Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN TUMOR HIPOFISIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen Pengampu : Gevi Melliya Sari, S.kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh : KELOMPOK 3

1. Bety Rahmah Ardiyanti (2020030066)


2. Elsa Agustin (2020030050)
3. Djihan Ibura (2020030055)
4. Syifa Hayati (2020030057)
5. Rigo Chandra (2020030043)

6. Ahmad Samsuri (2020030044)


7. Rian (2020030046)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN HUSADA JOMBANG
APRIL 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah dengan Masalah Keperawatan Tumor Hipofisis” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Gevi Melliya Sari, S.Kep.Ns.,M.Kep. pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gevi Melliya Sari,
S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jombang, 12 April 2022

Penyusun,

Kelompok 3

2
DARTAR ISI

DARTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1.Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 5
BAB II TINAJUAN TEORI..................................................................................................... 6
2.1 Definisi Tumor Hipofisis ........................................................................................... 6
2.2 Etiologi ...................................................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................... 7
2.4 patway........................................................................................................................ 8
2.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................................... 9
2.6 Komplikasi .............................................................................................................. 10
2.7 Penatalaksanaan ....................................................................................................... 10
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................. 12
3.1 Pengkajian ............................................................................................................... 12
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................................ 16
3.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................................... 16
3.4 Implementasi Keperawatan ..................................................................................... 19
3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................................. 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................ 40
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 40
5.2 Saran.........................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 41

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tumor hipofisis atau yang Anda kenal juga dengan sebutan adenomapituitari
(pituitary adenoma) adalah adanya sel abnormal yang membentuk massa pada
kelenjar pituituari (hipofisis) di otak. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk
mengatur keseimbangan berbagai hormon pada tubuh Anda.
Adanya tumor pada kelenjar hipofisis membuat produksi hormon menjadi lebih
banyak atau sebaliknya, menjadi lebih sedikit. Pada kebanyakan kasus, tumor pada
kelenjar pituitari bersifat nonkanker atau tumor jinak. Itu artinya, tumor tidak
menyebar ke bagian lain dan hanya berada pada kelenjar saja.
Jumlah kasus untuk tumor pada bagian tertentu di otak ini cukup jarang.
Namun, peneliti berkesimpulan bahwa tumor ini bisa menurun dalam keluarga.
Artinya, jika ada anggota keluarga Anda memiliki kondisi ini, bisa jadi Anda atau
saudara Anda berisiko mengembangkan tumor ini kemudian hari.
Tidak semua kasus tumor pada kelenjar pituitari ini dapat menimbulkan gejala.
Kadang, beberapa pasien mengetahui adanya tumor secara kebetulan, setelah
menjalani tes pencitraan untuk kondisi lain.
Namun ketika menimbulkan gejala, setiap orang sangat mungkin menunjukkan
tanda yang berbeda-beda, bergantung dengan hormon yang mengalami gangguan.
Selain hormon, ukuran tumor juga menjadi faktor munculnya gejala.
Jika ukuran tumor cukup besar (makroadenoma), tumor dapatmenimbulkan
tekanan. Akan tetapi, bila ukurannya lebih kecil, kemungkinan gejala tidak akan
muncul. Pasien dengan makroadenoma biasanya mengalami gejala umum, seperti
sakit kepala dan gangguan penglihatan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Tumor Hipofisis?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit Tumor Hipofisis?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Tumor Hipofisis?
4. Bagaimana pathway dari penyakit Tumor Hipofisis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit Tumor Hipofisis?
6. Bagaimana komplikasi dari penyakit Tumor Hipofisis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Tumor Hipofisis?
8. Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan pada penyakit Tumor Hipofisis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Tumor Hipofisis
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit Tumor Hipofisis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Tumor Hipofisis
4. Untuk mengetahui gambaran pathway dari penyakit Tumor Hipofisis
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit Tumor Hipofisis
6. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Tumor Hipofisis
7. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan dari penyakit Tumor Hipofisis
8. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan asuhan keperawata pada pasien
Tumor Hipofisis.

1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan mengenai
penyakit Tumor Hipofisis bagi masyarakat luas.
2. Diharapkan dapat menjadi referensi mahasiswa STIKES HUSADA
JOMBANG dalam menyelesaikan tugas.
3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya agar semakin
baik kedepannya.

5
BAB II
TINAJUAN TEORI

2.1 Definisi Tumor Hipofisis


Tumor hipofisis atau yang dikenal juga dengan sebutan adenoma pituitari
(pituitary adenoma) adalah adanya sel abnormal yang membentuk massa
pada kelenjar pituituari (hipofisis) di otak. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk
mengatur keseimbangan berbagai hormon pada tubuh.
Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia,
kelenjar inimengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan
testis, kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang
yang linear, dan mengatur osmolalitas dan volume daricairan intravascular dengan
memelihara resorpsi cairan diginjal. Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus
anterior dan lobus posterior, pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang
memproduksi 6 hormon peptida. Sedangkan pada lobus posterior dilepaskan 2
macam hormon peptida. Pituitary tumor, pertumbuhan abnormal yang berkembang
di kelenjarhipofisis di otak, hampir selalu noncancerous (jinak).
Sebagian besar tumor hipofisis (adenomas) tidak menyebar di luar tengkorak
(nonmetastatic) dan biasanya masih terbatas pada kelenjar pituitari atau di dekatnya
jaringan otak. Pituitary tumor cukup umum dan seringdidiagnosis melalui scan
MRI yang dilakukan untuk alasan lain.
Klasifikasi dibedakan berdasarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar
hipofisis dan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon) Tumor ini
berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada hipofisis.Biasanya muncul
pada dekade ke 4 dan ke 5 dari kehidupan, danbiasanya lebih sering
ditemukan pada laki-laki dari pada wanita. Namalain dari tumor ini yaitu
Null cell tumor, Undifferentiated tumor dan non hormon producing
adenoma. Karena tumor ini tidak memproduksihormon, maka pada tahap
dini seringkali tidak memberikan gejala apa-apa. Sehingga ketika diagnose

6
ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang sangat besar, atau
gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor biasanya solid walaupun
biasa ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik.
2. Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari :
 Adenoma yang bersekresi prolaktin
 Adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)
 Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)
 Adenoma yang bersekresi adrenokortikotropik hormon (ACTH)

2.2 Etiologi
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. tetapi sejumlah studi menunjukkan
keterkaitan mutasi genetik. Faktor risiko adenoma pituitari diduga adanya riwayat
keluarga, jenis kelamin, dan usia. Selain itu diduga tumor hipofisis juga bisa disebabkan oleh
beberapa factor dibawah ini yaitu :
a. Cacat genetik
b. Didapat dari hasil penyebaran(metastasis)dari kanker situs lain.

2.3 Patofisiologi
Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari monoklonal,
yang timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi klonal. Neoplasia hipofisis
merupakan proses multi-step yang meliputi disregulasi pertumbuhan sel atau
proliferasi, diferensiasi dan produksi hormon. Ini terjadi sebagai hasil aktifasifungsi
onkogen setelah inaktifasi gen tumor supresor. Proses aktivasi fungsi onkogen
merupakan hal yang dominan, karenanya gangguan allel tunggal dapat menyebabkan
perubahan fungsi sel Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen
allel harus terlibat untuk mempengaruhi fungsi seluler.
Heterogenitas defek genetik ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai dengan
proses neoplastik multi step. Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi protein
nm23, mutasi ras gen, delesi gen p53, 14 q, dan mutasi, kadar c-myc onkogen yang
tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar hipofisis.

7
2.4 patway

Usia, Jenis Didapat dari hasil penyebaran(metastasis)dari


Kelamin, Kelurga Cacat genetik
kanker situs lain.

Sel tumbuh abnormal

Adenoma Fungsional

Adenoma Fungsional Adenoma Non-Fungsional

Adenoma Prolactin Mempengaruhi fungsi hipotalamus

Hyperprolactinemia
Peningkatan volume cairan cerebraspinal

Menekan produksi Mengeluh nyeri di bagian kepala, tampak


hormon gonadotropin meringis dan gelisah

Menghambat ovulasi
Nyeri Akut
(D.0077)
Infertilitas Tidak nafsu makan, mual,
muntah, mukosa bibir pucat,
BB turun
Hasrat seksualitas
menurun

Defisit Nutrisi
(D.0019)
Disfungsi Seksualitas
(D.0069)

8
2.5 Manifestasi Klinis
a) Manifestasi Klinis Adenoma Hipofisis non fungsional :
 Nyeri kepala
 Karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan chiasma
optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena serabut nasal
inferior yang terletak pada aspek inferior dari chiasma optikum melayani lapang
pandang bagian temporal superior (Wilbrand’s knee), maka yang pertama kali
terkena adalah lapang pandang quadrant bitemporal superior. Selanjutnya kedua
papil akan menjadi atrophi.
 Gangguan fungsi hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa
tahun berupa :
1. Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasar
2. Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah
3. Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan kesuburan.
b) Manifestasi Klinis Adenoma Fungsional :
 Adenoma yang bersekresi Prolaktin
1. Hyperprolactinemia pada wanita didahului amenorhoe, galactorhoe,
kemandulan dan osteoporosis.
2. Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau timbul impotensi atau daya
sexual yang menurun.
 Adenoma yang bersekresi growth hormone
1. Gejala timbul secara gradual karena pengaruh meningginya kadar GH
secara kronik. Dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa gejala yang
timbul lebih karena efek kompresi lokal dari masa tumor, bukan karena
gangguan somatiknya.
2. Lalu timbul visceromegali
3. Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada cutis dan jaringan
subcutisyang lambat berupa fibrous hyperplasia terutama ditemukan pada
jari-jari, bibir,telinga dan lidah. Adanya skin tags ini penting karena
hubungannya dengan keganasan pada kolon.
 Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH) Kecuali untuk tumor
yang bersekresi TSH, yang menunjukkan gejala :
1. Hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan gejala
yang spesifik sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga adenoma ini
9
biasanya baru ditemukan sesudah memberikan efekkompresi pada struktur
didekatnya seperti chiasma optikum atautangkai hipofisis.
2. Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda dengan Graves
disease, graves disease merupakan penyakit yang diturunkan,dimana terdapat
resistensi yang efektif terhadap hormon tioid yang menyebabkan pengaruh
umpan balik negatif dari hormon tiroid atau TSH lemah, sehingga timbul
hipersekresi TSH. Kelainan ini sering bersamaan dengan bisu tuli, stipled
epiphyse dan goiter, iniyangmembedakan dengan hipertiroid akibat adanya
adenoma.
3. Pada hipertiroid akibat TSH adenoma, biasanya lebih banyak mengenai
wanita, gejala lainnya yaitu gangguan lapang pandang, pretibial edema dan
kadar serum immunoglobulim stimulasi tiroid jumlahnya sedikit
 Adenoma yang bersekresi ACTH
 Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40 tahun. Khas ditandai dengan
truncal obesity, hipertensi, hirsutisme (wanita),hyperpigmentasi, diabetes atau
glukosa intoleran, amenorrhea, acne, striaeabdominal, buffallo hump dan
moon facies. Kelainan endokrinologik yang berat ini sudah muncul pada tahap
sangat dini dari tumornya yang menyulitkan dalam mendeteksi dan
identifikasi sumbernya.

2.6 Komplikasi
1. Adenoma akan bermetastase pada organ lain yang akan menimbulkan kanker dan organ yang
terdekat dapat diserang adalah otak yang mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker otak
2. Kehilangan fungsi penglihatan (Kebutaan)

2.7 Penatalaksanaan
Secara Farmakologis :
1. MRI
2. Terapi radiasi
3. Hipofisektomi : prosedur bedah pengangkatan kelenjar pituitari, sebagai pengobatan tumor
jinak dan ganas.
4. Penggantian hormon hipofisis

10
Non-Farmakologis :

1. Melakukan perbaikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.


2. Perbaikan gaya hidup

11
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Biodata Klien dan Penanggungjawab

(Nama, Usia, Jenis kelamin, Agama, Alamat)


2. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri kepala.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mual sejak 5 hari yang lalu,muntah sebanyak 3x sebelum
masuk MRS dan pasien mengalami intolernsi terhadap suhu
dingin,pasien tampak berkeringat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Penyakit yang pernah diderita
Pasien mengatakan hanya pernah sakit batuk,pilek.
b. Riwayat Hospitalisasi
-
c. Riwayat Injury
Klien tidak mempunyai riwayat injury atau kecelakaan
d. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak ada alergi baik dari obat maupun
makanan
 Riwayat Keluarga
a. Status ekonomi
Status ekonomi keluarga anak menengah kebawah, penghasilan Rp
700.000,00. Pembiayaan pengobatan dengan jamkesmas.
b. Lingkungan rumah
Ibu klien mangatakan rumah klien 9x6 meter lantai ubin, tembok, atap
genteng,ventilasi baik, septic tank 6 m dari sumber air. Letak rumah
berdekatan dengan tetangga, terdapat sungai didekat rumah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami
12
penyakit kelainan kekebalan tubuh.

 Pola Kesehatan Fungsional


a. Aspek Fisik-biologis
 Pola Nutrisi
Selama sakit klien merasakan mual dan muntah
setiap menjelang makan.
 Pola Eliminasi
Selama dirawat anak tidak mengalami gangguan
BAK yakni poliuri. Klien juga mengalami
konstipasi, Sebelum dirawat klien BAB 1 hari
sekali.
 Pola Aktivitas
Selama sakit klien masih bisa beraktivitas tetapi
tidak optimal
 Kebutuhan Istirahat
Klien mengalami insomnia.

b. Aspek Persepsi dan Psikososial


1. Persepsi
Klien mengatakan sedikit mengerti mengenai penyebab
penyakitnya
2. Psikososial
Kecemasan klien mulai berkurang karena kondisi
mulai membaik
 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
KU : Sedang, composmentis
TTV :
 Suhu : 36,8oC
 Nadi : 88x/menit
 TD : 150/90 mmHg
 Resp : 20x/menit

13
b. Antropometri :
 BB : 45 kg
 TB : 160 cm

c. Pemeriksaan Sistemik Cepalo-Caudal


 Kepala
a. Inspeksi : Kepala simetris,tidak ada benjolan,
bengkak, distribusi rambut rata, tidak ada ketombe dan
kutu. Klien mengeluh nyeri pada kepala
 Integumen
Klien mengalami intoleransi terhadap suhu, dingin,
tidak adaluka, kemerhan, ruam, kulit pasien elastis dan
teraba hangat.
 Thorax
a. Paru-paru
 Inspeksi : Dada pasien simetris, pasien tidak
menggunakan otot bantu napas, tidak ada
lukapada dada, tidak ada lesi
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
vocalpremitus sama
 Perkusi: terdengar sonor
 Auskultasi :suara napas pasien vasikuler

b. Jantung
 Inspeksi : Tidak ada retraksi, warna kulit
merata, iktus cordis normal
 Perkusi : Suara dullness di intercosta 1-
4 kiri
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba masa abnormal
 Auskultasi : S1tunggal, S2 split tidak
konstan, tidak ada bising jantung.
c. Abdomen

14
 Inspeksi : supel, simetris, tidak ada
spidernevi, tidak ada asites.
 Auskultasi: Terdapat bising usus normal
 Perkusi : Suara timpani kuadran kiri
atas, resonan di kuadran lain
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran limfe
d. Genitalia
Klien mengatakan mengalami menstruasi yang tidak
teratur.
e. Ekstermitas
 Atas : tangan kanan dan kiri klien simetris,
tidak ada fraktur, kekuatan otot klien normal,
teraba hangat, elastisitas kulit bagus, CRT
<3 detik
 Bawah : kaki kanan dan kiri klien simetris,
tidak ada fraktur, kekuatan otot kliennormal
 Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Terjadi peningkatan pada Na serum
 Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya superventricular tachycardia,
atrial fibrillati.

15
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan telah diterapkan diberbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya, namun diperlukan terminologi dan indikator diagnosis keperawatan yang
terstandarisasi agar penegakan diagnosis keperawatan menjadi seragam,akurat,dan tidak
ambiguuntuk menghindari ketidaktepatan pengambilan keputusan dan ketidaksesuaian
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 : 2)

Kemungkinan diagnosa yang muncul :


1) Nyeri Akut (D.0077)
2) Defisit Nutrisi (D.0019)
3) Disfungsi Seksual (D.0069)

Diagnosa keperawatan yang disebutkan dalam teori dan ditemukan dalam kasus nyata
adalah sebagai berikut :
1) Nyeri Akut (D.0077)

Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah. (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017 : 172)
2) Defisit Nutrisi (D.0019)
Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan
dengan berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan
menurun. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 : 56)
3) Disfungsi Seksualitas (D.0069)
Disfungsi Seksualitas berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur tubuh (mis.
Kehamilan, baru melahirkan, obat-obatan, pembedahan, anomali, proses penyakit,
trauma, radiasi) dibuktikan dengan hasrat seksualitas menurun. (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017 : 156)

3.3 Intervensi Keperawatan


a) Nyeri Akut (D.0077)
Intervensi : Manajemen Nyeri (1.08238)
Tindakan :
 Observasi

16
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi penurunan
nyeri
 Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b) Defisit Nutrisi (D.0019)


Intervensi : Manajemen Nutrisi (1.03119)
Tindakan :
 Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
17
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makanan lewat selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
 Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

c) Disfungsi Seksual (D.0069)


Intervensi : Konseling Seksualitas (1.07214)
Tindakan :
 Observasi
 Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah sistem reproduksi, masalah
seksualitas dan penyakit menular seksual
 Identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab
 Monitor stres, kecemasan, depresi dan penyebab disfungsi seksual
 Terapeutik
 Fasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan
 Berikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan permasalahan
seksual

18
 Berikan pujian terhadap perilaku yang benar
 Berikan saran yang sesuai kebutuhan pasangan dengan menggunakan bahasa
yang mudah diterima, dipahami dan tidak menghakimi
 Edukasi
 Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan penyakit terhadap disfungsi seksual
 Informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual
 Kolaborasi
 Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika perlu

3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan atau perwujudan dari intervensi
yang sudah ditetapkan dengan tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan meningkatkan status kesehatannya (Rohmani et al., 2019). Pembahasan pada tahap ini
meliputi pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dan yang tidak
dapat dilakukan sesuai dengan intervensi pada masing-masing diagnosa.
- Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah. Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah ditetapkan sebelumnya yaitu Observasi adanyatanda nyeri non verbal. Misalnya
ekspresi wajah (gelisah, menangis), mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi
faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri, mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
- Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan
dengan berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan
menurun. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu Memonitor asupan makanan,
memonitor berat badan, memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein,
memonitor dan mencatat keluhan mual dan muntah klien.
- Disfungsi Seksualitas berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur tubuh (mis.
Kehamilan, baru melahirkan, obat-obatan, pembedahan, anomali, proses penyakit,
trauma, radiasi) dibuktikan dengan hasrat seksualitas menurun. Tindakan keperawatan
yang telah dilakukan penulis sesuai dengan rencanakeperawatan yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu Mengidentifikasi tingkat pengetahuan, masalah sistem reproduksi,
masalah seksualitas dan penyakit menular seksual, memonitor stres, kecemasan,

19
depresi dan penyebab disfungsi seksual, memberikan kesempatan kepada pasangan
untuk menceritakan permasalahan seksual, memberikan saran yang sesuai kebutuhan
pasangan dengan menggunakan bahasa yang mudah diterima, dipahami dan tidak
menghakimi.

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan/kegagalan rencana keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien/memecahkan masalah kesehatan yang dihadapipasien. Evaluasi
ini digunakan sebagai tahapan akhir dari proses keperawatan, untukmenentukan seberapa
baik rencana keperawatan yang telah penulis susun,apakah tujuan dapat tercapai,tercapai
sebagian, atau belum tercapai dengan meninjau respon pasien dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalahpembahsan evaluasi berdasarkan evaluasi hasil dari masing-
masing diagnosa :
 Evaluasi keperawatan untuk masalah nyeri akut yaitu diantaranya :
kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat, keluhan nyeri menurun,
meringis menurun, gelisah menurun, frekuensi nadi membaik.
 Evaluasi keperawatan untuk masalah deficit nutrisi yaitu diantaranya : porsi
makanan yang dihabiskan meningkat, kekuatan otot pengunyah dan menelan
meningkat, nyeri abdomen menurun, Berat Badan membaik, Indeks Massa
Tubuh (IMT) membaik, nafsu makan membaik.
 Evaluasi keperawatan untuk masalah disfungsi seksual yaitu diantaranya :
Kepuasan hubungan seksual meningkat, verbalisasi fungsi seksual berubah ,
hasrat seksual membaik

20
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Tempat Praktik :

NIM : Tgl. Praktik :

A. Identitas Klien
Nama : Ny.M

No. RM : 000125..................................

Usia : 45 tahun

Tgl. Masuk : 17 Maret 2022

Jenis kelamin : Perempuan

Tgl. Pengkajian : 17 Maret 2022

Alamat : Sekarbagus, Lamongan

Sumber informasi : Klien dan keluarga klien

No. telepon : 081 xxx xxx xxx

Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Jarwo Jari

Agama : Islam

Status : Suami klien

Suku : Jawa

Alamat : Sekaran, Lamongan

Pendidikan : SMP

No. telepon : 081 XXX XXX XXX

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Lama berkerja : 15 tahun

21
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : klien mengalami nyeri kepala yang cukup berat
2. Lama keluhan : 5 bulan
3. Kualitas keluhan : Cukup berat
4. Faktor pencetus : Tidak Terkaji
5. Faktor pemberat : Tidak terkaji
6. Upaya yg. telah dilakukan : Dibawa Ke RS
7. Diagnosa medis :

a. Tumor Hipofisis Tanggal Saat MRS : 17 Maret 2022

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien mual sejak 5 hari yang lalu, muntah sebanyak 3x sebelum masuk MRS dan
pasien mengalami intolernsi terhadap suhu dingin,pasien tampak berkeringat.
Sering merasakan nyeri kepala yang berlebihan dan akhir akhir ini siklus
menstruasinya tidak teratur.

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : Tidak Terkaji..........................................................
b. Operasi (jenis & waktu) : Tidak Terkaji..........................................................
c. Penyakit:
 Kronis : Tidak Terkaji…………
 Akut : Tidak Terkaji………..
d. Terakhir masuki RS : Tidak Terkaji………
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tipe Reaksi Tindakan

Tidak Terkaji .................................... Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............

.......................................................... ................................................... .....................................

3. Imunisasi:
( ) BCG (√) Hepatitis

( ) Polio ( ) Campak

( ) DPT ( ) Tidak Terkaji


22
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok - - -

Kopi - - -

Alkohol Tidak Terkaji................. ............................................. ...........................

5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis

- - -

E. Riwayat Keluarga :
Tidak
memiliki
penyakit
keturunan
GENOGRAM

Tidak Terkaji

F. Riwayat Lingkungan
Pekerjaan
Jenis Rumah
 Kebersihan Bersih -
 Bahaya kecelakaan Tidak Bahaya -
 Polusi Cukup Berpolusi -
 Ventilasi Bagus -
 Pencahayaan Cukup Terang -
................................... .......................................................... ....................................................

G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit

 Makan/minum 0 1
 Mandi 0 1
 Berpakaian/berdandan 0 2
 Toileting 2 1
 Mobilitas di tempat tidur 0 1
 Berpindah 2 2

23
 Berjalan 0 2
 Naik tangga 0 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu

H. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit

 Jenis diit/makanan Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............


 Frekuensi/pola Nafsu makan baik Kurang
 Porsi yg dihabiskan Banyak Sedikit
 Komposisi menu Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Pantangan Tidak terkaji………………. berlemak, sayur mentah
 Napsu makan cukup baik kurang baik
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Jenis minuman Air putih Air Putih
 Frekuensi/pola minum Cukup............................................ Cukup
 Gelas yg dihabiskan >6 gelas >4 gelas
 Sukar menelan (padat/cair) Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Pemakaian gigi palsu (area) Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Riw. masalah penyembuhan luka Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji...............

I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit

 BAB:

- Frekuensi/pola Setiap hari 4 hari sekali


- Konsistensi Lunak Keras
- Warna & bau coklat Coklat tua
- Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
- Upaya mengatasi Tidak Terkaji .................................... Tidak Terkaji ................
 BAK:
- Frekuensi/pola 6x sehari >10x sehari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Bening bening
- Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
- Upaya mengatasi Tidak terkaji Tidak Terkaji

J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
24
 Tidur siang:Lamanya 1 jam 2 jam
- Jam …s/d… 12.00 s.d. 13.00 12.30 s.d. 14.30
- Kenyamanan stlh. tidur Kurang Nyaman Nyaman

25
 Tidur malam: Lamanya 7 jam 5 jam
- Jam …s/d… 22.00 s.d 05.00 00.00 s.d. 05.00
- Kenyamanan stlh. Tidur Nyaman Kurang Nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur Berdoa Berdoa
- Kesulitan Jam tidur optimal Jam Tidur tak Optimal
- Upaya mengatasi Tidur Lebih Awal Tidur Lebih Awal

K. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit

 Mandi:Frekuensi 3x sehari 2x sehari


- Penggunaan sabun Tidak Terkaji ............................... Tidak Terkaji ..............
 Keramas: Frekuensi 3x seminggu 1x sehari
- Penggunaan shampoo Tidak Terkaji ............................... Tidak Terkaji ..............
 Gososok gigi: Frekuensi 3x sehari 2x sehari
- Penggunaan odol Tidak Terkaji ............................... Tidak Terkaji ..............
 Ganti baju:Frekuensi 2x sehari 2 x sehari
 Memotong kuku: Frekuensi 1x seminggu 1 x seminggu
 Kesulitan Tidak Terkaji................................. Tidak Terkaji...............
 Upaya yg dilakukan Tidak Terkaji................................. Tidak Terkaji ...............

L. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain, sebutkan, Tidak Terkaji .........
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): Tidak
Terkaji.............................................................................................................................................
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Dibantu menenangkan diri oleh suami
4. Harapan setelah menjalani perawatan: Kondisi Kesehatan Membaik
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: Sering merasa nyeri kepala, siklus menstruasi berantakan,
nafsu makan menurun karena sering mual dan muntah, Hasrat seksual menurun.

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Tidak Terkaji .........................................................................................................
2. Ideal diri: Tidak Terkaji..................................................................................................................
3. Harga diri: Tidak Terkaji................................................................................................................
4. Peran: Tidak Terkaji .......................................................................................................................
5. Identitas diri Tidak Terkaji .............................................................................................................

N. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Istri
2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:
suami, anak, saudara, tetangga, teman
26
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan
pasangan
( ) Hub. dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan anak

( ) Lain-lain sebutkan, Tidak Terkaji..............................

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Tidak Terkaji.........
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: Tidak Terkaji .....................................................................
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: (√ ) Normal ( )Bahasa utama:........................
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: ......................

( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian: ................

( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek:.........................................

2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri


( ) Kos/asrama

( ) Bersama orang lain, yaitu: Bersama suami

3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Tidak Terkaji....................................................................................
b. Pantangan & agama yg dianut : Perbuatan Tercela & Agama Islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta

( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta

P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, Tidak Terkaji............................

Q. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak : Ya
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Beribadah
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: Sholat
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: Membantu dalam
melaksanakan ibadah
R. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Cukup

27
 Kesadaran: Compos Mentis
 Tanda-tanda vital: - Tekanan darah :150/90mmHg - Suhu :36,8oC
- Nadi : 88 x/menit - RR :20x/menit

 Tinggi badan: 160 cm Berat Badan : 40kg


 Kepala & Leher
a. Kepala:
kepala klien simetris, tidak ada benjolan, bengkak, distribusi rambut rata,
tidak ada ketpmbe dan kutu. Klien sering mengeluh nyeri pada kepala

b. Mata:
Mata kanan dan kiri simetris, tidak juling, sklera putih,pupil normal, reflek pupil terhadap cahaya
mengecil.

c. Hidung:
Keberadaan septum hidung tepat di tengah, tidak terdapat sekret.

d. Mulut & tenggorokan:


Tidak ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna bibir pucat, mukosa bibir kering, tidak
terdapat sianosis, tidak ada lesi, tidak terdapat stomatitis.

e. Telinga:
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak menggunakan alat pendengaran, warna
telinga dengan daerah merata, tidak ada lesi, tidak ada pendarahan, terdapat serumen.

f. Leher:
Tidak ada luka.
 Thorak & Dada:
 Jantung
- Inspeksi : ictus cordis terlihat berdenyut di ICS4,Tidak ada deformits pada dada
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan,iktus cordis teraba lemah
- Perkus i: terdengar dulnes
- Auskultasi : terdengar suara S1 dan S2 reguler

 Paru
- Inspeksi : Dada klien simetris,pasien tidak menggunakan otot bantu napas, tidak ada
luka pada dada,tidak ada lesi
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, vocalpremitus sama
- Perkusi : terdengar sonor
- Auskultasi : suara napas pasien vasikuler

28
 Payudara & Ketiak
Payudara kanan kiri simetris, ketiak tidak bersih, tidak terdapat luka, tidak terdapat
benjolan, dan tidak ada nyeri tekan.

 Punggung & Tulang Belakang


Tidak Terkaji

 Abdomen
- Inspeksasi : tidak ada tanda-tanda asites, abdomen klien tampak distensi
- auskultasi : bising usus klien 3x/mnt
- palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar, limpha, ginjal dan tidak
ada tanda-tanda apendik
- perkusi : terdengar timpani

 Genetalia & Anus


klien mengatakan mengalami menstruasi yang tidak teratur
 Ekstermitas
Atas
- Inspeksi : tangan kanan dan kiri klien simetris, tidak ada fraktur, kekuatan otot normal
- Palpasi : teraba hangat, elastisitas kulit bagus, CRT<3 detik
Bawah
- Inspeksi : kaki kanan dan kiri klien simetris ,tidak ada fraktur, kekuatan otot normal
- Palpasi : teraba hangat, elastisitas kulit bagus, CRT<3detik

 Sistem Neorologi
Tidak Terkaji

 Kulit & Kuku

 Kulit: Pucat
 Kuku: Tidak Terkaji

29
 Hasil Pemeriksaan Penunjang
i. Data laboratorium yang berhubungan terjadi peningkatan pada Na serum
ii. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain : Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya
superventricular tachycardia, atrial fibrillati

S. Persepsi Klien dan Keluarga Klien Terhadap Penyakitnya


Keluarga klien kurang pengetahuan terhadap penyakit yang diderita sehingga menganggap penyakit
yang dideritanya tidak terlalu serius. Keluarga klien beranggapan dengan hanya istirahat saja
penyakitnya akan sembuh.

T. Kesimpulan
Ny.M, 45 tahun beragama islam. Klien diantar keluarga ke IGD dengan keluhan nyeri pada bagian
kepala, sering merasa mual dan muntah, nafsu makan turun dan siklus menstruasi tidak teratur.

U. Perencanaan Pulang
 Tujuan pulang: rumah
 Transportasi pulang: ambulan desa
 Dukungan keluarga: suami, anak, saudara.
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: BPJS
 Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang:dibantu oleh suami.
 Pengobatan:dilanjutkan pada faskes terdekat
 Rawat jalan ke:puskesmas setempat
 Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: terapi dilaksanakan secara rutin dan tepat
 Keterangan lain:Tidak ada

30
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


KEPERAWATAN

DO: Penyebab : agen D.0077


pencedera fisiologi (mis. Nyeri Akut
Inflamasi, iskemia,
- Pasien tampak neoplasma)
meringis

DS:
Adenoma non-fungsional

- Klien sering ↓
mengeluh sakit Mempengaruhi fyngsi
kepala hipotalamus

Peningkatan volume cairan


cerebraspinal

Mengeluh nyeri di bagian


kepala, tampak meringis dan
gelisah

Nyeri akut

31
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN

DO: Penyebab: agen D.0019


pencedera fisiologi (mis.
- Klien tampak mual Inflamasi, iskemia, Defisit Nutrisi
dan muntah neoplasma)

- Klien tampak pucat

- BB turun
Adenoma non-fungsional
- Terlihat tidak nafsu
makan ↓
Mempengaruhi fyngsi
hipotalamus
DS:

- Klien mengeluh mual


Peningkatan volume cairan
dan muntah sejak 5 hari
cerebraspinal
lalu
- Klien muntah 3x sehari ↓
saat MRS
Mengeluh nyeri di bagian
- Klien mengeluh nyeri kepala, tampak meringis dan
pada abdomen gelisah


Tidak nafsu makan, mual,
muntah, mukosa bibir pucat,
BB turun, nyeri abdomen

Defisit Nutrisi

32
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN

DO: Penyebab: perubahan D.0069


fungsi/struktur tubuh
- Klien tampak (mis. Kehamilan, baru Disfungsi Seksual
megalami melahirkan, obat-
oligomenhnorrhea obatan, pembedahan,
anomali, proses
penyakit, trauma,
DS:
radiasi)
- Klien mengatakan
mengalami
menstruasi yang Adenoma Fungsional
tidak teratur

- Klien mengatakan
Adenoma prolactin
Hasrat

seksualitasnya
menurun Hyperprolactinemia

. Menekan produksi hormone
gonadotropin

Menghambat ovulasi

Infertilitas

Hasrat seksualitas menurun

Disfungsi seksual

33
KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI

DIAGNOSA
KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN

(D.0077) L.08066 1.08238


Nyeri Akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri

Tindakan :
Setelah dilakukan perawatan Observasi
selama 2x24 jam, pasien - Identifikasi lokasi, karakteristik,
diharapakan dapat: durasi, frekuensi, kualitas,
- Kemampuan menuntaskan intensitas nyeri
aktivitas meningkat - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - identifikasi faktor yang
- Meringis menurun memperberat dan memperingan
- Gelisah menurun nyeri
- Frekuensi nadi membaik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
penurunan nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

34
(D.0019) L.03030 1.03119
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi

Observasi
Setelah dilakukan- Identifikasi status nutrisi
perawatanselama 2x24 jam, - Identifikasi alergi dan intoleransi
pasiendiharapakan dapat: makanan
- Porsi makanan yang- Identifikasi kebutuhan kalori dan
dihabiskan meningkat jenis nutrien
- Kekuatan otot pengunyah - Monitor asupan makanan
dan menelan meningkat - Monitor berat badan
- Nyeri abdomen menurun
- Berat Badan membaik Terapeutik
- Indeks Massa Tubuh (IMT) - Sajikan makanan secara menarik
membaik dan suhu yang sesuai
- Nafsu makan membaik - Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu

Edukasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu

35
(D.0069) L.07055 1.07214
Disfungsi Seksual Fungsi Seksual Konseling Seksualitas

Observasi
Setelah dilakukan - Identifikasi tingkat pengetahuan,
perawatanselama 2x24 jam, masalah sistem reproduksi,
pasiendiharapakan dapat: masalah seksualitas dan
- Kepuasan hubungan penyakit menular seksual
seksual meningkat - Identifikasi waktu disfungsi
- Verbalisasi fungsi seksual seksual dan kemungkinan
berubah penyebab
- Hasrat seksual membaik - Monitor stres, kecemasan,
depresi dan penyebab disfungsi
seksual

Terapeutik
- Berikan kesempatan kepada
pasangan untuk menceritakan
permasalahan seksual
- Berikan saran yang sesuai
kebutuhan pasangan dengan
menggunakan bahasa yang
mudah diterima, dipahami dan
tidak menghakimi

Edukasi
- Jelaskan efek pengobatan,
kesehatan dan penyakit
terhadap disfungsi seksual

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan spesialis
seksologi, jika perlu

36
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
(D.0077) - Monitor TTV S:
Nyeri Akut - Observasi adanya - Klien
tanda nyeri non mengatakan
verbal. Misalnya nyeri yang
ekspresi wajah, dirasakan
gelisah, menangis sudah mulai
- Mengidentifikasi menurun
skala nyeri - Klien sudah
- Mengidentifikasi mengerti
faktor yang Teknik non
memperberat dan farmakologi
memperingan nyeri yang
- Menganjurkan diajarkan
memonitor nyeri untuk
secara mandiri mengatasi
- Mengajarkan teknik rasa nyeri
nonfarmakologi secara
untuk mengurangi mandiri
rasa nyeri - Klien
mengatakan
nyeri pada
bagian
kepala
sudah
membaik

O:
- Klien sudah
tampak tidak
meringis dan
gelisah
- Skala nyeri
turun
- Frekuensi
nadi
membaik

A:
Masalah Teratasi
Sebagian

37
P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0019) - Memonitor S:
Defisit Nutrisi asupan - Klien
makanan mengatakan
- Memonitor berat nafsu makan
badan sudah mulai
- Memberikan membaik
makanan tinggi
kalori dan tinggi - Keluhan
protein mual dan
- Memonitor dan muntah
mencatat sudah
keluhan mual berkurang
dan muntah
klien O:
-Berat Badan
klien
meningkat
- Tidak terasa
nyeri pada
bagian
abdomen

A:
Masalah Teratasi
Sebagian

P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0069) - Mengidentifikasi S:
Disfungsi Seksual tingkat
- Klien
pengetahuan,
mengatakan
masalah sistem
sudah mulai
reproduksi,
bisa
masalah
memonitor
seksualitas dan
dan
penyakit
mengontrol
menular seksual
stress,
- Memonitor stres,
kecemasan
kecemasan,
dan
depresi dan
penyebab
penyebab disfungsi

38
disfungsi seksual
seksual lainnya.
- Memberikan
- Klien
kesempatan
mengatakan
kepada
Hasrat
pasangan untuk
seksualitasn
menceritakan
ya sudah
permasalahan mulai
seksual membaik
- Memberikan
saran yang - Siklus
sesuai menstruasi
kebutuhan klien sudah
pasangan mulai
dengan membaik
menggunakan
bahasa yang
O:
mudah diterima,
- Klien terlihat
dipahami dan
tidak sudah lebih
menghakimi tenang dan
tidak stress
- Lebih terlihat
bisa terbuka
dengan
pasangannya
-
A:
Masalah Teratasi
Sebagian

P:
Melanjutkan
intervensi

39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Tumor hipofisis atau yang dikenal juga dengan sebutan adenoma pituitari
(pituitary adenoma) adalah adanya sel abnormal yang membentuk massa
pada kelenjar pituituari (hipofisis) di otak. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk
mengatur keseimbangan berbagai hormon pada tubuh.
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. tetapi sejumlah studi menunjukkan
keterkaitan mutasi genetik. Faktor risiko adenoma pituitari diduga adanya riwayat
keluarga, jenis kelamin, dan usia. Selain itu diduga tumor hipofisis juga bisa disebabkan oleh
beberapa factor dibawah ini yaitu cacat genetik, didapat dari hasil penyebaran (metastasis)
dari kanker situs lain.
Manifestasi klinis yang sering timbul adalah nyeri pada bagian kepala,
kehilangan kesuburan, alergi dingin, cepat Lelah, Hasrat seksual menurun dan lain
sebagainya. Penatalaksanaannya secara farmakologis dapat dilakukan sebagai berikut
yakni MRI, terapi radiasi, hipofisektomi, penggantian hormon hipofisis. Dan untuk
secara non-farmakologis adalah dengan melakukan perbaikan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh dan perbaikan gaya hidup.

5.2 Saran
1. Bagi Masyarakat : Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan
mengenai penyakit tumor hipofisis bagi masyarakat luas.
2. Bagi STIKES HUSADA JOMBANG : Diharapkan dapat menjadi referensibagi
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya : Diharapkan dapat menjadi referensi penelitian
selanjutnya agar l e b i h baik kedepannya

40
DAFTAR PUSTAKA

41

Anda mungkin juga menyukai