Disusun oleh:
Kelompok 6 (Kelas IIB)
Devitrah Ananda (P3.73.24.2.18.049)
Malinda F. T. (P3.73.24.2.18.061)
Riyanti (P3.73.24.2.18.122)
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tanggap Darurat Bencana
mengenai “Mengidentifikasi Tentang Pencegahan Penularan Infeksi Menular
Seksual Pada Situasi Bencana”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengajar karena dengan adanya tugas ini dapat menambah pengetahuan
kami.
Demikianlah makalah ini kami susun. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah
ini kedepannya.
Kelompok 6
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
Pemantauan IMS Dalam Situasi Bencana dan Situasi Pandemic Covid 19.................19
BAB III..................................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang dapat
terjadi kapan saja dan tanpa diduga-duga waktunya, yang dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat secara signifikan,
dampak yang dapat terjadi diantaranya kerugian harta benda, rusaknya
infrastruktur kesehatan, serta jatuhnya korban jiwa.
Rusaknya infrastruktur kesehatan juga menjadi salah faktor
penghambat pelayanan kesehatan reproduksi, misalnya keterbatasan akses
kontrasepsi dalam situasi bencana dapat meningkatkan kehamilan yang
tidak diinginkan, peningkatan insiden IMS dan HIV, meningkatnya risiko
kekerasan dan pelecehan seksual, meningkatnya penyakit dan kecacatan
terkait masalah-masalah kesehatan reproduksi, komplikasi kebidanan,
kekerasan berbasis gender, serta gangguan reproduksi lainnya, sehingga
penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat
penting. (18,19) Babatunde Osotimehin selaku Direktur Eksekutif United
Nations Population Fund (UNFPA) dalam seminarnya yang
diselenggarakan di Jakarta tahun 2015, menyampaikan bahwa tingkat
kerentanan perempuan, anak perempuan dan remaja meningkat dalam
situasi bencana, karena kelompok tersebut menghadapi risiko yang lebih
besar terhadap eksploitasi, pelecehan seksual, kekerasan, kawin paksa,
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, dan kematian
akibat kurangnya perlindungan dan tidak terpenuhinya kebutuhan mereka.
Sebagai contoh, Laporan Program Pencegahan dan Respon GBV Pasca
gempa Padang, UNFPA Indonesia, bahwa terdapat 3 kasus perkosaan di
pengungsian pasca gempa padang pada tahun 2009 yang lalu.
Upaya pemerintah dalam penanggulangan krisis kesehatan dan
mewujudkan ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi saat bencana
dilaksanakan melalui 7 Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) yang
4
5
PEMBAHASAN
7
8
Cuci tangan
dengan sabun
dan air
mengalir
sebelum dan
sesudah
kontak dengan
pasien.
Sediakan
fasilitas dan
perlengkapan
untuk mencuci
tangan mudah
didapat oleh
semua
penyedia
pelayanan.
b. Mengenakan sarung tangan
Pakailah sarung tangan non-steril sekali pakai untuk semua
prosedur dimana diperkirakan akan ada kontak dengan darah atau
cairan tubuh lain yang berpotensi terinfeksi virus. Cuci tangan
sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan. Buang
sarung tangan segera setelah digunakan ditempat sampah limbah
medis.Petugas yang menangani bahan-bahan dan benda tajam
wajib mengenakan sarung tangan yang lebih kuat (sarung
tangankhususuntuk pekerjaan berat/berkebun) dan harus menutupi
luka dan lecet dengan balutan/plester tahan air.
c. Memakai pakaian pelindung,seperti baju
atau Celemek tahan air, untuk melindungi
darikemungkinan terpercik darah
atau cairan tubuh lain. Petugas
diwajibkan menggunakan
15
g. Pemeliharaan fasilitas
d) Hidung berair
e) Lelah/letih
f) Pada beberapa orang dapat mengalami diare dan muntah
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pubpdf/FINAL%20Pedoman
%20PPAM%20-%20Bahasa.pdf diakses pada tanggal 15 Januari 2021
pukul 19.07 WIB
https://dktindonesia.org/articles/ini-realita-hiv-di-masa-pandemi-dan-
strategi-pencegahannya/diakses pada tanggal 15 Januari 2021 pukul
19.23 WIB
https://www.ibi.or.id/media/Webinar%20IDM%202020/IDM
%202020%20BKKBN.pdf diakses pada tanggal 15 Januari 2021 pukul
19.34 WIB
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Protokol_Penanganan_Ka
sus_Kekerasan_terhadap_Perempuan_di_Masa_Pandemi_COVID-
19.pdf diakses pada tanggal 15 Januari 2021 pukul 20.06 WIB
Emi, dkk. 2019. Paketpelayanan awal minimum (ppam) Kesehatan
reproduksi (kespro) Pada krisis Kesehatan (situasi tanggap darurat
bencana).Jakarta : PPIBI