Anda di halaman 1dari 9

Manifestasi Oral Pada Penyakit Pernafasan

1. Tuberculosis

 Ulser

Ulser adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa yang

memperlihatkan disintegrasi dan nekrosis jaringan yang sedikit demi

sedikit. Lesi ulseratif di mukosa pada penderita TB berupa ulkus yang

irregular, tepi yang tidak teratur, dengan sedikit indurasi, dan sering

disertai dasar lesi berwarna kuning, disekeliling ulkus juga dijumpai satu

atau beberapa nodul kecil. Lesi pada TB primer sangat jarang ditemukan,

terlihat pada penderita TB usia muda dan berupa ulser tunggal yang sakit

dengan pembesaran kelenjar limfa. Lesi pada TB sekunder lebih sering

ditemui terutama pada penderita TB paru lesi biasanya berupa ulser

tunggal kronis, irregular dikelilingi oleh eksudat dan sangat menyakitkan.

Lesi lebih sering dijumpai pada pasien usia menengah ke atas. Tempat

yang paling sering terjadi ulser adalah lidah selanjutnya bibir. Pada lidah,

ulkus TB paling sering terjadi pada bagian lateral, ujung, dan dorsum

lidah. Walaupun lidah merupakan tempat paling sering terjadinya lesi oral

TB, lesi oral dapat juga mengenai gingiva, dasar mulut, palatum, bibir dan

mukosa bukal. Pada gingiva juga dijumpai erosi mukosa yang bergranul,

dan kadang disertai dengan periodontitis marginal. Ulser di rongga mulut

yang disebabkan oleh kuman TB tidak dapat dibedakan secara klinis

dengan lesi oral yang bersifat malignan/ganas. Adanya ulser kronis pada
rongga mulut, dapat didiagnosa banding dengan suatu keganasan,

sarkoidosis, ulser sifilis, lesi ulser aftosa, infeksi jamur, traumatik injury,

karsinoma sel skuamosa, dan limfoma. Namun sering sekali, ulser TB ini

tidak diperhatikan oleh petugas medis. Oleh karena itu, biopsi diperlukan

untuk menegakkan diagnosis. Apusan saliva dapat menunjukkan adanya

kuman penyebab TB bila diwarnai dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen.

Kultur bakteri juga diperlukan untuk memastikan diagnosis.

 Osteomyelitis

Tuberkulosis pada tulang adalah salah satu bentuk dari osteomyelitis

kronis, dimana lebih sering ditemukan pada pasien muda dan pasien

stadium akhir. Karena oesteomyelitis TB jarang ditemui, penyakit ini

jarang menimbulkan kecurigaan dokter saat mendiagnosa, terutama bila

tidak ada riwayat penyakit sistemik dan terapi. Basil-basil tuberkuli dapat

menginfeksi tulang rongga mulut antara lain melalui:

1. Kontak langsung antara sputum atau susu sapi yang terinfeksi dengan

gigi karies pulpa terbuka, bekas luka pencabutan, margin gingiva dan

perforasi akibat erupsi gigi

2. Perluasan regional dari lesi jaringan lunak yang melibatkan tulang

dibawahnya

3. Melalui jalur peredaran darah


Secara klinis osteomielitis TB dimulai dengan pembengkakan yang

berkembang lambat, menyebabkan nekrosis tulang yang lambat dan dapat

melibatkan seluruh mandibula. Radiografi menunjukkan daerah radiolusen

yang irregular dan tulang trabekular yang mengabur, destruksi tulang

dimulai dengan erosi pada kortex dengan adanya kecenderungan perbaikan

berkala dan digantikan oleh jaringan granulasi. Jaringan granulasi

kemudian berkembang menjadi abses periosteal, membengkak dan tidak

sakit. Abses dapat pecah di intraoral maupun ekstraoral membentuk sinus,

dapat pula menyebabkan fraktur patologi dan sequestra. Diagnosa dari

kasus TB mandibula sulit dilakukan karena tidak ada tanda spesifik dan

hanya manifestasi berupa pembengkakan lokal dari rahang yang dapat

disalah diagnosa dengan abses piogenik dan bila terdapat sinus multiple

dapat diragukan sebagai aktinomikosis. Diagnosis harus dilakukan dengan

pemeriksaan histopatologis dan ditemukannya organisme pada lesi.

 Gingival enlargement (pembesaran gingiva)

Manifestasi oral Tuberkulosis pada gingiva dapat ditemukan berupa

gingival enlargement. Proses inflamasi bermula dari papil-papil interdental

dan meluas ke gingiva sampai ke jaringan periodontal. Gingival

enlargement atau pembesaran gusi ini tampak berupa petechiae dan

bergranul serta mudah berdarah. Pada umumnya, gingival enlargement

pada penderita TB tidak sakit, meluas secara progresif dan berkelanjutan

dari margin gingiva ke daerah vestibular yang rendah dan berhubungan


dengan pembesaran kelenjar limfa. Manifestasi oral TB berupa gingival

enlargement difus merupakan tanda dini dari penyakit TB tanpa

pembesaran kelenjar limfa dan tanpa penyakit sistemik TB, dimana

manifestasi TB pada gingiva umumnya hanya berupa ulser atau

granuloma. Penyebab terjadinya gingival enlargement atau pembesaran

gingiva pada penyakit TB berhubungan dengan efek proteksi dari rongga

mulut yaitu karena adanya efek proteksi dari epitel sel skuamosa yang

dapat melawan masuknya basil bakteri secara langsung. Perlawanan ini

mengakibatkan bertambah tebalnya epitel mukosa oral dan bertambah

besar dan tebalnya gingiva. Infeksi Tuberkulosis pada gingiva sangat

jarang ditemui. Lesi oral biasanya terjadi pada penderita TB paru

sekunder. Oleh karena itu untuk mengindentifikasi lesi oral diperlukan

pemeriksaan secara menyeluruh. Diagnosa yang tepat dan perawatan

secepatnya akan menunjukkan prognosis yang baik. TB gingiva harus

dibedakan dari gingival enlargement akibat pemakaian obat.

 Glossitis tuberkulosa

Tuberkulosis yang bermanifestasi di lidah jarang dijumpai, kebanyakan

ditemukan pada penderita TB paru. TB pada lidah, lebih sering dijumpai

pada lakilaki dengan ratio 4:1 dimana kebanyakan penderita adalah pasien

dengan ekonomi rendah. Salah satu manifestasi TB pada lidah selain ulser

adalah peradangan lidah atau Glossitis. Pada penyakit TB, glossitis

disebabkan oleh infeksi bakteri TB yang banyak pada saliva di rongga


mulut terutama pada sputum sehingga menyebabkan suatu peradangan

yang sering terlihat sebagai granuloma. Tuberkuloma atau granuloma

tuberkulosa dapat terjadi pada penderita TB karena penumpukan basil TB

pada lidah melalui proses yang lambat yang mengenai lidah, pada

penderita TB juga dapat terjadi tuberkuloma yang terlihat sebagai suatu

glossitis yang sering didiagnosa sebagai makroglossia. Diagnosa banding

dari lesi tuberkulosa lidah dapat berupa malignansi, penyakit

granulomatosa, sifilis, ulser traumatik, ulser aftosa dan infeksi jamur.

2. Asma

Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak terjadi

pada anak-anak. Manifestasi oral dapat ditemukan pada anak penderita

asma, seperti karies gigi dan penyakit periodontal. Gambaran kondisi

kesehatan gigi dan mulut anak penderita asma prevalensi karies gigi cukup

tinggi, status kebersihan gigi dan mulut rata-rata tergolong buruk, serta

prevalensi dry mouth cukup tinggi.


3. Pharyngitis

 Radang yang mengenai pharynx

 Penyebab virus dan bakteri

 Keluhan :

-. Tenggorokan terasa kering dan sakit bila menelan (manifestasi oral)

-. Suhu tubuh meningkat

-. Nafsu makan kurang

 Obat – obatan : antibiotik kalau terdapat radang.

4. Laryngitis

 Radang yang mengenal larynx

 Keluhan :

-. Suara serak (manifestasi oral)

-. Batuk kering (manifestasi oral)

-. Suhu tubuh meningkat

 Obat – obatan : antibiotik dan analgesic


5. Diphteri

 Penyebab : corynnebacterium diphteriae

 Penyakit ini sering terjadi pada anak – anak dimana terdapat bercak –

bercak disertai oedem (pembengkakan) larynx sehingga menyumbat

masuknya udara pernafasan ke paru – paru.

 Manifestasi oral dapat ditemukan pada anak, seperti karies gigi dan

penyakit periodontal.

 Seringkali anak penderita ini tidak bisa bernafas dalam beberapa jam anak

dapat meninggal dunia.

 Pencegahan : imunisasi DPT

6. Bronchitis

 Radang yang mengenai bronchus yang disebabkan oleh virus dan polusi

udara.

 Keluhan :

-. Dimulai dengan batuk, demam, dan nyeri dibelakang tulang dada.

-. Mula – mula batuknya kering, lama – lama berdahak (manifestasi oral)

-. Kalau dibiarkan penyakit ini dapat berlanjut menyebabkan radang paru –

paru (pneumonia).
 Pengobatan :

-. Istirahat

-. Antibiotik

-. Antitusiv

-. Antipiretik

-. Analgesik
DAFTAR PUSTAKA

Tandian, Jevin Febry. 2010. Prevalensi Manifestasi Oral Penderita

Tuberkulosis di RSUP H. Adam Malik, RS. Pirngadi, dan RS.

Bhayangkara Medan. Medan: FKG USU.

Narang, A dkk. 2003. Oral Health and Related Factors in Cystic Fibrosis

and Other Chronic Respiratory Disorders. London: Arch Dis Child.

Stephane G T, Nina. 2012. Gambaran Kondisi Kesehatan Gigi Dan Mulut

Anak Penderita Asma. Bandung: FKG Unpad.

Anda mungkin juga menyukai