DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
SUGENG
SUDJIYEM
SISWANTO
THERESIA RETNO P
DAVID ALEXANDER MANDALA
0
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRA SEKOLAH DENGAN
ASMA BRONKIAL.
Definisi:
Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit
obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme,
inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai stimulan.
Pencetus:
1. Alergen.
tor allergi dianggap mempunyai peranan pad sebgian besar anak dengan asma.
Disamping itu hiper reaktivitas saluran nafas juga merupakan faktor yang
penting. Bila tingkat hiper reaktivitas bronchus tinggi, diperlukan jumlah
allergen yang sedikit dansebaliknya jika hiper reaktivitas rendah diperlukan
jumlah antigen yang lebih tinggi untuk menimbulkan serangan asma.
Sensitisasi tergantung pada lama dan intnsitas hubungan dengan bahan alergen
berhubungan dengan umur. Bayidan anak kecil sering berhubungan dengan sisi
dari debu rumah, misalnya tungau, serpih atau bulu binatang, spora jamur yang
terdapat di rumah. Dengan bertambahnya umur makin banyak jenis allergen
pencetusnya. Asma karena makanan sering terjadi pada bayi dan anak kecil.
2. Infeksi.
Biasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak. Virus yang menyebabkan
ialah respiratory syncytial virus (RSV) dan virus para influenza. Kadang-kadang
karena bakteri misalnya; pertusis dan streptokokus, jamur, misalnya Aspergillus
dan parasit seperti Askaris.
3. Iritan.
Hair spray, minyak wangi, semprot nyamuk, asap rokok, bau tajam dari cat, SO 2
dan polutan udara lainya dapat memacu serangan asma. Iritasi hidung dan
batuksendiri dapat menimbulkan refleks bronkokonstriksi.
4. Cuaca.
Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angin dan kelembaban udara
berhubungan dengan percepatan dan terjadinya serangan asma
5. Kegiatan jasmani
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicu
serangan asma. Bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan dapat merupakan
pencetus. Pasien dengan faal paru di bawah optimal amat rentan terhadap
kegiatan jasmani.
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme
dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau IgE) dengan adanya
alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan
antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya.
Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.
Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang
ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih
lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan
nafas beberapa minggu atau bulan.
Asma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan
udara dingin.
Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi
karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian
tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan P02
(hipoxia).Selama serangan astmatikus, CO2 tertahan dengan meningkatnya
resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory
dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut
menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah
(hypocapnea).
Alergen, Infeksi, Exercise (Stimulus Imunologik dan Non Imunologik)
IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas
Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan
diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit
Asma
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif
pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa dan
meningkatnya produksi sekret.
Fatigue berhubungan dengan hypoxia meningkatnya usaha nafas.
Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi dan distress pernafasan
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan meningkatnya
pernafasan dan menurunnya intake cairan
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi kronik
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan
pengobatan.
Komplikasi
Etiologi
Manifestasi klinis
I. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8
tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada asma
episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun, dan berhubungan
dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa
infeksi yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan dengan perubahan cuaca,
adanya alergen, aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling
sering pada umur 8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur
sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran
pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamin
tidak ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki.
KELUHAN UTAMA
Batuk-batuk dan sesak napas.
Tahap perkembangan.
Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak
punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli
maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu
percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik
( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis kelamin
berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat dengan ibunya ) dan Elektra
komplek ( perempuan lebih dekat ke ayahnya ).
Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase
preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada
tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu
belum benar dan magical thinking.
Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan
kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari
teman dan mulai bisa menjelaskan peraturan- peraturan yang dianut oleh
keluarga.
Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu
atau guru dan belajar yang benar – salah untuk menghindari hukuman.
Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-
tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran
tubuhnya dengan kelompoknya.
Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “.
Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di
kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan
sedikit atau tidak protes.
Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada
akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa
menamai objek yang familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama
temannya. Dapat menerima atau memberikan perintah sederhana.
Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya,
lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang lain mempunyai pemikiran
juga, dan mulai menyadari bahwa dia mempunyai lingkungan luar.
Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan
kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda
dengan roda tiga.
RIWAYAT IMUNISASI
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain : BCG,
POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
RIWAYAT NUTRISI
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6
tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan
rumus 8 + 2n.
BBSekarang
= ×100 %
Status Gizi BBideal
Klasifikasinya sebagai berikut :
Gizi buruk kurang dari 60%
Gizi kurang 60 % - <80 %
Gizi baik 80 % - 110 %
Obesitas lebih dari 120 %
DAMPAK HOSPITALISASI
Sumber stressor :
1. Perpisahan
a. Protes : pergi, menendang, menangis
b. Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
c. Menerima : tertarik dengan lingkungan, interaksi
2. Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan rutinitas,
ketergantungan, ini akan menyebabkan anak malu, bersalah dan takut.
3. Perlukaan tubuh : konkrit tentang penyebab sakit.
4. Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.
Sistem integumen
Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.
Perencanaan Pemulangan
Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau
phantom.
Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.
Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu
binatang dan lainnya.
Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul.
Ajarkan penggunaan nebulizer.
Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek
samping, waktu pemberian.
Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress.
Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas.
Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Panitia Media Farmasi dan Terapi. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan
Infomedika Jakarta.
Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit CV
Sagung Seto Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK PRE SCHOOL
DENGAN ASMA BRONCHIAL
DI RUANG ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : An. Puput
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun
Anak ke : Pertama
Nama Ayah : Tn Sujiono
Nama Ibu : Ny.Lili Pujiati
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMP
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Swasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Greges barat G/ Dalam no.15 Surabaya.
Taggal MRS : 18 juli 2002 jam 02.30
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
Sumber Informasi : Orangtua klien.
Pengkajian tanggal : 18 Juli 2002 jam 08.00
RIWAYAT KEPERAWATAN
1) Riwayat Keperawatan Sekarang
Keluhan Utama : Batuk dengan dahak sulit keluar dan sesak nafas.
Lama keluhan :Sejak empat jam yang lalu.
Akibat timbulnya keluhan : Anak sulit tidur, tidak mau makan dan minum
serta tampak lemah.
Faktor yang memperberat : Tidak ada
Upaya untuk mengatasi : Dibawah ke rumah sakit DR.Soetomo Surabaya
melalui IRD jam 02.30.
Tumbuh kembang:
Mengangkat kepala umur 2 bulan, duduk umur 7 bulan, jalan umur 13 bulan,
ngoceh umur 7 bulan.Untuk perkembangan saat ini : personal
sosial anak dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar ruangan
rawat ; Gerakan motorik halus saat ini yaitu anak dapat memegang
gambar dan menggambar; Perkembangan bahasa saat ini dimana
anak dapat mengikuti perintah dan berbicara spontan; Motorik
kasar, anak sudah duduk, berdiri, berjalan dan berlari.
Imunisasi : Anak telah mendapat imunisasi lengkap yaitu BCG; DPT I, II,
III; POLIO I,II,III; Campak; TT.
Status gizi : Berat badan anak saat ini ( 19 kg ) termasuk dalam status gizi
baik yaitu 105 % ( 80 – 110 % ).Kebutuhan kalori pada anak saat
ini 90 kkal X 19 kg yaitu 1710 kkal. Tinggi badan anak 107
cm.Anak minum ASI sampai umur 2 tahun.
Psikososial :Termasuk tahap preschool.
Psikoseksual :Termasuk fase oedipal atau faliks.
Interaksi :Anak tidak tampak takut dengan kehadiran perawat
disampingnya. Tetapi jika ingin melakukan tindakan ( menyuntik )
anak menangis ketakutan.
Sistem Genitourinary : BAK lancar, spontan, warna kuning dan bau khas.
PROGRAM TERAPI
Infus D ½ saline 1500 cc/24 jam.
Oksigen 2 l/menit.
Ampicillin 3x300 mg/iv.
Cloxacillin 3x150 mg/iv.
Nebulizer Ventolin 4x1 ½ cc + pz 1 ½ cc.
Aminophilin 4,5 cc/ iv bolus dan 4,5 cc drip.
Chest fisioterapi.
Diet B 5 TIK 1450 Kkal + 40 gr Protein.
ANALISA DAN SINTESA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. S : Klien mengatakan sesak Interaksi IgE dan Gangguan
napas. antigen pada sel mast pertukaran
O : Tampak gelisah, retraksi gas, tidak
subcosta +, penggunaan otot Mediator radang efektif
bantu pernapasan +, RR 40 bersihan jalan
x/menit,tachipnea,112x/mnt, Bronchospasme, edema nafas dan
TD : 100/60,ronchi kering mucosa, meningkatnya tidak efektif
+/+, Wheezing +/+ produksi sekret pada pola nafas.
eksperium memanjang, dan saluran napas
diaporesis, batuk + non Gangguan pertukaran
produktif, ABGS dalam gas, tidak efektif
batas normal. bersihan jalan nafas dan
tidak efektif pola nafas
III. PERENCANAAN
1. Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas dan tidak efektif pola
nafas berhubungan dengan Bronchospasme, edema mucosa, dan meningkatnya
produksi sekret pada saluran napas.
Tujuan : Pertukaran gas, bersihan jalan nafas , dan pola nafas klien
menjadi baik.
Kriteria : Tidak sukar dalam bernafas, tidak ada penggunaan otot-otot
bantu nafas, tidak ada ronchi dan wheezing, respirasi rate 20-30
x/menit, batuk yang produktif, nilai gas darah tetap dalam batas
normal, nadi dalam batas normal (80-100 x/mnt) dan anak
memperlihatkan kepatenan pada jalan nafas.
Intervensi :
Kaji pernapasan setiap 2-4 jam; kedalamannya, irama, penggunaan otot-otot
bantu nafas, cuping hidung, dan adanya batuk.
Auskultasi bunyi nafas setiap 2-4 jam.
Monitor ABGS.
Pemberian oksigen dengan humidifikasi.
Tinggikan bagian kepala saat tidur 30-40 derajad dengan kepala sedikit
ekstensi.
Berikan istirahat dan aktivitas secara periodik.
Lakukan fisioterapi dada, nebulizer dan suction.
Monitor nadi; apakah ada takikardi; bila takikardi ada disebabkan oleh karena
hypoxia.
Lakukan program medik: bronkodilator, B1 Agonis dan steroid.
2. 10.00 1. Mengkaji keluhan kurang nafsu makan dan S : Anak mengatakan masih sesak nafas
minum yang kurang pada anak, anjurkan ibu
memberikan makan minum sedikit-sedikit O : Tampak lemah, lelah, dispneu, retraksi interkosta.
tapi sering pada anak
A : Masalah belum teratasi
11.00 2. Memberikan injeksi deksametason 1
ampul/4 mg iv P : Rencana dilanjutkan
11.20 3. Drip 4,5 cc aminophilin dalam D5 ¼ salin
3. 12.00 1. Duduk di samping anak dan memberikan S : Anak mengatakan tidak mau makan dan minum
suport agar anak lebih tenang
O : Menolak makan dan minum yang diberikan
12.00 2. Menghindari terlalu sering memberikan
intervensi yang tidak penting pada anak A : Masalah belum teratasi
untuk mencegah kelelahan pada anak
P : Rencana dilanjutkan
4. 12.30 Menganjurkan orang tua untuk tetap berada S : Anak mengatakan takut, orang tua bertanya tentang
disamping anak untuk mengurangi kecemasan perkembangan penyakit anak dan menganggap sakit anaknya
anak cukup serius.
O : Anak rewel dan tampak gelisah, orang tua tampak tegang dan
cemas dari ekspresi verbal dan non verbal.
P : Dilanjutkan
3. 12.00 Duduk disamping anak dan memberikan support S : Anak mengatakan mau makan dan minum
agar anak lebih tenang dan tidak rewel
O :Makanan dan minuman yang disediakan rumah sakit mulai
12.00 Menghindari seringnya meakukan intervensi dimakan oleh anak, tapi tidak dihabiskan porsi yang disediakan
yang tidak penting pada anak untuk mencegah
kelelahan pada anak A :Masalah teratasi sebagian
P :Dilanjutkan
4. 12.30 Menganjurkan orang tua untuk tetap berada S : Anak mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan dapat
disamping anak untuk mengurangi kecemasan menerima kehadiran perawat disampingnya.
pada anak
O :Anak tidak rewel dan mulai dapat menerima dan berinteraksi
dengan lingkungan sekitar,orang tua anak tampak lebih rilek
dari ekspresi verbal dan nonverbalnya serta orang tua tetap
mendampingi anaknya