1.        Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.

2.        Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.

3.        Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:

1.         Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.

2.         Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan,
harian).

3.         Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain
yamg bekerja di ruang rawat.

4.         Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan
asuhan perawatan sesuai standart.
5.         Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan
sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.

6.         Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan


pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal.

7.         Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang
diperlukan di ruang rawat.

8.         Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam


keadaan siap pakai.

9.         Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.

10.     Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
11.     Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan
mencatat program.

12.     Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk


tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan
keperawatan.

13.     Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui
keadaan dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah
berlangsung.

14.     Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan
pelayanan berlangsung.

15.     Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas


wewenangnya.

16.     Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan
pelayanan berlangsung.
17.     Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.

18.     Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh
kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.

19.     Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan
keluarganya, sehingga memberi ketenangan.

20.     Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan


dan lingkungan.

21.     Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.

22.     Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam
dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat
pengkajiannya.

23.     Memelihara buku register dan bekas catatan medis.

24.     Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan


serta kegiatan lain di ruangan rawat.

c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,


meliputi:

1.      Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan,
melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan.

2.      Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian


Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi pelaksana keperawatan dan tenaga
lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai
kepentingan (naik pangkat / golongan, melanjutkan sekolah) mengawasi dan
mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat – obatan secara
efektif dan efisien.
3.      Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.

  Perawat Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu
peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung
maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu,
keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana perawat
sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat menggunakan
metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan xsecara
langsung atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran
sebagai perawat pelaksana bertindak sebagai:
a. Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi,
2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu
memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan
kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan
kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.

b. Protector dan Advocat


Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan
kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan.(Praptianingsi, 2006).
Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau
pengobatan. Utnuk menjalankan tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak
dan kewajiban klien sebagai manusia secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak–haknya bila dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak – hak
klien melalui cara–cara yang umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang
mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak – hak klien.

c. Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini
terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk
memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di
rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai
komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain.
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama
perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan
keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap
kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.

d. Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi
organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi
maksimal setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan
ketidakberdayaan lainnya. Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari
mangajar klien berjalan dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai
membantu klien mengatasi perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit
kronis (Potter & Perry, 2005).

BAB III
PENUTUP

Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen umum


yng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara
efektif.Empat elemen besar dari teori manajemen adalah
perencanaan,pengorganisasian,mengarahkan atau memimpin,dan mengendalikan
atau pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen,kognitif,afektif,dan psikomotor
berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utsms yang bergerak secara
simultan.
Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya
pada perilaku manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan
keterampilan tentang perilsku manusia mengelola perawat profesional serta
pekerja keperawatan non profesional untuk mencapai tingkat tertinggi dari
produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC


2.      Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
3.      Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
4.      Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga
5.      Swansburg,Russel C.2000.Pengantar Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan untuk perawat klinis.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai