PENYAKIT ASMA
Pokok Bahasan
: Asma
Sasaran
: Ny.M
Target
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, pasien diharapkan mampu memahami
tentang penanganan dan pencegahan Asma
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan pasien
dapat mengetahui tentang penanganan dan pencegahan Asma
METODE
Ceramah dan Tanya jawab
MEDIA
-
Leaflet
ISI MATERI
Cara penanganan dan pencegahan Asma
No
1
Kegiatan
Pendahuluan :
Waktu
Respon klien
Membalas salam
a. Salam pembuka
Mendengarkan
5 menit
b. Memperkenalkan diri
Memberikan respon
Mendengarkan
Memperhatikan
10 menit
Asma
Penutup :
a. Tanya jawab
b. Feed back
penanganan dan
pencegahan Asma
d. Memberikan salam
Menanyakan kembali
mengenai isi materi yang
telah disampaikan oleh
penyaji
Membalas salam
5 menit
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Asma
Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
yang memiliki arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala
sesak nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas.
Atau dengan kata lain asma merupakan peradangan atau pembengkakan saluran
nafas yang reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang
berlebih (Prasetyo: 2010).
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan
oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan Tlymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing,
dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara
episodik berulang (Brunner & Suddarth: 2001).
Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama
yang biasa kita pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan
penyakit menular, tetapi faktor keturunan (genetic) sangat punya peranan besar di
sini.
Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon
yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran
pernafasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang
masuk. Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau
gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengalsengal, hingga nafas yang berbunyi ngik-ngik (Hadibroto et al: 2006).
Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut
banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris, yakni:
a. Asma Ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan
karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak
membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat.
Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas
bekerja lepas kendali dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan oleh
alergen. Alergen bisa tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bunga, tanaman,
pohon, debu luar/dalam rumah, jamur, hingga zat/bahan makanan. Ketika alergen
memasuki tubuh pengidap alergi, sistem imunitasnya memproduksi antibodi
khusus yang disebut IgE. Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada selsel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran
pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel melepaskan zat
kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini adalah histamin.
Akibat
pelepasan
histamin
terhadap
paru-paru
adalah
reaksi
seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran
pernafasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.
2. Penyebab (inducer) yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran
pernafasan.
Penyebab
asma
(inducer)
bisa
menyebabkan
peradangan
C. Klasifikasi Asma
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit (derajat asma) yaitu:
1. Intermiten
Intermitten ialah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan derajat asma
ini, serangannya biasanya berlangsung secara singkat. Dan gejala ini juga bisa
muncul di malam hari dengan intensitas sangat rendah yaitu 2x sebulan.
2. Persisten Ringan
Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada tingkatan
derajat asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari 1 kali seminggu,
tetapi kurang dari atau sama dengan 1 kali sehari dan serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
3. Persisten Sedang
Persisten sedang ialah derajat asma yang tergolong lumayan berat. Pada
tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1 x seminggu dan
hampir setiap hari. Serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di
malam hari.
4. Persisten Berat
Persisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat keparahannya.
Pada tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya hampir setiap hari,
terus menerus, dan sering kambuh. Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan
serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Lung Function Test Peak expiratory flow rate (PEFR atau FEV) berfungsi untuk
mendiagnosis asma dan tingakatannya.
2. Skin test : Berfungsi untuk mengetahui penyebab dari asma.
3. Chest X-ray : Berfungsi untuk komplikasi (pneumotoraks) atau untuk memeriksa
pulmonaty shadows denganallergic bronchipulmonary aspergilosis
4.
5.
Blood and sputum test : Pasien dengan asma mungkin memiliki peningakatan
eosinofil di darah perifer (>9,4x10)
Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang
bermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang
REFERENSI
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.
Jakarta: EGC
Dahlan, Zul. 1998. Masalah Asma di Indonesia dan Penanggulangan jelasnya..
Bandung: Subunit Pulmonologi Bagian/UPF Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Hadibroto, Iwan. dan Alam, Syamsir. 2006. Asma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Prasetyo, Budi. 2010. Seputar Masalah Asma : Mengenal Asma, Sebab-sebab,
Resiko-resiko, Dan Cara Mengantisipasinya. Yogyakarta: Diva Press.
Suyoko, E.M.D. 1992. Konsep Baru Penatalaksanaan Asma Bronial pada Anak.
Jakarta: Sub Bagian Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo.
Wong, DN. 2003. Nursing Care of Infants and Children. St Louis Missauri, USA:
Mosby
ASMA
Disusun Oleh:
AGUS SUDIRMAN
5016041005