PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data tentang tingkat kontrol asma pasien penderita asma di Indonesia belum
diketahui secara pasti. Penelitian pendahuluan tingkat kontrol asma di Poliklinik
Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta mendapatkan 64% kasus tidak terkontrol. Walau
penyakit asma tidak dapat disembuhkan, hubungan baik pasien dan dokter dapat
1
memberikan hasil optimal dalam mengontrol penyakit asma. Tujuan utama
penatalaksanaan asma adalah untuk mencapai dan mempertahankan asma
terkontrol, sehingga dapat dicegah timbulnya serangan saat malam dan siang
hari serta pasien tetap dapat melakukan aktifitas fisik. Kontrol asma dikatakan
dapat tercapai dengan didapatkannya penurunan frekuensi serangan asma,
perbaikan inflamasi saluran napas, perbaikan aktivitas fisik dan fungsi paru.
B. Rumusan masalah
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) nasional tahun
bahwa pada tahun 2012 jumlah penderita asma yang ditemukan sebesar
3,58% (Zara, 2011). Jumlah kunjungan penderita asma di seluruh rumah sakit
2
Asma mempunyai dampak yang sangat mengganggu. Gangguan
kualitas hidup (GINA, 2012). Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep teori dan Asuhan Keperawatan Keluarga lansia dengan
Asma.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian asma
2. Mengetahui etiologi asma
3. Mengetahui faktor resiko asma
4. Mengetahui patofisiologi asma
5. Mengetahui manifestasi klinis asma
6. Mengetahui klasifikasi asma
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang asma
8. Mengetahui komplikasi asma
9. Mengetahui penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi
10. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga lansia dengan asma
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Asma merupakan penyakit pada jalan napas yang tidak dapat pulih yang
tejadi karena spasme bronchus yang disebabkan oleh berbagai penyabab.
(Hudak & Gallo, 1997)
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten, reversibel dimana
trakea dan bronchus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu (Smeltzer, Suzzane C, 2002)
Asma adalah penyakit inflamasi obstruktif yang ditandai oleh periode
episodik spasme otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronkhial
(spasme bronkus). Spasme brokus ini menyempitkan jalan napas, sehingga
membuat pernapasan menjadi sulit dan menimbulkan bunyi mengi. Terdapat
2 tipe utama asma, asma ektrinsik dan asma intrinsik. (Niluh dan
Christantie,2004)
Asma suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa
bronkus terhadap bahan alergen. Reaksi hipersensitif pada bronkus dapat
mengakibatkan pembengkakan pada mukosa bronkus.
4
B. Etiologi
Etiologi asma dibagi atas :
1. Asma ekstrinsik/alergen
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus, binatang
dan debu.
2. Asma intrinsik/idiopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-faktor
nonspesifik seperti; flu, latihan fisik atau emosi sering memicu serangan asma.
Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40 tahun setelah menderita infeksi
sinus/cabang trakeobronchial.
3. Asma campuran
Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik/intrinsik
C. Faktor Resiko
1. Alergen
Alergen dalam lingkungan tempat tinggal seperti debu rumah, spora
jamur, kecoa, serpihan kulit binatang seperti anjing, kucing, dll adalah
dengan serbuk sari dan spora jamur yang terdapat di luar rumah. Faktor
udang, kepiting, ikan laut, kacang tanah, coklat, kiwi, jeruk, bahan
5
2. Infeksi
Biasanya virus penyebabnya respiratory synchyhal virus (RSV) dan virus para
influenza.
3. Iritasi
Hairspray, minyak wangi, asap rokok, bau asam dari cat dan polutan udara, air dingin
dan udara dingin.
4. ISPA
5. Reflek gastroesopagus
Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat penyakit asma.
6. psikologis
Takut, cemas, tegang, dll
6
D. Fatofisiologi
7
E. Manifestasi klinis
1. Sesak nafas
Pada pemeriksaan inpeksi dapat ditemukan pasien menggunakan otot napas
tambahan di leher, perut, dan dada, napas cepat hingga sianosis, juga kesulitan
bernapas.
2. Batuk biasanya timbul karena adanya penyempitan jalan napas.
3. Wheezing
Ekspirasi memanjang dan mengi dapat ditemukan saat dilakukan auskultasi
pada pasien asma.
4. Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot otot asesori pernapasan,
cuping hidung, retraksi dada, dan stridor
5. Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan lumen jalan napas
sempit
6. Tachypnea, tachycardia, orthopnea
7. Gelisah
8. Berbicara sulit atau pendek karena jalan napas sempit
9. Diaphorosis
10. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot-otot abdomen dalam bernapas
11. Fatigue
12. Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan bahkan berbicara
13. Kecemasan, labil, dan perubahan tingkat kesadaran
F. Klasifikasi
1. Berdasarkan epidosik serangan asma, dapat dibedakan :
a. Asma episodik yang jarang
Biasanya terdapat pada anak usia 3-6 tahun, serangan umumnya dicetuskan
oleh infeksi virus pada saluran napas. Frekuensi serangan 3-4 x/hari.
Lamanya serangan beberapa hari dan langsung menjadi sembuh. Gejala
menonjol pada malam hari dapat berlangsung 3-4 hari, sedangkan batuk 10-
14 hari, serangan tidak ditemukan kelainan.
b. Asma episodik sedang
8
2/3 golongan ini serangan pertama timbul pada usia sebulan samapi 3 tahun,
serangan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada usia 5-6
tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.
c. Asma kronik/resisten
Serangan pertama terjadi pada usia 6 bulan (25%), sebelum usia 3 tahun
(75%), pada 2 tahun pertama (50%) biasanya serangan episodik pada usia 5-
6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi jalan napas yang persisten dan
hampir selalu terdapat wheezing setiap hari. Pada malam hari sering
terganggu oleh batuk/wheezing dan waktu serangan yang berat dan sering
memerlukan perawatan rumah sakit.
9
- pemakaian obat harian untuk mempertahankan kontrol :Obat-obatan
pengontrol serangan harian mungkin perlu bronkodilator jangka panjang
ditambah dengan obat-obatan antiinflamasi (terutama untuk serangan
asma malam hari).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometri
Pemeriksaan spirometri merupakan cara yang paling cepat dan sederhana
10
Dinyatakan asma bila didapat peningkatan Volume ekspirasi paksa detik
pertama / VEP1 sebanyak ≥ 12% atau ( ≥ 200ml ). Bila respon yang didapat
tidak menderita asma, hal tersebut dapat dijumpai pada pasien yang sudah
2. Foto thorax
Foto dada / X-ray thorax dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Sputum
b. Pemeriksaan darah
- Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
11
H. Komplikasi
1. Pneumothorak
Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yg di curigai bila terdapat
benturan atau tusukan dada.keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yg
lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan napas.
2. Emfisema
Suatu kondisi di mana udara hadir di mediastinum.kondisi ini di sebabkan
oleh trauma fisik atau situasi lain yg mengarah ke udara keluar dari paru-
paru,saluran udara atau usus ke dalam rongga dada.
3. Atelektasis
Pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran
udara atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
4. Aspergilosis
Merupakan penyakit pernapasan yg disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh
adanya gangguan pernapasan yg berat.
5. Kegagalan jantung / gangguang irama jantung
6. Gagal Napas
Gagal Napas dapat terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.
12
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus
diberikan kortikosteroid. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai
efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan
ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak. Dosisnya
berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari
keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat
bronkodilator
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
b. Alamat dan No. Telp : Jln Benda Barat 14 Rt 6/10 Kelurahan Pondok
Benda Tangerang Selatan
c. Pekerjaan Kepala Keluarga : Karyawan Swasta
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
e. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
Hubungan pek
Pddkn
Polio
Canp
BCG
PPT-
-ak
Hb
Hb
Hb
>7
KK an
WUS BUMIL
Ny. L Pr Istri 56 th S1 Kar - - - - - - - - -
yaw
an
swa
sta
Tn.A Lk anak 30 th S1 Karya v v v v v v - - -
wan
swasta
Nn.S Pr anak 26 th S1 Kar v v v v v v - - -
yaw
an
swa
sta
Ny. Lk Orang 86 th SMP IRT - - - - - - - - -
SD Tua
14
Genogram
Ny. SD 86 th
Tn. J Ny.L
57 th 56 th
Tn. A Nn. S
30 th 26 th
Ket:
: meninggal : serumah
: Laki-laki : menikah
f. Tipe Keluarga.
Tipe kelurga Tn. J adalah tipe extended family dengan keluarga inti yang
terdiri dari ayah, ibu dan dua orang anaknya yang sudah dewasa, di tambah
seorang nenek yg sudah lansia.
g. Suku Bangsa.
Keluarga Tn. J adalah dari suku Betawi.
h. Agama.
Agama yang dianut oleh Tn. J beserta keluarga adalah Islam. Keluarga Tn. J
biasanya melakukan shalat 5 waktu. Tn. J selalu melaksanakan shalat
berjamaah, Tn J selalu aktif didalam kegiatan mushalla dan juga ikut dalam
kepengurusan mushalla.
15
i. Status Sosial Ekonomi.
Tn. J adalah Kepala keluarga dan seorang karyawan swasta dan Ny. L adalah
seorang karyawan swasta. Tn. J kepala keluarga dengan penghasilan ± Rp
3.500.000,-/bulan, penghasilan berfokus pada pembiayaan kebutuhan sehari-
hari, Tn J juga menyisihkan sebagian dari pendapatannya perhari yang bisa
digunakan untuk kebutuhan mendadak dan untuk pengobatan anggota
keluarga yang sakit, keluarga mempunyai kartu JKN.
j. Aktivitas rekreasi kelurga.
Keluarga Tn. J tidak mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal,
karena Tn.J bekerja setiap hari, adapun aktivitas rekreasi keluarga Tn. J
berupa berkumpul dengan anggota keluarga lain, setiap waktu senggang Tn. J
duduk-duduk di ruang tamu sambil bercerita ringan dan menonton TV.
16
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Tn. J mengatakan belakangan ini penyakit asma Ny. L sering kumat, Ny.
L mengatakan jika serangan sesak datang hanya minum obat asma yang di
beli di warung, apabila obat warung tidak bisa mengurangi serangan asma
baru Ny. L memeriksakan dirinya ke puskesmas.Tn. J adalah penderita
hipertensi dan rutin kontrol ke Puskesmas. Anak pertama tidak ada
mengeluhkan sakit, Anak yang kedua menderita gatal-gatal karena alergi
makanan dan sudah berobat ke Puskesmas.Orang tua Ny. L yaitu Ny. SD
sering mengeluh kaki pegal-pegal dan sudah berobat ke Puskesmas.
2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Ny. L Mengatakan sejak berusia 3 tahun sudah menderita asma, anak
kedua Ny. L juga sejak umur 5 tahun sudah menderita asma tetapi
jarang sekali kambuh.
3. Riwayat kesehatan keluarga
- Ny. L mengatakan bahwa keluarganya memiliki riwayat penyakit asma.
Ayah Ny. L sudah meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit asma
dan lanjut usia.
- Tn. J mengatakan orang tuanya menderita penyakit Hipertensi. Kedua
orang tua Tn. J sudah meninggal karna lanjut usia
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki oleh Tn. j dan Ny. L adalah rumah permanen.
dengan luas 7 x 6 .Rumah tersebut milik pribadi Tn J yang terdiri dari
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 buah dapur, dinding rumah dari batu bata
yang sudah dicor dengan semen yang dinding sudah di cat.
Mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan. Peralatan
yang ada dirumah Tn. J diantaranya : 1 set kursi tamu, lemari, kasur dan
termpat tidur serta peralatan rumah tangga. Terlihat keluarga
menggunakan TV dan tape sebagai media informasi dan untuk hiburan.
17
Untuk penyedia air bersih berasal dari PDAM. Keluarga mengatakan
sampah yang sudah dikumpul dan dibakar. Air pembuangan limbah di
buang ke got di depan rumah dan pembuangan dikamar mandi ke septik
tank .Kebersihan rumah lumayan bersih termasuk perkarangan rumah dan
di depan rumah juga terdapat bunga sebagai hiasan rumah Tn. J, Didepan
perkarangan rumah ada jalan dan diseberangnya adalah halaman rumah
tetangga dari Tn. J
Denah rumah :
Ruang
Kamar Makan
Anak
Kamar Ruang
Utama Tamu
18
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.J berinteraksi yang lebih sering pada sore dan pagi hari dimana
anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan mereka
pada siang hari, Aktivitas yang dilakukan biasanya menonton TV.
Hubungan keluarga Tn.J dengan keluarga besar dari pihak Tn.J sendiri
ataupun pihak istri berjalan baik dan saling mengunjungi sedangkan dengan
masyarakat di lingkungan rumahnya, Ny. L cukup aktif dalam kegiatan
pengajian bulan dan sering berinteraksi dengan tetangga dekatnya
5. Sistem Pendukung Keluarga.
Tn.J mempunyai istri yang menyayanginya dan dua orang anak, walaupun
hanya tinggal berlima tapi Tn. J selau berusaha menjaga keharmonisan
dalam keluarganya.
3. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn J mempunyai pola komunikasi yang baik, terbuka dan dua arah
dengan menggunakan bahasa Indonesia,a5nggota keluarga mengutarakan
keinginan dan perasaannya dengan mendiskusikan dan memberikan umpan
balik yang tepat tidak ada pola komunikasi disfungsional yang ditemukan
dalam keluarga Tn J
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn J merupakan pemegang kendali rumah tangga yang berperan
sebagai kepala keluarga, proses pengambilan keputusan dengan cara
musyawarah antara Tn J, Ny. L dan anak mereka.
Tn J dan Ny. L mengendalikan pendapatan untuk digunakan sebagai
pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran wajib seperti tagihan listrik, air
dan biaya yang tidak terduga lainnya.
c. Struktur Peran
Tn J berperan sebagai bapak dan juga sebagai kepala keluarga dan bertindak
sebagai pencari nafkah. Ny.J berperan sebagai karyawan swasta dan ibu
19
rumah tangga yang ikut bertugas merawat anak mereka dan merawat orang
tua yang sudah lansia.Sedangkan anak pertama kadang ikut membantu
keluarga. Anak kedua membantu pekerjaan Ny. L.
.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.J menganggap nilai dan norma sesuai dengan yang ada di
masyarakat seperti jam tamu sampai jam 21.00 WIB.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Efektif
Tn. J dan Ny. L mengatakan sangat bahagia dengan perkawinan mereka,
jarang sekali ada pertengkaran dan apabila ada kesalah pahaman langsung
dibicarakan/ dimusyawarahkan bersama.
Tn. J dan Ny. J mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak – anak.
Tn.J sangat menyayangi istri dan anaknya.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.J dan Ny.L bertanggung jawab merawat dan membesarkan anaknya dan
juga memberi perhatian kepada lingkungan sekitar, keluarga mudah
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Praktik Diit Keluarga
Keluarga sering mengkonsumsi makanan pedas, jarang mengkonsumsi
sayur dan buah tiap hari .
2. Kebiasaan tidur keluarga
Kebiasaan tidur Ny.L sering tidur agak larut dan kadang terganggu apabila
asma kambuh. Tn. J dan Ny. SD tidur sekitar jam 10.00 malam, tapi anak-
anak ada yang tidur agak larut karena menonton TV.
3. Latihan fisik
Kegiatan Latihan fisik keluarga Tn. J jarang kecuali Ny. J yang kadang jalan
pagi dan melakukan aktivitas rumah tangga.
20
4. Kebiasaan Penggunaan obat – Obatan
Kebiasaan keluarga kalau sakit, Tn. J,Ny.L, Ny.SD dan anak- anak pergi
berobat ke puskesmas.
5. Peran Kelurga dalam pratik perawatan diri.
Ny. L mengatakan dadanya sesak, susah untuk bernapas, terutama bila Ny.
L kelelahan. Ny. L mengatakan susah tidur. Ny.L mengatakan jika serangan
sesak datang hanya minum obat asma yang di beli di warung. Keluarga Tn.J
mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya. Ny.L mengatakan
hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya ini, seperti jangan
terlalu lelah dan menjauhi faktor penyebab asma kembali.
6. Tingkatan preventif Dasar
Ny. L mengatakan hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya
ini, seperti jangan terlalu lelah dan kena dingin, tapi karena Ny. L juga
bekerja sebagai karyawan swasta kadang-kadang Ny. L merasa kelelahan di
tambah dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga menjadi
factor pemicu asma kambuh.Ny L biasanya kalau sudah kelelahan akan
melakukan istirahat dan jika asmanya kambuh akan minum obat yg di beli
di warung.
7. Praktik Keperawatn gigi
Keluarga Tn.J dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut melakukan sikat
gigi 2 kali sehari setelah bangun tidur dan waktu mandi di sore hari.
8. Pelayanan Perawatan Gawat darurat.
Ny. L mengatakan sejak kecil ia sudah menderita penyakit asma, Ny. L
masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja. Ny. L jarang
memeriksakan kesehatannya ke dokter tetapi hanya membeli obat di warung,
karena Ny. L merasa masih dapat mengatasi keadaan disaat serangan asma
itu kambuh, akan tetapi pada usia 15 tahun Ny. L pernah dirawat karena
penyakit asmanya,Ny. J juga mengatakan bahwa salah satu anggota
keluargan yaitu ayahnya juga menderita penyakit yang sama seperti Ny. L.
21
9. Sumber Pembiayaan
Keluarga Tn.J adalah keluarga peserta BPJS PBI, Kartu BPJS selalu di
gunakan bila anggota keluarga yang berobat ke puskesmas.
d. Fungsi Reproduksi
Ny. L sudah menopose sejak berusia 52 tahun, begitu pula orang tua Ny. SD
sudah menopose sejak usia 50 tahun.
e. Fungsi Ekonomi
Tn. J dan Ny.L dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga mampu
memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan lainnya seperti
peralatan rumah tangga yang lengkap serta transportasi.
22
6. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada.
Harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada yaitu agar masalah tersebut
bisa diatasi tanpa gangguan kesehatan dan keluarga dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah
membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dan dapat
memberikan solusi yang tepat terhadap masalah kesehatan, dan jasa dengan
adanya kunjungan rumah tersebut keluarga berharap dapat menambah
pengetahuan mereka tentang kesehatan.
23
II. Pemeriksaan Fisik
- Kepala Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-),
(-) (-) lesi (-)
- Rambut Ikal, tidak rontok Lurus, rontok sedikit Lurus, rontok Lurus, rontok Ikal, rontok
sedikit sedikit sedikit
- Mata Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva
anemis sklera tidak anemis sklera tidak anemis sklera anemis sklera tidak anemis
ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan tidak ikterik, tidak ikterik, sklera tidak
baik. baik. penglihatan baik. penglihatan baik. ikterik,
penglihatan
baik.
- Telinga Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran pendengaran pendengaran
baik. baik. baik.
- Hidung Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis Polip (-), sinusitis Polip (-),
lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman (-), lendir (-), (-), lendir (-), sinusitis (-),
baik baik penciuman baik penciuman baik lendir (-),
penciuman
baik
24
- Mulut Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
tidak berbau, jumlah tidak berbau, jumlah nafas tidak nafas tidak nafas tidak
gigi lengkap tidak ada gigi lengkap tidak berbau, jumlah berbau, jumlah berbau, dan 2
sariawan. ada sariawan. gigi lengkap gigi lengkap gigi sudah
tidak ada tidak ada copot, tidak
sariawan. sariawan. ada sariawan.
- Kuku Kuku bersih pendek Kuku bersih pendek Kuku bersih Kuku bersih Kuku kurang
dan terawat dengan dan terawat dengan pendek dan pendek dan bersih dan
baik baik terawat dengan terawat dengan kurang terawat
baik baik dengan baik
- Kulit Bersih, turgor baik Bersih, turgor baik Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor
kulit teraba hangat kulit teraba hangat baik kulit teraba baik kulit teraba baik kulit
dan suhu 36,5oC dan suhu 36oC hangat dan suhu hangat dan suhu teraba hangat
36,4oC 36,7oC dan suhu 36oC
2 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran pembesaran
tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
3 Payudara/ Thorax Tidak ada benjolan Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada
berbentuk simetris benjolan, bentuk benjolan, bentuk benjolan, bentuk teraba
tidak ada lesi dan simetris tidak ada lesi simetris tidak ada simetris tidak ada benjolan,
lecet. dan lecet. lesi dan lecet. lesi dan lecet. bentuk simetris
25
4 Sistem pernafasan Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas mengi Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
frekuensi nafas 20 frekuensi 35x/mnt, vesikuler vesikuler veikuler,
kl/i, tidak ada wheezing +/+, frekuensi frekuensi frekuensi 18
wheezing dan ronchi takipnea 20x/mnt tidak 20x/mnt tidak x/mnt, tidak
ada wheezing dan ada wheezing dan ada wheezing
ronchi ronchi dan ronchi
5 Sistem TD: 150/90 mmHg, TD: 120/80 mmHg, TD: 120/80 TD: 120/80 TD: 130/90
kardiovaskular nadi: 90 x/mnt, atus nadi: 90 x/mnt, atus mmHg, nadi: 80 mmHg, nadi: 80 72 x/mnt, atus
cordis tidak terlihat cordis tidak terlihat, x/mnt, atus cordis x/mnt, atus cordis cordis tidak
irama jantung teratur. irama jantung teratur. tidak terlihat, tidak terlihat, terlihat, irama
irama jantung irama jantung jantung teratur
teratur. teratur.
6 Sistem Bising usus normal, Bising usus normal, Bising usus Bising usus Bising usus
gastrointestinal BAB 1 x sehari BAB 1 x sehari normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB 1
sehari sehari x sehari
7 Sistem Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genitounaria BAK, frek 5 – 7 x/hari BAK, frek 5 – 7 keluhan BAK, keluhan BAK, keluhan BAK,
x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/harifrek 5 – 7
x/hari
8 Sistem Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
muskuloskeletal ekstremitas baik, ekstremitas baik, dan ekstremitas dan ekstremitas dan
refleks patella (+), refleks patella (+), baik, refleks baik, refleks ekstremitas
edema (-), varises (-) edema (-), varises (-) patella (+), patella (+), baik, refleks
edema (-), varises edema (-), varises patella (+),
(-) (-) edema (-),
varises (-)
26
B. ANALISA DATA
No Data Penunjang Problem Etiologi
1 Ds:
- Menurut Ny. L mengatakan sering Pola nafas Ketidakmampuan
merasa sesak. tidak efektif keluarga dalam
- Ny. L mengatakan sering merasa merawat
gelisah. penyakit asma
- Ny. L mengatakan sering batuk bronchial
apabila asma kambuh khususnya
pada malam hari.
Do:
- Takipneau
- Pernafasan : 35kl/m
- TD Tn.M: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Mengi (+)
2 DS :
- Keluarga mengatakan tidak tahu/ Managemen Ketidakmampuan
tidak mengerti terlalu rinci dengan regimen keluarga dalam
penyakit pada Ny. L Baik itu terapeutik mengenal
mengenai pengertian, tanda gejala, tidak efektif masalah
etiologi maupun pencegahan dan kesehatan/ asma
perawatannya. bronchial.
- Tn. J mengatakan selalu bertanya
kepada petugas kesehatan tentang
penyakit yang di derita Ny. L
- Tn. J mengatakan khawatir terhadap
kesehatan Ny. M
-
27
DO :
- Keluarga tidak mampu menjelaskan
tentang penyakit asma bronchial
yang diderita Ny. L
- Tn.J dan Ny.L banyak bertanya
kepada perawat mengenai penyakit
asma.
28
C. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0
TOTAL 3 1/3
29
Diagnosa Keperawatan :
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Dalam Keluarga Untuk Merawat Anggota
Keluarga Yang Sakit Asma (00078)
30
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Keluarga mampu Setelah dilakukan intervensi
Pemeliharaan mengenal klien selama 2 x 45 menit (Keluarga dapat menyebutkan a. Kaji pengetahuan keluarga
Kesehatan Anggota masalah: diharapkan keluarga mampu: pengertian asma bronkhial dengan tentang pengertian
Keluarga Yang Pengetahuan 1. Mengenal masalah bahasanya sendiri atau dengan asma bronkhial
Sakit Asma tentang proses Asma Bronkhial bantuan leaflet) b. Beri reinforcement positif
Penyakit a. Menyebutkan Asma Bronkhial adalah suatu atas jawaban keluarga.
pengertian asma keadaan klinis yang ditandai c. Diskusikan pengertian
bronkhial dengan episode yang berulang asma broonkhial
penyempitan bronkus yang dengan keluarga.
b. Menyebutkan reversible, biasanya diantar d. Beri kesempatan keluarga
penyebab asma aepisode terdapat periode untuk bertanya.
bronkhial. pernafasan yang lebih normal. e. Minta keluarga
menyebutkan kembali.
c. Menyebutkan tanda (Keluarga dapat menyebutkan 4 f. Jawab pertanyaan keluarga.
dan gejala asma dari 6 faktor pencetus dari
penyakit asma bronkhial dengan
d. Mengidentifikasi bahasa sendiri atau dengan
tanda dan gejala asma bantuan minimal dan leaflet)
bronkhial yang 1. zat-zat alergen.
dialami anggota 2. iritan.
keluarga. 3. perubahan cuaca yang
ekstrim
4. kegiatan yang berlebihan.
5. lingkungna kerja
6. obat-obatan
7. stress emosional.
31
Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Keperawatan
2 Ketidakefektifan Keluarga mampu Setelah dilakukan intervensi a. Kaji pengetahuan keluarga
manajemen mengenal masalah keperawatan selama 1 x 45 (Keluarga mampu menyebutkan 4 tentang penyebab asma
kesehatan dalam kesehatan asma menit diharapkan keluarga dari 6 tanda dan gejala asma bronkhial.
keluarga untuk bronkhiale mampu: bronkhial dengan bahasa sendiri,
merawat anggota 1. Mengambil keputusan yang dengan bantuan minimal atau b. Beri reinforcement positif
keluarga yang sakit tepat untuk merawat anggota leaflet): atas jawaban keluarga.
Asma keluarga dengan masalah Pada waktu serangan:
asma bronkhial. 1. mengi berulang c. Diskusikan penyebab asma
2. sesak nafas bronkhial dengan keluarga.
2. Menyebutkan akibat lanjut 3. rasa dada tertekan
dari asma bronkhial. 4. gelisah d. Motivasi keluarga untuk
5. batuk khususnya pada mengulang kembali.
3.Memutuskan untuk malam hari
merawat anggota keluarga 6. nafas cepat cepat dan e. Beri reinforcement positif
dengan masalah asma dangkal atas keberhasilan keluarga.
bronkhial 7. nafas cuping hidung
8. usaha nafas meningkat.
32
E. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA
33
o batuk khususnya pada malam
hari
o nafas cepat dan dangkal
o peningkatan usaha nafas
7. Memberikan penjelasan kepada
keluarga tentang asma
o Adanya rasa nyeri pada kaki
o Pembengkakan pada kaki
o Keadaan mudah lelah dan
letih
o Rasa kaku pada malam/pagi
hari
8. Meminta keluarga menjelaskan
kembali tanda dan gejala asma
34