Anda di halaman 1dari 24

“ASUHAN KEPERAWATAN ANAK 1 DENGAN KASUS ASMA

BRONCHIALl”

Disususn Oleh Kelompok 3:

AHMAD MUZAKKI SYAM (1810038105003)


BUNGA NAJUNDA TIVANI (1810038105007)
NOLA INDRIYENI (1810038105026)
SELIYAN AULIA MARTIN (1810038105033)
YOHANA FRANSISKA SALOLOSIT (1810038105043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA

PADANG

2020
A. Definisi

Asma disebut juga sebagai reactive air way diase (RAD), adalah suatu penyakit

obstruksi pada jalan nafas secara reversible yang ditandai dengan bronchospasme,

imflamasi dan peningkatan sekresi jalan nafas terhadap berbagai stimulant.

Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible

dimana tracheobronchial berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. Asma

bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trachea dan

bronchus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan

jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun

dari hasil dari pengobatan.


A. Etiologi
1. Faktor Predisposisi

Genetik yang diturunkan adalah bakal alergi meskipun belum diketahui

bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya

mempunyai keluarga dekat yang juga mempunyai penyakit alergi. Karena adanya

bakal alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika

terpapar dengan factor pencetus. Selain itu hiper sensivitas.


1. Faktor Presipitasi
-Perubahan cuaca
-Alergen
-Stress
-Lingkungan kerja
Pencetus
-Olahraga/aktivitas jasmani yang berat
-Alergen

-Infeksi
-Iritan
-Cuaca
-Infeksi saluran nafas
-Faktor psikis
A. Patofisiologi
Asma pada anak terjadi karena adanya penyempitan saluran jalan nafas dan

hiperaktif denagn respon terhadap bahan iritan dan bahan stimulant lain. Dengan

adanya bahan iritan atau allergen otot-otot broncus menjadi spasme dan zat anti body

muncul(immunoglobulin E tau IgE) dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada

reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran

hisatamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejalah

asma.

Asma juga terjadi karena factor pencetusnya banyak latihan, kecemasan, dan

udara dingin.Selama serangan asmathik, bronchioles menjadi meradang dan

peningkatan sekresi mucus. Hal ini lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian

meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan disstres jalan nafas.

Anak yang mengalami asma muda inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena

edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan

pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi

dan saturasi O2, sehingga terjadi penurunan PO2(hipoxia).


A. Manifestasi Klinis

Auskultasi:

 Weezing, ronki kering musical, ronki basah sedang.

 Dyspnea dengan lama ekspirasi: penggunaan otot-otot

asesoripernafasan, cuping hidung, retraksi dada, dan stridor. Batuk

kering(tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan nafas

sempit.

 Tachypnea, orthopnea

 Diaphoresis nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam

pernafasan.

 Fatigue, tidak toleransi terhadap aktivitas makan, bermain,berjalan,

bahkan bicara. Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.


A. Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul:

 Atatus asmatikus, adalah serangan asma berat yang

kemudian menjadi berat dan tidak memberikan

respon(refrakter) adrenalin dan atau aminofillin suntik dan

dapat digolongkan pada status asmatikus.

 Atelektasis, adalah pengurutan atau seluruh paru-paru

akibat penyumbatan saluran udara(bronkus maupun

bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.

 Hipoksemia, adalah tubuh kekurangan oksigen.

 Pneumotoraks, adalah terdapatnya udara pada rongga

pleura yang menyebabkan kolapsnya paru.

 Emfisema, adalah penyakit yang gejalah utamanya adalah

penyempitan (obstruksi)saluran nafas karena dikantung

saluran udara menggelembung secara berlebihan dan

mengalami kerusakan yang kuat.


A. Penatalaksanaan Medis

 Terapi obat, dengan tujuan penyakit asma dapat dikontrol dan

dikendalikan.

Penggolongan obat asma iya itu:

 Obat anti peradangan(Preventer)

Seperti: beclometasone, budesonide, fluticasone,

mometasone, dan montelukast.

 Obat-obat pelega gejala jangka panjang

Seperti: salmeterol, teofilin, Albuterol sulfatsalbutamol,.

 Obat-obat pelega gejala asma

Seperti: Salbutamo

 Obat-obatan kostikoteroit oral

Seperti: Prednison, prednisolone, metilprednisolon,

deksametasom.
A. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan iya itu memberikan


penyuluhan(pendidikan kesehatan), pemberian cairan,
fisiotherapy, dan beri oksigen bila perlu.
ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian

a. Identitas
Pada asma episidik biasanya terjadi pada anak usia 3-8 tahun. Biasanya oleh

infeksi virus saluran pernafasan bagian atas. Pada asma episodik yang sering terjadi ,

biasanaya pada umur sebelum 3 tahun, dan sehubungan infeksi saluran nafas akut.

Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas. Biasanya orang

tua menghubungkan dengan perubahan cuaca, adanya allergen, aktivitas fisik dan

stress. Pada asma tipe ini frekuensi serangan paling sering pada umur 8-13 tahun.

Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada usia sebelum 3 tahun. Pada umur 5-6

tahun terdapat mengi setiap hari. Untuk jenis kelamin tidak dapat perbedaan yang

jelas antara anak perempuan dan laki-laki.


-Keluhan utama

Batuk-batuk dan sesak nafas

-Riwayat penyakit sekarang

Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak nafas.

-Riwayat penyakit dahulu

Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya

-Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya

-Kaji riwayat alergi atau sensivitas terhadap zat atau factor lingkungan

-Riwayat kesehatan lingkungan

-Bayi dan naka kecil sering berhubungan dengan isi debu rumah, misalnya

tungau, serpih atau buluh binatang, spotra jamur yang terdapat dirumah, bahan

iritan,perubahan suhu udara, angina dan kelembapan udara dapat dihubungkan

dengan percepatan terjadinya serangan asma.


-Riwayat tunmbuh kembang

-Tahap pertumbuhan

a. Tahap perkembangan

-perkembangan psikososial(inisiatif vs rasah bersalah. Anak punya inisiatif

mencari pengalaman barujika anak dimarahi maka anak merasa bersalah dan menjadi

anak peragu melakukan sesuatupercobaan yang menantangketerampilan motoric dan

bahasanya.

-perkembangan psikoseksual, Biasanya senang bermain pada anak berbeda

jenis kelamin(3-5 tahun)

-Perkrmbangan kognitif, fase ini kanan kiri belum sempurna konsep waktu

belum benar(2-4 tahun)

-perkembangan moral, melakukan kebiasaan prososial

-perkembangan spiritual, mulai mencontoh kegiatan keagamaan

-perkembangan bodyimage, mulai mengenal kata cantik, jelek, pendek, tinggi,

baik nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya

dengan kelompoknya.
-Riwayat imunisasi

Anak usia prasekolah harus sudah mendapat imunisasi lengkap antara lain;

BCG, POLIO I , II, III, ;DPT I, II, III; dan campak.

-Riwayat nutrisi

-Status gizi, klasifikasinya sbg berikut:

-gizi buruk kurang dari 60%

-gizi kurang 60%-<80%

-gizi baik 80%-110%

-obesitas lebih dari 120%


-sumber stressor: perpisahan

-protes: pergi, menendang, menangis

-putus asa: tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi

-menerima: tertarik dengan lingkungan, regresi

-kehilangan control: ketergantungan fisik, perubahan rutinitas,

ketergantungan, ini akan menyebabkan anak malu, bersalah dan takut.

-perlukaan tubuh: konkrit tentang penyebab sakit

-lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan

-Aktivitas

-ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas

-adanya penurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan bantuan

melakukan aktivitas sehari-hari


-tidur dalam posisi duduk tinggi

-Pernafasan

-dispnea pernafasan pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau

latihan

-nafas memburuk ketika klien berbaring telentang ditempat tidur

-menggunakan alat bantu pernafasan, misalnya meningkatkan bahu,

melebarkan hidung

-adanya batuk berulang

-Sirkulasi

-adanya peningkatan tekanan darah, adanya peningkatan frekuensi jantung

-warna kulit atau membrane mukosa normal/abu-abu, sianosis

-Integritas Ego

-ansietas
-ketakutan

-peka rangsangan

-gelisah

-Asupan Nutrisi

-ketidak mampuan untuk makan karena distress pernafasan

-keterbatasan mobilitas fisik

-susah bicara atau bicara terbata-bata

Adanya ketergantungan pada orang lain

-Pemeriksaan Penunjang

-Pemeriksaan radiologi

-Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari factor alergi dengan berbagai allergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma


-Elektrokardiografi

-Scanning paru

Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak

menyeluruh pada paru-paru

-Spiometri

Untuk menunjukan adanya obstruksi jalan nafas reversible


A. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan, tujuan,kriteria hasil, rencana intervensi

-Gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak

efektif berhubungan dengan bronkospasme, udem mukosa, dan meningkatnya secret

Tujuan: anak menunjukkan pertukaran gas yang normal, bersihan jalan nafas yang

efektif dan pola nafas dalam batas normal.

-Kriteria hasil: PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal, tidak sesak nafas, batuk

produktif, cyanosis tidak ada, tidak ada tachypnea, ronki dan weezing tidak ada

-Fatique berhubungan dengan hipoksia dan meningkatnya usaha nafas

-Tujuan: anak tidak tampak fatique

-Kriteria hasil: tidak iritabel, dapat beradaptasi, dan aktivitas sesuai dengan

kondisi
-Kecemasan berhubungsn dengsn hospitlisasi dan distress pernafasan

-Tujuan: kecemasan menurun

-Kriteria hasil: anak tenang dan dapat mengekspresikan perasaanya, orangtua

merasa senang dan berpartisipasi dalam perawatan anak Resiko kurangnya volume

cairan berhubungan dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intake cairan

-Tujuan: status hidrasi adekuat

-Kriteria hasil: turgor kulit elastis, membrane mukosa

lembab, intake cairan sesuai dengan usia dan BB, output

urine >2ml/kg per jam


Perubahan proes keluarga berhubungan dengan kondisi kronik

-Tujuan: orang tua mendemostrasikan koping yang tepat

-Kriteria hasil: mengekspresikan perasaan dan perhatian serta memberikan

aktivitas yang sesuai usia dan kondisi dan perkembagan psikososial pada anak

-Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan

pengobatan

-Tujuan: orangtua secara verbal memahami penyakit dan pengobatan dan

mengikuti regimen terapi yang diberikan

-aKriteria hasil: berpartisipasi dalam memberikan perawatan pada anak sesuai

dengan program medic atatu perawatan


Intervensi

-Kaji frekuensi pernafasan dan gerakan dada

-Rasional: takionea pernafasan dangakal dan gerakan dada tidak simetris terjadi

karena peningkatan tekanan dalam paru dan penyempitan bronkus semakin sempit

dan tinggi tekanan semakin meningkat frekuensi pernafasan.

-Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, dan

ronnci

-Rasional: pernafasan bising menunjukkan terhentinya secret atau obstruksi jalan

nafas
-Observasi TTV

-Rasional: perubahan TTv dapat memberikan petunjuk adanya perubahan pada

kondisi psien

-Bantu pasien latihan nafas dan batuk secara efektif

-Rasional: Nafas dalam memudahkan dalam ekspansi maksimum paru-paru atau

jalan nafas lebih kecil

-Pertahankan polusi lingkungan misalnya debu, asap yang berhubungan dengan

kondisi pasien

-Rasional: Pencetus tipe reaksi, alergi pernafasan yang dapat mentriger epiodik

akut
-Berikan posisi yang nyaman pada pasien misalnya, peningkatan kepala tempat

tidur(posisi semi fowler)

-Rasional: Mempermudah fungsi pernafasan

-Berikan cairan sedikit 1000 ml/hari.

-Rasional: meningkatkan hidrasi sputum

-Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obatseperti broncodilator dan

mukolitik melalui inhalasi

-Rasional: Memudahkan pengenceran dan pembuangan secret dengan cepat

-Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk menurunkan

kecemasannya

-Berikan terapi bermain sesuai usia


A. Implementasi Keperawatan

Pelaksaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakuakn sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaa kegiatan dapat bersifat mandiri dan

kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan

kesehatan klien (Santosa. NI,1989;162)

B. Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi keperawatan ini proses keperawatan menyangkut pengumpulan

data subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan

keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan

langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya (Santosa.

NI,1989;162)

Anda mungkin juga menyukai