A N N I S S A P U T R I P R AT I W I
1 6 0 1 4 7 0 03 0
D - I V K E P E R A W A TA N L A W A N G
P O L I T E K N I K K E S E H A TA N K E M E N K E S
MALANG
Pokok pembahasan
Pengertian Prognosis
Pemeriksaan
Etilogi/penyebab
penunjang
Patofisiologi(narasi
& bagan) Asuhan keperawatan
Komplikasi
Pengertian
(http://asmapadaanak.com/)
Etiologi/penyebab
otot polos
bronkospasme
Ekspirasi Menekan sisi luar Diameter bronkiolus Bersihan jalan nafas tidak
bronkiolus mengecil efektif
Dipsnea
Faktor-faktor yang telah menjadi dalil antara lain orang-orang yang rentan
terhadap allergen, perubahan keparahan penyakit, penyalahgunaan terapi
obat (toksisitas), kegagalan keluarga atau praktisi kesehatan untuk
mengenali keparahan asma, dan faktor-faktor psikologik seperti
penyangkalan atau penolakan untuk menerima penyakit tersebut.
Komplikasi
A. Pengkajian
a. Identitas klien
1. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin
2. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
3. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Kaji Status mental : lemas, takut, gelisah
5. Faktor pencetus ; stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan
sebelumnya.
6. Kaji pengetahua anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
7. Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.penggunaan
otot asesori pernafasan, cuping hidung,
8. Gastro intestinal : adanya mual, muntah.
9. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah
Lanjutan…
b. Pemeriksaan fisik
Dada
Inspeksi: Contour, Confek, tidak ada defresi sternum, Diameter antero
posterior lebih besar dari diameter transversal, Keabnormalan struktur
Thorax, Contour dada simetris, Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat
atau tidak, distribusi warna merata, RR dan ritme selama satu menit.
Palpasi : Temperatur kulit, Premitus : fibrasi dada, Pengembangan dada,
Krepitasi, Massa, Edema
Auskultasi : Vesikuler, Broncho vesikuler, Hyper ventilasi, Rochi,
Wheezing, Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat
terjadinya.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 :
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan :
Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria hasil :
Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing
berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik.
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi.
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi
nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).
b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada
penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan
frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi
c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada
sandaran.
Lanjutan ….
Diagnosa 2 :
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan :
Pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil :
Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk
berkurang, ekspansi paru mengembang.
Intervensi:
1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung
derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau
nyeri dada.
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
Lanjutan…
Diagnosa 4 :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Kriteria hasil :
KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri,
kekuatan otot terasa pada skala sedang
Intervensi :
I. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea
peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan
setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan
pilihan intervensi.
II. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Lanjutan…
Diagnosa 5 :
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi
Tujuan :
Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.
Kriteria hasil :
Mencari tentang proses penyakit :
- Klien mengerti tentang definisi asma
- Klien mengerti tentang penyebab dan pencegahan dari asma
- Klien mengerti komplikasi dari asma
Intervensi :
a) Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan
harapan kesembuhan.
Rasional : informasi dapat manaikkan koping dan membantu menurunkan ansietas
dan masalah berlebihan.
Lanjutan…