Disusun Oleh :
Nurlia Andini
Dosen Pengampu :
Eva Riantika Ratna Palupi, S. Kep Ns.
A. LATAR BELAKANG
Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada
saat ini telah banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi. Macammacam
metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom,
suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode operatif untuk pria (MOP),
dan kontrasepsi pil. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu aman
pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama
kerjanya dapat diatur keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, harganya
murah dan dapat diterima oleh pasangan suami istri (BKKBN, 2006). Data
menunjukkan bahwa ada 8.500.247 Pasangan Usia Subur (PUS) yang merupakan
peserta KB baru dan hampir separuhnya (48,56%) menggunakan metode
kontrasepsi suntikan, IUD (7,75%), MOW (1,52%), MOP (0,25%), kondom
(6,09%), implant (9,23%), dan pil (26,6%) (BKKBN, 2013). Resiko efek samping
juga dapat terjadi pada pemakai kontrasepsi seperti gangguan haid, perubahan
berat badan dan perubahan libido atau masalah seksual (Saifuddin, 2006).
Masalah seksual termasuk gangguan keinginan, gairah seksual, lubrikasi,
orgasme, dan rasa sakit. Masalah tersebut tanpa melihat faktor usia, dapat
memberikan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan kesehatan emosi.
B. PENGANTAR
Topik : IUD
Sub Topik : Penggunaan IUD
Sasaran : Wanita Usia Subur
Hari/Tanggal : 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan wanita usia subur
dapat mengertitentang IUD.
E. MATERI
- Terlampir
F. MEDIA
- Materi SAP
- Leafllet
G. METODE
- Penyuluhan
- Tanya jawab
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. 2 Menit Pembukaan:
15 Pelaksanaan:
Menit Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur. MenyimakdanMem
Materi : perhatikan
1. Pengertian IUD
3. 3 Menit Evaluasi :
4. 5 Menit Penutup:
-Mengucapkan salam
I. LAMPIRAN MATERI
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD
2. Jenis-jenis IUD
Masa
Alat Bentuk
Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm; 250 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 Pendek cm; 250 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380 mm2 lilitan kawat tembaga
dengan inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
ujung masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-
masing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.
3. Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam
uterus. IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang
dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang
benar. IUD mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma
dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi terhadap
benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi kesempatan
ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD
bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).
CARA KERJA
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk
menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan.
Wanita harus mengosongkan kandung kemih karena akan membuat
pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi
wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam
tangannya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang
pemeriksaan bimanual sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan
arah uterus dan huna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo,
2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi
masalah efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna
mengurangi nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR
dapat dipasang dengan memberikan gel lidokain atau blok paraservikal.
(Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan”
sehingga harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah
pemeriksaan bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak
serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan
antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks
untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat
menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat
sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau
tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya
AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks.
Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis
AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang
dan beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk
santasi harus digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien
dapat mengalami pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan
tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien
anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk melakukan
hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih
awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda
infeksi, karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling
tinggi. Apabila klien menderita neyri abdomen bawah atau pireksia, ia harus
kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam
merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali normal,
yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T
dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat
dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut vagina masih terbuka dan dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari
setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di
latih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah
pemasangan 1 minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan
misalnya :
Perokok
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya
infeksi
Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
Gemuk ataupun kurus
Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan
AKDR :
Penderita tumor jinak payudara
Penderita kanker payudara
Pusing-pusing atau sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Varises di tungkai atau di vulva
Penderita penyakit jantung
Pernah menderita stroke
Penderita diabetes
Menderita penyakit hati
Malaria
8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah :
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak
normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
9. Keuntungan
Efektif dengan proteksi jangka panjang
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
Tidak ada interakdi dengan obat-obat
Tidak mengganggu hubungan suami istri
Tidak berpengaruh terhadap ASI
Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
Efek sampingnya sangat kecil
Memiliki efek sistemik yang sangat kecil
10. Kerugian
Menoragie
Dismenorea
Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
Peningkatan resiko infeksi radang panggul
IUD terlepas keluar
Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
Malposisi IUD
Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi