HARI/TANGGAL: ........................................................
SASARAN : Remaja
TEMPAT :
I. TUJUAN :
1. Tujuan Umum : Diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman remaja tentang Infeksi Menular Seksual, sehingga
tercapai perilaku remaja agar tidak melakukan seks bebas sebelum
menikah
2. Tujuan Khusus :
1) Untuk mengetahui pengertian Infeksi Menular Seksul
2) Untuk mengetahui gejala-gejala Infeksi Menular Seksual
3) Untuk mengetahui macam-macam Infeksi Menular Seksual
4) Untuk mengetahui faktor risiko penyebab Infeksi Menular Seksual
II. GARIS BESAR MATERI :
1. Pengertian HIV/AIDS
2. Gejala-gejala Infeksi Menular Seksual
3. Macam-macam Infeksi Menular Seksual
4. Faktor risiko penyebab Infeksi Menular Seksual
Materi : Terlampir.
III. PELAKSANAAN :
IV. METODE :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
V. MEDIA :
1. LCD
2. Pengeras suara
3. PPT
4. Leaflet
VI. SUMBER :
Kemenkes RI. (2010). Pedoman penatalaksanaan Infeksi Menular
Seksual. Depkes RI Direktorat Jenderal PPM & PLP
Widyastuti. (2009). Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Fitra Maya
............................................ ........................................
Menyetujui
Pembimbing Pendidikan
.......................................
NIP
Terlampir :
1. Pengertian
Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya
pencegahan IMS yang dilaksanakan di banyak negara, nampaknya belum
memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan
seperti timbulnya resistensi terhadap obat, pengaruh faktor lingkungan yang makin
memberikan kemudahan terjadinya penularan atau penyebaran infeksi menular
seksual, kesulitan dalam menegakkan diagnosis, pengobatan yang tidak tepat, dan
faktor stigma yang masih terus dikaitkan dengan penderita IMS. (Direktorat PPM
& PLP, Kemenkes RI 2012).
Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga Infeksi Menular Seksual
(IMS) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui hubungan seksua; antara penis, vagina,
anus dan mulut (Zakaria, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO, 2011), pencegahan infeksi
menular seksual terdiri dari dua bagian, yakni pencegahan primer dan pencegahan
sekunder. Pencegahan primer terdiri dari penerapan perilaku seksual yang aman.
Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan dengan menyediakan pengobatan dan
perawatan seksual, pengobatan yang cepat dan tepat pada pasien serta pemberian
dukungan atau pelayanan kesehatan pada pasien yang sudah terinfeksi oleh
penyakit menular seksual. Menurut Djiwandono (2012) penularan IMS sebagian
adalah melalui hubungan seksual (90%), sedangkan cara lainnya yaitu melalui
tranfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-
lain.
Sumber 2 Universitas Sumatera Utara penularan utama adalah pekerja seks
komersial (80%). IMS sering juga disebut penyakit kelamin, penyakit veneral,
ataupun infeksi menular seksual (IMS)/ penyakit kelamin (venereal diseases) telah
lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di Indonesia, yaitu sifilis
dan gonoroe. Dengan semakin majunya peradaban dan ilmu pengetahuan, makin
banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru, dan istilah venereal diseases
berubah menjadi sexually transmitted diseases atau IMS.
2. Gejala Infeksi Menular Seksual
Gejala Infeksi Menluar Seksual dibagi menjadi :
a. Perempuan
7) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus, mulut
atau bagian tubuh ang lain, tonjolan kecil – kecil, diikuti luka yang sangat
sakit disekitar alat kelamin.
8) Cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan,
kehijauan, berbau atau berlendir.
9) Sakit pada saat buang air kecil yaitu IMS pada wanita biasanya tidak
menyebabkan sakit atau burning urination.
10) Tonjolan seperti jengger ayam yang tumbuh disekitar alat kelamin
11) Sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa sakit yang hilang muncul dan
tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran
reproduksi (infeksi yang telah berpindah kebagian dalam sistemik
reproduksi, termasuk tuba fallopi dan ovarium )
12) Kemerahan yaitu pada sekitar alat kelamin.10
b. Laki – laki
5) Luka dengan atau tanpa rasa sakit di sekitar alat kelamin, anus , mulut atau
bagian tubuh yang lain, tonjolan kecil – kecil , diikuti luka yang sangat
sakit di sekitar alat kelamin.
6) Cairan tidak normal yaitu cairan bening atau bewarna berasal dari
pembukaan kepala penis atau anus.
7) Sakit pada saat buang air kecil yaitu rasa terbakar atau rasa sakit selama
atau setelah urination.
8) Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong
zakar.
3. Macam-macam Infeksi Menular Seksual
a. Gonorre
Penyakit gonorre adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae . Masa inkubasi(waktu sebelum terjadi gejala)
berkisar 3-5 hari setelah infeksi. Pencegahan : Tidak berhubungan intim,
setia pada pasangan dan menggunakan kondom.
Gejala gonore pada pria:
Pada ujung penis keluar cairan berwarna putih, kuning, atau hijau.
Rasa sakit atau perih saat buang air kecil
Peradangan pada ujung penis
Terkadang ditemukan rasa sakit di sekitar buah zakar.
b. Herpes simplek
Penyakit infeksi hubungan seksual dnegan penyebab virus herpes simpleks
tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan
panas, lelah, atau cepat lelah, napsu makan berkurang. Masa manifestasinya
(inkubasinya) sekitar 3 miggu. Gejala local pada genetalia terdapat
pembentukan vesikel berkelompok diatas kulita, kulit tampak basah dan
lebih merah, terdapat ulkus yang dangkal, kulit keriput, rasa nyeri hebat,
sehingga terdapat kesukaran berjalan.
c. Sifilis
Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau
luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit,
tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan
bertahan selama 1,5 bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya.
Perlu diperhatikan bahwa lesi sangat menular, sentuhan dengan lesi dapat
mengakibatkan seseorang tertular.
Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu.
Timbul perlukaan ditempat infeksi masuk, terdapta infitrat (pemadatan
karena serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan
menimbulkan perlukaan dengan ciri peelukaan dengan permukaan bersih,
berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat tanda radang,
membengakan dan sebagainya. Penyakit infeksi dapat menyebar ke daerah
kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada
perlekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.
d. Kondiloma Akuminata
Kondiloma Akuminata ialah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
human papiloma virus (HPV) yang menyerang kulit alat kelamin.
Kondiloma Akuminata (KA) disebut juga kutil kelamin, penyakit jengger
ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan langsung,
misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan
pada dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-22 tahun, dengan
frekuensi yang seimbang antara pria dan wanita. Masa inkubasi KA sulit
dipastikan, rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita, lesi KA sering timbul di
lian vagina, labia mayora dan minor, serta sekitar anus. Pada pria, tempat
yang sering terkena adalah glans penis,batang penis, daerah rambut
kemaluan dan di buah zakar. Gambaran klinis KA berupa bintil atau
benjolan sewarna daging, dengan permukaan tidak rata/berbenjol-benjol.
e. Klamidia
Penyakit klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia
disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan melalui hubungan
seksual secara vaginal, anal, atau oral dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari
ibunya selama persalinan.
f. HIV/AIDS
Acquired Imunodeficiency Syndrome adalah kumpulan gejala yang timbul
akibat menurunnya kekebalan suhu tubuh yang di peroleh,di sebabkan oleh
human imunodeficiency virus ( HIV ). AIDS disebebkan oleh masuknya
HIV kedalam tubuh manusia. Jika sudah masuk dalam tubuh, HIV akan
menyerang sel- sel darah putih yang mengatur sistem kekebalan tubuh,yaitu
sel –sel penolong,” sel T Helper”.
Gejala mayor:
- Penurunan BB yang mencolok/ pertumbuhan abnormal
- Diare kronik lebih dari 1 bulan
- Demam lebih menjadi 1 bulan
Gejala minor:
- Limfa denopati umum
- Kandidiasis orofaring
- Infeksi umum berulang
- Batuk lebih 1 bulan
- Dermatitis umum
- Infeksi HIV maternal
4. Faktor risiko penyebab IMS
a. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ini tetap merupakan cara
terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat
menurunkan Iaju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang
konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
b. Berganti-ganti pasangan
I. IBU HAMIL.
1. GIZI IBU HAMIL
2. TANDA BAHAYA
3. ANC TERPADU
4. DST
II. IBU BERSALIN.
1. PERSIAPAN PERSALINAN
2. PERSALINAN BERESIKO
3. DST
III. IBU NIFAS
1. LAKTASI
2. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU NIFAS
3. DST
IV. BAYI
V. BALITA
VI. KB
VII. KESPRO
VIII. REMAJA
IX. LANSIA
X. UMUM
1. PHBS
2. DHF
3. BAHAYA MEROKOK
4. DST
XI. Budaya yang ada hubungan dengan KIA Kespro.
1. Tingkeban
2. Bayi dipasang gunting
3. dll