Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ilmiah tentang “ASMA

            Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

      Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu

dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “ASMA” ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

                                                                                      

Suryalaya, April 2018

                                                                                                        Penuli

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan

perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat

yang ada di dalam makanan.Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di

masyarakat adalah penyakit asma.

Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013,prevelansi nasional untuk

penyakit asma pada semua umur adalah 4,5% selain itu, penelitian lain menunjukkan

bahwa asma merupakan diagnosisi masuk yang paling sering di keluhkan di rumah

sakit anak dan mengakibatkan kehilangan 5-7 hari sekolah secara nasional

/tahun/anak. Sebanyak 10-15% anak laki-laki dan 7-10% anak perempuan yang

menderita asma pada suatu waktu selama masa anak-anak asma dapat timbul pada

semua umur : 30 % penderita mulai merasakan gejala pada usia 1 tahun dan 80-90%

anak asma mengalami gejala pertama kali sebelum 4-5 tahun.

            Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan

secara total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat

akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan

lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor

alergen yang menjadi penyebab serangan.Biaya pengobatan simptomatik pada waktu

2
3

serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan

profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem tersendiri.

            Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter

sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita

asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan

adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada

penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana

sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan

bagaimana caranya mencegah terjadinya serangan asma.

            Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di

Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di

berbagai propinsi di Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan

(morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992,

asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke- 4 di Indonesia

atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar

13/1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. Studi

pada anak usia SLTP di Semarang dengan menggunakan kuesioner International

Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC), didapatkan prevalensi asma

(gejala asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya

mempunyai gejala klasik.


4

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Asma ?

2. Ada berapa jenis Penyakit Asma ?

3. Bagaimana tanda-tanda Gejala Asma ?

4. Apa penyebab terjadinya Asma ?

C . Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui Penyakit Asma

2. Agar mengetahui jenis-jenis Penyakit Asma

3. Agar mengetahui tanda-tanda Gejala Asma

4. Agar mengetahui penyebab terjadinya Asma

5. Agar mengetahui cara mencegah Penyakit Asma

6. Agar mengetahui cara mengobati pnyakit Asma 

 D. Manfaat Penulisan

1. Untuk membantu peneliti-peneliti lain

2. Menambah literatur pengetahuan

3. Untuk melatih diri agar terampil dalam menulis

4. Untuk menambah wawasan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma

            Asma sendiri berasal dari kata asthma.Kata ini berasal dari bahasa Yunani

yang memiliki arti sulit bernafas.Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak

nafas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau

dengan kata lain asma merupakan peradangan atau pembengkakan saluran nafas yang

reversibel sehingga menyebabkan diproduksinya cairan kental yang berlebih

(Prasetyo, 2010)

            Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan

oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-

lymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing,

dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara

episodik berulang (Brunner & Suddarth, 2001).

            Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama

yang biasa kita pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan

penyakit menular, tetapi faktor keturunan (genetic) sangat punya peranan besar di

sini. 

            Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon

yang sangat berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan

tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk.

Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari

5
6

berbagai gejala mulai dari batuk, sesak, nafas pendek, tersengal-sengal, hingga nafas

yang berbunyi ”ngik-ngik” (Hadibroto et al, 2006).

Asma dibedakan menjadi 2 bagian yakni:

1. Asma bronkhial

Penderita asma bronkial, hipersentifit dan hiperaktif terhadap rangsangan dari

luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab lain alergi.

Gejala kemunculanya sangat mendadak sehingga gangguan asam bisa datang

secara tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya resiko kematian

bisa datang seccara tiba-tiba.

2. Asma kardial

Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial biasanya

terjadi pada malam hari, di sertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini di sebut

nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.

B. Eiologi

Menurut penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui dengan pasti

penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma yaitu inflamasi

dan respons saluran nafas yang berlebihan di tandai dengan adanya kalor ( panas

karena vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (ras sakit karena

rangsangan sensori ), dan function laesa (fungsi yang terganggu). Dan kadang

harus di sertai dengan infiltrasi sel-sel radang (Sudoyo Aru dkk).


7

Etiologi asma dapat di bagi atas :

1. Asma ekstrinsik/alergi

Asma yang di sebabkan oleh alergi yang di ketahui masanya sudah terdapat

semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari bulu halus

binatang dan debu

2. Asam instrinsik/idopatik

Asma yang tidak di temukan factor pencetus yang jelas, tetapi adanya factor-

faktor non spesifik seperti: flu, latihan fisik atau emosi sering memicu

serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40 tahun setelah

menderita infeksi sinus/cabang trakeobranchial.

3. Asma campuran

Asma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan instrinsik.

C. Jenis-Jenis Penyakit Asma

            Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut

banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris, yakni:

1. Asma Ekstrinsik.

2. Asma Intrinsik.

a. Asma Ekstrinsik

            Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan

disebabkan karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu


8

(alergen), yang tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang

sehat.

            Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem

imunitas bekerja lepas kendali dan menimbulkan reaksi alergi.Reaksi ini

disebabkan oleh alergen. Alergen bisa tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk

bunga, tanaman, pohon, debu luar/dalam rumah, jamur, hingga zat/bahan

makanan. Ketika alergen memasuki tubuh pengidap alergi, sistem

imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang disebut IgE.Antibodi ini

mencari dan menempelkan dirinya pada sel-sel batang.Peristiwa ini terjadi

dalam jumlah besar di paru-paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan

suatu reaksi.Batang-batang sel melepaskan zat kimia yang disebut

mediator.Salah satu unsur mediator ini adalah histamin.

            Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi

penegangan/pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir

yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran tersebut. 

b. Asma Intrinsik

            Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari

alergen.Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan

seperti cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh

aktivitas olahraga yang berlebihan. 

            Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi

ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan


9

paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru

(pneumonia).Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena

asmaintrinsik. 

Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas adalah

untuk mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program

pengendalian asma yang akan dilakukan oleh dokter maupun penderita itu

sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah penyakit yang kompleks,

sehingga tidak selalu dimungkinkan untuk menentukan secara tegas, golongan

asma yang diderita seseorang.Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik

bersama-sama dideteksi ada pada satu orang.

C. Gejala Penyakit Asma

            Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi.Beberapa penderita lebih

sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas

yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.Penderita lainnya hampir

selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat

setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen

maupun iritan.Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya

gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malamhari atau

cuaca dingin. 

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang

berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak napas.Bunyi mengi terutama terdengar

ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma


10

terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk.

Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita

asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada.Serangan bisa berlangsung

dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama

beberapa hari.

            Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di

leher.Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa

merupakan satu-satunya gejala.

            Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga

timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan

mengeluarkan banyak keringat.

            Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara

karena sesaknya sangat hebat.Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang

menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar

kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan)

merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan

perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang

berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna,

            Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan

menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara

terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan

oleh penderita.
11

            Terapi Penanganan Terhadap Gejala Terapi ini dilakukan tergantung

kepada pasien.Terapi ini dianjurkan kepada pasien yang mempunyai pengalaman

buruk terhadap gejala asma, dan dalam kondisi yang darurat. Penatalaksanaan

terapi ini dilakukan di rumah penderita asma dengan menggunakan obat

bronkodilator seperti: β2 -agonist inhalasi dan glukokortikosteroid oral.

D. Penyebab Terjadinya Penyakit Asma

            Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi

pencetus asma, yaitu:

1. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran

pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan.Banyak

kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah

gangguan pernafasan akut, yang belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi

asma jenis intrinsik.Gejala-gejala bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu

cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah

diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan bereaksi lebih cepat

terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi peradangan. Umumnya

pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus sehari-hari

seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran

pernafasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.

2. Penyebab (inducer) yang mengakibatkan peradangan (inflammation) pada saluran

pernafasan. Penyebab asma (inducer) bisa menyebabkan peradangan

(inflammation) dan sekaligushiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari


12

saluran pernafasan.Oleh kebanyakan kalangan kedokteran, inducer dianggap

sebagai penyebab asma sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik.Penyebab asma

(inducer) dengan demikian mengakibatkan gejala-gejala yang umumnya

berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi, dibanding gangguan

pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu (trigger). Umumnya penyebab asma

(inducer) adalahalergen, yang tampil dalam bentuk: ingestan, inhalan, dan kontak

dengan kulit. Ingestan yang utama ialah makanan dan obat-obatan.Sedangkan

alergen inhalan yang utama adalah tepung sari (serbuk) bunga, tungau, serpih dan

kotoran binatang, serta jamur.

E. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan

mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa

hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Program penatalaksanaan asma

meliputi 7 komponen, yaitu :prhimpunan Dokter paru indonesia)

1. Edukasi

Edukasi yang baik akan menurunkan morbidita dan mortalita. Edukasi tidak

hanya ditunjukkan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak lain yang

membutuhkn seperti pemegang keputusan, pembuat perencanaan bidang

kesehatan/asma, profesi kesehatan.


13

2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala

Penilaian klinis berkala di antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh penderta

sendiri mutlak dilakukan pada penatalaaksanaan asma. Hal tersebut disebabkan

berbagai faktor antara lain.

a. Gejala dan berat asma berubah, sehingga membutuhkan perubahan terapi.

b. Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada

asmanya.

c. Daya ingat (memori) dan motifasi penderita yang perlu direview, sehingga

membantu penanganan asma terutama asma mandiri.

3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus.

4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka pannjang.

Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit, di sebut sebagai

asma terkontrol. Terdapat 3 faktor yang perlu di pertimbangkan:

a. Medikasi (obat-obatan)

Medikasi asma ditunjukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi

jalan nafas, terdiri atas pengontrolan dan pelega.

b. Tahapan pengobatan berat asma, asma intemiten, asma persisrten ringan,

asma persisten sedang, asma persisten berat.

c. Penanganan asma mandiri (pelangi asma)

d. Hubungan penderita-dokter yang baik adalah dasar yang kuat untuk terjadi

kepatuhan dan efektifpenatalaksanaan asma , rencana pengobatan dengan

maksasma janga panjang sesuai kondisi penderita, relastik / memungkinkan


14

bagi penderita dengan maksud mengontrol asma , bila memungkinkan

ajakan perawat, farmasi tenaga fisioterapi pernafasan dan lain-lainya untuk

membantu memberikan edukasi dan menunjang keberhasilan pengobatan

penderita.

5. Menetapkan pengobatan pada serngan akut.

6. Kontrol secara teratur

Pada penatalaksnaan jangka panjang terdapat 2 hal yang penting diperhatikan

oleh dokter yaitu:

a. Tidak lanjut(follow-up) teratur

b. Rujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penanganan lanjut bila

diperlukan

7. Pola hidup sehat

a. Meningkatkan kebugaran fisis

Olahraga menghasilkan kebugaran fisis secara umum. Walaupun terdapat

salah satu bentuk asma yang timbul serangan sesuda exercies

(exerciesinducet) astham/ EIA), akan tetapi tida berarti penderita EIA di

larang melakukan olahraga. Senam asma indonesi (SAI) adalah salah satu

bentuk olahraga yang dianjurkan karena melatih dan menguatkan otot-

otot pernafasan khususnya, selain manfaat lain pada olahraga umunya.

b. Berhenti atau tidak pernah merokok.

c. Lingkungan kerja

Kenali linkungan kerja yang berpotensi dapat menimbulkan asma.


15

F. Masalah Yang Lazim Muncul

1. Ketidakefektifan jalan nafas b.d mucus dan jumlah berlebihan, peningkatan

produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme

2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas

dinding dada.

3. Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida.

4. Penurunan curah jantung b.d penurunan kontakbilitas dan volume secukuncup

jantung.

5. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen (hipoksia) kelemahan

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhann tubugh b.d laju metabolic,

dispnea saat makan kelemahan otot pengunyah.

7. Ansietas b.d keadaan penyakit yang diderita.

G. Discharge Planning

1. Kenali alerginya yang akan muncul yang dapat menimbulkan asma

2. Pelajari cara penanganan pertama pada asma dan cara menggunakan obat-

obatan asma (inhalasi)

3. Hindari factor pemicu: kebersihan lantai rumah, debu-debu karpet,

bulubinatang dan dsb.

4. Keluarga perlu memahami tantangan pengobatan, nama obat, dosis, efek

samping, waktu pemberian

5. Pelajari cara kontrol cemas takut, stres


16

6. Lakukan istrahat yang cukup dan latihan, termasuk latihan naafas.

7. Hubungi dokter jika serangan assma masih timbul sesudah diobati dengan

kortikosteroid oral atau inhalasi.

8. Gunakan alat penyaring udara dan penyejuk ruangan (AC)

9. Bersihkan ruangan sekurang-kurangx sekali seminggu.

10. Gunakan obat asma secara teratur.

11. Hindari asap rokok dan berhenti merokok

12. Jika hamil segera konsultasikan dengan tenaga medis sehingga asma dapat

terkontrol.

Asuhan keperawatan pada penderita asma / penatalaksanaan

A. Pengkajian

1. Identitas klien.

Meliputi nama, usia, jenis kelamin, ras, dll.

2. Informasi dan diagnosa medic yang penting.

3. Data riwayat kesehatan.

4. Riwayat kesehatan dahulu: perna menderita penyakit asma sebelumnya,

menderita kelelahan yang amat sangat dengan sianosis pada ujung jari.

5. Riwayat kesehatan sekarang

a. Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah, pucat, tidak

ada nafsu makan, sakit pada dada, dan pada jalan nafas

b. Sesak setelah melakukan aktifitas/menghadapi suatu krisis emosional

c. Sesak nafas karena perubahan udara dan debu.


17

d. Batuk dan susah tidur karena nyeri dada.

6. Riwayat kesehatan keluarga

a. Riwayat keluarga (+) asma.

b. Riwayat keluarga (+) menderita penyakit alergi seperti rhinitis alergi,

sinusitis, dermatitis, dan lain-lain.

B. Diagnosa keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mucus dan jumlah berlebihan,

peningkatan produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme

2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan dan deformitas

dinding dada.

3. Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbon dioksida.

4. Penurunan curah jantung b.d penurunan kontakbilitas dan volume secukuncup

jantung.

5. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen (hipoksia) kelemahan

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhann tubugh b.d laju metabolic,

dispnea saat makan kelemahan otot pengunyah.

7. Ansietas b.d keadaan penyakit yang diderita.


18

C. Perencanaan

1. Anak tidak menunjukkan gangguan ketidak seimbangan asam basa yang di

tandai saturasi oksigen lebih kurang 95%

2. Kecemasan menurun yang di tandai dengan anak tenang dan dapat

mengespresikan perasaannya begitu juga dengan orang tua merasa tenang

dan berpartisipasi dalam perawatan anak.

3. Status hidrasi adekuat yang di tandai dengan turgor kulit elastis, membran

mukosa lebam, intake cairan sesuai dengan usia dan berat badan, output

urine .

4. Orang tua mendemonstrasikan koping yang tepat yang di tandai dengan

mengespresikan perasaan dan perhatian serta memberikan aktifitas yang

sesuai usia atau kondisi dan perkembangan psikososial ada anak.

5. Orang tua secara verbal memahami proses penyakit dan pengobatan dan

mengikuti regimen terapi yang di berikan

D. Implementasi

1. Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat dan pembersihan jalan

nafas.

2. Memberikan istrahat yang cukup , mencegah hypoxia dan mengurangi

kerja berat pernafasan.

3. Memberikan lingkungan yang tenang dan mengurangi kecemasan.

4. Berikan hidrasi yang adekuat .

5. Mengkaji proses koping keluarga.


19

6. Memberikan informasi tentang proses penyakit perawatan, dan

pengobatan.

E. Perencanaan pulang

1. Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar.

2. Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah.

3. Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, bulu binatang

dan lainya.

4. Jelaskan tanda-tanda bahaya yang akan muncul.

5. Ajarkan penggunaan nebulizer.

6. Keluarga perlu memahami tentang pengobatan nama obat, dosis , efek

samping, waktu pemberian

7. Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut, dan stres.

8. Jelaskan pentinya istrahat dan latihan, termasuk latihan nafas.

9. Jelaskan pentingnya intake cairan nutrisi yang adekuat.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATN KASUS

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama : Nn’m

Umur : 16 tahun

Pekerjaan : pelajar

Status :belum nikah

Alamat :kalisari

No register :311478

Diagnose medis : asma hun

b. Penanggung jawab

Nama :Ny ‘s

Umur :45 ta

Hubngan dengan pasien : ibu

Pekerjaan alamat : wiraswasta

2. Pengkajian Primer

a. Airwey

Batuk tidak produktif, secret kental lengket sulit keluar, wheezing

suara dasar bronchial expirasi diperpanjang ronkhi, basa area paru.

20
21

b. Brething

Sesak nafas RR 30 x/menit, tarikan nafas dangkal dan cepat irama

teratur, inspirasi memendek, ekspirasi memanjang tarikan otot

interkosta, nafas cuping hidung

c. Circulation

Tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 112 x/menit suhu 36,8 °c akral

dingin, gelisah, sianosis,diaphoresis.

3. Pengkajian Sekunder

a. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak nafas terus menerus

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengelu sesak nafas sejak tadi malam, batuk di sertai sekret

kental yang sulit keluar. Selama tiga minggu terakhir ini klien sudah

tiga kali mengalami serangan asma. Bila ada serangan kklien terbiasa

minum amoxcilin 500 mg dan salbutamol. Karena sesak yang di

rasakan tidak berkurang kemudian klien di bawa ke RS.

c. Riwayat penyakit dahulu

Klien mempunyai riwayat sesak nafas sejak kecil. Akhir-akhir ini

serangan sesak nafas sering kambu dan keluarga baru mengetahui

bahwa klien menderita asma.sesak kambuhterutama bila klien

mengalami stres banyak pikiran dan masalah terutama masalah tugas

di sekolah dan keluarga


22

d. Riwayat penyakit keluarga

Ibu klien mempunyai riwayat sesak nafas sejak kecil tapi sekarang

sudah tidak pernah kambuh

e. Pola kebiasaan

Klien sehari-hari membantu ibunya jualan makan di rumah setelah

pulang sekolah

f. Pemeriksaan fisik

Kepala :bentuk mesochapel rambut hitam lurus tidak muda di cabut

Mata : konjung tiva tidak anemis, sklure tidak ikterik

Hidung : terdapat sekret/ingus berwarna bening

Telinga : ada serum sedikit, pendengaran berfungsi normal

Mulut : mukosa bibir agak kering, gigi bersih, bibir sianosis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid

Paru-paru :

I : bentuk simetris, tarikan otot intercosta

Pa : fremitus kanan = kiri

Pe : sonor saluran lapang paru

Au : ronchi basa dan wheezing seluruh lapang paru suara dasar

bronchial ekspirasi di perpanjang.

Jantung :

I :ictus cordis tidak tampak

Pa : ictus cordis teraba di SIC v,2 cm mid LMCS


23

Pe :pekak

Au : Bj S1-S2 murni

Abdomen:

I : data

Au : bising usus (+) 32 x/menit

Pa : hepar dan line tak teraba

Pe : timpani

Genetalia :keadaan bersih

Ekstremitas :

Atas : akral dingin, sianosis, edema (-)

Bawah : akral dingin, edema (-) varises (-)

7. Data penunjang

Hb : 10,65 gr %

Ht : 43 %

Leukosit : 8500/ul

Trombosit : 250.000 /ul

Gds : 110 mg/dl

8. Terapi

a. Nebulizer : atrovent 1cc + berotec 1cc + bisolvon 1cc dan nacl 0,9% 6

cc

b. Aminophilin drip 1 ampul

c. Infus RL 20 tetes/men
24

4. Analisa Data

N Data focus Etiologi Masalah


o
1 Ds : klien Bronkospasme dan Ketidakefektipan bersihan
mengatakan sesak
nafas terus sekret yang kental jalan nafas
menerus
Do :
1. Sesak
nafas, nafas
dangkal dan
cepat.
2. Tarikan otot
intercosta
3. Askultasi :
wheezing di
bronkus dan area
paru
4. Batuk tidak
produktif, sekret
kental lengket
sulit keluar
lenket, sulit
keluar
5. RR=30 kali
permenit
2 Ds : klien Hiperinflamasi alveoli Kerusakan pertukaran gas
mengatakan
dadanya terasa perubahan ventilasi –
ampang
Do : perfusi
1. Askultasi ronkhi
basah kedua
basal paru
2. Sesak nafas,
nafas dangkal
cepat
3. Dispnea dengan
ekspirasi yang
lama inspirasi
pendek
25

4. RR 30x/menit
3 Ds : klien Hipoksia kurangnya Perubahan perfusi jaringan
mengatakan
badanya terasa suplai oksigen ke
lemas
Do : jaringan
1. Td 90/50
mmHg nadi 112
x/menit suhu
36,8 derajat
2. Sianosis
diaforesis, akral
dingin gelisah
3. SaO2
95%
4 Ds : klien sering Kesulitan bernafas, Cemas
menayakan kapan
sesaknya akan serangan berulang
berkurang
Do :
1. Pasien tampak
gelisah, tegang
2. Sesak nafas
terus menerus
3. Nadi : 112
x/menit
RR :30 x/menit
TD : 90/50
mmHg
Diagnose keperawatan yang muncul :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d bronkospasme, sekret yang

kental.

2. Kerusakan pertukaran gas b/d hiperinflamasi alveoli perubahan

ventilasi-perfusi

3. Perubahan perfusi jaringan b/d hipoksia, kurangnya suplai oksigen ke

jaringan
26

4. Cemas b/d kesulitan bernafas, takut serangan ulang.

5. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Kaji frekueni dan
n bersihan jalan tindakan kedalaman pernafasan
nafas b/d keperawatan 2. Auskultasi bunyi nafas
broncospasme, selema 1 jam tumbahan
sekret yang bersihan jalan nafas 3. Kaji jenis batuk dan
kental menjadi lebih produksi batuk
efektif dengan 4. Kalaborasi pemberian
criteria hasil : beta 2 agonist untuk
1. Sesak nafas mengurangi
berkurang /hilang bronkopasme
2. RR 1624 x/menit (nebulizer)
3. Tidak ada 5. Fisioterapi dada bila
wheezing dan ada indikasi
sekret lebih encer 6. Ajarkan batuk dan
nafas dalam efektif
setelah pengobatan
dan pengisapan sekret
7. Berikan cairan hangat
8. Pertahankan kepatenan
jalan nafas.
2 Kerisakan Setelah dilakukan 1. Kaji fungsi pernafasan
pertukaran gas tindakan auskultasi bunyi nafas,
b/d keperawatan kaji kulit setiap menit
hiperinflamasi selama 1 jam sampai 4 jam
alveoli kerusakan 2. Berikan support
perubahan pertukaran gas ventilasi.
ventilasi – berkurang dengan 3. Berikan oksigen sesuai
perfusi kriteria hasil : program dan pantau
1. Nafas dalam iram pulse oximetry
teratur 16-24 4. Berikan posisi nyaman
x/menit semi fowler
2. Ronkhi basah 5. Monitor efek samping
berkurang pemberian pengobatan
3. GDA dalam 6. Periksa kadar BGA.
batas normal
3 Perubahan Setelah di lakukan 1. Kaji tanda dan gejala
perfusi jaringan tindakan hypoxia; kegelisahan
27

b/d hipoksia keperawatan fatigue, iritabel


kurangnya selama 1 jam tachycardia, techypnea
suplai oksigen perfusi jaringan 2. Berikan kenyamanan
ke jaringan meningkat dengan fisik support dengan
criteria hasil: bantal dan pengaturan
1. Tidak ada posisi.
hipoksia 3. Berikan oksigen
iritabel. dengan humidifikasi
2. Akral hangat 4. Monitor efek
So2 100% pemberian nebulizer
kemudian pantau
bunyi nafas setelah
terapi.monitor efek
pemberian nebulizer,
kemudian pantau
bunyi nafas dan usaha
nafas setelah terapi.
4 Cemas b/d Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
kesulitan tindakan kecemasan pasien
bernafas keperawatan 2. Jelaskan setiap
serangan ulang selama 1 jam cemas prosedur yang
pasien berkurang dilakukan
/hilang dengan 3. Jelaskan tentang
criteria hasil perawatan dan
1. Pasien tampak pengobatan pasien
lebih rileks 4. Ajarkan tehnik
2. Nadi 60-100 relaksasi nafas dalam
x/menit 5. Anjurkan keluarga
3. Pasien untuk menemui klien
mengerti dan saat serangan
kooperatif
untuk setiap
tindakan
keperawatan
yang di
lakukan.
28

6. Implementasi

Tgl/jam No Implementasi Evaluasi


21. 1 1. Mengakaji frekuensi Jam 12.00 wita
08.18 dan kedalaman S. pasien mengatakan sesak
pernafasan sudah berkurang
H; RR 30
12.00 x/permenit nafas O.. RR 24 x/menit
wita dangkal cepat -masih ada weezhing di
ekspirasi lebih sebagian paru
panjang dari -ekspirasi masih sedikit
inspirasi memanjang
2. Mengaskultasi -klien batuk mengeluarkan
bunyi nafas dahak
H; ada weezhing A.. masih teratasi sebagian
di lapang paru P. lanjutkan untuk pemberian
dan bronkus aminopilin 1 ampul drip
3. Memberikan lewat infuse RL di rung jika
nebulizer atrovent 1 tekanan darah systole di atas
cc 100 mmHg
H;pasien
mengatakan
jalan nafasnya
menjadi longgar
4. Mengajarkan pasien
batuk efektif
H: sekret dapat
keluar
21.08.18 2 1. Memberikan posisi S. pasien mengatakan sesak
powler pada pasien sudah berkurang
H: pasien
mengataksn O. RR 24 x/menit
13.12 nysmsn dengsn
posisi duduk A.masalah teratasi sebagian
wita 2. Memberikan o2 3
liter/menit P. lanjutkan monitor
H: pasien masih gangguan keseimbangan
sesak asma basah
3. mengkaji frekuensi
dan kedalaman
29

pernafasan
H: RR 24
x/menit.
21.08.18 3 1. mengkaji tanda dan S. pasien mengatakan
gejala hipoksia badanya masih agak sedikit
H: pasien lemah
gelisah
2. memberikan posisi O. tidak ada tanda-tanda
yang nyaman sianosis
H: pasien
nyaman dengan A. masalah teratasi sebagian
posisi semi
powler P. lanjutkan monitor
3. memberikan
oksigen
H: terpasang
kanula nasal 3
liter x/menit
30
BAB  IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

      Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif

intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode

bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai

rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Berdasarkan

penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :

Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non alergik) ,Asma gabungan.

      Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan

asma bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen,

perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat).

Pencegahan serangan asma dapat dilakukan dengan :

1. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi

2. Menghindari kelelahan

3. Menghindari stress psikis

4. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin

5. Olahraga renang, senam asma 

B. Saran

       Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca

agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini

31
32

sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping

itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa

berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.


33

DAFTAR PUSTAKA

Diakses 22 Juni 2012 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas 


Dan Klinik Depkes RI:http://125.160.76.194 /bidang/yanmed/farmasi/ 
Pharmaceutical/ASMA.pdf 

Tanjung, D. (2003). Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Diakses 22 Juni 2012 


dari USU digital library:

Agus sarwo prayogi dkk (2018 ) Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit & Bayi
Resiko Tinggi

Nanda Nic-Noc (2015) Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis :


Jogjakarta

Yessie Marisa (2013) KMB Keperawatan Medical Bedah : Yokyakarta

Anda mungkin juga menyukai