DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah Kesehatan
Reproduksi Dan Keluarga Berencana “Infeksi Menular Seks, HIV Dan AIDS”,
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kesehatan reproduksi dan keluarga.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat diperlukan guna tersusunnya makalah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….. Ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….. 4
A. Infeksi menular seks....................…………………….……. …… 4
B. HIV dan AIDS…………………………………………………… 6
5
BAB III PENUTUP……………………………………………………. 8
A. Kesimpulan..................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................... 8
DAFTAR PUSAKA.................................................................................. 9
iii
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
peningkatan angka kejadiannya yang terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Jumlah
penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah
penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah sebenarnya. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya
belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia
pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang. Sampai dengan Desember
2008, pengidap HIV positif yang terdeteksi adalah sebanyak 6.015 kasus. Sedangkan
kumulatif kasus AIDS sebanyak 16.110 kasus atau terdapat tambahan 4.969 kasus
baru selama tahun 2008. Kematian karena AIDS hingga tahun 2008 sebanyak 3.362
kematian (Depkes, 2009). Di Propinsi Sumatera Utara sendiri, dari 12.855.845
jumlah penduduk yang tercatat, ada sedikitnya 2947 yang menderita infeksi menular
seksual (Depkes, 2008).
Penyakit menular seksual juga merupakan penyebab infertilitas yang
tersering, terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% dari wanita yang menderita
infeksi klamidial yang tidak tertangani akan berkembang menjadi pelvic
inflammatory disease (WHO, 2008).
Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah menjadi
problem tersendiri bagi pemerintah. Tingginya angka kejadian infeksi menular
seksual di kalangan remaja dan dewasa muda, terutama wanita, merupakan bukti
bahwa masih rendahnya pengetahuan remaja akan infeksi menular seksual. Wanita
dalam hal ini sering menjadi korban dari infeksi menular seksual. Hal ini mungkin
disebabkan masih kurangnya penyuluhan- penyuluhan yang diakukan oleh
pemerintah dan badan-badan kesehatan lainnya. Tidak adanya mata pelajaran yang
secara khusus mengajarkan dan memberikan informasi bagi murid sekolah menengah
atas, terutama siswi, juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kejadian
infeksi menular seksual di kalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang infeksi menular seks, HIV dan
AIDS
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. pengertian
seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko apabila melakukan hubungan
seksual dengan berganti – ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal
(Sjaiful, 2007).
2. Gejala
Oleh karena bentuk dan letak alat kelaminnya yang menonjol, pada laki-laki
gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan, sedangkan pada perempuan
sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari.
2. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin.
7. Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi
borok.
8. Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret terus menerus, dan sering
demam serta berkeringat malam.
4
Pada perempuan gejala-gejala PMS antara lain:
1. Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual.
4. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya.
3. Jenis IMS
Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia
yang banyak ditemukan saat ini adalah:
5
e. Trikomoniasis vaginalis Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh
parasit Trikomonas vaginalis. Gejala dan tanda-tandanya adalah: cairan
vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk.vulva
agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman.
f. Kandidiasis vagina Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan
oleh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit
maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu,
jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga menimbulkan keputihan.
g. Kutil kelamin Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan
gejala yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
4. Pencegahan
6
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel
atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam kondisi
AIDS, apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan
adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit maupun jamur. Keadaan
infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik (Zein, 2006).
2. Gejala
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-
gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali
menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Penderita sering kali
merasa sehat dan dari luar memang tampak sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita
tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul
diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut,
dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening.
3.Jenis-Jenis
Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae.
Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang tergantung pada enzim
reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan
menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu
HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan
masing-masing subtipe secara evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua
grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh
dunia adalah grup HIV-1 (Zein, 2006).
4.Pencegahan
Individu dapat mengurangi risiko infeksi HIV dengan membatasi paparan
faktor risiko. Pendekatan kunci untuk pencegahan HIV, yang sering digunakan,
meliputi:
1.Penggunaan kondom pria dan wanita;
2.Tes dan konseling untuk HIV dan IMS;
3.Pengujian dan konseling untuk keterkaitan dengan perawatan tuberkulosis (TB);
4.Sunat laki-laki medis sukarela (VMMC);
5.Penggunaan obat antiretroviral (ARV) untuk pencegahan;
6.Pengurangan dampak buruk bagi orang yang menyuntikkan dan menggunakan
narkoba;
7
7.dan Penghapusan penularan HIV dari ibu ke anak (MTCT).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Beberapa
penyakit menular seksual: klamidia, gonore, hepatitis B, herpes, HIV/AIDS. human
papilloma virus (HPV), kutil kelamin. sifilis. Dan trikomoniasis. Tindakan
penanggulangan yang harus dilakukan terhadap penyakit menular seksual dapat
dilaksanakan ole diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Memberikan pemahaman dan
pengetahuan menjadikan landasan terpenting dalam penanggulangan penyakit
menular seksual.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013 untuk
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.
http://repository.unmuhjember.ac.id/10455/3/BAB%20I%20NEW.pdfMarnidan
Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.