Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup
masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu
penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma.

Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total. Kesembuhan
dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan
berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus
selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan
simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi
pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem tersendiri.

Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter sebagai pintu pertama yang
akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan,
salah satunya yang sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana
sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya
mencegah terjadinya serangan asma.

            Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan penyakit) asma
terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma di Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang,
atau Korea Selatan juga mencolok. Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari
lima belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Beban global untuk penyakit ini
semakin meningkat. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang
menurun, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan
bahkan kematian. (Muchid dkk,2007)

Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari
data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab
kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma,
bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke- 4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun
1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan
obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak usia SLTP di Semarang dengan menggunakan kuesioner
International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC), didapatkan prevalensi asma (gejala
asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya mempunyai gejala klasik. Dari
uraian diatas menarik penulis untuk membahas tentang “Pengaruh Cuaca Terhadap Penderita Asma”.
B. RUMUSAN MASALAH

            1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Asma ?

            2. Ada berapa jenis Penyakit Asma ?

            3. Bagaimana tanda-tanda Gejala Asma ?

            4. Apa penyebab terjadinya Asma ?

            5. Bagaimana cara mencegah Penyakit Asma ?

            6. Bagaimana cara mengobati pnyakit Asma ?

C . TUJUAN

            1. Agar mengetahui Penyakit Asma

            2. Agar mengetahui jenis-jenis Penyakit Asma

            3Agar mengetahui tanda-tanda Gejala Asma

            4. Agar mengetahui penyebab terjadinya Asma


            5. Agar mengetahui cara mencegah Penyakit Asma

            6. Agar mengetahui cara mengobati pnyakit Asma

D. KEGUNAAN

            1. Kegunaan Ilmiah

                        a. Untuk membantu peneliti-peneliti lain

                        b. Menambah literatur pengetahuan

            2. Kegunaan Praktis

                        a.Untuk melatih diri agar terampil dalam menulis

                        b. Untuk menambah wawasan

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PENYAKIT ASMA


Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif
jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak
nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversible dengan
atau tanpa pengobatan. Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu
bersatu di daerah leher menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu
saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu,
masing-masing akan bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung
di alveoli, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida
(CO2)

Seperti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di daerah leher
menjadi trakea (tenggorok) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu saluran napas trakea itu akan
bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan. Setelah itu, masing-masing akan
bercabang-cabang lagi, makin lama tentu makin kecil sampai 23 kali dan berujung di alveoli, tempat
terjadi pertukaran gas, oksigen (O 2 ) masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida (CO 2 )
dikeluarkan.

B.     JENIS-JENIS ASMA

Asma sebenarnya terdiri dari beberapa jenis dan tiap jenisnya memiliki karakterisik yang berbeda.
Diagnosa yang tepat akan memudahkan dokter untuk meresepkan obat yang sesuai dan memberikan
rekomendasi yang tepat. Berikut adalah 9 jenis asma yang perlu Anda ketahui:

1. Asma Alergi

Jenis asma ini adalah yang paling umum di antara yang lain. Statistik menunjukkan bahwa anak-anak
lebih rentan terhadap asma alergi dengan kurang lebih 90% memiliki gangguan tersebut. Alergen seperti
debu, serbuk sari, dan tungau adalah penyebab paling umum asma alergi. Berolahraga di udara dingin
atau menghirup asap, parfum atau cologne dapat membuat lebih buruk kondisi ini. Karena alergen
dapat ditemukan di mana-mana, orang dengan asma alergi harus berhati-hati dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungan.Sebisa mungkin, mereka harus menjauhi tempat-tempat yang berdebu dan
membuat rumah bebas debu.

2. Asma Non-alergi
Dari namanya jelas bahwa asma non-alergi tidak dipicu oleh faktor alergi. Asma jenis ini biasanya
muncul setelah usia paruh baya dan sering disebabkan akibat infeksi pada saluran pernafasan bawah
dan atas. Asma non-alergi ditandai oleh penyumbatan saluran udara akibat peradangan. Asma jenis ini
bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat. Gejala asma non-alergi meliputi mengi, batuk, sesak
napas, napas menjadi cepat, dan dada terasa sesak. Asma non-alergi dapat dipicu oleh berbagai faktor
seperti stres, kecemasan, kurang atau kelebihan olahraga, udara dingin, hiperventilasi, udara kering,
virus, asap, dan iritasi lainnya.

3. Asma Nocturnal

Dari namanya jelas bahwa asma jenis ini ada hubungannya dengan tidur. Asma nocturnal dapat
mengganggu tidur karena penderitanya dapat terbangun di tengah malam akibat batuk kering. Dada
sesak adalah salah satu gejala pertama dari asma nocturnal yang diikuti oleh batuk kering. Asma
nocturnal dapat membuat penderitanya lesu di pagi hari akibat tidur malam yang terganggu.

4. Asma Akibat Pekerjaan

Dari namanya dapat disimpulkan bahwa asma jenis ini diperoleh akibat lingkungan kerja yang tidak
sehat. Salah satu pekerjaan yang bisa memicu asma adalah mengajar (guru) akibat paparan debu kapur
papan tulis. Jenis pekerjaan lain meliputi pekerja pabrik (paparan debu dan bahan kimia lainnya), pelukis
dan pekerja konstruksi (terkena uap cat dan asap). Gejala asma jenis ini tidak berbeda dari gejala asma
secara umum seperti mengi, batuk kering, sesak napas, serta napas pendek dan cepat.

5. Asma Anak

Asma jenis ini biasanya terjadi ketika anak terpapar alergen tertentu seperti tungau debu, jamur, protein
hewani, dan alergen potensial lainnya.

6. Asma Dewasa
Asma jenis ini berkembang setelah seseorang berusia dewasa. Kondisi ini bisa disebabkan alergi, non-
alergi, pekerjaan, musiman, atau nocturnal.

7. Asma Batuk

Jenis asma ini agak sulit didiagnosa karena dapat terkaburkan oleh batuk lain yang berhubungan dengan
bronkhitis kronis atau penyakit sinus. Dibutuhkan tes dan check-up sebelum dokter dapat membuat
diagnosa yang tepat.

8. Asma Campuran

Ini adalah campuran dari asma ekstrinsik dan intrinsik. Asma jenis ini umumnya lebih serius karena
penderita harus waspada terhadap kedua faktor ekstrinsik dan intrinsik yang dapat memicu serangan
asma.

9. Asma Musiman

Asma musiman hanya terjadi pada musim-musim tertentu dimana serbuk sari atau alergen hadir dalam
jumlah melimpah. Sebagai contoh, seorang individu mungkin cukup sehat sepanjang tahun kecuali saat
musin tanaman berbunga. Musim bunga berarti akan lebih banyak serbuk sari beterbangan di udara
yang dapat memicu asma.

C.     GEJALA PENYAKIT ASMA

Berikut adalah 10 gejala asma yang paling umum ditemukan:

1. Kesulitan bernapas yang disebabkan sesak napas atau napas yang sering terengah-engah. Gejala ini
menjadi penanda asma yang paling umum.
2. Sering batuk. Batuk bisa menjadi tanda adanya sesuatu yang salah pada paru-paru atau saluran
pernapasan.

3. Mengi

4. Dada terasa sesak. Kondisi ini menunjukkan bahwa paru-paru berada di bawah tekanan dan sebagai
akibatnya timbul rasa sakit konstan yang terjadi di daerah tersebut.

5. Perasaan lelah dan lesu. Kedua hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup oksigen yang
didistribusikan ke tubuh oleh paru-paru.

6. Cepat lelah ketika melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.

7. Susah tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terasa lesu keesokan harinya.

8 Lebih sensitif terhadap alergi.

9. Pembacaan rendah bila diperiksa menggunakan peak flow meter. Peak flow meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur fungsi paru-paru dan untuk menentukan apakah paru-paru bekerja di
tingkat normal dalam memanfaatkan oksigen.

10. Ketidakmampuan untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang panjang tanpa mengalami masalah
pernapasan.

D.    PENYEBAB TERJADINYA ASMA

1.Bawaan atau Turunan


Jika di dalam sebuah keluarga ada yang mengindap penyakit asma, maka kemungkinan besar
keturunannya akan berakibat juga. Dan penyakit ini tidak menular, melainkan melalui keturunan.

2. Udara Dingin

Suhu yang dingin akan mengakibatkan timbulnya penyakit asma. Sperti cuaca hujan, penggunaan AC
dengan suhu yang tinggi dan di daerah-daerah pegunungan.

3. Makanan

Makanan yang mengandung kadar MSG dan pengawet tinggi sangatlah untuk di jauhi, salah satunya
seperti kacang-kacangan, minuman es atau dingin, dan coklat.

4. Faktor Linkungan

Lingkungan penuh debu, kotor, dan asap merupakan tempat awalnya timbul penyakit asma. Karena hal
tersebut sangat mengganggu dan sensi sekali dengan paru-paru. Oleh sebab itu kami sarankan untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan anda dari kotor-kotor dan tentunya menjaga pola hidup
yang sehat dan bersih.

      E. CARA MENCEGAH PENYAKIT ASMA

Cara Pencegahan asma antara lain :

Hindarkan alergen atou faktor pencetus yang bisa membuat alergi.

Gantilah sprei dan gorden seminggu sekali.

Hindarkan penggunaan karpet karena bisa menjadi tempat menempelnya debu.

Bersihkan tempat tidur kita setiap hari agar tidak berdebu.

Ada juga serangan asma akibat perubahan cuaca, maka lindungilah dengan memakan makanan yang
bergizi tinggi agar memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga sehingga siap menghadapi perubahan
cuaca.

F. CARA MENGOBATI PENYAKIT ASMA


Cara mengobati penyakit asma bisa dengan menggunakan buah-buahan seperti : manggis yang kaya
asam lemak omega 3,minumlah secara rutin jus buah manggis, anggur, sebaiknya konsumsilah buah
anggur setiap hari agar bisa terhindar dari penyakit asma, selain buah-buahan yang harus banyak di
konsumsi penderita asma sebaiknya juga harus di dukung dengan lingkungan yang bersih bebas rokok,
binatang peliharaan terutama kucing dan anjing yang sangat rentan dengan kambuhnya penyakit asma.

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari penulisan makalah ini adalah:

a.       Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli
tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang
bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang.

b.      Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut banyak dokter ahli
pulmonologi (penyakit paru-paru) dari Inggris, yakni: asma ekstrinsik, asma intrinsik.

c.       Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma, yaitu:
pemicu (trigger) dan penyebab (inducer).

d.      Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit (derajat asma) yaitu:  intermiten,
persisten ringan, persisten sedang, dan persisten berat.

e.       Manajemen pengendalian asma terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu sebagai berikut: pengetahuan,
monitor, menghindari faktor resiko, pengobatan medis jangka panjang, metode pengobatan alternative,
terapi penanganan terhadap gejala dan pemeriksaan teratur.

B.     SARAN

Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma, maka beberapasaran penulis sebagai berikut:

1)      Untuk para penderita.

Jangan menganggap remeh penyakit yang Anda derita. Namun, seringlah berkonsul dengan dokter yang
menangani Anda. Akan tetapi, jangan pula Anda terlalu memikirkan tentang penyakit anda, karena itu
akan bisa memicu asma Anda kambuh.
2)      Untuk para keluarga penderita.

Perhatikanlah keluarga Anda yang menderita penyakt asma. Karena asma adalah penykit yang serius.
Namun, perhatian dan pengamanan Anda jangan terlalu berlebihan karena bisa saja si penderita merasa
tertekan dan stres yang bisa mengakibatkan asmanya kambuh.

3)      Untuk para dokter atau ahli medis.

Rawatlah pasien anda dengan baik. Jangan pernah meremehkan tingkat keparahan penyakit asma yang
diderita oleh pasien Anda.

Contoh Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya

0. PENDAHULUAN

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya

Saat ini berbagai penyakit baru bermunculan bahkan dengan tingkat berbahaya yang sangat tinggi
hingga menelan korban banyak dan sangat disayangkan penyakit-penyakit yang baru timbul dengan
keganasan dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan pada pembuatan makalah ini saya
mengangkat tema tentang penyakit ASMA yang tidak asing lagi di dunia medis penyakit ASMA ini
merupakan Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas).

Istilah asma berasal dari kata yunani yang artinya terengah – engah dan berarti serangan napas pendek.
Meskipun dahulu istilah ini digunakan untuk menyatakan gambaran klinis napas pendek tanpa
memandang sebabnya, sekarang istilah ini hanya ditunjukan untuk keadaan - keadaan yang menunjukan
respon abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan
napas yang meluas. Perubahan patofisiologi yang menyebabkan obstruksi jalan napas terjadi pada
bronkus ukuran sedang dan bronkiolus yang berdiameter 1 mm. penyempitan jalan napas disebabkan
oleh bronkospasme,edema mukosa dan hipersekresi mucus yang kental.

PEMBAHASAN

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya


A. Pengertian Asma

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Dalam
Pendapat Lain Asma dapat diartikan:

    Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

    Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang
reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

    Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi
berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas
obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme,
peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan nafas.

B. Penyebab Asma

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang
pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh
berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya


Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran
udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam
saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan
penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal
mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan
leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir -
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon
terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang
terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika
orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa
memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan
lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. Asma juga dapat
disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh
oksidan.[1]

C. Gejala Asma

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala
dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-
waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan
hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan.
Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga sering batuk
berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin.[2]

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi,
bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan
napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara
bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang
penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam
beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.

Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau
ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma, sesak
napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan,
penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.

Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat
hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap,
tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak
kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera
dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan
sembuh sempurna,

Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di
dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan
memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.

D. JENIS-JENIS ASMA

Asma sering dicirikan sebagai alergi , idiopatik/non alergi, serta gabungan.

1. Asma alergi

Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari , binatang, amarah, makanan,
jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya
mempunyai riwayat keluarga yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic.
Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering
dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.

2. Asma idiopatik / non allergic

Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold, infeksi traktus
respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.beberapa agen
farmakologi, seperti aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta –
adrenergic, dan agen sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik
atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema.

3. Asma Gabungan

Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk allergic maupun
bentuk ideopatic atau non allergic.

E. Diagnosa Asma

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan
pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan
saluran udara dan untuk memantau pengobatan. Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak
mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika
diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu
terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.

F. Pengobatan Asma (Untuk Pengetahuan Saja/Tidak ada jaminan)


Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk
mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.

Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi
secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini
merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.

Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan
efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot.
Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam
sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini
(misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang
bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.

Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama
4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya
lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.

Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif.
Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula
kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat.
Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek
samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.

Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan);
tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-
acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).

Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena
jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa
menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengonsumsi theophylline,
penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat
tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan
denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur),
agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.

Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika
digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya
kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap
sejumlah rangsangan.

Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:

1. gangguan proses penyembuhan luka

2. terhambatnya pertumbuhan anak-anak

3. hilangnya kalsium dari tulang

4. perdarahan lambung

5. katarak prematur

6. peningkatan kadar gula darah

7. penambahan berat badan

8. kelaparan

9. kelainan mental.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma
yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan
inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian
tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan
lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan
menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk
mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-
anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum
secara teratur meskipun penderita bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi
kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih
jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah
mengonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.

Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk
membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia
yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).

    Pengobatan untuk serangan asma

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran
pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam
dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda.

Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer
(untuk sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan
melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan
asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan
aminophyllins theophylline) melalui infus intravena.

Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan
lainnya, bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah).
Pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan
oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi,
diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:


1. pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah

2. pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter)

3. pemeriksaan rontgen dada.

    Pengobatan jangka panjang

Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-
adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi
gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya
menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.

G. Pencegahan Asma

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu
oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga. Selain itu Langkah
tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab
yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Penyebab yang mungkin dapat saja bantal, kasur,
pakaian jenis tertentu, hewan peliharaan kuda, detergen, sabun , makanan tertentu,jamur dan serbuk
sari. jika serangan berkaitan dengan musim maka serbuksari dapat menjadi dugaan kuat. Upaya harus
dibuat untuk menghindari agen penyebab kapan saja memungkinkan. Setiap penderita umumnya
memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi
disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.
PENUTUP

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan
(bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga
mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Adapun
tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

    Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak


semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya
terdegar wheezing adalah penderita asma

    Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

    Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.

    Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.

    Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam
mengatur pernafasan.

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor
penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendir

Anda mungkin juga menyukai