Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Disusun Oleh:
Kelas B2/Kelompok 1

IKE MAYANG SARI (2326040011.P)


GETTY NOVIANTI (2326040093.P)
MILTA ANJASARI (2360040092.P)
NELLA AFRIANI (2326040088.P)
SRI DEVI (2326040073.P)
INTAN LESTARI PUTRI DEWI (2326040074.P)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Infeksi Menular Seksual.” Penyusunan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan pada mata kuliah “Masalah dan Gangguan Pada
Sistem Reproduksi”.
Dalam penyusunan makalah ini kami kelompok 1 masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun pada materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kelompok 1, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Bengkulu, Februari 2024

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Epidemiologi dan Beban Global Infeksi Menular Seksual........
B. Pengertian Infeksi Menular Seksual...........................................
C. Tanda dan Gejala Penyakit Infeksi Menular Seksual................
D. Jenis Infeksi Menular Seksual ...................................................
E. Faktor Risiko Infeksi Menular Seksual .....................................
F. Komplikasi Infeksi Menular Seksual.........................................
G. Pencegahan Infeksi Menular Seksual.........................................
H. Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual (Farmakologi).........
I. Terapi Komplementer Infeksi Menular Seksual........................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................... 13
B. Saran........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Menular Seksual mempunyai dampak besar terhadap kesehatan
seksual dan reproduksi di seluruh dunia. Lebih dari 1 juta IMS tertular setiap
hari. Pada tahun 2020, WHO memperkirakan terdapat 374 juta infeksi baru
yang disebabkan oleh 1 dari 4 IMS: klamidia (129 juta), gonore (82 juta),
sifilis (7,1 juta) dan trikomoniasis (156 juta). Lebih dari 490 juta orang
diperkirakan hidup dengan herpes genital pada tahun 2016, dan diperkirakan
300 juta wanita menderita infeksi HPV, penyebab utama kanker serviks dan
kanker dubur di antara pria yang berhubungan seks dengan pria. Diperkirakan
296 juta orang hidup dengan hepatitis B kronis secara global. IMS dapat
menimbulkan konsekuensi serius selain dampak langsung dari infeksi itu
sendiri.
Lebih dari 30 bakteri, virus, dan parasit berbeda diketahui ditularkan
melalui hubungan seksual, termasuk seks vagina, anal, dan oral. Beberapa
IMS juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan
menyusui. Delapan patogen terkait dengan kejadian IMS terbesar. Dari jumlah
tersebut, 4 diantaranya dapat disembuhkan: sifilis, gonore, klamidia, dan
trikomoniasis. Empat penyakit lainnya adalah infeksi virus yang tidak dapat
disembuhkan: hepatitis B, virus herpes simplex (HSV), HIV dan human
papillomavirus (HPV).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Epidemiologi infeksi menular seksual?
2. Apa Pengertian Infeksi Menular Seksual?
3. Apa saja Tanda dan Gejala Penyakit Infeksi Menular Seksual?
4. Apa saja Jenis Infeksi Menular Seksual?
5. Jelaskan Faktor resiko Infeksi Menular Seksual!
6. Jelaskan Komplikasi Infeksi Menular Seksual!

1
7. Bagaimana Pencegahan Infeksi Menular Seksual?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual?
9. Terapi Komplementer Infeksi Menular Seksual?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Epidemiologi infeksi menular seksual
2. Untuk mengetahui Pengertian Infeksi Menular Seksual
3. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Infeksi Menular Seksual
4. Untuk mengetahui Jenis Infeksi Menular Seksual
5. Untuk mengetahui Faktor resiko Infeksi Menular Seksual
6. Untuk mengetahui Komplikasi Infeksi Menular Seksual
7. Untuk mengetahui bagaimana Pencegahan Infeksi Menular Seksual
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
9. Untuk mengetahui Terapi Komplementer Infeksi Menular Seksual

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Epidemiologi dan Beban Global Infeksi Menular Seksual


Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan
masyarakat utama di seluruh dunia, yang mempengaruhi kualitas hidup dan
menyebabkan penyakit serius dan kematian. Penyakit yang disebabkan oleh
IMS sangat mempengaruhi kesejahteraan fisik, mental dan sosial anak-anak,
remaja dan orang dewasa di seluruh dunia. Beberapa IMS secara langsung
mempengaruhi kesehatan reproduksi dan anak dengan menyebabkan
infertilitas, kanker anogenital, dampak buruk pada kehamilan, kematian dan
kelainan janin, serta kesehatan yang buruk secara umum. Selain itu, penyakit
ini mempunyai dampak tidak langsung melalui perannya dalam memfasilitasi
penularan dan penularan HIV secara seksual, yang mengakibatkan lebih
banyak penderitaan di antara orang yang hidup dengan HIV; penyakit penyerta
kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, demensia, dan gangguan
kognitif lainnya; dan penyakit penyerta lainnya yang dialami oleh pengidap
HIV.
Di seluruh dunia, orang tertular lebih dari 1 juta IMS yang dapat
disembuhkan setiap hari. Berdasarkan data prevalensi tahun 2009 hingga
2016, pada tahun 2019, WHO menerbitkan perkiraan kasus baru klamidia,
gonore, sifilis, dan trikomoniasis, yang menunjukkan perkiraan total kasus
insiden sebesar 376,4 juta di antara penduduk berusia 15–49 tahun pada tahun
2016, dengan 127,2 juta kasus baru. klamidia, 86,9 juta kasus baru gonore,
156 juta kasus baru trikomoniasis, dan 6,3 juta kasus baru sifilis.
Beban yang ditimbulkan oleh IMS berbeda-beda menurut wilayah dan
jenis kelamin, dan beban terbesar terjadi di negara-negara dengan sumber
daya terbatas. Tingkat kejadian global pada tahun 2016 diperkirakan
mencapai 34 kasus baru klamidia per 1000 wanita dan 33 per 1000 pria; 20
kasus baru gonore per 1000 perempuan dan 26 per 1000 laki-laki; 40 kasus
baru trikomoniasis per 1000 perempuan dan 42 per 1000 laki-laki; dan 1,7

3
kasus baru sifilis per 1.000 perempuan dan 1,6 per 1.000 laki-laki. WHO
Wilayah Afrika memiliki jumlah kasus baru gonore dan trikomoniasis
tertinggi pada perempuan dan laki-laki, dan WHO Wilayah Amerika
mempunyai jumlah kasus baru klamidia dan sifilis tertinggi pada laki-laki dan
Perempuan.
Meskipun kemajuan telah dicapai dalam mencegah penularan sifilis
dari ibu ke anak sejak tahun 2012, penurunannya tidak terlalu besar, karena
diperkirakan 661.000 kasus sifilis kongenital terjadi pada tahun 2016. Jumlah
kasus sifilis kongenital per 100.000 penduduk yang hidup angka kelahiran
turun dari 539 pada tahun 2012 menjadi 473 pada tahun 2016, yang
menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak upaya untuk mempercepat
intervensi agar memberikan dampak yang berkelanjutan dan lebih besar. Dari
661.000 kasus sifilis kongenital pada tahun 2016, lebih dari 350.000 kasus
terjadi akibat komplikasi kelahiran, termasuk lahir mati dan kematian
neonatal.
Prevalensi beberapa IMS akibat virus juga sama tingginya, dengan
perkiraan 417 juta orang terinfeksi virus herpes simplex tipe 2 (HSV-2), dan
sekitar 291 juta wanita mengidap human papillomavirus (HPV) kapan saja.
Jika tidak terdiagnosis dan diobati, IMS dapat mengakibatkan komplikasi dan
gejala sisa yang serius, seperti penyakit radang panggul, infertilitas,
kehamilan ektopik, keguguran, kehilangan janin, infeksi bawaan, dan kanker.
IMS yang dapat disembuhkan menyebabkan hilangnya hampir 11 juta tahun
hidup yang disesuaikan dengan disabilitas (DALYs) pada tahun 2010.
Dampak mental dari IMS termasuk stigma, rasa malu dan hilangnya
harga diri. IMS juga dikaitkan dengan ketakutan akan gangguan hubungan
dan kekerasan berbasis gender, sehingga melemahkan pemberitahuan
pasangan yang efektif.

4
B. Pengertian Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah bagian
dari infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus
yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di
antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV.
Penyakit Menular Seksual yang juga dikenal sebagai penyakit kelamin
ini menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, melalui dubur
(anal), atau melalui mulut (oral). Penularan juga dapat terjadi melalui
transfusi darah atau berbagi pakai jarum suntik dengan penderita. Selain itu,
melakukan seks bebas dengan berganti pasangan dan tanpa pengaman,seperti
kondom, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual.
Jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi
berupa kemandulan hingga kanker leher rahim. Apabila terjadi pada ibu
hamil, penyakit menular seksual dapat menyebabkan keguguran atau bayi
lahir cacat.

C. Tanda dan Gejala Penyakit Infeksi Menular Seksual


Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau hanya
menyebabkan gejala ringan. Oleh karena itu, penderita terkadang baru
menyadari dirinya menderita penyakit menular seksual setelah muncul
komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis menderita infeksi menular
seksual. Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual beda
tergantung pada jenis penyakitnya, tetapi umumnya berupa:
1. Benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut
2. Rasa gatal di vagina atau penis
3. Rasa terbakar dan nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim
4. Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan)
5. Nyeri di perut bagian bawah
6. Demam dan menggigil
7. Pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan

5
8. Ruam kulit di badan, tangan, atau kaki
Selain beberapa gejala di atas, penyakit menular seksual bisa
memunculkan gejala lain pada wanita, yaitu perdarahan di luar masa
menstruasi dan bau tidak sedap dari vagina. Keluhan ini juga merupakan
salah satu tanda penyakit kelamin wanita. Sementara gejala lain penyakit
menular seksual pada pria meliputi ruam, sperma berdarah, dan
pembengkakan testis.

D. Jenis Infeksi Menular Seksual


Beberapa jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri adalah:
1. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang
juga dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat
kelamin atau mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan
luka tersebut.
2. Gonore
Gonore, atau yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian
tubuh lain melalui aliran darah.
3. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak
dengan luka di area kelamin. Pada wanita, chlamydia menyerang leher
rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang saluran urine di penis.
Chlamydia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang angka
kejadiannya cukup besar. Pada tahun 2020 saja, WHO mencatat kurang
lebih ada 129 juta kasus chlamydia di seluruh dunia. Chlamydia juga
merupakan penyebab utama radang panggul dan kemandulan pada wanita,
selain gonore.

6
4. Lympho Granuloma Venereum (LGV)
LGV merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis. Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan
bakteri penyebab chlamydia, tetapi keduanya memiliki tipe yang berbeda
5. Granuloma Inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi
bakteri Klebsiella granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis
penyakit menular seksual yang jarang terjadi.
Beberapa jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus
adalah:
1. Human Papilloma Virus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang
sama, yaitu HPV. Virus HPV dapat menular melalui kontak langsung atau
hubungan seksual dengan penderita.Pada perempuan, virus HPV dapat
menyebabkan kutil kelamin hingga kanker leher rahim (kanker serviks).
2. HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui
hubungan seksual tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi
darah, atau persalinan. Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat
berkembang menjadi AIDS.
3. Hepatitis B dan C
Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat
mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus ini
ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
4. Herpes Genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV).
Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa
menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi melalui kontak langsung
dengan pasangan yang telah terinfeksi.

7
5. Infeksi Menular Seksual Disebabkan Oleh Parasit
Jenis penyakit menular seksual akibat infeksi parasit adalah
trikomoniasis, yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Penyakit ini dapat menimbulkan keputihan pada wanita. Trikomoniasis
juga dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Akibatnya, penderita
trikomoniasis bisa secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke pasangan
seksualnya.

E. Faktor Risiko Infeksi Menular Seksual


Berikut faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena infeksi
menular seksual
1. Melakukan hubungan seks tanpa kondom. Berhubungan seks secara oral,
vaginal, ataupun anal yang tidak aman merupakan faktor utama PMS.
2. Memiliki banyak pasangan seksual. Selain itu, aktivitas seksual dengan
lebih dari satu pasangan juga dapat meningkatkan risiko terkena PMS.
3. Mempunyai riwayat IMS. Memiliki satu infeksi menular seksual membuat
penyakit menular seksual lainnya lebih mudah tertular.
4. Penyalahgunaan alkohol atau penggunaan obat-obatan rekreasional. Hal
ini bisa menurunkan penilaian kamu dan, membuat kamu cenderung
meelakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas.
5. Menggunakan narkoba suntik. Berbagi jarum suntik saat menyuntikkan
narkoba dapat menyebarkan banyak infeksi serius. Contohnya adalah HIV,
hepatitis B, dan hepatitis C.
6. IMS juga bisa ditularkan melalui darah (dari ibu ke anaknya) dan
penggunaan jarum suntik.

F. Komplikasi Infeksi Menular Seksual


Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu
dilakukan sejak dini guna menghindari terjadinya komplikasi sekaligus
mencegah penularan infeksi. Sebaliknya, jika dibiarkan, penyakit menular
seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

8
1. Peradangan di mata
2. Radang sendi (arthritis)
3. Radang panggul
4. Nyeri panggul kronis
5. Kemandulan (infertilitas)
6. Kehamilan ektopik
7. Penyakit jantung
8. Kanker anus
9. Kanker serviks
10. Abses anus
Beberapa penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV,
dan sifilis bisa menular dari ibu hamil ke janin selama kehamilan atau saat
persalinan. Kondisi ini dapat memicu komplikasi, seperti:
1. Keguguran
2. Kelahiran prematur
3. Berat badan lahir rendah
4. Cacat lahir pada bayi

G. Pencegahan Infeksi Menular Seksual


Cara utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan
menerapkan perilaku seks yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom
setiap berhubungan intim dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
Selanjutnya, perlu dilakukan skrining rutin untuk semua pria dan wanita usia
15–65 tahun yang aktif berhubungan seksual, serta semua pasangan yang
merencanakan kehamilan. Tergantung pada jenis penyakitnya, metode
skrining dapat berupa tes usap kelamin atau tes darah.
Beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Bersikap setia kepada satu pasangan seksual
2. Menjalani vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B
3. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, khususnya yang
berkaitan dengan organ reproduksi

9
4. Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum
suntik
5. Tidak berhubungan intim jika didiagnosis menderita penyakit menular
seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter

H. Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual (Farmakologi)


Pengobatan terhadap penyakit menular seksual adalah dengan
pemberian obat-obatan, yang jenisnya disesuaikan dengan penyebabnya.
Penting untuk diingat, obat-obatan ini hanya boleh digunakan dengan resep
dokter dan harus diminum sesuai dosis untuk menghindari resistensi obat dan
mencegah kekambuhan. Berikut adalah jenis obat-obatan yang diresepkan
kepada pasien penyakit menular seksual:
1. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia,
dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi walaupun gejala yang
dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi
kembali terjadi. Jenis antibiotik yang diberikan untuk mengobati penyakit
menular seksual akibat infeksi bakteri, antara lain:
a. Azithromycin dan doxycycline, untuk mengobati chlamydia
b. Ceftriaxone dan gentamicin, untuk mengobati gonore
c. Penisilin, doxycycline, tetracycline, amoxicillin, dan ceftriaxone,
untuk mengobati sifilis
d. Metronidazole, untuk mengobati trikomoniasis
Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan
intim hingga 7 hari setelah pengobatan berakhir dan semua gejala
menghilang.
2. Antivirus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan
gejala dan mengurangi risiko penyebaran infeksi virus. Beberapa jenis

10
obat antivirus yang digunakan untuk menangani penyakit menular seksual
akibat infeksi virus adalah:
a. Acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, untuk menangani herpes
genital
b. Adefovir, entecavir, interferon, dan lamivudine, untuk menangani
hepatitis
c. Podofilox, imiquimod, dan sinecatechins, untuk menangani HPV
3. Antiretroviral (ARV)
Khusus untuk penderita HIV, dokter akan memberikan obat
antiretroviral (ARV). ARV bekerja untuk memperlambat perkembangan
virus dan mencegah virus HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
Perlu diketahui, bila pasien masih berhubungan seksual secara aktif,
pasangan seksual pasien juga harus mendapatkan pengobatan. Tujuannya
adalah untuk memutus siklus penularan dan mencegah kekambuhan.
Penting untuk diingat, pengobatan penyakit menular seksual
membutuhkan waktu yang lama. Pasien juga harus melakukan kontrol
rutin agar dokter bisa memantau efektivitas pengobatan.

I. Terapi Komplementer Infeksi Menular Seksual


Terapi komplementer adalah praktik atau perawatan yang telah terbukti
secara medis sebagai pelengkap dari terapi atau pengobatan utama. Terapi ini
dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan membuat pasien
merasa lebih sehat. Namun, terapi komplementer tidak boleh digunakan
sebagai pengganti pengobatan medis. Terapi komplementer merupakan terapi
yang digunakan sebagai pelengkap terapi medis konvensional. Dokter
biasanya akan merekomendasikan jenis terapi komplementer yang sesuai
dengan kondisi medis yang dialami pasien.
Beberapa terapi komplementer dapat membantu mengobati PMS,
bersama dengan obat-obatan konvensional, untuk mencegah infeksi,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, atau mengurangi komplikasi tertentu,
seperti radang sendi akibat gonore. Terapi komplementer tetap harus dalam

11
pengawasan tenaga medis. Berikut beberapa terapi komplementer pengobatan
infeksi menular seksual yang dapat digunakan:
1. Teh hijau (Camellia sinensis), ekstrak eksklusif, dioleskan pada kulit.
Ekstrak teh hijau, yang disebut salep Polyphenon E, disetujui oleh FDA
sebagai pengobatan topikal untuk kutil kelamin yang disebabkan oleh
HPV.
2. Lidah buaya (Lidah Buaya), krim 0,5%. Bukti awal menunjukkan bahwa
gel lidah buaya yang digunakan secara topikal dapat memperbaiki gejala
herpes genital pada pria. Dalam dua penelitian, pria yang menggunakan
krim lidah buaya melihat lesi sembuh lebih cepat dibandingkan mereka
yang menggunakan krim plasebo.
3. Eleutherococcus atau ginseng Siberia (Eleutherococcus senticosus/
Acanthopanax senticosus). Sebuah penelitian selama 6 bulan terhadap 93
orang penderita herpes genital menemukan bahwa ginseng Siberia
mengurangi frekuensi, tingkat keparahan, dan durasi wabah. Penelitian
lain tidak menemukan efek apa pun. Ginseng Siberia berinteraksi dengan
banyak obat lain, termasuk obat diabetes. Ini mungkin tidak cocok untuk
orang dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, masalah
kesehatan mental yang parah, atau kanker yang sensitif terhadap hormon
seperti kanker payudara, rahim, ovarium, atau prostat. Konsumsi ginseng
Siberia hanya di bawah pengawasan dokter Anda.
4. Jamur Reishi (Ganoderma lucidum) dapat membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Reishi dosis tinggi dapat meningkatkan risiko
pendarahan, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat pengencer darah
seperti warfarin (Coumadin), clopidogrel (Plavix), atau aspirin. Reishi juga
dapat menurunkan tekanan darah. Jika Anda mengonsumsi obat untuk
mengatasi tekanan darah tinggi, mengonsumsi reishi dapat menyebabkan
tekanan darah Anda terlalu rendah. Tanyakan kepada dokter Anda
sebelum mengonsumsi reishi.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di seluruh dunia, orang tertular lebih dari 1 juta Infeksi Menular Seksual
yang dapat disembuhkan setiap hari. Berdasarkan data prevalensi tahun 2009
hingga 2016, pada tahun 2019, WHO menerbitkan perkiraan kasus baru
klamidia, gonore, sifilis, dan trikomoniasis, yang menunjukkan perkiraan total
kasus insiden sebesar 376,4 juta di antara penduduk berusia 15–49 tahun pada
tahun 2016, dengan 127,2 juta kasus baru. klamidia, 86,9 juta kasus baru
gonore, 156 juta kasus baru trikomoniasis, dan 6,3 juta kasus baru sifilis.
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah bagian dari
infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus yang
masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual beda
tergantung pada jenis penyakitnya, tetapi umumnya berupa: Benjolan, luka,
atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, juga rasa gatal di vagina atau penis.
Faktor Risiko Infeksi Menular Seksual diantaranya yaitu Melakukan hubungan
seks tanpa kondom, Memiliki banyak pasangan, dan Mempunyai riwayat IMS.
Jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa
komplikasi seperti Peradangan di mata, Kanker anus, dan Keguguran. Cara
utama untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan menerapkan
perilaku seks yang aman, yaitu dengan menggunakan kondom setiap
berhubungan intim dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Pengobatan
terhadap penyakit menular seksual adalah dengan pemberian obat-obatan, yang
jenisnya disesuaikan dengan penyebabnya. Penatalaksanaan Infeksi Menular
Seksual selain dengan pengobatan medis dapat juga diberikan terapi
komplementer, namun tetap dalam pengawasan tenaga Kesehatan.

13
B. Saran
Sangat penting bagi kita sebagai tenaga kesehatan mengetahui tentang
infeksi menular seksual agar dapat berbagi pengetahuan dengan masyarakat.
Dan juga untuk antisipasi supaya terhindar dari paparan penyakit menular
seksual pada saat melakukan pelayanan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Rizal. 2023. Penyakit Menular Seksual PMS. Diakses 29 februari 2024 dari
https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-menular-seksual-pms

Pittara Pansawira. 2022. Penyakit Menular Seksual. Diakses 29 februari 2024 dari
https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms

Putri. 2019. Kenali Faktor Risiko Infeksi Menular Seksual. Diakses 29 februari
2024 dari https://www.infopublik.id/kategori/sosial-budaya/389503/kenali-
faktor-risiko-infeksi-menular-seksual

Rahayu, Yuniarti Pudji, Ramadhan, Adam M., Rijai, Laode. 2016. Kajian
karakteristik dan pola pengobatan pasien infeksi menular seksual di RSUD
Aw Sjahranie Samarinda. Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman,
Samarinda, Kalimantan Timur

St.Luke’s Hospital. 2015. Complementary and Alternative Medicine, Sexually


transmitted diseases

WHO. 2021. Guidelines for the Management of Symptomatic sexually


Transmitted infections. Diakses 29 februari 2024 dari ttps://www-who-
int.translate.goog/publications/i/item/9789240024168

15

Anda mungkin juga menyukai