Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROMOSI KESEHATAN

HIV & AIDS

Oleh:

Nama : Ni Made Puriasih

NIM : P07120219013

Kelas/Prodi : 2A/S.Tr Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. Latar Belakang
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin
banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah,
sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera
ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome).
AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini,
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Saat ini
transmisi penyakit AIDS sangatlah mudah, terutama lewat jarum suntik
yang tidak steril, hubungan seksual, dan darah. Remaja saat ini
mempunyai risiko tinggi terinfeksi penyakit AIDS dikarenakan
penyebaran narkoba suntik di kalangan remaja sangatlah tinggi. Selain
itu, penularan lewat hubungan seksual dan transfusi darah pada
remaja sangatlah tinggi. Maka dari itu, diperlukan penyuluhan
kepada remaja untuk meningkatkan pengetahuan mereka akan bahaya
penyakit.
Salah satu penyebab HIV/AIDS adalah seks bebas, karena
memang penyebaran virus ini paling efektif melalui kontak hubungan
kelamin, meskipun ada penyebab lainnya tetapi lewat seks bebaslah
yang paling efektif dalam penyebaran virus tersebut. AIDS dapat
mengakibatkan sepenuhnya pada kematian oleh penderitanya. Penderita
HIV/AIDS akibat seks bebas terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data kementrian kesehatan pada akhir juni 2010 terdapat
21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan presentase
pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun
sebanyak 30,9 persen. Sebagai praktisi kesehatan khususnya sebagai
bidan yang juga bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi
remaja, maka seharusnya kita ikut menekan angka sex bebas pada
remaja. Melalui penyuluhan-penyuluhan yang ditujukan kepada remaja,
diharapkan mereka dapat semakin mengerti dan memahami bahwa free
sex hanya akan membawa akibat negative bagi diri mereka sendiri.
Dengan demikian diharapkan angka penularan penyakit HIV/AIDS
akan mengalami penurunan yang signifikan.

II. Tujuan Penyuluhan


a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta dapat
memahami HIV & AIDS.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian hiv/aids.
2. Menguraikan penyebab hiv/aids.
3. Menyebutkan gejala hiv/aids.
4. Menjelaskan bagaimana penularan hiv/aids.
5. Menjelaskan cara pencegahan hiv/aids.
III. Materi
Tersedia pada lampiran 1
IV. Metoda Penyuluhan
Metoda yang digunakan pada penyuluhan ini yaitu:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
V. Bahan, Alat, dan Media
a. Bahan : Materi SAP HIV AIDS
b. Alat : Laptop
c. Media : Leaflet dan SAP
VI. Sumber
Ardhiyanti, Yulrina. dkk. 2015. HIV / AIDS. Yogyakarta. Deepublish. Tersedia
pada
https://books.google.co.id/books?id=0bSnDwAAQBAJ&dq=pengertian
+hiv+aids&hl=id&source=gbs_navlinks_s diakses pada tanggal 25
Oktober 2020
Chadvenaa. 2014. Satuan Acara Penyuluhan HIV AIDS. Tersedia pada
https://id.scribd.com/doc/210793267/Satuan-Acara-Penyuluhan-Hiv-
Aids diakses pada 25 Oktober 2020
Damayanti, A. 2019. HIV / AIDS. Tersedia pada
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2238/3/BAB%20II.pdf diakses pada
tanggal 25 Oktober 2020
SB, Veronica. 2019. Satuan Acara Penyuluhan. Tersedia pada
https://www.academia.edu/38492705/SAP_HIV_AIDS_docx diakses
pada tanggal 25 oktober 2020
Zulhilmi, Emier. 2014. SAP HIV. Tersedia pada
https://id.scribd.com/doc/239610442/SAP-HIV diakses pada tanggal 25
Oktober 2020
VII. Sasaran
Sasaran penyuluhan ini adalah kalangan remaja SMP.
VIII. Waktu dan Tempat Penyuluhan
a. Hari/Tanggal : Rabu, 4 November 2020
b. Waktu : 10.00 – 10.45 Wita
c. Tempat : Rumah masing-masing sasaran penyuluhan
IX. Rencana Evaluasi
a. Struktural :
1. Kesiapan peserta penyuluhan
2. Kesiapan tempat pelaksanaan
3. Kesiapan penyaji
4. Kesiapan materi penyaji
5. Kesiapan media
b. Proses :
1. Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan (individu)
2. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
3. Peserta memperhatikan materi yang disampaikan
c. Hasil :
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
2. 85% target sasaran bisa menjawab pertanyaan yang diberikan
3. 85% sasaran dapat menyebutkan pengertian dari HIV & AIDS
4. 85% sasaran dapat menjelasakan penyebab HIV & AIDS
5. 85% sasaran dapat menguraikan tanda dan gejala HIV & AIDS
6. 85% sasaran dapat menjelaskan cara penularan HIV & AIDS
7. 85% sasaran dapat menjelaskan pencegahan HIV & AIDS

X. Kegiatan Penyuluhan

No Langkah Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran


1. Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan salam
diri 2. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
maksud dan tujuan 3. Mendengarkan
penyuluhan 4. Mencatat
4. Kontrak waktu 5. Memperhatikan
5. Apersepsi
2. Penyajian 20 Menjelaskan tentang : 1. Mendengarkan
menit 1. Menjelaskan dengan seksama
pengertian hiv/aids. 2. Mencatat
2. Menguraikan 3. Mengikuti
penyebab hiv/aids. instruksi
3. Menyebutkan gejala 4. Memperhatikan
hiv/aids.
4. Menjelaskan
bagaimana
penularan hiv/aids.
5. Menjelaskan cara
pencegahan
hiv/aids.

3. Evaluasi 10 1. Tanya jawab 1. Partisipasi aktif


menit 2. Menyampaikan 2. Mendengarkan
simpulan 3. Memperhatikan
4. Penutup 5 menit 1. Meminta/memberi 1. Memberikan
kesan dan pesan kesan dan pesan
2. Memberi salam 2. Menjawab
salam

Denpasar, 2 November 2020

Mengetahui Penyuluh

I Ketut Gama, SKM., M. Kes. Ni Made Puriasih


NIP : 196202221983091001 NIM : P07120219013
LAMPIRAN I

MATERI PENYULUHAN HIV & AIDS

1. Pengertian HIV & AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia
mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti
kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem
pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis
penyakit lain. Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan. Immune :
sistem kekebalan tubuh. Deficiency : kekurangan. Syndrome : kumpulan
gejala-gejala penyakit.

Sedangkan di dalam kamus kedokteran Dorlan (2002), menyebutkan


bahwa AIDS adalah suatu penyakit retrovirus epidemik menular, yang
disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai
depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko tertentu,
termasuk pria homoseksual atau biseksual, penyalahgunaan obat intravena,
penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan
seksual dari individu yang terinfeksi virus tersebut.

Menurut Center for Disease Control and Prevention, AIDS


merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan
dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan
imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa
kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi.

2. Penyebab HIV & AIDS


Penyebab HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga sel-sel pertahanan tubuh
makin lama makin banyak yang rusak. Penderita infeksi HIV menjadi
sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada tahap akhir, penderita
tidak bisa tahan terhadap kuman-kuman yang secara normal bisa
dilawannya.
Umumnya, penyebaran virus HIV yang terjadi di negara Indonesia
adalah melalui hubungan seksual yang tidak aman dan bergantian
menggunakan jarum suntik saat memakai narkoba. Seseorang yang
terinfeksi HIV bisa menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak
beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Namun, beberapa penyebab HIV, antara lain:
a. Hubungan seks tanpa kondom, baik sesama jenis kelamin maupun
heteroseksual.
b. Sering membuat tato atau melakukan tindik, dengan alat yang tidak
steril.
c. Berhubungan seksual dengan pasangan yang memiliki penyakit kelamin
d. Suntikan Narkoba
e. Berhubungan seksual dengan pengguna narkotika.
3. Tanda dan Gejala HIV & AIDS
Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu
setelah terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung beberapa hari
atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya. Seseorang
mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:
a. Demam
b. Rasa lemah dan lesu
c. Sendi-sendi terasa nyeri
d. Batuk
e. Nyeri tenggorokan
Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul
gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-gejala
diatas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-
penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya
kerusakan pada system kekebalan tubuh yaitu:

a. Demam berkepanjangan
b. Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
c. Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-
hari
d. Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
e. Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
f. Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
g. Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan

Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya diserang


penyakit lain, dan disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah penyakit
yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit (yang bisa
juga hidup dalam tubuh kita), yang bila system kekebalan tubuh baik kuman
ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV telah
berkembang menjadi penderita AIDS. Pada umumnya penderita AIDS
akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini muncul.
Gejala AIDS yang timbul adalah :

a. Radang paru
b. Radang saluran pencernaan
c. Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
d. Kanker kulit
e. TBC
f. Gangguan susunan saraf / neurologis.
4. Penularan HIV & AIDS
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS Hubungan seksual
secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan
bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani,
cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis,
dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut
masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga
bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa
menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual
(Syaiful, 2000).
b. Ibu pada bayinya Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in
utero). Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke
bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum
ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai
35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu
kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga
terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau
kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau
sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2004).
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS Sangat cepat
menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril Alat pemeriksaan kandungan
seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang darah cairan vagina
atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk orang
lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV (PELKESI,1995).
e. Alat-alat untuk menoleh kulit Alat tajam dan runcing seperti
jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat tato,memotong
rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian Jarum suntik yang di
gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh parah
pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi
menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara
bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas
pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV.
5. Pencegahan HIV & AIDS
Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip
ABCD, yaitu :
a. A - Abstinence
Abstinence merupakan suatu upaya untuk tidak melakukan hubungan
seksual, terutama bagi seseorang yang belum menikah.
b. B - Be Faithful
Be Faithful merupakan suatu upaya untuk tidak berganti-ganti pasangan
atau dengan kata lain menunjukkan sikap saling setia kepada
pasangannya.
c. C – Condom
Melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan
alat pelindung atau kondom.
d. D - Don’t Share Syringe / Don’t Inject
Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit secara
bergantian dengan orang lain, terutama di kalangan pemakai narkoba.
e. E - Save Equipment
Hindari pemakaian alat / bahan tidak steril.
LAMPIRAN II
EVALUASI SAP
1. Apa pengertian dari HIV dan AIDS?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia
mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti
kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem
pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis
penyakit lain. Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan. Immune :
sistem kekebalan tubuh. Deficiency : kekurangan. Syndrome : kumpulan
gejala-gejala penyakit.
2. Apa penyebab terjadinya HIV dan AIDS?
Penyebab HIV, antara lain:
a. Hubungan seks tanpa kondom, baik sesama jenis kelamin maupun
heteroseksual.
b. Sering membuat tato atau melakukan tindik, dengan alat yang tidak
steril.
c. Berhubungan seksual dengan pasangan yang memiliki penyakit kelamin
d. Suntikan Narkoba
e. Berhubungan seksual dengan pengguna narkotika.
3. Apa saja tanda dan gejala HIV dan AIDS?
Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa
minggu setelah terinfeksi HIV, gejala-gejala ini hanya berlangsung
beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
Seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu,
yaitu:
a. Demam
b. Rasa lemah dan lesu
c. Sendi-sendi terasa nyeri
d. Batuk
e. Nyeri tenggorokan

Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai


timbul gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, gejala-
gejala diatas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada
penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah
adanya kerusakan pada system kekebalan tubuh yaitu:

a. Demam berkepanjangan
b. Penurunan berat badan (lebih dari 10 % dalam waktu 3 hari)
c. Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan aktifitas fisik sehari-
hari
d. Pembangkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan ketiak
e. Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
f. Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus menerus
g. Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan

Gejala penurunan kekebalan tubuh ditandai dengan mudahnya


diserang penyakit lain, dan disebut infeksi oportunitis. Maksudnya adalah
penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau parasit
(yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila system kekebalan tubuh
baik kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini pengidap HIV
telah berkembang menjadi penderita AIDS. Pada umumnya penderita
AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini
muncul. Gejala AIDS yang timbul adalah :

a. Radang paru
b. Radang saluran pencernaan
c. Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
d. Kanker kulit
e. TBC
f. Gangguan susunan saraf / neurologis.
4. Bagaimana penularan HIV dan AIDS bisa terjadi?
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS Hubungan seksual
secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan
bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani,
cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis,
dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut
masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga
bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa
menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual
(Syaiful, 2000).
b. Ibu pada bayinya Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in
utero). Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke
bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum
ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai
35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu
kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga
terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau
kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau
sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2004).
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS Sangat cepat
menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril Alat pemeriksaan kandungan
seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang darah cairan vagina
atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk orang
lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV (PELKESI,1995).
e. Alat-alat untuk menoleh kulit Alat tajam dan runcing seperti
jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat tato,memotong
rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian Jarum suntik yang di
gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh parah
pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi
menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara
bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas
pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV.

5. Bagaimana cara pencegahan HIV dan AIDS?


Upaya untuk mencegah penularan HIV/AIDS dikenal dengan prinsip
ABCD, yaitu :
a. A – Abstinence
Abstinence merupakan suatu upaya untuk tidak melakukan hubungan
seksual, terutama bagi seseorang yang belum menikah.
b. B - Be Faithful
Be Faithful merupakan suatu upaya untuk tidak berganti-ganti pasangan
atau dengan kata lain menunjukkan sikap saling setia kepada
pasangannya.
c. C – Condom
Melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan
alat pelindung atau kondom.
d. D - Don’t Share Syringe / Don’t Inject
Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit secara
bergantian dengan orang lain, terutama di kalangan pemakai narkoba.
e. E - Save Equipment
Hindari pemakaian alat / bahan tidak steril.

Anda mungkin juga menyukai