1. Rian (2020030046)
2. Elsa Agustin (2020030050)
3. Sabilah Yono (2020030052)
4. Syelvi Andriani (2020030067)
5. Lidya Dwi (2020030078)
6. Monika Rangga B (2019030326)
PENGERTIAN
Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa bronkus
terhadap bahan allergen. Reaksi hipersensitif pada bronkus dapat mengakibatkan
pembengkakan pada mukosa bronkus (Riyadi & Sukarmin, 2013).
asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri bronkospasme
periodik (kontraksi spasme pada saluran napas) terutama pada percabangan trakeobronkial
yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus 10 seperti oleh faktor biokemikal, endokrin,
infeksi, otonomik, dan psikologi (SUSETHA, 2020).
ETIOLOGI
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan napas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain Bahan iritasi atau allergen otot-otot
bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau Ig
E) dengan adanya alergi. Ig E muncul pada reseptor sel mast yang menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya yang akan memberikan gejala asma.
Respon asma terjadi dalam tiga tahap: pertama tahap immediate yang ditandai
dengan bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed di mana bronkokonstriksi dapat
berulang dalam 4-6 jam, tahap late ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif
jalan napas beberapa minggu/bulan. Selama serangan asma, bronkiolus menjadi
meradang dan peningkatan sekresi mukus
Manifestasi Klinis
Penderita asma biasanya keluhan bisa dirasakan pada saat
serangan. Tanda dan gejala yang jelas terlihat pada saat
serangan adalah sesak napas. Sesak napas ini sangat
menyiksa anak, anak akan terlihat gelisah, cemas, labil, dan
kadang-kadang bisa terjadi perubahan tingkat kesadaran. Jika
anak kita ajak komunikasi, anak akan terlihat sulit berbicara,
dan akan menjawab sepatah dua patah kata (Marni, 2014).
Pathway
Komplikasi
Terjadinya status asmatikus, gangguan asam-
basa, gagal napas, bronkhiolitis, hipoksemia,
pneumonia, pneumothoraks, emphysema,
chronic persistent bronkhitis, atelektasis, dan
bahkan kematian Menurut Ratcliffe dan
Kiechefer (2010), komplikasi signifikan jangka
panjang, remodeling jalan napas kronik, dapat
terjadi akibat perburukan dan radang asma
berulang. Anak penderita asma lebih rentan
terhadap infeksi pernapasan berat akibat bakteri
dan virus (dikutip dari Kyle dan Carman,
2019).”
Penatalaksanaan
A. Pengobatan Nonfarmakologi
1. Manajemen asma
2. Mengenali tanda-tanda pada anak jika akan terjadi serangan asma.
3. Pemantauan pernapasan
4. Pengaturan posisi Posisi pasien dengan masalah respiratori biasanya lebih nyaman jika
diberikan posisi semifowler/fowler
5. Penyuluhan.
6. Menghindari faktor pencetus
7. Fisioterapi Dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus
Penatalaksanaan
B. Pengobatan farmakologi
stikeshusadajombang