Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONCHIAL

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing : Drs. I Wayan Mustika,S.Kep.,Ns.,M.Kes

OLEH :

PUTU AYU ERIKA PRAMESWARI CAHYANI DEWI

P07120219042

SEMESTER V / 3A S. Tr. KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2021
Konsep Dasar Penyakit
A. Definisi
Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular dan sering
terjadi serangan berulang (World Health Organization, 2017). Asma menjadi salah
satu masalah kesehatan global yang serius dan perlu ditangani. Insiden penderita asma
dari negara-negara yang mengalami gangguan asma sehingga jika tidak terkendali
dapat meningkatkan angka morbiditas, gejala yang ditimbulkan akan semakin parah
serta mengganggu kegiatan sehari-hari dan dapat berakibat fatal. Asma menjadi beban
bagi penderitanya, tidak hanya dalam hal perawatan kesehatan tetapi penderita juga
mengalami produktivitas kerja dan fungsi keluarga (Hassan, Riad, & Ahmed, 2013).
Asma merupakan proses inflamasi kronik saluran pernapasan menjadi
hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema, dan
hipersekresi kelenjar (Nelson, 2013).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan.
(Amin & Hardi, 2016).
Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak
maupun dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Asma adalah penyakit
inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai dengan adanya mengi,
batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul terutama pada malam atau
menjelang pagi akibat penyumbatan saluran pernapasan (Infodatin, 2017).
Asma bronkial adalah penyakit inflamasi atau peradangan yang terjadi pada
saluran pernapasan yang melibatkan berbagai macam sel. Asma bronkhial merupakan
gangguan imflamasi kronik pada saluran napas yang melibatkan banyak sel-sel
imflamasi seperti eosinophil, sel mast, leukotrin. Inflamasi kronik ini berhubungan
dengan hiperresponsif jalan napas (PDPI, 2013 & Andayani, 2014).
Asma bronkial adalah gangguan inflamasi kronis di jalan napas. Dasar
penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Gejala asma
adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama dimalam hari atau
menjelang pagi, dan dada terasa tertekan (RISKESDAS, 2013).

B. Penyebab
Secara umum yang dapat menimbulkan asma bronchial yaitu adanya factor
presdiposisi (penyebab) dan presiptasinya (pencetus), antara lain :
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini,penderita sangat mudah terkena penyakit Asma
Bronkhial jika terpapar dengan faktor presipitasi. Selain itu hipersensitivitas
saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
b. Infeksi
Dapat juga terjadinya asma bronchial diakibatkan oleh terinfeksinya saluran
napas oleh virus (mis., respiratory syncytial virus (RSV) dan virus para
influenza), bakteri (mis., pertusis dan streptokokus), jamur (mis., Aspergillus),
dan parasit (mis., askaris).
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
o Inhalan : yang masuk melalui saluran pernapasan
Contoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur,bakteri dan
polusi.
o Ingestan : yang masuk melalui mulut
Contoh : makanan dan obat-obatan
o Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit
Contoh : perhiasan, logam dan jam tangan
b. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma
bronchial. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan Asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan
musim, seperti musim hujan, musim kemarau.
3. Stress
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
C. Pohon masalah

Infeksi Merokok Polusi Alergi Genetik

Masuk ke saluran pernapasan

Reaksi inflamasi

Penyempitan Produksi sputum


saluran pernapasan meningkat

Batuk

Suplai oksigen
berkurang

Sesak napas

Ketidakmampuan Kurang pengetahuan

memelihara lingkungan mengenai penyakit

sekitar Asma
D. Klasifikasi
ada 2 penggolongan besar asma bronkial, yaitu asma bronkial yang berkaitan
dengan penderita yang mempunyai riwayat pribadi atau riwayat keluarga dengan
kelainan atopic dan asma bronkial pada penderita yang tidak ada kaitannya dengan
diatesis atopic. Atopi adalah suatu keadaan respon seseorang yang tinggi terhadap
protein asing yang sering bermanifestasi berupa tintis alergika, urtikaria, atau
dermatitis. Asma yang berkaitan dengan atopi digolongkan sebagai asma ekstrinsik
atau asma alergik, sedangkan yang tidak berkaitan dengan atopi digolongkan sebagai
asma intrinsic atau asma idiosinkratik.

Asma ekstrinsik / Asma intrinsic /


Perbedaan
alergik idiosinkratik

Mulai terjadi Saat kanak – kanak Saat dewasa

Kadar IgE serum Meningkat Normal

Mekanisme terjadi Mekanisme imun Non imun

E. Gejala Klinis
Menurut Koes Irianto (2015) tanda dan gejala penyakit asma bronkial diantaranya :
1. Pernapasan berbunyi (wheezing /mengi /bengek) terutama saat mengeluarkan
napas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernapasan yang
berbunyi, dan tidak semua orang yang napasnya terdengar suara wheezing
adalah penderita asma bronchial.
2. Adanya sesak napas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
3. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
4. Adanya keluhan penderita merasakan dada sempit.
5. Serangan asma bronkhial hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitan dalam mengatur pernapasan.
6. Selama serangan asma bronkhial, rasa kecemasan berlebihan dari penderita
dapat memperburuk keadaannya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan penderita
juga akan mengeluarkan banyak keringat.
F. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik pada penderita Asma Bronkial menurut Wahid &
Suprapto (2013) yaitu :
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan untuk melihat adanya :
a) Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinopil.
b) Spiral curshman, yakni merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
c) Creola yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d) Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2) Pemeriksaan darah
a) Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi
hipoksemia, hipercapnia atau sianosis.
b) Kadang pada darah terdapat peningkatan SGOT dan LDH
c) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang di atas 15.000/mm3 yang
menandakan adanya infeksi
d) Pemeriksaan alergi menunjukkan peningkatan Ig.E pada waktu
serangan dan menurun pada saat bebas serangan asma

G. Penatalaksanaan medis
Menurut (Rosdahl & Kowalski, 2017) Penatalaksanaan medis pada penderita
asma bronkial yaitu :
1. Pengobatan farmakologi
1) Antikolinergik
Bronkodilator ini bekerja pada sistem saraf untuk mengendalikan ukuran
jalan napas :
a) Atropin metilnitrat
b) Ipratropium bromida (Atrovent)
2) Agonis Beta
Obat ini mendilatasi jalan napas bronkhial dengan bekerja pada sistem
saraf yang mengendalikan jaringan otot di sekitar jalan napas:
a) Albuterol (Asmavent,Proventil,Vention,Volmax)
b) Epineprin(Adrenalin,Asthmanefrin,Epifrin,Micronefrin,Sus
Phrine)
c) Metaproterenol sulfat (Alupent)
d) Pirbuterol asetat (Maxair Inhiler)
e) Terbutalin sulfat (Brethine,Bricanyl)
3) Kortikosteroid
Obat ini bekerja sebagai ageris anti-inflamasi:
a) Beklometason ( Vanceril,Beclovent,Beconase)
b) Budesonid (Pulmicort,Rhinocort)
c) Flunisolid (Aerobid,Nasalide)
d) Flutikason propionate(Flovent,Flonase)
e) Metilprednison (Medrol)
f) Nedokromil (Tilade)
g) Prednison (Meticorten,Orasone,Deltasone)
h) Triamsinolon (azmacort).
4) Metilsantin
Bronkodilator ini merelaksasi otot polos bronkial:
a) Aminofilin/teofilin etilenediamin (Truphylline)
b) Teofilin(Theo-Dur,Theovent,Sio-Phyllin,UniDur,Uniphyl)
5) Penstabil Sel Mast
Agens ini menghambat pelepasan histamin yang dipicu oleh alergen dan
zat anafilaksis lepas lambat (leukotrien) dari sel mast: Natrium Kromalin
(Intal,NasalCrom).
2. Pengobatan Non farmakologi
Menurut (Wahid & Suprapto, 2013) yaitu :
1) Memberikan penyuluhan
2) Menghindari faktor pencetus
3) Pemberian carian
4) Fisioterapi napas (senam napas)
5) Pemberian oksigen bila perlu
H. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul pada asma bronchial antara lain :

1. Atelektasis

2. Emfisema dengan hiperinflasi kronis

3. Pneumothoraks

4. Gagal pernafasan yang memerlukan bantuan mekanis

5. Bronkhitis

6. Aspergilosis bronkopulmoner alergik

7. Fraktur iga

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian keperawatan
a) Melaksanakan pengkajian asuhan keperawatan keluarga : ( door to door / KK )
- Melakukan pengkajian dengan teori Friedman
- Melakukan pengkajian tahap I meliputi :
 Data umum
Data umum ini meliputi nama kepala keluarga, alamat keluarga, telepon
yang bisa dihubungi dalam keluarga, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan
terakhir dari kepala keluarga, umur kepala keluarga, serta komposisi anggota
keluarga dalam kartu keluarga. Dijelaskan juga mengenai genogram, tipe
keluarga yang bagaimana, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga,
serta aktivitas rekreasi keluarga.
 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Dalam pengkajian ini meliputi tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti (Riwayat
terbentuknya keluarga inti, penyakit yg diderita keluarga orang tua ) serta
riwayat keluarga sebelumnya ( riwayat penyakit keturunan, kebiasaan ).
 Pengkajian lingkungan
Dalam pengkajian lingkungan kaji bagaimana karakteristik rumah (Ukuran,
kondisi dalam dan luar rumah, ventilasi, kebersihan, sampah, SPAL, air bersih,
denah rumah), karakteristik tetangga dan komunitas RW (Apakah ingin tinggal
dengan 1 suku saja, berdekatan?), mobilitas geografis keluarga (Keluarga
sering pindah? Apakah menyebabkan stress?), perkumpulan keluarga dan
interaksi dengan masyarakat (Bisa digambarkan dalam ecomap), serta sistem
pendukung keluarga (Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga
mengalami masalah).
 Struktur keluarga
Dalam struktur keluarga kaji bagaimana komunikasi keluarga tersebut (Cara
dan jenis komunikasi yg dilakukan keluarga.), struktur kekuatan keluarga
(Respon keluarga bila ada anggota keluarga mengalami masalah, power yg
digunakan keluarga), struktur peran (Peran seluruh anggota keluarga) serta
nilai norma dalam keluarga
 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga terdapat tiga hal meliputi fungsi afektif (Bagaimana cara
mengekspresikan kasih sayang?), fungsi sosialisasi (Bagaimanakah
memperkenalkan anak dengan dunia luar?) serta fungsi perawatan kesehatan
(Semua anggota keluarga. Bukan hanya kalau sakit diapakan, tetapi bagaimana
prevensi/ promosi? Bila ditemui data maladaptaif, langsung lakukan penjajagan
tahap II (berdasar 5 tugas keluarga)).
 Stress dan koping keluarga
- Stressor jangka pendek (6 bln) dan panjang (>6 bln) serta kekuatan keluarga
- Respon terhadap stress
- Strategi koping yg digunakan
- Strategi adaptasi yg disfungsional, meliputi: Adakah cara keluarga mengatasi
msl sec maladaptif.
 Pemeriksaan fisik ( head to toe )
Dalam pemeriksaan fisik cantumkan tanggal pemeriksaan fisik dilakukan,
aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut kepala, mata mulut THT,
leher, thorak, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, sistem genitalia,
pemeriksaan dilakukan pada seluruh keluarga, cantumkan juga kesimpulan dari
hasil pemeriksaan fisik
 Harapan keluarga
Dalam harapan keluarga berisi tentang bagaimana harapan keluarga tersebut
kedepannya, mengungkapkan segala keinginan keluarga serta menjadikan
motivasi apa yang telah terjadi.
- Melakukan pengkajian tahap II merupakan pengumpulan data yang berkaitan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan,
sehingga dapat ditegakkan diagnosis keperawatan keluarga yang meliputi :
 Mengkaji kemampuan keluarga mengenal masalah
Persepsi terhadap keparahan penyakit meliputi pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah
Contoh:
Ibu marah-marah (merupakan tanda atau gejala) cari penyebab. Mungkin harga
diri rendah, hamil dan sebagainya.
 Mengkaji kemampuan keluarga mengambil keputusan
- Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.
- Masalah dirasakan keluarga
- Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami.
- Takut akan akibat?
- Sikap negatif terhadap masalah kesehatan ?
- Fasilitas kesehatan terjangkau.
- Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
- Informasi yang salah?
 Mengkaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
- Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit?
- Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
- Sumber - sumber yang ada dalam keluarga
- Sikap keluarga terhadap yang sakit
 Mengkaji kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
- Keuntungan dan manfaat
- Pemeliharaan lingkungan
- Pentingnya hygiene sanitasi
- Upaya pencegahan penyakit
- Kekompakan anggota keluarga
 Mengkaji kemampuan keluarga dalam pemanfaatan sarana pelayanan
kesehatan
- Keberadaan fasilitas kesehatan
- Keuntungan yang didapat
- Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
- Pengalaman kurang baik
- Pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga
b) Melakukan analisa data
- Menentukan data objektif dalam asuhan keperawatan
- Menentukan data subjektif dalam asuhan keperawatan

II. Diagnosa keperawatan


1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan mengenai masalah kesehatan,sifat dan falsafat hidup,
takut akan masalah yang diketahui
2. Ketidakmampuan memelihara lingkungan sekitar berhubungan dengan kurang
dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara kebersihan lingkungan
sekitar, sumber keluarga yang tidak mencukupi, sikap dan pandangan hidup,
kurangnya kekompakan keluarga dalam melaksankaan hal yang mendukung.
III. Rencana keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
Evaluasi

1. Ketidaksanggupan Setelah dilakukan Respon 1. mampu 1. Kaji


mengenal masalah asuhan keperawatan verbal menjelaskan pengetahuan
keluarga
kesehatan selama 1 x 20 menit pengertian dari
mengenai
berhubungan dalam 1 x pertemuan asma pengertian dari
dengan kurangnya diharapkan tingkat 2. mampu asma,
penyebab dari
pengetahuan pengetahuan menjelaskan
asma, dan
mengenai masalah keluarga meningkat penyebab dari tanda gejala
kesehatan,sifat dan asma dari asma
2. Degarkan
falsafat hidup, 3. mampu
keluhan
takut akan TUPEN 1 menjelaskan keluarga
masalah yang Keluarga mampu tanda dan gejala ,mengenai
dari asma masalah yang
mengenal masalah
dialami
diketahui kesehatan anggota sebelumnya
keluarga maupun
sekarang
3. Berikan
kesempatan
keluarga untuk
bertanya dan
berpendapat

4. mampu 4. Jelasakan
TUPEN 2
Psikomotor mengenai
melakukan
Keluarga mampu teknik
perawatan pada
melakukan relaksasi
anggota keluarga pernafasan,me
perawatan pada
yang sakit ngobservasi
anggota keluarga pernafasan ,
5. mengambil
yang sakit batuk efektif
keputusan untuk
5. Membina
mengambil hubungan
tindakan yang saling percaya
antar keluarga
tepat
6. Memotivasi
6. menjelaskan keluarga agar
akibat yang dapat
megatasi asma
terjadi jika asma
7. Berikan
tidak diatasi kesempatan
keluarga untuk
bertanya dan
berpendapat

TUPEN 3
Psikomotor 7. mengenal 8. Mendiskusika
Keluarga mampu fasilitas n adanya
kesehatan fasilitas
memanfaatkan
kesehatan
fasilitas kesehatan masyarakat masyarakat
dengan baik apabila sekitar yang bisa
ada anggota 8. msmpu dimanfaatkan
keluarga
keluarga yang melakukan
9. Memotivasi
mengalami tanda pemeriksaan rutin keluarga agar
dan gejala asma ke pelayanan selalu
melakukan
kesehatan
pemeriksaan
terdekat jika rutin apabila
terjadi tanda terjadi tanda
gejala masalah
gejala asma
kesehatan

9. mampu
mengkonsultasika
n masalah
kesehatan yang
dialami kepada
pelayanan
kesehatan
masyarakat
2. Ketidakmampuan Setelah dilakukan Respon 1. Mampu 1. Mengksji
memelihara asuhan keperawatan verbal menjelaskan keluarga
lingkungan yang
lingkungan sekitar selama 1 x 20 menit mengenai
sehat dan tidak
berhubungan dalam 1 x pertemuan sehat pemahamana
dengan kurang diharapkan mampu 2. Mampu lingkungan
menjelasakan
dapat melihat memelihara sehat dan tidak
lingkungan yang
keuntungan dan lingkungan sekitar tidak baik untuk sehat ,
manfaat meningkat anggota lingkungan
keluarga yang
memelihara yang tidak
memilki asma
kebersihan 3. Mengenal baik bagi
lingkungan TUPEN 1 masalha anggota
sekitar, sumber Keluarga kesehatan yang keluarga yang
mampu
mungkin terjadi
keluarga yang mengenal jika lingkungan memilki asma
tidak mencukupi, lingkungan yang tidak sehat 2. Berikan
sikap dan sehat dan yang tidak kesempatan
pandangan hidup, sehat keluarga untuk
kurangnya bertanya dan
kekompakan berpendapat
keluarga dalam
melaksankaan hal
yang mendukung.
3. Memotivasi
keluarga agar
bisa
menciptakan
dan juga
TUPEN 2 mempertahank
psikomotor 4. Mampu
merawat an lingkungan
Keluarga mampu
lingkungan yang sehat dan
mewujudkan
sekitar agar bersih
lingkungan yang sehat dan bersih
disekitar
sehat 5. Mampu
mempertahanka 4. Memberikan
n suasana rumah respon positif
yang sehat dan
jika keluarga
bersih
6. Mendiskusikan mampu
dengan keluarga mewujudkan
dalam
lingkungan
menciptakan
lingkungan yang yang sehat
sehat dan bersih
7. Mengambil
keputusan untuk
tindakan yang
akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Abenita, Anugraeni. 2019. Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Karya Tulis


Ilmiah. Kupang. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

Astuti, Rita, dkk. 2018. Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya


PencegahanKekambuhan Asma Bronkhial. Idea Nursing Journal. Vol. IX No. 1 2018: 10

Fadzilla, Wahyudi. 2018. Hubungan Keteraturan Penggunaan Inhaler Terhadap


Hasil Asthma Control Test (Act) Pada Penderita Asma. JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-
Desember) 2018: 831

Nuari, Anwar, dkk. 2018. Penatalaksanaan Asma Bronkial Eksaserbasi pada


Pasien Perempuan Usia 46 Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di
KecamatanGedong Tataan. Majority Vol. 7 No. 3 Desember 2013: 144

PPNI, Tim Pokja DPP. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta :


DPP PPNI

PPNI, Tim Pokja DPP. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta :


DPP PPNI

PPNI, Tim Pokja DPP. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI
Tabanan, 4 Oktober 2021

Nama pembimbing / CT Nama Mahasiswa

Drs. I Wayan Mustika,S.Kep.,Ns.,M.Kes Putu Ayu Erika Prameswari Cahyani Dewi

Nip. 196508111988031002 Nim. P07120219042

Anda mungkin juga menyukai