Anda di halaman 1dari 26

ASMA

A N N I S S A P U T R I P R AT I W I
1 6 0 1 4 7 0 03 0

D - I V K E P E R A W A TA N L A W A N G
P O L I T E K N I K K E S E H A TA N K E M E N K E S
MALANG
Pokok pembahasan

Pengertian Prognosis

Pemeriksaan
Etilogi/penyebab
penunjang

Tanda dan gejala


Penalaksanaan medis
klinis

Patofisiologi(narasi
& bagan) Asuhan keperawatan

Komplikasi
Pengertian

Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas


yakni saluran napas sangat mudah bereaksi
terhadap berbagai rangsangan atau pencetus
dengan manifestasi berupa serangan asma.
Episode asma ini berhubungan dengan
keterbatasan atau obstruksi aliran udara yang
reversible dan dapat sembuh dengan
sendirinya atau dengan pengobatan.

(http://asmapadaanak.com/)
Etiologi/penyebab

Pada anak penderita asma, sistem imun yang terlalu sensitif


membuat saluran pernapasan mengalami pembengkakan dan
peradangan saat terkena pemicu seperti asap atau alergen.
 Alergen
 Infeksi
 Iritan
 Cuaca
 Kegiatan jasmani
 Faktor psikis
Tanda dan gejala klinis

 Timbul bunyi mengi pada saat anak sedang bernafas


 Batuk-batuk yang ditandai dengan sulitnya bernafas
 Dada anak akan terasa sesak
 Batuk yang terjadi dalam waktu panjang yang di akibatkan
karena demam, pilek atau flu dan juga jenis penyakit yang
sejenisnya di malam hari
 Anak akan merasakan tidak enak badan
 Anak akan lebih sering mengalami pilek namun lama untuk
sembuh
Penderita ASMA

Respon imun buruk

Pelepasan sel-sel mast

otot polos

kelenjar jalan napas

bronkospasme

pembengkakakan membran mukosa

pembentukan mukus yang sangat banyak.

Ekspirasi Menekan sisi luar Diameter bronkiolus Bersihan jalan nafas tidak
bronkiolus mengecil efektif

Dipsnea

Perfusi paru tidak cukup


mendapat ventilasi
Prognosis

Prognosis untuk pengendalian atau hilangnya gejala pada anak bervariasi


dari yang jarang mengalami serangan sampai yang mengalami mengi
konstan atau penderita status asmatikus.

Faktor-faktor yang telah menjadi dalil antara lain orang-orang yang rentan
terhadap allergen, perubahan keparahan penyakit, penyalahgunaan terapi
obat (toksisitas), kegagalan keluarga atau praktisi kesehatan untuk
mengenali keparahan asma, dan faktor-faktor psikologik seperti
penyangkalan atau penolakan untuk menerima penyakit tersebut.
Komplikasi

1. Pneumothoraks : keadaan adanya udara di dalam


rongga pleura yang dicurigai bila terdapat benturan
atau tusukan dada
2. Pneumomediastinum : kondisi ini dapat
disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang
mengarah ke udara keluar dari paru-paru
3. Atelektasis : pengkerutan sebagian atau seluruh
paru-paru akibat penyumbatan saluran udara
Lanjutan….

4. Aspergilosis : penyakit pernapasan yang disebabkan


oleh jamur dan tersifat oleh adanya gangguan
pernapasan yang berat.
5. Gagal napas : tejadi bila pertukaran oksigen terhadap
karbodioksida dalam paru-paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan
karbondioksida dalam sel-sel tubuh.
6. Bronkhitis : radang paru-paru adalah kondisi di mana
lapisan bagian dalam dari saluran pernapasan di paru-
paru yang kecil (bronkhiolis) mengalami bengkak.
7. Fraktur iga
Pemeriksaan penunjang
Spirometri
Uji kulit
Uji provokasi bronkus (saluran udara
penghubung paru dan trakea)
Uji sputum
Uji eosinofil total
Uji IgE spesifik dan IgE total pada sputum
Foto thoraks (dada)
lanjutan…

Spirometri Uji kulit Uji sputum


Penatalaksanaan medis (terapi)

penatalaksanaan secara umum :


a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas
b. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.
c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun
penjelasan penyakit.
a. Pengobatan dengan obat-obatan
Seperti :
1) Beta agonist (beta adrenergik agent)
2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)
3) Anti kolinergik (bronkodilator)
4) Kortikosteroid
5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
Lanjutan….

b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :


1) Oksigen 4-6 liter/menit.
2) Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg)
inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam.
Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5%
diberikan perlahan.
3) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam
12 jam.
4) Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau
klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
a. Identitas klien
1. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan, alergi debu, udara dingin
2. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak napas, keringat dingin.
3. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Kaji Status mental : lemas, takut, gelisah
5. Faktor pencetus ; stress, latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan
sebelumnya.
6. Kaji pengetahua anak dan orang tua tentang penyakit dan pengobatan
7. Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.penggunaan
otot asesori pernafasan, cuping hidung,
8. Gastro intestinal : adanya mual, muntah.
9. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah
Lanjutan…

b. Pemeriksaan fisik
Dada
Inspeksi: Contour, Confek, tidak ada defresi sternum, Diameter antero
posterior lebih besar dari diameter transversal, Keabnormalan struktur
Thorax, Contour dada simetris, Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat
atau tidak, distribusi warna merata, RR dan ritme selama satu menit.
Palpasi : Temperatur kulit, Premitus : fibrasi dada, Pengembangan dada,
Krepitasi, Massa, Edema
Auskultasi : Vesikuler, Broncho vesikuler, Hyper ventilasi, Rochi,
Wheezing, Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat
terjadinya.
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa 1 :
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan :
Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria hasil :
Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum, wheezing
berkurang/hilang, vital dalam batas normal keadaan umum baik.
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi.
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi
nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).
b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada
penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan
frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi
c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada
sandaran.
Lanjutan ….

Rasional : Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan


menggunakan gravitasi.
d. Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan
untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk.
Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia,
sakit akut/kelemahan.
e. Berikan air hangat
Rasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus
f. Kolaborasi obat sesuai indikasi
Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).
Rasional : Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
Lanjutan …

Diagnosa 2 :
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan :
Pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil :
Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk
berkurang, ekspansi paru mengembang.
Intervensi:
1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung
derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau
nyeri dada.
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
Lanjutan…

3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.


Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan
pernafasan.
4. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi
dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas.
6. Kolaborasi : Berikan oksigen tambahan, Berikan humidifikasi tambahan
misalnya : nebulizer
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan
kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.
Lanjutan….
Diagnosa 3 :
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien
menghabiskan porsi makan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, berat badan
dalam batas normal.
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.
2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam
asuhan keperawatan
3) Timbang berat badan dan tinggi badan.
Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.
Lanjutan…

4) Anjurkan klien minum air hangat saat makan.


Rasional : air hangat dapat mengurangi mual.
5) Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
6) Kolaborasi :Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi
dalam pembatasan.
- Berikan obat sesuai indikasi.
- Vitamin B squrb 2×1.
Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
- Antiemetik rantis 2×1
Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.
Lanjutan…

Diagnosa 4 :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan :
Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Kriteria hasil :
KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri,
kekuatan otot terasa pada skala sedang
Intervensi :
I. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea
peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan
setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan
pilihan intervensi.
II. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Lanjutan…

Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk


menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk
penyembuhan.
III. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau
menunduk kedepan meja atau bantal.
IV. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan
peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
Rasional : :meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen
V. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi.
Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan
meningkatkan istirahat.
Lanjutan…

Diagnosa 5 :
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi
Tujuan :
Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.
Kriteria hasil :
Mencari tentang proses penyakit :
- Klien mengerti tentang definisi asma
- Klien mengerti tentang penyebab dan pencegahan dari asma
- Klien mengerti komplikasi dari asma
Intervensi :
a) Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan
harapan kesembuhan.
Rasional : informasi dapat manaikkan koping dan membantu menurunkan ansietas
dan masalah berlebihan.
Lanjutan…

b) Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.


Rasional : kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk
mangasimilasi informasi atau mengikuti program medik.
c) Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernafasan.
Rasional : selama awal 6-8 minggu setelah pulang, pasien beresiko besar
untuk kambuh dari penyakitnya.
d) Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan pelaporan pemberi
perawatan kesehatan.
Rasional : upaya evaluasi dan intervensi tepat waktu dapat mencegah
meminimalkan komplikasi.
e) Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan,
misalnya : istirahat dan aktivitas seimbang, diet baik.
Rasional : menaikan pertahanan alamiah atau imunitas, membatasi terpajan
pada patogen.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai