Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma bronchial merupakan suatu penyakit inflamasi saluran pernapasan


yang ditandai dengan spasme akut otot polos bronkiolus, sehingga
menyebabkan terjadinya penyempitan aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus. Asma ditandai dengan serangan berulang sesak napas dan mengi, yang
bervariasi setiap individu dalam tingkat keparahan dan frekuensi. Kasus asma
cukup banyak di negara dengan pendapatan yang menengah kebawah. WHO
memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita asma dan jumlah
diperkirakan akan treus meningkat setiap tahunnya atau bertambah. Apabila
tidak dicegah dan ditangani dengan baik dan benar, maka diperkirakan akan
terjadi peningkatan prevalensi di masa yang akan datang.

Prevalensi asma meningkat, terutama di negara-negara barat, dimana >5%


populasi mungkin simtomatik dan mendapatkan pengobatan. Bersamaan dengan
prevalensi yang meningkat terjadi peningkatan mortalitas, meskipun ada
perbaikan pengobatan. Di Inggris, satu dari tujuh orang memiliki penyakit alergi
dan lebih dari 9 juta orang mengalami mengi. Jumlah remaja dengan asma
hampir berlipat 2 kali selama lebih dari 12 tahun terakhir ini. Asma paling
sering terjadi di Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Terdapat beberapa
korelasi dengan gaya hidup kebarat-baratan, termasuk kondisi lingkungan yang
banyak debu rumah dan polusi atmosferik. Banyak faktor yang menyebabkan
atau mencetuskan asma, 20% orang yang bekerja mungkin rentan terhadap asma
akibat pekerjaan.

Data tentang tingkat kontrol asma pasien penderita asma di Indonesia belum
diketahui secara pasti. Penelitian pendahuluan tingkat kontrol asma di Poliklinik
Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta mendapatkan 64% kasus tidak terkontrol. Walau
penyakit asma tidak dapat disembuhkan, hubungan baik pasien dan dokter dapat

1
memberikan hasil optimal dalam mengontrol penyakit asma. Tujuan utama
penatalaksanaan asma adalah untuk mencapai dan mempertahankan asma
terkontrol, sehingga dapat dicegah timbulnya serangan saat malam dan siang
hari serta pasien tetap dapat melakukan aktifitas fisik. Kontrol asma dikatakan
dapat tercapai dengan didapatkannya penurunan frekuensi serangan asma,
perbaikan inflamasi saluran napas, perbaikan aktivitas fisik dan fungsi paru.

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistic yang menempatkan


keluarga dan komponennya sebagai focus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
( Depkes, 2010 ).

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan


keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya
sebagai focus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan memobilisasi sumber pelayanan
kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain,
termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas ( Depkes,
2010 )

B. Rumusan masalah
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) nasional tahun

2007, penyakit asma ditemukan sebesar 4% dari 222.000.000 total populasi

nasional, sedangkan di Sumatera Barat Departemen Kesehatan menyatakan

bahwa pada tahun 2012 jumlah penderita asma yang ditemukan sebesar

3,58% (Zara, 2011). Jumlah kunjungan penderita asma di seluruh rumah sakit

dan puskesmas pada tahun 2013 adalah 12.456 kali .

2
Asma mempunyai dampak yang sangat mengganggu. Gangguan

fungsi pernafasan menjadi komplikasi dan menimbulkan gangguan pada

berbagai aktifitas sehari-hari sehingga menurunkan produktifitas kerja dan

kualitas hidup (GINA, 2012). Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya

peningkatan pengontrolan asma untuk penurunan gejala asma.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep teori dan Asuhan Keperawatan Keluarga lansia dengan
Asma.

2. Tujuan Khusus
1.      Mengetahui pengertian asma
2.      Mengetahui etiologi asma
3.      Mengetahui faktor resiko asma
4.      Mengetahui patofisiologi asma
5.      Mengetahui manifestasi klinis asma
6.      Mengetahui klasifikasi asma
7.      Mengetahui pemeriksaan penunjang asma
8.      Mengetahui komplikasi asma
9.      Mengetahui penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi
10.  Mengetahui asuhan keperawatan keluarga lansia dengan asma

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
 Asma merupakan penyakit pada jalan napas yang tidak dapat pulih yang
tejadi karena spasme bronchus yang disebabkan oleh berbagai penyabab.
(Hudak & Gallo, 1997)
 Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermitten, reversibel dimana
trakea dan bronchus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu (Smeltzer, Suzzane C, 2002)
 Asma adalah penyakit inflamasi obstruktif yang ditandai oleh periode
episodik spasme otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronkhial
(spasme bronkus). Spasme brokus ini menyempitkan jalan napas, sehingga
membuat pernapasan menjadi sulit dan menimbulkan bunyi mengi. Terdapat
2 tipe utama asma, asma ektrinsik dan asma intrinsik. (Niluh dan
Christantie,2004)
 Asma suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa
bronkus terhadap bahan alergen. Reaksi hipersensitif pada bronkus dapat
mengakibatkan pembengkakan pada mukosa bronkus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, Asma merupakan penyakit inflamasi/


peradangan pada jalan napas yang diakibatkan reaksi hipersensitif mukosa
bronkos sehingga terjadi penyempitan pada jalan napas yang membuat napaas
menjadi sulit dan menimbulkan bunyi mengi.

4
B. Etiologi
Etiologi asma dibagi atas :
1. Asma ekstrinsik/alergen
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus, binatang
dan debu.
2. Asma intrinsik/idiopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-faktor
nonspesifik seperti; flu, latihan fisik atau emosi sering memicu serangan asma.
Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40 tahun setelah menderita infeksi
sinus/cabang trakeobronchial.
3. Asma campuran
Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik/intrinsik

C. Faktor Resiko
1. Alergen
Alergen dalam lingkungan tempat tinggal seperti debu rumah, spora

jamur, kecoa, serpihan kulit binatang seperti anjing, kucing, dll adalah

faktor lingkungan yang dapat mencetuskan terjadinya asma. Begitu pula

dengan serbuk sari dan spora jamur yang terdapat di luar rumah. Faktor

lainnya yang berpengaruh diantaranya alergen makanan (susu, telur,

udang, kepiting, ikan laut, kacang tanah, coklat, kiwi, jeruk, bahan

penyedap, pengawet, dan pewarna makanan), bahan iritan (parfum,

household spray, asap rokok, cat, sulfur,dll), obat-obatan tertentu

(golongan beta blocker seperti aspirin), stress/gangguan emosi, polusi

udara, cuaca, dan aktivitas fisik.

5
2. Infeksi
Biasanya virus penyebabnya respiratory synchyhal virus (RSV) dan virus para
influenza.
3. Iritasi
Hairspray, minyak wangi, asap rokok, bau asam dari cat dan polutan udara, air dingin
dan udara dingin.
4. ISPA
5. Reflek gastroesopagus
Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat penyakit asma.
6. psikologis
Takut, cemas, tegang, dll

6
D. Fatofisiologi

7
E. Manifestasi klinis
1. Sesak nafas
Pada pemeriksaan inpeksi dapat ditemukan pasien menggunakan otot napas
tambahan di leher, perut, dan dada, napas cepat hingga sianosis, juga kesulitan
bernapas.
2. Batuk biasanya timbul karena adanya penyempitan jalan napas.
3. Wheezing
Ekspirasi memanjang dan mengi dapat ditemukan saat dilakukan auskultasi
pada pasien asma.
4.   Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot otot asesori pernapasan,
cuping hidung, retraksi dada, dan stridor
5.   Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan lumen jalan napas
sempit
6.   Tachypnea, tachycardia, orthopnea
7.    Gelisah
8.    Berbicara sulit atau pendek karena jalan napas sempit
9.    Diaphorosis
10. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot-otot abdomen dalam bernapas
11. Fatigue
12. Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan bahkan berbicara
13. Kecemasan, labil, dan perubahan tingkat kesadaran

F. Klasifikasi
1. Berdasarkan epidosik serangan asma, dapat dibedakan :
a. Asma episodik yang jarang
Biasanya terdapat pada anak usia 3-6 tahun, serangan umumnya dicetuskan
oleh infeksi virus pada saluran napas. Frekuensi serangan 3-4 x/hari.
Lamanya serangan beberapa hari dan langsung menjadi sembuh. Gejala
menonjol pada malam hari dapat berlangsung 3-4 hari, sedangkan batuk 10-
14 hari, serangan tidak ditemukan kelainan.
b. Asma episodik sedang

8
2/3 golongan ini serangan pertama timbul pada usia sebulan samapi 3 tahun,
serangan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada usia 5-6
tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.
c. Asma kronik/resisten
Serangan pertama terjadi pada usia 6 bulan (25%), sebelum usia 3 tahun
(75%), pada 2 tahun pertama (50%) biasanya serangan episodik pada usia 5-
6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi jalan napas yang persisten dan
hampir selalu terdapat wheezing setiap hari. Pada malam hari sering
terganggu oleh batuk/wheezing dan waktu serangan yang berat dan sering
memerlukan perawatan rumah sakit.

2. Berdasarkan berat penyakit :


a. Tahap I : intermitten
Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan :
- gejala intermitten < 1 kali dalam seminggu
- gejala eksaserbasi singkat (mulai beberapa jam sampai beberapa hari)
- gejala serangan asma malam hari < 2 kali dalam sebulan
- asimptomastis dan nilai fungsi paru normal diantara perioda eksaserbasi
- PEF atau FEV1 : ≥ 80% prediksi Variabilitas < 20%
- pemakaian obat untuk mempertahankan kontrol : Obat untuk
mengurangi gejala intermitten dipakai hanya kapan perlu inhalasi jangka
pendek β2 agpnis
- intensitas pengobatan tergantung pada derajat eksaserbasi kortikosteroid
oral mungkin dibutuhkan.
b. Tahap II : persisten ringan
Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan
- gejala ≥ 1 kali seminggu tapi < 1 kali sehari
- gejala eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas tidur
- gejala serangan asma malam hari > 2 kali dalam sebulan
- PEF atau FEV1 : > 80 % dari prediksi Variabilitas 20 – 30 %

9
- pemakaian obat harian untuk mempertahankan kontrol :Obat-obatan
pengontrol serangan harian mungkin perlu bronkodilator jangka panjang
ditambah dengan obat-obatan antiinflamasi (terutama untuk serangan
asma malam hari).

c. Tahap III : persisten sedang


Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan
- gejala harian
- gejala eksaserbasi menggangu aktivitas dan tidur
- gejala serangan asma malam hari > 1 kali seminggu
- pemakaian inhalasi jangka pendek β2 agonis setiap hari
- PEV atau FEV 1 : > 60-80 % dari prediksi Variabilitas > 30%
- pemakaian obat-obatan harian untuk mempertahankan kontrol : obat-
obatan pengontrol serangan harian inhalasi kortikosteroid bronkodilator
jangka panjang ( terutama untuk serangan asma malam hari).

d. Tahap IV : persisten berat


Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan
- gejala terus menerus
- gejala eksaserbasi sering
- gejala serangan asma malam hari sering
- aktivitas fisik sangat terbatas oleh asma
- PEV atau FEV1 : ≤ 60 % dari prediksi Variabilitas > 30

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometri
Pemeriksaan spirometri merupakan cara yang paling cepat dan sederhana

untuk menegakkan diagnosis asma dengan melihat respon respon

pengobatan menggunakan bronkodilator. Pemeriksaan dilakukan sebelum

dan sesudah pemberian bronkodilator hirup golongan adrenergik beta.

10
Dinyatakan asma bila didapat peningkatan Volume ekspirasi paksa detik

pertama / VEP1 sebanyak ≥ 12% atau ( ≥ 200ml ). Bila respon yang didapat

≤ 12% atau ( ≤ 200ml ) belum pasti menunjukkan bahwa pasien tersebut

tidak menderita asma, hal tersebut dapat dijumpai pada pasien yang sudah

dalam keadaan normal atau mendekati normal.

2. Foto thorax
Foto dada / X-ray thorax dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain

obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di

paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum,

atelektasis, dan lain-lain.

3. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan spitum di lakukan untuk melihat adanya kristal-kristal

charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil

b. Pemeriksaan darah

- Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula

terjadi hipoksemia,hiperkapnia atau asidosis

- Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

- Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas

15000/mm3 di manamenandakan terdapatnya suatu infeksi.

11
H. Komplikasi
1.       Pneumothorak
Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yg di curigai bila terdapat
benturan atau tusukan dada.keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yg
lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan napas.
2. Emfisema
Suatu kondisi di mana udara hadir di mediastinum.kondisi ini di sebabkan
oleh trauma fisik atau situasi lain yg mengarah ke udara keluar dari paru-
paru,saluran udara atau usus ke dalam rongga dada.
3. Atelektasis
Pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran
udara atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
4. Aspergilosis
Merupakan penyakit pernapasan yg disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh
adanya gangguan pernapasan yg berat.
5.    Kegagalan jantung / gangguang irama jantung
6.    Gagal Napas
Gagal Napas dapat terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.  

I. Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi


a.       Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak
antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat
ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel )
b.      Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan
bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada
orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari
c.       Kortikosteroid

12
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus
diberikan kortikosteroid. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai
efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan
ketat.
d.      Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak. Dosisnya
berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e.       Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari
keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f.       Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat
bronkodilator

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
b. Alamat dan No. Telp : Jln Benda Barat 14 Rt 6/10 Kelurahan Pondok
Benda Tangerang Selatan
c. Pekerjaan Kepala Keluarga : Karyawan Swasta
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
e. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
Hubungan pek
Pddkn

Nama Jk dengan Umur erja TT ket

Polio

Canp
BCG

PPT-

-ak
Hb

Hb

Hb
>7
KK an
WUS BUMIL
Ny. L Pr Istri 56 th S1 Kar - - - - - - - - -
yaw
an
swa
sta
Tn.A Lk anak 30 th S1 Karya v v v v v v - - -
wan
swasta
Nn.S Pr anak 26 th S1 Kar v v v v v v - - -
yaw
an
swa
sta
Ny. Lk Orang 86 th SMP IRT - - - - - - - - -
SD Tua

14
Genogram

Ny. SD 86 th

Tn. J Ny.L
57 th 56 th

Tn. A Nn. S
30 th 26 th

Ket:

: meninggal : serumah

: perempuan : garis keturunan

: Laki-laki : menikah

f. Tipe Keluarga.
Tipe kelurga Tn. J adalah tipe extended family dengan keluarga inti yang
terdiri dari ayah, ibu dan dua orang anaknya yang sudah dewasa, di tambah
seorang nenek yg sudah lansia.
g. Suku Bangsa.
Keluarga Tn. J adalah dari suku Betawi.
h. Agama.
Agama yang dianut oleh Tn. J beserta keluarga adalah Islam. Keluarga Tn. J
biasanya melakukan shalat 5 waktu. Tn. J selalu melaksanakan shalat
berjamaah, Tn J selalu aktif didalam kegiatan mushalla dan juga ikut dalam
kepengurusan mushalla.

15
i. Status Sosial Ekonomi.
Tn. J adalah Kepala keluarga dan seorang karyawan swasta dan Ny. L adalah
seorang karyawan swasta. Tn. J kepala keluarga dengan penghasilan ± Rp
3.500.000,-/bulan, penghasilan berfokus pada pembiayaan kebutuhan sehari-
hari, Tn J juga menyisihkan sebagian dari pendapatannya perhari yang bisa
digunakan untuk kebutuhan mendadak dan untuk pengobatan anggota
keluarga yang sakit, keluarga mempunyai kartu JKN.
j. Aktivitas rekreasi kelurga.
Keluarga Tn. J tidak mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal,
karena Tn.J bekerja setiap hari, adapun aktivitas rekreasi keluarga Tn. J
berupa berkumpul dengan anggota keluarga lain, setiap waktu senggang Tn. J
duduk-duduk di ruang tamu sambil bercerita ringan dan menonton TV.

2. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DAN RIWAYAT


KESEHATAN
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga Tn. J saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga dengan usia pertengahan dengan tugas perkembangan sebagai
berikut :
1. Mempertahankan kesehatan .
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orang tua lansia dan anak-anak .
3. Memperkokoh hubungan perkawinan

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
mempertahankan kesehatan anggota keluarga, karena anggota keluarga
seperti Ny. L mempunyai penyakit asma.

16
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Tn. J mengatakan belakangan ini penyakit asma Ny. L sering kumat, Ny.
L mengatakan jika serangan sesak datang hanya minum obat asma yang di
beli di warung, apabila obat warung tidak bisa mengurangi serangan asma
baru Ny. L memeriksakan dirinya ke puskesmas.Tn. J adalah penderita
hipertensi dan rutin kontrol ke Puskesmas. Anak pertama tidak ada
mengeluhkan sakit, Anak yang kedua menderita gatal-gatal karena alergi
makanan dan sudah berobat ke Puskesmas.Orang tua Ny. L yaitu Ny. SD
sering mengeluh kaki pegal-pegal dan sudah berobat ke Puskesmas.
2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Ny. L Mengatakan sejak berusia 3 tahun sudah menderita asma, anak
kedua Ny. L juga sejak umur 5 tahun sudah menderita asma tetapi
jarang sekali kambuh.
3. Riwayat kesehatan keluarga
- Ny. L mengatakan bahwa keluarganya memiliki riwayat penyakit asma.
Ayah Ny. L sudah meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit asma
dan lanjut usia.
- Tn. J mengatakan orang tuanya menderita penyakit Hipertensi. Kedua
orang tua Tn. J sudah meninggal karna lanjut usia
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki oleh Tn. j dan Ny. L adalah rumah permanen.
dengan luas 7 x 6 .Rumah tersebut milik pribadi Tn J yang terdiri dari
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 buah dapur, dinding rumah dari batu bata
yang sudah dicor dengan semen yang dinding sudah di cat.
Mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan. Peralatan
yang ada dirumah Tn. J diantaranya : 1 set kursi tamu, lemari, kasur dan
termpat tidur serta peralatan rumah tangga. Terlihat keluarga
menggunakan TV dan tape sebagai media informasi dan untuk hiburan.

17
Untuk penyedia air bersih berasal dari PDAM. Keluarga mengatakan
sampah yang sudah dikumpul dan dibakar. Air pembuangan limbah di
buang ke got di depan rumah dan pembuangan dikamar mandi ke septik
tank .Kebersihan rumah lumayan bersih termasuk perkarangan rumah dan
di depan rumah juga terdapat bunga sebagai hiasan rumah Tn. J, Didepan
perkarangan rumah ada jalan dan diseberangnya adalah halaman rumah
tetangga dari Tn. J
Denah rumah :

Kamar Dapur Kamar


Anak Mandi

Ruang
Kamar Makan
Anak

Kamar Ruang
Utama Tamu

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Hubungan keluarga Tn.J dengan tetangga berjalan baik tipe komunitas
sifatnya heterogen namun dominan bersuku Betawi. Sebagian besar
komunitas RW adalah penduduk asli berprofesi sebagai wiraswasta akan
tatapi Tn.J adalah seorang karyawan swasta.
3. Mobilitas Geografis
Keluarga Tn.J tinggal di daerah ini sudah 30 tahun, sebelumnya Tn J tinggal
di jakarta. kemudian Tn J pindah ke tangerang selatan karena pekerjaan
sekarang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

18
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn.J berinteraksi yang lebih sering pada sore dan pagi hari dimana
anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan mereka
pada siang hari, Aktivitas yang dilakukan biasanya menonton TV.
Hubungan keluarga Tn.J dengan keluarga besar dari pihak Tn.J sendiri
ataupun pihak istri berjalan baik dan saling mengunjungi sedangkan dengan
masyarakat di lingkungan rumahnya, Ny. L cukup aktif dalam kegiatan
pengajian bulan dan sering berinteraksi dengan tetangga dekatnya
5. Sistem Pendukung Keluarga.
Tn.J mempunyai istri yang menyayanginya dan dua orang anak, walaupun
hanya tinggal berlima tapi Tn. J selau berusaha menjaga keharmonisan
dalam keluarganya.

3. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn J mempunyai pola komunikasi yang baik, terbuka dan dua arah
dengan menggunakan bahasa Indonesia,a5nggota keluarga mengutarakan
keinginan dan perasaannya dengan mendiskusikan dan memberikan umpan
balik yang tepat tidak ada pola komunikasi disfungsional yang ditemukan
dalam keluarga Tn J
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn J merupakan pemegang kendali rumah tangga yang berperan
sebagai kepala keluarga, proses pengambilan keputusan dengan cara
musyawarah antara Tn J, Ny. L dan anak mereka.
Tn J dan Ny. L mengendalikan pendapatan untuk digunakan sebagai
pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran wajib seperti tagihan listrik, air
dan biaya yang tidak terduga lainnya.

c. Struktur Peran
Tn J berperan sebagai bapak dan juga sebagai kepala keluarga dan bertindak
sebagai pencari nafkah. Ny.J berperan sebagai karyawan swasta dan ibu

19
rumah tangga yang ikut bertugas merawat anak mereka dan merawat orang
tua yang sudah lansia.Sedangkan anak pertama kadang ikut membantu
keluarga. Anak kedua membantu pekerjaan Ny. L.
.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.J menganggap nilai dan norma sesuai dengan yang ada di
masyarakat seperti jam tamu sampai jam 21.00 WIB.

4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Efektif
Tn. J dan Ny. L mengatakan sangat bahagia dengan perkawinan mereka,
jarang sekali ada pertengkaran dan apabila ada kesalah pahaman langsung
dibicarakan/ dimusyawarahkan bersama.
Tn. J dan Ny. J mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak – anak.
Tn.J sangat menyayangi istri dan anaknya.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.J dan Ny.L bertanggung jawab merawat dan membesarkan anaknya dan
juga memberi perhatian kepada lingkungan sekitar, keluarga mudah
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Praktik Diit Keluarga
Keluarga sering mengkonsumsi makanan pedas, jarang mengkonsumsi
sayur dan buah tiap hari .
2. Kebiasaan tidur keluarga
Kebiasaan tidur Ny.L sering tidur agak larut dan kadang terganggu apabila
asma kambuh. Tn. J dan Ny. SD tidur sekitar jam 10.00 malam, tapi anak-
anak ada yang tidur agak larut karena menonton TV.
3. Latihan fisik
Kegiatan Latihan fisik keluarga Tn. J jarang kecuali Ny. J yang kadang jalan
pagi dan melakukan aktivitas rumah tangga.

20
4. Kebiasaan Penggunaan obat – Obatan
Kebiasaan keluarga kalau sakit, Tn. J,Ny.L, Ny.SD dan anak- anak pergi
berobat ke puskesmas.
5. Peran Kelurga dalam pratik perawatan diri.
Ny. L mengatakan dadanya sesak, susah untuk bernapas, terutama bila Ny.
L kelelahan. Ny. L mengatakan susah tidur. Ny.L mengatakan jika serangan
sesak datang hanya minum obat asma yang di beli di warung. Keluarga Tn.J
mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya. Ny.L mengatakan
hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya ini, seperti jangan
terlalu lelah dan menjauhi faktor penyebab asma kembali.
6. Tingkatan preventif Dasar
Ny. L mengatakan hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya
ini, seperti jangan terlalu lelah dan kena dingin, tapi karena Ny. L juga
bekerja sebagai karyawan swasta kadang-kadang Ny. L merasa kelelahan di
tambah dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga menjadi
factor pemicu asma kambuh.Ny L biasanya kalau sudah kelelahan akan
melakukan istirahat dan jika asmanya kambuh akan minum obat yg di beli
di warung.
7. Praktik Keperawatn gigi
Keluarga Tn.J dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut melakukan sikat
gigi 2 kali sehari setelah bangun tidur dan waktu mandi di sore hari.
8. Pelayanan Perawatan Gawat darurat.
Ny. L mengatakan sejak kecil ia sudah menderita penyakit asma, Ny. L
masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja. Ny. L jarang
memeriksakan kesehatannya ke dokter tetapi hanya membeli obat di warung,
karena Ny. L merasa masih dapat mengatasi keadaan disaat serangan asma
itu kambuh, akan tetapi pada usia 15 tahun Ny. L pernah dirawat karena
penyakit asmanya,Ny. J juga mengatakan bahwa salah satu anggota
keluargan yaitu ayahnya juga menderita penyakit yang sama seperti Ny. L.

21
9. Sumber Pembiayaan
Keluarga Tn.J adalah keluarga peserta BPJS PBI, Kartu BPJS selalu di
gunakan bila anggota keluarga yang berobat ke puskesmas.

d. Fungsi Reproduksi
Ny. L sudah menopose sejak berusia 52 tahun, begitu pula orang tua Ny. SD
sudah menopose sejak usia 50 tahun.
e. Fungsi Ekonomi
Tn. J dan Ny.L dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga mampu
memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan lainnya seperti
peralatan rumah tangga yang lengkap serta transportasi.

5. Stres dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek:
Perubahan dalam kesehatan seperti Ny. L sering merasakan sesak pada
dadanya, susah untuk beristirahat dan untuk tidur di malam .
b. Stressor jangka panjang
Ny. L bingung bila asmanya kambuh dan mengganggu pekerjaan dan tidak
dapat merawat orang tuanya yang lansia.
c. Kemampuan Keluarga Berespons.
Terhadap stressor jangka pendek keluarga membawa Ny. L ke Puskesmas
apabila obat yang di beli diwarung tidak dapat mengatasi serangan asma.
Biasanya keluarga mendiskusikan masalah yang dihadapi anggota keluarga
lain.
d. Strategi Koping yang Digunakan.
Keluarga menggunakan sistem dukungan sosialnya dan keluarga besar jika
memanfaatkan pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Sedangkan jika
ada masalah keluarga berusaha mengkomunikasikan bersama.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mengatasinya agar tidak
menjadi berlanjut, keluarga selalu terbuka satu sama lain.

22
6. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada.
Harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada yaitu agar masalah tersebut
bisa diatasi tanpa gangguan kesehatan dan keluarga dapat melakukan aktivitas
sehari-hari.
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah
membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dan dapat
memberikan solusi yang tepat terhadap masalah kesehatan, dan jasa dengan
adanya kunjungan rumah tersebut keluarga berharap dapat menambah
pengetahuan mereka tentang kesehatan.

23
II. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn.J Ny.L Tn.A Nn. S Ny. SD


1. Keadaan Umum TB : 166 cm TB : 151 cm TB : 170 cm TB : 155 cm TB : 150 cm
BB : 62 kg BB : 52 kg BB : 58 kg BB : 64 kg BB : 45 kg
Lila: 26 cm Lila: 28 cm Lila: 28 cm Lila: 28 cm Lila: 27 cm

- Kepala Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi (-) Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-),
(-) (-) lesi (-)

- Rambut Ikal, tidak rontok Lurus, rontok sedikit Lurus, rontok Lurus, rontok Ikal, rontok
sedikit sedikit sedikit

- Mata Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva
anemis sklera tidak anemis sklera tidak anemis sklera anemis sklera tidak anemis
ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan tidak ikterik, tidak ikterik, sklera tidak
baik. baik. penglihatan baik. penglihatan baik. ikterik,
penglihatan
baik.

- Telinga Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran pendengaran pendengaran
baik. baik. baik.

- Hidung Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis Polip (-), sinusitis Polip (-),
lendir (-), penciuman lendir (-), penciuman (-), lendir (-), (-), lendir (-), sinusitis (-),
baik baik penciuman baik penciuman baik lendir (-),
penciuman
baik

24
- Mulut Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
tidak berbau, jumlah tidak berbau, jumlah nafas tidak nafas tidak nafas tidak
gigi lengkap tidak ada gigi lengkap tidak berbau, jumlah berbau, jumlah berbau, dan 2
sariawan. ada sariawan. gigi lengkap gigi lengkap gigi sudah
tidak ada tidak ada copot, tidak
sariawan. sariawan. ada sariawan.

- Kuku Kuku bersih pendek Kuku bersih pendek Kuku bersih Kuku bersih Kuku kurang
dan terawat dengan dan terawat dengan pendek dan pendek dan bersih dan
baik baik terawat dengan terawat dengan kurang terawat
baik baik dengan baik

- Kulit Bersih, turgor baik Bersih, turgor baik Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor
kulit teraba hangat kulit teraba hangat baik kulit teraba baik kulit teraba baik kulit
dan suhu 36,5oC dan suhu 36oC hangat dan suhu hangat dan suhu teraba hangat
36,4oC 36,7oC dan suhu 36oC

2 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran pembesaran
tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
3 Payudara/ Thorax Tidak ada benjolan Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada
berbentuk simetris benjolan, bentuk benjolan, bentuk benjolan, bentuk teraba
tidak ada lesi dan simetris tidak ada lesi simetris tidak ada simetris tidak ada benjolan,
lecet. dan lecet. lesi dan lecet. lesi dan lecet. bentuk simetris

25
4 Sistem pernafasan Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas mengi Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
frekuensi nafas 20 frekuensi 35x/mnt, vesikuler vesikuler veikuler,
kl/i, tidak ada wheezing +/+, frekuensi frekuensi frekuensi 18
wheezing dan ronchi takipnea 20x/mnt tidak 20x/mnt tidak x/mnt, tidak
ada wheezing dan ada wheezing dan ada wheezing
ronchi ronchi dan ronchi
5 Sistem TD: 150/90 mmHg, TD: 120/80 mmHg, TD: 120/80 TD: 120/80 TD: 130/90
kardiovaskular nadi: 90 x/mnt, atus nadi: 90 x/mnt, atus mmHg, nadi: 80 mmHg, nadi: 80 72 x/mnt, atus
cordis tidak terlihat cordis tidak terlihat, x/mnt, atus cordis x/mnt, atus cordis cordis tidak
irama jantung teratur. irama jantung teratur. tidak terlihat, tidak terlihat, terlihat, irama
irama jantung irama jantung jantung teratur
teratur. teratur.
6 Sistem Bising usus normal, Bising usus normal, Bising usus Bising usus Bising usus
gastrointestinal BAB 1 x sehari BAB 1 x sehari normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB 1
sehari sehari x sehari
7 Sistem Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
genitounaria BAK, frek 5 – 7 x/hari BAK, frek 5 – 7 keluhan BAK, keluhan BAK, keluhan BAK,
x/hari frek 5 – 7 x/hari frek 5 – 7 x/harifrek 5 – 7
x/hari
8 Sistem Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
muskuloskeletal ekstremitas baik, ekstremitas baik, dan ekstremitas dan ekstremitas dan
refleks patella (+), refleks patella (+), baik, refleks baik, refleks ekstremitas
edema (-), varises (-) edema (-), varises (-) patella (+), patella (+), baik, refleks
edema (-), varises edema (-), varises patella (+),
(-) (-) edema (-),
varises (-)

26
B. ANALISA DATA
No Data Penunjang Problem Etiologi
1 Ds:
- Menurut Ny. L mengatakan sering Pola nafas Ketidakmampuan
merasa sesak. tidak efektif keluarga dalam
- Ny. L mengatakan sering merasa merawat
gelisah. penyakit asma
- Ny. L mengatakan sering batuk bronchial
apabila asma kambuh khususnya
pada malam hari.
Do:
- Takipneau
- Pernafasan : 35kl/m
- TD Tn.M: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Mengi (+)

2 DS :
- Keluarga mengatakan tidak tahu/ Managemen Ketidakmampuan
tidak mengerti terlalu rinci dengan regimen keluarga dalam
penyakit pada Ny. L Baik itu terapeutik mengenal
mengenai pengertian, tanda gejala, tidak efektif masalah
etiologi maupun pencegahan dan kesehatan/ asma
perawatannya. bronchial.
- Tn. J mengatakan selalu bertanya
kepada petugas kesehatan tentang
penyakit yang di derita Ny. L
- Tn. J mengatakan khawatir terhadap
kesehatan Ny. M
-

27
DO :
- Keluarga tidak mampu menjelaskan
tentang penyakit asma bronchial
yang diderita Ny. L
- Tn.J dan Ny.L banyak bertanya
kepada perawat mengenai penyakit
asma.

28
C. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan I : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Anggota


keluarga yang sakit Asma ( 00099)

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika
Skala: ancaman 1 tidak ditangani akan
kesehatan mengganggu kesehatan dan
Aktual 3 aktivitas klien jadi diperlukan
Resiko 2 tindakan segera.
Potensial 1
2. Kemungkinan 2 2 ½ x 2 = 1 Informasi tentang asma kurang
masalah dapat banyak dan berbagai tindakan
diubah dapat dilakukan di rumah,
Skala: sebagian masalah tidak dapat di atasi
Mudah 2 dengan tuntas karena proses
Sebagian 1 menua yang memang tidak
Tidak dapat 0 dapat diubah.
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan
masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
Skala: cukup terjadinya masalah tapi asma
Tinggi 3 bisa sewaktu-waktu kambuh.
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Keluarga melihat bahwa
masalah. 1 permasalahan Ny. L harus
Skala: masalah diatasi karena bisa
berat harus mempengaruhi aktivitas Ny. L
segera sehari-hari.
ditangani

Segera 2
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0

TOTAL 3 1/3

29
Diagnosa Keperawatan :
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Dalam Keluarga Untuk Merawat Anggota
Keluarga Yang Sakit Asma (00078)

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Ny.L mengalami kekambuhan
ancaman kesehatan penyakit asma dan keluarga
Aktual kurang paham tentang penyakit
3
Resiko asma bronchial.
2
Potensial
1
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah kekambuhan,
2
Mudah kemauan Ny. L untuk menjaga
1
Sebagian pola istirahat dan menghindari
0
Tidak dapat pencetus terjadinya asma
bronchial.
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Ny. L mau hidup sehat dengan
dapat dicegah : menjaga pola istirahat dan bisa
cukup. menghindari pencetus
Tinggi 3 kambuhnya asma bronchial.
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa penyakit
masalah : berat, asma bronchial yang dialami
harus segera di Ny. L bisa menimbulkan
tangani. komplikasi dan mengganggu
Segera 2 pekerjaan bila tidak ditangani
Tidak perlu 1 segera.
Tidak dirasakan 0
TOTAL 4 1/3

30
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Keluarga mampu Setelah dilakukan intervensi
Pemeliharaan mengenal klien selama 2 x 45 menit (Keluarga dapat menyebutkan a. Kaji pengetahuan keluarga
Kesehatan Anggota masalah: diharapkan keluarga mampu: pengertian asma bronkhial dengan tentang pengertian
Keluarga Yang Pengetahuan 1. Mengenal masalah bahasanya sendiri atau dengan asma bronkhial
Sakit Asma tentang proses Asma Bronkhial bantuan leaflet) b. Beri reinforcement positif
Penyakit a. Menyebutkan Asma Bronkhial adalah suatu atas jawaban keluarga.
pengertian asma keadaan klinis yang ditandai c. Diskusikan pengertian
bronkhial dengan episode yang berulang asma broonkhial
penyempitan bronkus yang dengan keluarga.
b. Menyebutkan reversible, biasanya diantar d. Beri kesempatan keluarga
penyebab asma aepisode terdapat periode untuk bertanya.
bronkhial. pernafasan yang lebih normal. e. Minta keluarga
menyebutkan kembali.
c. Menyebutkan tanda (Keluarga dapat menyebutkan 4 f. Jawab pertanyaan keluarga.
dan gejala asma dari 6 faktor pencetus dari
penyakit asma bronkhial dengan
d. Mengidentifikasi bahasa sendiri atau dengan
tanda dan gejala asma bantuan minimal dan leaflet)
bronkhial yang 1. zat-zat alergen.
dialami anggota 2. iritan.
keluarga. 3. perubahan cuaca yang
ekstrim
4. kegiatan yang berlebihan.
5. lingkungna kerja
6. obat-obatan
7. stress emosional.

31
Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Keperawatan
2 Ketidakefektifan Keluarga mampu Setelah dilakukan intervensi a. Kaji pengetahuan keluarga
manajemen mengenal masalah keperawatan selama 1 x 45 (Keluarga mampu menyebutkan 4 tentang penyebab asma
kesehatan dalam kesehatan asma menit diharapkan keluarga dari 6 tanda dan gejala asma bronkhial.
keluarga untuk bronkhiale mampu: bronkhial dengan bahasa sendiri,
merawat anggota 1. Mengambil keputusan yang dengan bantuan minimal atau b. Beri reinforcement positif
keluarga yang sakit tepat untuk merawat anggota leaflet): atas jawaban keluarga.
Asma keluarga dengan masalah Pada waktu serangan:
asma bronkhial. 1. mengi berulang c. Diskusikan penyebab asma
2. sesak nafas bronkhial dengan keluarga.
2. Menyebutkan akibat lanjut 3. rasa dada tertekan
dari asma bronkhial. 4. gelisah d. Motivasi keluarga untuk
5. batuk khususnya pada mengulang kembali.
3.Memutuskan untuk malam hari
merawat anggota keluarga 6. nafas cepat cepat dan e. Beri reinforcement positif
dengan masalah asma dangkal atas keberhasilan keluarga.
bronkhial 7. nafas cuping hidung
8. usaha nafas meningkat.

32
E. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA

TUJUAN HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI


Keluarga mengenal asma Senin/26-jan- 1. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
2019 tentang asma - Keluarga mengatakan bahwa asma adalah
2. Menjelaskan pengertian asma. penyempiyan jalan nafas.
o Asma adalah Bronkus (jalan - Keluarga mengatakan bahwa penyebab asma
nafas )yang normal yang o Bawaan dari lahir
revelsibel. Biasanya diantara - Keluarga mengatakan tanda dan gejala asma
periode terdapat periode Sesak nafas, Nafas cepat dan dangkal
pernafasan yang asma suatu O :
keadaan klinis yang di tandai - Keluarga menyebutkan pengertian dan
dengan episode berulang, penyebab asma secara sederhana
3. Meminta keluarga untuk - Keluaraga mengidentifikasi penyebab asma
mengulang pengertian asma - Keluarga menyebutkan tanda dan gejala asma
4. Mendiskusikan penyebab asma. yang ada pada keluarga
o Zat-zat elergen A:
o iritan - keluaraga dapat mengenal gejala asma
o perubahan udara yang ektrim P :
o kegiatan yang berlebihan - Intervensi dilanjudkan ke tupen ke 2 yaitu :
o obat obatan memutuskan tindakan yang tepat dalam
o kegiatan yang berlebihan mengatasi gejala asma
5. Meminta keluarga menyebutkan
penyebab asma, mengidentifikasi
apakah penyebab asma yang
diderita oleh keluarga .
6. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang gejala asma
o Nafas sesak
o gelisah

33
o batuk khususnya pada malam
hari
o nafas cepat dan dangkal
o peningkatan usaha nafas
7. Memberikan penjelasan kepada
keluarga tentang asma
o Adanya rasa nyeri pada kaki
o Pembengkakan pada kaki
o Keadaan mudah lelah dan
letih
o Rasa kaku pada malam/pagi
hari
8. Meminta keluarga menjelaskan
kembali tanda dan gejala asma

34

Anda mungkin juga menyukai