ASMA
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
NIM. 202203098
MOJOKERTO
2022/2023
A. Definisi
sehingga menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari. Asma merupakan suatu penyakit
inflamasi kronik pada saluran napas yang ditandai dengan adanya rasa sesak di dada
yang berulang, batuk, mengi yang merupakan akibat dari penyumbatan saluran
diantaranya kurang tidur, merasa lelah saat melakukan kegiatan yang nantinya berimbas
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma :
penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu
b. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
c. Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk
d. Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul
harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang
bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
f. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita asma akan
mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh 14 raga yang berat.
Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena
C. Patofisiologi
Patofisiologi asma adanya debu, asap rokok, bulu binatang, hawa dingin
terpapar pada penderita dan benda-benda tersebut setelah terpapar ternyata tidak
dikenali oleh sistem di dalam tubuh penderita sehingga dianggap sebagai benda asing
yang masuk (antigen). Obstruksi saluran nafas pada asma merupakan kombinasi spasme
otot bronkus ,sumbatan mucus, edema dan inflamasi dinding. Gangguan yang berupa
obstruksi saluran nafas yang berupa obstruksi saluran napas bisa dinilai dengan VEP1
(volume ekspirasi pakasa detik pertama) ,penyempitan saluran nafas dapat terjadi baik
pada saluran nafas yang besar, maupun sedang. Gejala mengi menandakan adanya
penyempitan sauran nafas besar sedangkan pada saluan nafas kecil gejala batuk dan
sesak. Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar masuk saat inspirasi
sehingga menurunkan oksigen yang dalam darah. Kondisi ini berakibat pada penurunan
oksigen jaringan sehingga penderita terlihat pucat dan lemah. Pembengkakan mukosa
bronkus juga akan meningkatkan sekresi 24 mukus dan meningkatkan pergerakan silia
2010).
D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala asma yang biasa sering muncul adalah mengi, peningkatan
Hyperventilation merupakan suatu kondisi dimana CO2 dalam darah dan alveoli
menghindari kehilangan CO secara berlebih. Selain itu penebalan dinding jalan nafas
karena remodelling jalan nafas meningkat dengan tajam dan berkontribusi terhadap
obstruksi aliran udara. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyempian bronkus
F. Pemeriksaan Penunjang
Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil
Alat yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak flow meter, caranya anak
disuruh meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya menarik napas dalam
b. Foto toraks
Foto toraks dilakukan terutama pada anak yang baru berkunjung pertama kali di
poliklinik, untuk menyingkirkan kemungkinan ada penyakit lain. Pada pasien asma
yang telah kronik akan terlihat jelas adanya kelainan berupa hiperinflasi dan
atelektasis.
c. Pemeriksaan darah hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret
hidung. Bila tidak eosinofilia kemungkinan bukan asma. Selain itu juga, dilakukan
G. Penatalaksanaan
a. Tatalaksana Asma Jangka Panjang adalah edukasi, obat Asma (pengontrol dan
pelega), dan menjaga kebugaran (senam asma). Obat pelega diberikan pada saat
b. Tatalaksana Asma Akut pada Anak dan Dewasa Tujuan tatalaksana serangan Asma
akut:
Menurut Wijaya dan Putri (2014) pengkajian yang digunakan pada pasien dengan
asma yaitu :
1. Pengkajian
a) Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah, pucat tidak
ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas.
6) Ativitas / istirahat
bernafas.
8) Integritas ego terdiri dari peningkatan faktor resiko dan perubahan pola hidup
untuk makan
10) Pernafasan
bunyi nafas.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien asma menurut SDKI (2017)
3. Rencanaan Keperawatan
Tanggal Pengkajian :
Ruang :
I. PENGKAJIAN :
1. IDENTITAS PASIEN
Nama anak :
Jenis Kelamin :
Tanggal lahir/Umur :
Anak ke :
Nama Ayah/Ibu :
Alamat :
Diagnosa Medis :
Sumber Informasi :
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1) Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan utama :
5) Status Gizi :
3. PEMERIKSAAN FISIK (difokuskan pada bagian tertentu yang relevan)
N
ITEM YANG DIAMATI
O
1 KEADAAN UMUM
2 KESADARAN
3 TANDA-TANDA VITAL
4 INTEGUMENT/ KULIT Inspeksi
palpasi
5 KEPALA inspeksi
palpasi
6 WAJAH inspeksi
palpasi
7 MATA inspeksi
reflek kornea
reflek pupil terhadap cahaya
8 HIDUNG inspeksi
palpasi
9 MULUT inspeksi
10 TELINGA Inspeksi :
Palpasi :
11 LEHER inspeksi :
palpasi :
12 DADA / THORAK PARU-PARU
inspeksi :
palpasi :
perkusi :
auskultasi :
JANTUNG
inspeksi :
palpasi :
perkusi :
auskultasi :
PAYUDARA
inspeksi :
palpasi :
13 ABDOMEN inspeksi :
auskultasi :
perkusi
palpasi
14 EKSTRIMITAS atas
bawah
15 GENETALIA
16 ANUS
17 Reflek
Data Penunjang
a. Pemeriksaan Penunjang
b. Therapy
II. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
VI. RENCANA KEPERAWATAN
VII.PELAKSANAAN
TGL/JAM IMPLEMEMTASI EVALUASI TTD