1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah dengan Masalah Keperawatan Tumor Hipofisis” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Gevi Melliya Sari, S.Kep.Ns.,M.Kep. pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gevi Melliya Sari,
S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun,
Kelompok 3
2
DARTAR ISI
DARTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1.Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 5
BAB II TINAJUAN TEORI..................................................................................................... 6
2.1 Definisi Tumor Hipofisis ........................................................................................... 6
2.2 Etiologi ...................................................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................... 7
2.4 patway........................................................................................................................ 8
2.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................................... 9
2.6 Komplikasi .............................................................................................................. 10
2.7 Penatalaksanaan ....................................................................................................... 10
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................. 12
3.1 Pengkajian ............................................................................................................... 12
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................................ 16
3.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................................... 16
3.4 Implementasi Keperawatan ..................................................................................... 19
3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................................. 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................ 40
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 40
5.2 Saran.........................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 41
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumor hipofisis atau yang Anda kenal juga dengan sebutan adenomapituitari
(pituitary adenoma) adalah adanya sel abnormal yang membentuk massa pada
kelenjar pituituari (hipofisis) di otak. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk
mengatur keseimbangan berbagai hormon pada tubuh Anda.
Adanya tumor pada kelenjar hipofisis membuat produksi hormon menjadi lebih
banyak atau sebaliknya, menjadi lebih sedikit. Pada kebanyakan kasus, tumor pada
kelenjar pituitari bersifat nonkanker atau tumor jinak. Itu artinya, tumor tidak
menyebar ke bagian lain dan hanya berada pada kelenjar saja.
Jumlah kasus untuk tumor pada bagian tertentu di otak ini cukup jarang.
Namun, peneliti berkesimpulan bahwa tumor ini bisa menurun dalam keluarga.
Artinya, jika ada anggota keluarga Anda memiliki kondisi ini, bisa jadi Anda atau
saudara Anda berisiko mengembangkan tumor ini kemudian hari.
Tidak semua kasus tumor pada kelenjar pituitari ini dapat menimbulkan gejala.
Kadang, beberapa pasien mengetahui adanya tumor secara kebetulan, setelah
menjalani tes pencitraan untuk kondisi lain.
Namun ketika menimbulkan gejala, setiap orang sangat mungkin menunjukkan
tanda yang berbeda-beda, bergantung dengan hormon yang mengalami gangguan.
Selain hormon, ukuran tumor juga menjadi faktor munculnya gejala.
Jika ukuran tumor cukup besar (makroadenoma), tumor dapatmenimbulkan
tekanan. Akan tetapi, bila ukurannya lebih kecil, kemungkinan gejala tidak akan
muncul. Pasien dengan makroadenoma biasanya mengalami gejala umum, seperti
sakit kepala dan gangguan penglihatan.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Tumor Hipofisis?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit Tumor Hipofisis?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Tumor Hipofisis?
4. Bagaimana pathway dari penyakit Tumor Hipofisis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit Tumor Hipofisis?
6. Bagaimana komplikasi dari penyakit Tumor Hipofisis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Tumor Hipofisis?
8. Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan pada penyakit Tumor Hipofisis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Tumor Hipofisis
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit Tumor Hipofisis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Tumor Hipofisis
4. Untuk mengetahui gambaran pathway dari penyakit Tumor Hipofisis
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit Tumor Hipofisis
6. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Tumor Hipofisis
7. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan dari penyakit Tumor Hipofisis
8. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan asuhan keperawata pada pasien
Tumor Hipofisis.
1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan mengenai
penyakit Tumor Hipofisis bagi masyarakat luas.
2. Diharapkan dapat menjadi referensi mahasiswa STIKES HUSADA
JOMBANG dalam menyelesaikan tugas.
3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya agar semakin
baik kedepannya.
5
BAB II
TINAJUAN TEORI
6
ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang sangat besar, atau
gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor biasanya solid walaupun
biasa ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik.
2. Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari :
Adenoma yang bersekresi prolaktin
Adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)
Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)
Adenoma yang bersekresi adrenokortikotropik hormon (ACTH)
2.2 Etiologi
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. tetapi sejumlah studi menunjukkan
keterkaitan mutasi genetik. Faktor risiko adenoma pituitari diduga adanya riwayat
keluarga, jenis kelamin, dan usia. Selain itu diduga tumor hipofisis juga bisa disebabkan oleh
beberapa factor dibawah ini yaitu :
a. Cacat genetik
b. Didapat dari hasil penyebaran(metastasis)dari kanker situs lain.
2.3 Patofisiologi
Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari monoklonal,
yang timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi klonal. Neoplasia hipofisis
merupakan proses multi-step yang meliputi disregulasi pertumbuhan sel atau
proliferasi, diferensiasi dan produksi hormon. Ini terjadi sebagai hasil aktifasifungsi
onkogen setelah inaktifasi gen tumor supresor. Proses aktivasi fungsi onkogen
merupakan hal yang dominan, karenanya gangguan allel tunggal dapat menyebabkan
perubahan fungsi sel Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen
allel harus terlibat untuk mempengaruhi fungsi seluler.
Heterogenitas defek genetik ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai dengan
proses neoplastik multi step. Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi protein
nm23, mutasi ras gen, delesi gen p53, 14 q, dan mutasi, kadar c-myc onkogen yang
tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar hipofisis.
7
2.4 patway
Adenoma Fungsional
Hyperprolactinemia
Peningkatan volume cairan cerebraspinal
Menghambat ovulasi
Nyeri Akut
(D.0077)
Infertilitas Tidak nafsu makan, mual,
muntah, mukosa bibir pucat,
BB turun
Hasrat seksualitas
menurun
Defisit Nutrisi
(D.0019)
Disfungsi Seksualitas
(D.0069)
8
2.5 Manifestasi Klinis
a) Manifestasi Klinis Adenoma Hipofisis non fungsional :
Nyeri kepala
Karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan chiasma
optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena serabut nasal
inferior yang terletak pada aspek inferior dari chiasma optikum melayani lapang
pandang bagian temporal superior (Wilbrand’s knee), maka yang pertama kali
terkena adalah lapang pandang quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua
papil akan menjadi atrophi.
Gangguan fungsi hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa
tahun berupa :
1. Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasar
2. Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah
3. Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan kesuburan.
b) Manifestasi Klinis Adenoma Fungsional :
Adenoma yang bersekresi Prolaktin
1. Hyperprolactinemia pada wanita didahului amenorhoe, galactorhoe,
kemandulan dan osteoporosis.
2. Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau timbul impotensi atau daya
sexual yang menurun.
Adenoma yang bersekresi growth hormone
1. Gejala timbul secara gradual karena pengaruh meningginya kadar GH
secara kronik. Dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa gejala yang
timbul lebih karena efek kompresi lokal dari masa tumor, bukan karena
gangguan somatiknya.
2. Lalu timbul visceromegali
3. Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada cutis dan jaringan
subcutisyang lambat berupa fibrous hyperplasia terutama ditemukan pada
jari-jari, bibir,telinga dan lidah. Adanya skin tags ini penting karena
hubungannya dengan keganasan pada kolon.
Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH) Kecuali untuk tumor
yang bersekresi TSH, yang menunjukkan gejala :
1. Hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan gejala
yang spesifik sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga adenoma ini
9
biasanya baru ditemukan sesudah memberikan efekkompresi pada struktur
didekatnya seperti chiasma optikum atautangkai hipofisis.
2. Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda dengan Graves
disease, graves disease merupakan penyakit yang diturunkan,dimana terdapat
resistensi yang efektif terhadap hormon tioid yang menyebabkan pengaruh
umpan balik negatif dari hormon tiroid atau TSH lemah, sehingga timbul
hipersekresi TSH. Kelainan ini sering bersamaan dengan bisu tuli, stipled
epiphyse dan goiter, iniyangmembedakan dengan hipertiroid akibat adanya
adenoma.
3. Pada hipertiroid akibat TSH adenoma, biasanya lebih banyak mengenai
wanita, gejala lainnya yaitu gangguan lapang pandang, pretibial edema dan
kadar serum immunoglobulim stimulasi tiroid jumlahnya sedikit
Adenoma yang bersekresi ACTH
Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40 tahun. Khas ditandai dengan
truncal obesity, hipertensi, hirsutisme (wanita),hyperpigmentasi, diabetes atau
glukosa intoleran, amenorrhea, acne, striaeabdominal, buffallo hump dan
moon facies. Kelainan endokrinologik yang berat ini sudah muncul pada tahap
sangat dini dari tumornya yang menyulitkan dalam mendeteksi dan
identifikasi sumbernya.
2.6 Komplikasi
1. Adenoma akan bermetastase pada organ lain yang akan menimbulkan kanker dan organ yang
terdekat dapat diserang adalah otak yang mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker otak
2. Kehilangan fungsi penglihatan (Kebutaan)
2.7 Penatalaksanaan
Secara Farmakologis :
1. MRI
2. Terapi radiasi
3. Hipofisektomi : prosedur bedah pengangkatan kelenjar pituitari, sebagai pengobatan tumor
jinak dan ganas.
4. Penggantian hormon hipofisis
10
Non-Farmakologis :
11
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Biodata Klien dan Penanggungjawab
13
b. Antropometri :
BB : 45 kg
TB : 160 cm
b. Jantung
Inspeksi : Tidak ada retraksi, warna kulit
merata, iktus cordis normal
Perkusi : Suara dullness di intercosta 1-
4 kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba masa abnormal
Auskultasi : S1tunggal, S2 split tidak
konstan, tidak ada bising jantung.
c. Abdomen
14
Inspeksi : supel, simetris, tidak ada
spidernevi, tidak ada asites.
Auskultasi: Terdapat bising usus normal
Perkusi : Suara timpani kuadran kiri
atas, resonan di kuadran lain
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran limfe
d. Genitalia
Klien mengatakan mengalami menstruasi yang tidak
teratur.
e. Ekstermitas
Atas : tangan kanan dan kiri klien simetris,
tidak ada fraktur, kekuatan otot klien normal,
teraba hangat, elastisitas kulit bagus, CRT
<3 detik
Bawah : kaki kanan dan kiri klien simetris,
tidak ada fraktur, kekuatan otot kliennormal
Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Terjadi peningkatan pada Na serum
Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya superventricular tachycardia,
atrial fibrillati.
15
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan telah diterapkan diberbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya, namun diperlukan terminologi dan indikator diagnosis keperawatan yang
terstandarisasi agar penegakan diagnosis keperawatan menjadi seragam,akurat,dan tidak
ambiguuntuk menghindari ketidaktepatan pengambilan keputusan dan ketidaksesuaian
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 : 2)
Diagnosa keperawatan yang disebutkan dalam teori dan ditemukan dalam kasus nyata
adalah sebagai berikut :
1) Nyeri Akut (D.0077)
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah. (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017 : 172)
2) Defisit Nutrisi (D.0019)
Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan
dengan berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan
menurun. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 : 56)
3) Disfungsi Seksualitas (D.0069)
Disfungsi Seksualitas berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur tubuh (mis.
Kehamilan, baru melahirkan, obat-obatan, pembedahan, anomali, proses penyakit,
trauma, radiasi) dibuktikan dengan hasrat seksualitas menurun. (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017 : 156)
16
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi penurunan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
18
Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
Berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan dengan menggunakan bahasa
yang mudah diterima, dipahami dan tidak menghakimi
Edukasi
Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan penyakit terhadap disfungsi seksual
Informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual
Kolaborasi
Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika perlu
19
depresi dan penyebab disfungsi seksual, memberikan kesempatan kepada pasangan
untuk menceritakan permasalahan seksual, memberikan saran yang sesuai kebutuhan
pasangan dengan menggunakan bahasa yang mudah diterima, dipahami dan tidak
menghakimi.
20
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny.M
No. RM : 000125..................................
Usia : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
21
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : klien mengalami nyeri kepala yang cukup berat
2. Lama keluhan : 5 bulan
3. Kualitas keluhan : Cukup berat
4. Faktor pencetus : Tidak Terkaji
5. Faktor pemberat : Tidak terkaji
6. Upaya yg. telah dilakukan : Dibawa Ke RS
7. Diagnosa medis :
3. Imunisasi:
( ) BCG (√) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
Kopi - - -
5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
- - -
E. Riwayat Keluarga :
Tidak
memiliki
penyakit
keturunan
GENOGRAM
Tidak Terkaji
F. Riwayat Lingkungan
Pekerjaan
Jenis Rumah
Kebersihan Bersih -
Bahaya kecelakaan Tidak Bahaya -
Polusi Cukup Berpolusi -
Ventilasi Bagus -
Pencahayaan Cukup Terang -
................................... .......................................................... ....................................................
G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 1
Mandi 0 1
Berpakaian/berdandan 0 2
Toileting 2 1
Mobilitas di tempat tidur 0 1
Berpindah 2 2
23
Berjalan 0 2
Naik tangga 0 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu
I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
24
Tidur siang:Lamanya 1 jam 2 jam
- Jam …s/d… 12.00 s.d. 13.00 12.30 s.d. 14.30
- Kenyamanan stlh. tidur Kurang Nyaman Nyaman
25
Tidur malam: Lamanya 7 jam 5 jam
- Jam …s/d… 22.00 s.d 05.00 00.00 s.d. 05.00
- Kenyamanan stlh. Tidur Nyaman Kurang Nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur Berdoa Berdoa
- Kesulitan Jam tidur optimal Jam Tidur tak Optimal
- Upaya mengatasi Tidur Lebih Awal Tidur Lebih Awal
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Tidak Terkaji .........................................................................................................
2. Ideal diri: Tidak Terkaji..................................................................................................................
3. Harga diri: Tidak Terkaji................................................................................................................
4. Peran: Tidak Terkaji .......................................................................................................................
5. Identitas diri Tidak Terkaji .............................................................................................................
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Tidak Terkaji.........
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: Tidak Terkaji .....................................................................
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: (√ ) Normal ( )Bahasa utama:........................
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: ......................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Tidak Terkaji....................................................................................
b. Pantangan & agama yg dianut : Perbuatan Tercela & Agama Islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, Tidak Terkaji............................
27
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda-tanda vital: - Tekanan darah :150/90mmHg - Suhu :36,8oC
- Nadi : 88 x/menit - RR :20x/menit
b. Mata:
Mata kanan dan kiri simetris, tidak juling, sklera putih,pupil normal, reflek pupil terhadap cahaya
mengecil.
c. Hidung:
Keberadaan septum hidung tepat di tengah, tidak terdapat sekret.
e. Telinga:
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak menggunakan alat pendengaran, warna
telinga dengan daerah merata, tidak ada lesi, tidak ada pendarahan, terdapat serumen.
f. Leher:
Tidak ada luka.
Thorak & Dada:
Jantung
- Inspeksi : ictus cordis terlihat berdenyut di ICS4,Tidak ada deformits pada dada
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan,iktus cordis teraba lemah
- Perkus i: terdengar dulnes
- Auskultasi : terdengar suara S1 dan S2 reguler
Paru
- Inspeksi : Dada klien simetris,pasien tidak menggunakan otot bantu napas, tidak ada
luka pada dada,tidak ada lesi
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vocalpremitus sama
- Perkusi : terdengar sonor
- Auskultasi : suara napas pasien vasikuler
28
Payudara & Ketiak
Payudara kanan kiri simetris, ketiak tidak bersih, tidak terdapat luka, tidak terdapat
benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
- Inspeksasi : tidak ada tanda-tanda asites, abdomen klien tampak distensi
- auskultasi : bising usus klien 3x/mnt
- palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar, limpha, ginjal dan tidak
ada tanda-tanda apendik
- perkusi : terdengar timpani
Sistem Neorologi
Tidak Terkaji
Kulit: Pucat
Kuku: Tidak Terkaji
29
Hasil Pemeriksaan Penunjang
i. Data laboratorium yang berhubungan terjadi peningkatan pada Na serum
ii. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain : Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya
superventricular tachycardia, atrial fibrillati
T. Kesimpulan
Ny.M, 45 tahun beragama islam. Klien diantar keluarga ke IGD dengan keluhan nyeri pada bagian
kepala, sering merasa mual dan muntah, nafsu makan turun dan siklus menstruasi tidak teratur.
U. Perencanaan Pulang
Tujuan pulang: rumah
Transportasi pulang: ambulan desa
Dukungan keluarga: suami, anak, saudara.
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang:dibantu oleh suami.
Pengobatan:dilanjutkan pada faskes terdekat
Rawat jalan ke:puskesmas setempat
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: terapi dilaksanakan secara rutin dan tepat
Keterangan lain:Tidak ada
30
ANALISA DATA
DS:
Adenoma non-fungsional
- Klien sering ↓
mengeluh sakit Mempengaruhi fyngsi
kepala hipotalamus
↓
Nyeri akut
31
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
- BB turun
Adenoma non-fungsional
- Terlihat tidak nafsu
makan ↓
Mempengaruhi fyngsi
hipotalamus
DS:
↓
↓
Tidak nafsu makan, mual,
muntah, mukosa bibir pucat,
BB turun, nyeri abdomen
↓
Defisit Nutrisi
32
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Disfungsi seksual
33
KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI
DIAGNOSA
KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
Tindakan :
Setelah dilakukan perawatan Observasi
selama 2x24 jam, pasien - Identifikasi lokasi, karakteristik,
diharapakan dapat: durasi, frekuensi, kualitas,
- Kemampuan menuntaskan intensitas nyeri
aktivitas meningkat - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - identifikasi faktor yang
- Meringis menurun memperberat dan memperingan
- Gelisah menurun nyeri
- Frekuensi nadi membaik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
penurunan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
34
(D.0019) L.03030 1.03119
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Observasi
Setelah dilakukan- Identifikasi status nutrisi
perawatanselama 2x24 jam, - Identifikasi alergi dan intoleransi
pasiendiharapakan dapat: makanan
- Porsi makanan yang- Identifikasi kebutuhan kalori dan
dihabiskan meningkat jenis nutrien
- Kekuatan otot pengunyah - Monitor asupan makanan
dan menelan meningkat - Monitor berat badan
- Nyeri abdomen menurun
- Berat Badan membaik Terapeutik
- Indeks Massa Tubuh (IMT) - Sajikan makanan secara menarik
membaik dan suhu yang sesuai
- Nafsu makan membaik - Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Edukasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
35
(D.0069) L.07055 1.07214
Disfungsi Seksual Fungsi Seksual Konseling Seksualitas
Observasi
Setelah dilakukan - Identifikasi tingkat pengetahuan,
perawatanselama 2x24 jam, masalah sistem reproduksi,
pasiendiharapakan dapat: masalah seksualitas dan
- Kepuasan hubungan penyakit menular seksual
seksual meningkat - Identifikasi waktu disfungsi
- Verbalisasi fungsi seksual seksual dan kemungkinan
berubah penyebab
- Hasrat seksual membaik - Monitor stres, kecemasan,
depresi dan penyebab disfungsi
seksual
Terapeutik
- Berikan kesempatan kepada
pasangan untuk menceritakan
permasalahan seksual
- Berikan saran yang sesuai
kebutuhan pasangan dengan
menggunakan bahasa yang
mudah diterima, dipahami dan
tidak menghakimi
Edukasi
- Jelaskan efek pengobatan,
kesehatan dan penyakit
terhadap disfungsi seksual
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan spesialis
seksologi, jika perlu
36
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
- Klien sudah
tampak tidak
meringis dan
gelisah
- Skala nyeri
turun
- Frekuensi
nadi
membaik
A:
Masalah Teratasi
Sebagian
37
P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0019) - Memonitor S:
Defisit Nutrisi asupan - Klien
makanan mengatakan
- Memonitor berat nafsu makan
badan sudah mulai
- Memberikan membaik
makanan tinggi
kalori dan tinggi - Keluhan
protein mual dan
- Memonitor dan muntah
mencatat sudah
keluhan mual berkurang
dan muntah
klien O:
-Berat Badan
klien
meningkat
- Tidak terasa
nyeri pada
bagian
abdomen
A:
Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0069) - Mengidentifikasi S:
Disfungsi Seksual tingkat
- Klien
pengetahuan,
mengatakan
masalah sistem
sudah mulai
reproduksi,
bisa
masalah
memonitor
seksualitas dan
dan
penyakit
mengontrol
menular seksual
stress,
- Memonitor stres,
kecemasan
kecemasan,
dan
depresi dan
penyebab
penyebab disfungsi
38
disfungsi seksual
seksual lainnya.
- Memberikan
- Klien
kesempatan
mengatakan
kepada
Hasrat
pasangan untuk
seksualitasn
menceritakan
ya sudah
permasalahan mulai
seksual membaik
- Memberikan
saran yang - Siklus
sesuai menstruasi
kebutuhan klien sudah
pasangan mulai
dengan membaik
menggunakan
bahasa yang
O:
mudah diterima,
- Klien terlihat
dipahami dan
tidak sudah lebih
menghakimi tenang dan
tidak stress
- Lebih terlihat
bisa terbuka
dengan
pasangannya
-
A:
Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Melanjutkan
intervensi
39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tumor hipofisis atau yang dikenal juga dengan sebutan adenoma pituitari
(pituitary adenoma) adalah adanya sel abnormal yang membentuk massa
pada kelenjar pituituari (hipofisis) di otak. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk
mengatur keseimbangan berbagai hormon pada tubuh.
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. tetapi sejumlah studi menunjukkan
keterkaitan mutasi genetik. Faktor risiko adenoma pituitari diduga adanya riwayat
keluarga, jenis kelamin, dan usia. Selain itu diduga tumor hipofisis juga bisa disebabkan oleh
beberapa factor dibawah ini yaitu cacat genetik, didapat dari hasil penyebaran (metastasis)
dari kanker situs lain.
Manifestasi klinis yang sering timbul adalah nyeri pada bagian kepala,
kehilangan kesuburan, alergi dingin, cepat Lelah, Hasrat seksual menurun dan lain
sebagainya. Penatalaksanaannya secara farmakologis dapat dilakukan sebagai berikut
yakni MRI, terapi radiasi, hipofisektomi, penggantian hormon hipofisis. Dan untuk
secara non-farmakologis adalah dengan melakukan perbaikan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh dan perbaikan gaya hidup.
5.2 Saran
1. Bagi Masyarakat : Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan
mengenai penyakit tumor hipofisis bagi masyarakat luas.
2. Bagi STIKES HUSADA JOMBANG : Diharapkan dapat menjadi referensibagi
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya : Diharapkan dapat menjadi referensi penelitian
selanjutnya agar l e b i h baik kedepannya
40
DAFTAR PUSTAKA
41