Disusun Oleh :
Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Masalah-masalah kesehatan reproduksi dan upaya dalam penanggulangannya”, dalam
memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Pperempuan dan Perencanaan Keluarga yang
diampu oleh Ibu Erika Yulita Ichwan SST, M.Keb.
Makalah ini tentu masih banyak kekurangan, maka dari itu kami sebagai mahasiswa
dengan senantiasa menerima kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Para Dosen yang senantiasa
membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini, sehingga makalah ini telah selesai tepat
waktu.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Seksual Transmitted Disease (STD)?
2. Apa yang dimaksud dengan Gangguan Pra-Haid?
3. Apa yang dimaksud dengan Pelvic Infamatory Disease (PID)?
4. Apa yang dimaksud dengan Unwanted Pregnancy dan Aborsi?
5. Apa yang dimaksud dengan Hormon Replacement Theraphy (HRT)?
6. Apa yang dimaksud dengan Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan?
7. Apa yang dimaksud dengan Pemerkosaan?
8. Apa yang dimaksud dengan Pelecehan Seksual?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam
bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs), Sexually Transmitted
Infection (STI) or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi
yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah
tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya
menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena
menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS
yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang
paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS)
bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :
1. Kemandulan
2. Kecacatan
3. gangguan kehamilan
4. kanker
5. kematian
Luka terbuka dan atau luka basah dengan atau tanpa rasa
sakit, disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh
yang lain. Tonjolan (papules) kecil-kecil, diikuti luka yang
Luka sangat sakit di sekitar alat kelamin
3
Cairan dari alat kelamin Cairan bening atau berwarna
bisa gatal, warna berasal dari pembukaan alat
keputihan, kekuningan, kelamin pria atau anus, rasa
Cairan tidak normal kehijauan, atau panas seperti terbakar atau
kemerahmudaan berbau sakit selama atau setelah
atau berlendir. Cairan kencing.
tubuh bisa juga keluar
dari anus.
4
Perubahan warna Terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bisa
kulit menyebar ke seluruh bagian tubuh
Pencegahan merupakan cara yang bijak sebelum kalian terjangkit penyakit kelamin,
karena jika terjangkit kalian akan mengalami kerugian yang besar. Pencegahan penyakit
kelamin diantaranya dengan pencegahan penularan lewat seks
1. Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari
penderita Infeksi Menular Seks (IMS) ke dalam tubuh kita.
2. Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
3. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril.
Misalnya jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain.
Jarum suntik yang baru biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.
4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dimulai dari diri sendiri dan keluarga sehingga
terbentuknya masyarakat yang religious.
5. Memberikan pemahaman tentang seks pada anak-anak sekolah, untuk berhati-hati dan
tidak mencoba-coba.
5
6. Menghargai hubungan seksual sebagai suatu yang sakral sehingga hanya boleh dilakukan
pada pasangan yang telah menikah.
7. Pemberantasan peredaran narkoba.
8. Menutup tempat-tepat prostitusi dan pelacuran terselubung.
9. Menjaga kebersihan pakaian dalam dan toilet umum.
10. Merawat rambut disekitar alat kelamin.
11. Pemeriksaan rutin ke dokter kulit dan kelamin
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua
minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif.
Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom
pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome).
Bahkan survai tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita
dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan
antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti
melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya
perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang
menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan
dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang
dialami penderita.
6
1. PMS (Premenstrual Syndrome)
Sebelum siklus menstruasi dimulai, wanita mengalami perubahan secara fisik maupun
emosional yang disebut sebagai gejala gangguan haid. Gejala tersebut dikenal
sebagai premenstrual syndrome (PMS) dalam dunia medis.Terdapat beragam gejala
gangguan haid PMS yang bisa diamati, antara lain:
a) Perut melilit.
b) Nyeri punggung.
c) Payudara mengencang.
d) Sakit kepala.
e) Kemunculan jerawat berlebih.
f) Mudah lelah.
g) Mudah lapar.
h) Konstipasi.
i) Gelisah.
j) Kram perut.
k) Diare.
2. Absen Menstruasi.
Selain PMS, ada pula gejala gangguan haid lainnya, yaitu absen menstruasi ketika
seorang wanita tidak mengalami menstruasi di periode waktu tertentu. Kondisi tersebut
terjadi akibat gangguan hormon atau permasalahan pada sistem reproduksi wanita.
Umumnya, faktor hormonal juga bisa memengaruhi siklus haid, sehingga menjadi tidak
teratur. Kemungkinan seorang wanita mengalami haid dalam waktu yang lebih cepat
meningkat bila wanita tersebut memiliki hormon estrogen dan progesterone yang
berlebihan. Sementara itu, jika faktor hormonal menjadi penyebab gangguan haid,
dipastikan bahwa wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Hal itu dapat diatasi
dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur.
7
c. Pengobatan Gangguan Menstruasi
a) Berendam air hangat atau menempelkan kompres hangat pada bagian abdomen. Hal
tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri dan kram akibat haid.
b) Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.
c) Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kram yang disebabkan oleh haid, gejalanya
bisa berkurang akibat orgasme.
d) Beberapa ahli mengatakan, gangguan menstruasi bisa dikurangi risikonya dengan
mengatur pola makan sekitar 14 hari sebelum haid. Disarankan pengidap
mengonsumsi gandum utuh, buah, dan sayuran segar, serta menghindari lemak jenuh
dan makanan cepat saji. Selain itu, batasi konsumsi garam (sodium), membatasi
asupan kafein, gula, dan alkohol.
e) Cegah dan atasi anemia.
d. Pencegahan Gangguan Menstruasi
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi
gangguan menstruasi:
a) Faktor diet
Pengaturan pola makan dimulai sekitar 14 hari sebelum haid dapat membantu sebagian
orang dengan gangguan ringan menstruasi, seperti kram. Petunjuk umum diet sehat
untuk semua orang, termasuk mengonsumsi makanan gandum utuh, buah dan sayuran
segar, menghindari lemak jenuh, serta makanan cepat saji. Selain itu, membatasi
konsumsi garam (sodium) dapat membantu mengurangi kembung maupun membatasi
asupan kafein, gula, dan alkohol juga dapat bermanfaat.
b) Cegah dan atasi anemia
c) Olahraga. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.
d) Aktivitas seksual. Terdapat laporan bahwa kram akibat haid bisa berkurang akibat
orgasme.
e) Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan berendam pada air
hangat atau menempelkan kompres hangat pada bagian abdomen.
f) Kebersihan menstruasi. Ganti pembalut setiap 4-6 jam. Hindari menggunakan
pembalut atau tampon berparfum, serta deodoran wanita yang dapat mengiritasi
bagian kewanitaan. Douching tidak disarankan, karena dapat membunuh bakteri alami
yang hidup di vagina. Mandi seperti biasa sudah cukup.
8
2.3 Pelvic Infamatory Disease (PID)
a. Pengertian Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Radang panggul umumnya dialami oleh wanita usia 15–25 tahun yang aktif berhubungan
seksual. Radang panggul bisa ditandai dengan nyeri di panggul atau perut bagian bawah.
Kondisi ini perlu mendapat penanganan untuk mencegah terjadinya komplikasi,
seperti kehamilan di luar kandungan (ektopik) atau kemandulan (infertilitas).
9
i) Keputihan menjadi lebih banyak, berbau tak sedap, serta berubah warna menjadi
kekuningan atau kehijauan
10
c) Periksa kesehatan rutin jika memiliki risiko tertular infeksi menular seksual.
d) Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan dokter.
e) Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya.
Bila menderita radang panggul, Anda dianjurkan mengajak pasangan untuk turut melakukan
pemeriksaan. Hal ini diperlukan untuk mencegah berulangnya infeksi dan radang
panggul.
2.4 Unwanted Pregnancy dan Aborsi
a. Pengertian Unwanted Pregnancy dan Aborsi
Unwanted preagnancy atau di kenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan
suatu kondisi dimana pasangan tidak mengendaki adanya proses kelahira dari suatu
kehamilan .Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku seksual/hubungan
seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
a. Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia menstruasi
pertama (menarche).
b. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat
menyebabkan kehamilan.
c. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan.
d. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak ).
e. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilandan konsekuensi lainnya yang
dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar ).
f. Kehamilan karena incest.
11
Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yang
tidak diharapkan (KTD).Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja ,yaitu
mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi).Semua tndakan tersebut
membawa dampak baik fisik,psikis,sosial dan ekonomi.
1. Risiko Fisik
Perdarahan dan konflikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi.Aborsi yang berulang
selain bisa mengakibatkan kompilikasi juga bisa menyebabkan kemandulan. Aborsi yang
dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian.
2. Risiko psikis
Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panuk, tertekan atau setres,
trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah atau
dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi itu juga sering
kehilangan kepercayaan diri.
3. Risiko sosial
Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan merasa
tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi .Selanjutnya remaja perempuan lebih
sulit menolak ajakan seksual pasanganya. Resiko lain adalah pendidikan menjadi
terputus atau masa depan terganggu.
4. Risiko ekonomi
Biaya aborsi cukup tinggi bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakin tinggi.
12
g. Bila tidak terselesaikan dengan menikah anjurkan pada keluarga supaya menerima
dengan baik.
h. Bila ingin melakukan aborsi berikan konseling risiko aborsi.
ABORSI
a. Pengertian Aborsi
Menurut Eastmen n abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia kehamilan kurang dari 28
minggu. Sama halnya dengan Jefflot memberikan definisi abortus adalah pengeluaran
dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by
llaous.
Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu kelahiran dini
sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya
janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan secara yuridis abortus
provokatus kriminalis adalah setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi
dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan
dalam keadaan mati atau hidup.
b. Jenis Aborsi
1. Abortus Spontaneus
Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah. Rustam Mochtar dalam
Muhdiono menyebutkan macam-macam aborsi spontan:
Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia muda (satu
sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain: demam; panas
tinggi; ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada aborsi sepontan tidak
jarang janin keluar dalam keadaan utuh.
Hormone replacement therapy atau yang diterjemahkan sebagai terapi sulih hormon
didefinisikan sebagai :
14
1. Terapi menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek defisiensi
hormon.
2. Pemberian hormon (estrogen, progesteron atau keduanya) pada wanita
pascamenopause atau wanita yang ovariumnya telah diangkat, untuk menggantikan
produksi estrogen oleh ovarium.
3. Terapi menggunakan estrogen atau estrogen dan atau progesteron yang diberikan pada
wanita pascamenopause atau wanita yang menjalani ovarektomi, untuk mencegah
efek patologis dari penurunan produksi estrogen.
b. Indikasi
Di Indonesia, terapi sulih hormon diberikan hanya pada pasien menopause
dengankeluhan terkait defisiensi estrogen yang mengganggu atau adanya ancaman
osteoporosis dengan lama pemberian maksimal 5 tahun.
Kontra Indikasi
1. Kehamilan
2. Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya
3. Penyakit hepar akut maupun kronik
4. Penyakit trombosis vaskular
5. Pasien menolak terapi
Kontra Indikasi Relatif
1. Hipertrigliseridemia
2. Riwayat tromboemboli
3. Riwayat keganasan payudara dalam keluarga
4. Gangguan kandung empedu
5. Migrain
6. Mioma uteri
Pemeriksaan yang harus dipenuhi sebelum pemberian terapi sulih hormon
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron. Pilihan
sediaan yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita yang tidak
menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron untuk
mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.
a) Sediaan I, yang hanya mengandung estrogen Sediaan ini bermanfaat bagi wanita yang
telah menjalani histerektomi. Estrogen diberikan setiap hari tanpa terputus.
b) Sediaan II, yang mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron.
15
1. Kombinasi sekuensial: estrogen diberikan kontinyu, dengan progesteron diberikan secara
sekuensial hanya untuk 10-14 hari (12-14 hari) setiap siklus dengan tujuan mencegah
terjadinya hiperplasia endometrium. Lebih sesuai diberikan pada perempuan pada usia
pra atau perimenopause yang masih menginginkan siklus haid.
2. Estrogen dan progesteron diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus. Cara ini
akan menimbulkan amenorea. Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi perdarahan
bercak. Sediaan ini tepat diberikan pada perempuan pascamenopause
d. Bentuk Sediaan
Terapi sulih hormon paling banyak diberikan per oral. Namun, masih banyak lagi metode
pemberiannya.
Di Eropa, sediaan estrogen yang banyak digunakan adalah estradiol valerat dan
kombinasi estradiol, estron dan estriol. Estradiol oral akan dimetabolisme menjadi estron
di mukosa intestinal dan hepar, sehingga meningkatkan konsentrasi serum estron.
Meskipun estron merupakan estrogen yang lemah, namun karena adanya keseimbangan
reversible dengan estradiol sehingga dapat bekerja menggantikan estrogen ovarium pada
pascamenopause. Bentuk ketiga dari estrogen alami yaitu estriol tidak diubah menjadi
estradiol dan hanya memiliki sedikit aktivitas biologis. Hanya 1-2% dari seluruh estriol
per oral yang dapat mencapai sirkulasi.
b. Estrogen Transdermal
Terdapat 3 cara pemberian estradiol transdermal, yaitu plester reservoir, plester matriks
dan gel. Estrogen dapat secara parenteral untuk menghindari firstpass effect di hepar.
Estradiol yang diberikan melalui transdermal terdiri dari hormon dalam solusio alkohol
yang diabsorbsi ke dalam sirkulasi secara konstan selama 3-4 hari. Pemberian secara
16
transdermal sangat dianjurkan bagi wanita menopause yang memiliki tekanan darah
tinggi, dalam pengobatan dengan obat anti diabetes (OAD) dan riwayat operasi batu
empedu.
Estradiol dapat pula diberikan dalam bentuk implan subkutan yang dapat bertahan
selama beberapa bulan, namun tingkat penurunan estradiol serum sangat bervariasi dan
beberapa wanita mengalami gejala vasomotor meskipun dengan konsentrasi
supranormal. Oleh karena itu, pemberian implan tidak boleh diulang hingga konsentrasi
estradiol serum sama dengan konsentrasi pada fase mid-folikular siklus menstruasi.
Pemberian estradiol langsung ke dalam sirkulasi juga dapat melalui pesarium atau gel
vagina. Resorbsi melalui dinding vagina sangat baik, tanpa melalui metabolisme,
sehingga konsentrasi dalam darah bisa sangat tinggi.
a) Perimenopause
1. Estrogen kontinyu dan progestogen siklik untuk melindungi endometrium dan
menimbulkan perdarahan withdrawal teratur.
2. Progestogen yang paling sering digunakan MPA (10 mg) dan noretisteron (0,7-1,25
mg), digunakan selama 10-14 hari pertama setiap bulan sesuai kalender.
3. Wanita dengan siklus yang relatif masih teratur tetapi mempunyai gejala, progestogen
diberikan sesuai dengan siklus.
b) Pascamenopause
1. Sediaan sama dengan perimenopause
2. Wanita yang telah menopause sekurangnya selama 2 tahun, diberi kombinasi estrogen-
progestogen (MPA 5 mg/hari atau noretisteron asetat 1mg/hari) kontinyu untuk mencapai
keadaan amenorea.
17
3. Wanita yang memulai terapi sulih hormon sistemik pertama kali lebih dari 5 tahun
setelah menopause, terapi awal diberikan dengan dosis yang sangat rendah (tablet estron
sulfat 0,3 mg, atau setengah tablet 0,625 mg tiap hari atau tiap 2 hari) dan ditingkatkan
secara progresif dalam 1-3 bulan untuk mencapai dosis optimal.
4. Dosis estrogen yang efektif dalam mencegah kehilangan masa tulang pada sebagian
besar wanita adalah CEE dan estron sulfat 0,625 mg, estradiol oral 2 mg dan transdermal
50 g
c) Menopause prematur
1. Dapat digunakan kombinasi kontrasepsi oral dosis rendah sampai usia 45-50 tahun (atau
sampai 35 tahun pada wanita perokok), kemudian diganti ke sediaan terapi sulih hormon
standar.
2. Dapat digunakan terapi sulih hormon konvensional pada usia berapapun, tetapi dosis
estrogen yang digunakan lebih tinggi daripada wanita yang lebih tua (contoh CEE 1,25-
2,5 mg tiap hari; estradiol transdermal 100-200 g).
g. Lama Penggunaan
a. Untuk penatalaksanaan gejolak panas, pemberian terapi sulih hormon sistemik selama 1
tahun dan kemudian dihentikan total secara berangsur-angsur (dalam periode 1-3 bulan)
dapat efektif.
b. Untuk perlindungan terhadap tulang dan menghindari atrofi urogenital, pemakaian
jangka lama diindikasikan tetapi lamanya waktu yang optimal tidak diterangkan dengan
jelas.
c. Setelah penghentian terapi masih terdapat manfaat untuk perlindungan terhadap tulang
dan koroner, tetapi menghilang bertahap setelah beberapa tahun.
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi sulih hormon di
Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan aspek keamanan
penggunaan terapi sulih hormon jangka panjang.
h. Efek Samping
Efek samping terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada payudara), retensi cairan,
mual, kram pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun
sangat jarang. Perlu untuk menginformasikan kepada pasien bahwa mastalgia tidak
berkaitan dengan kanker payudara. Sedangkan efek samping terkait progestin antara lain
retensi cairan, kembung, sakit kepala dan mastalgia, kulit berminyak dan jerawat,
gangguan mood dan gejala seperti gejala pramenstrual.
Perdarahan vagina merupakan keluhan yang sering ditemui dan meresahkan pasien.
Penggunaan progestin kontinyu dapat menyebabkan perdarahan vagina yang tidak dapat
diprediksi polanya, dengan atau tanpa spotting selama beberapa bulan. Sebanyak 5-20%
dari wanita ini bisa pernah mengalami amenorea dan mungkin beralih ke terapi hormon
siklik yang memberikan pola perdarahan yang lebih dapatdiprediksi. Keluhan-keluhan
ini menghilang sendiri dalam beberapa bulan atau dengan mengganti jenis dan dosis
sulih hormon. Pada pemakaian plester dapat terjadi iritasi kulit.
Banyak orang berpendapat bahwa pemakaian terapi sulih hormon dapat menyebabkan
penambahan berat badan namun berbagai penelitian tidak membuktikan adanya
18
hubungan antara sulih hormon dengan kenaikan berat badan permanen. Nafsu makan
memang meningkat, namun diperkirakan akibat wanita tersebut merasa sehat dan
nyaman. Pemberian terapi sulih hormon mempengaruhi distribusi lemak, terutama pada
panggul dan paha, namun tidak pada perut. Perlu diingat bahwa 45% wanita mengalami
kenaikan berat badan pada usia 50-60 tahun meskipun mereka tidak mendapatkan terapi
sulih hormon.
i. Tatalaksanan Efek Samping
a. Perdarahan vagina
Tidak ada kriteria universal yang digunakan untuk mendefinisikan perdarahan
abnormal dan yang memerlukan evaluasi lebih lanjut. Kriteria berikut ini dapat
digunakan bagi klinisi untuk tetap waspada dan meminimalkan tindakan biopsi
endometrium yang tidak perlu.
19
c. Sakit kepala
Keluhan ini dapat berkurang dengan menurunkan dosis estrogen atau mengganti sediaan
dari oral ke transdermal.
20
penganiayaan, ditendang, ditampar, ditonjok, dijambak rambutnya, dilempar dengan
benda keras, disiram dengan air panas ataupun disundut dengan rokok.
Kekerasan secara psikologis berupa caci maki, bentakan atau amarah, ancaman,
pengusiran, penyanderaan, dihukum dan tidak diberikan uang belanja/nafkah,
penghancuran dan pembakaran barang milik korban. Secara seksual terjadi dalam bentuk
pemaksaan hubungan seksual atau pemerkosaan. Kekerasan seksual dalam hubungan
suami-istri terjadi ketika suami memaksa istri berhubungan seks dengan cara-cara yang
“tidak wajar” yang tidak dikehendaki oleh istri seperti variasi hubungan yang seringkali
didapati suami ketika menonton film porno. Dalam pergaulan bersama dengan
masyarakat kekerasan seksual terjadi dalam bentuk sentuhan-sentuhan yang tidak
diinginkan perempuan (pencolekkan pada bagian tubuh yang “terlarang” ataupun
pelecehan seksual.
Selain itu, kekerasan fisik dapat diidentifikasi pula seperti memukul, menendang,
menonjok, menampar, menjambak rambut, menyiram dengan air panas, melempar
dengan benda keras dan menyundut dengan rokok. Kekerasan psikologis berupa caci
maki dengan kata-kata kasar dan menyakitkan, bentakan/amarah, ancaman, mengusir,
menyandera, menghukum dan tidak memberikan uang belanja/nafkah, menghancurkan
dan membakar barang milik korban. Dan kekerasan seksual contohnya adalah
pemaksaan dalam melakukan hubungan seksual oleh suami, pasangan atau orang lain
dan memasukkan benda asing ke dalam kemaluan perempuan (vagina). Yang termasuk
juga dalam kekerasan psikologis yaitu membanding-bandingkan istri dengan orang lain
dan mengatakan istri tidak becus. Kategori kekerasan juga termasuk di dalamnya adalah
kekerasan ekonomi dan kekerasan sosial. Yang dimaksud dengan kekerasan ekonomi
misalnya menjual atau memaksa istri untuk bekerja sebagai pelacur, atau
menghamburkan uang hasil penghasilan istri untuk bermain judi dan mabuk-mabukan.
Sedangkan kekerasan sosial yaitu membatasi pergaulan istri untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan di luar rumah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan mengalami tindakan kekerasan fisik,
seksual dan psikologis. Hetty Siregar dalam bukunya Menuju Dunia Baru: Komunikasi,
21
Media dan Gender (1999) sebagaimana dikutip dari Coomaraswanya (Fredoom From
Violence (1992) menyebutkan bahwa :
1) Kedudukan sosialnya yang dianggap lebih rendah dari laki-laki, maka perempuan
menjadi sasaran perkosaan, pembunuhan bayi perempuan dan tindak kriminal yang
berhungan dengan jenis kelamin
Pinky Saptandari menyebutkan bahwa ada beberapa alasan mengapa laki-laki melakukan
kekerasan terhadap perempuan, yaitu:
1. Kekerasan itu perlu untuk mengakhiri perbedaan pendapat antara laki-laki dan
perempuan
2. Kekerasan merupakan simbol kejantanan. Laki-laki percaya bahwa laki-laki sejati harus
dapat mengendalikan segala kelakuan perempuan, berhak atas istri yang baik (patuh,
selalu siap melayani), memperoleh keturunan laki-laki, dan merupakan penentu nasib
keluarga
3. Kekerasan dipakai agar perempuan bergantung pada laki-laki dan agar perempuan
menjadi milik laki-laki, meski pada kenyataannya laki-lakilah yang membutuhkan
perempuan
22
d. Upaya Penanggulangan
Pertama kali yang mesti dilakukan adalah memahami segala bentuk kekerasan yang
dapat terjadi. Psikolog Mira Amir meminta, baik perempuan ataupun laki-laki,
mengetahui bentuk kekerasan itu agar dapat mengetahui batasan-batasan saat berperilaku
di tengah masyarakat. Menurut Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan,
kekerasan pada perempuan meliputi segala bentuk kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan
seksual.Dengan memahami bentuk kekerasan ini, seseorang dapat lebih waspada dan
mengetahui segala bentuk ancaman yang bakal menimpanya.
23
Kekerasan Terhadap Anak
Kekerasan anak lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya
tanda atau luka pada tubuh sang anak. Jika kekerasan terhadap anak di dalam rumah
tangga dilakukan oleh orang tua, maka hal tersebut dapat disebut kekerasan dalam rumah
tangga. Tindak kekerasan anak yang termasuk di dalam tindakan kekerasan rumah
tangga adalah memberikan penderitaan baik secara fisik maupun mental di luar batas-
batas tertentu terhadap anak. Namun, orang tua menyikapi hal tersebut adalah proses
mendidik anak, padahal itu adalah salah satu tindak kekerasan terhadap anak. Bagi
orangtua, tindakan anak yang melanggar perlu dikontrol dan dihukum.
Anak-anak korban kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan
perilaku menyimpang di kemudian hari. Bahkan, Komnas Perlindungan Anak (dalam
Nataliani, 2004) mencatat, seorang anak yang berumur 9 tahun yang menjadi korban
kekerasan, memiliki keinginan untuk membunuh ibunya. Bayangkan bagaimana seorang
anak menjadi sangat membenci dan tidak bersimpatik terhadap dunia disekitarnya,
khususnya pihak yang memberikan perilaku kekerasan padanya. Bila yang melakukan itu
adalah kedua orang tuanya, maka jelas anak tersebut bisa menjadi sosok yang sangat
menentang bahkan melawan orang tuanya. Rasa sakit hati yang disimpan oleh anak ini
akan sangat berpengaruh pada kehidupan psikologis anak. Meski kondisi lingkungan,
pendidikan dan pergaulan juga sangat berpengaruh.
24
3. Anak menjadi agresif.
4. Anak suka mencederai atau menyakiti orang lain.
5. Anak melakukan penyimpangan seksual.
6. Anak menjadi pengguna markoba.
7. Anak depresi dan bahkan ingin bunuh diri.
Kekerasan terhadap anak terbagi atas kekerasan fisik, kekerasan emosional, kekerasan
seksual, dan penelantaran. Namun kekerasan yang satu dengan yang lain saling
berhubungan. Jika anak menderita kekerasan fisik, pada saat bersamaan anak juga
menderita kekerasan emosional. Sementara jika anak mengalami kekerasan seksual,
selain menderita kekerasan emosional, anak juga akan mengalami penelantaran.
25
c. Dampak kekerasan terhadap anak
Moore (dalam Nataliani, 2004) menyebutkan bahwa efek tindakan dari korban
penganiayaan fisik dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Ada anak yang
menjadi negatif dan agresif serta mudah frustasi, ada yang menjadi sangat pasif dan
apatis, ada yang tidak mempunyai kepibadian sendiri, ada yang sulit menjalin relasi
dengan individu lain dan ada pula yang timbul rasa benci yang luar biasa terhadap
dirinya sendiri. Selain itu Moore juga menemukan adanya kerusakan fisik, seperti
perkembangan tubuh kurang normal juga rusaknya sistem syaraf. Anak-anak korban
kekerasan umumnya menjadi sakit hati, dendam, dan menampilkan perilaku
menyimpang di kemudian hari. Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan
berdasarkan masing-masing bentuk kekerasan terhadap anak, antara lain :
1) Dampak kekerasan fisik, anak yang mendapat perlakuan kejam dari orang tuanya akan
menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-
anaknya. Orang tua agresif melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya
akan menjadi orang dewasa yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004)
menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan
perlakuan buruk yang diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang
berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera serius
terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyebabkan korban
meninggal dunia.
2) Dampak kekerasan psikis. Unicef (1986) mengemukakan, anak yang sering dimarahi
orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk,
seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan,
anorexia (takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan
bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar diidentifikasi atau
didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang nyata seperti penyiksaan fisik. Jenis
kekerasan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam
beberapa bentuk, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan,
perilaku merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol,
ataupun kecenderungan bunuh diri.
26
3) Dampak kekerasan seksual. Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban
yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan
trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah
menikah. Bahkan eksploitasi seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak
ditengarai sebagai penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual terjadi
pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain dari yang
biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut, perubahan pola tidur,
kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom fisik seperti sakit perut atau adanya
masalah kulit, dll (dalam Nadia, 1991).
4) Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini
adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, Hurlock (1990)
mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan berkembangnya
perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan
mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
Upaya perlindungan yang dapat dilakukan berkaitan dengan kekerasan anak ini dapat
dilakukan dengan pendekatan kesehatan pada masyarakat, yaitu melalui usaha promotif,
preventif, diagnosis, kuratif, dan rehabilitatif. Dua usaha yang pertama ditujukan kepada
anak yang belum menjadi korban kekerasan, melalui kegiatan pedidikan masyarakat
dengan tujuan menyadarkan masyarakat bahwa kekerasan pada anak merupakan
penyakit masyarakat yang akan menghambat tumbuh kembang anak secara optimal, oleh
karena itu harus di hapuskan. Sedangkan dua usaha yang terakhir tujukan bagi anak yang
sudah menjadi korban kekerasan, dengan tujuan memberikan pengobatan baik secara
fisik dan psikologis anak, dengan tujuan meng-reintegrasi korban ke dalam lingkungan
semula. Upaya menurunkan tingkat kekerasan terhadap anak di Indonesia dapat
dilakukan oleh orangtua, guru sebagai pendidik, masyarakat dan pemerintah.
27
Pertama, orangtua. Para orangtua seharusnya lebih memperhatika kehidupan anaknya.
Orangtua di tuntut untuk mendidik dan menyayangi anak-anaknya. Jangan membiarkan
anak hidup dalam kekangan mental maupun fisik. Sikap memarah-marahi anak habis-
habisan, apalagi melakukan tindakan kekerasan bukanlah tidakan yang bijaksana sebagai
orangtua, karena hal itu hanya membuat anak merasa tidak di perhatikan dan tidak di
sayangi. Akhirnya anak merasa trama, dan bahkan putus asa. Sangat penting untuk
disadari bahwa anak di lahirkan ke dunia ini memiliki hak untuk medapatkan pengasuhan
yang baik, kasih sayang, dan perhatian. Anak juga memiliki hak mendapatkan
pendidikan yang baik di keluarga maupun di sekolah, juga mendapatkan nafkah.
Bagaimanapun juga, tidak wajib seorang anak menafkahi dirinya sendiri, sehingga ia
harus kehilangan hak-haknya sebagai anak, karena harus membanting untuk menghidupi
diri atau bahkan untuk keluarganya. Dalam kasus kekerasan terhadap anak ini, siklus
kekerasan dapat berkembang dalam keluarga. Individu yang mengalami kekerasan
orangtuanya, akan melakukan hal yang sama pada anaknya kelak. Oleh karena itu
penting untuk disadari bahwa perilaku mereka merupakan hal yang dapat ditiru oleh
anak-anak mereka, sehingga mereka mampu menghidari perilaku yang kurang baik
.
Kedua, guru. Peran seorang guru di tuntut untuk menyadari bahwa pendidikan bukan saja
membuat anak menjadi pintar, tetepi juga harus melatih sikap, dan mental anak didiknya.
Peran guru dalam memahami siswanya sangat penting. Sikap arif, bijaksana dan toleransi
sangat di perlukan, sehingga ia dapat bertindak dan bersikap bijaksana dalam mehadapi
anak didiknya.
Ketiga, masyarakat. Anak-anak kita ini selain berhadapan dengan orangtua dan guru,
mereka tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat. Untuk itu diperlukan kesadaran dan
kerja sama dari berbagai elemen dalam masyarakat untuk turu memberikan nuansa
pendidikan yang positif bagi anak-anak. Salah satu elemen tersebut adalah stasiun TV.,
karena pengaruh media terhadap perilaku anak cukup besar. Berbagai tayangan kriminal
di TV , tanpa kita sadari telah menampilkan potret-potret kekerasan yang dapat
mempengaruhi mental dan kepribadian anak. Penyelengara TV bertanggung jawab untuk
memberikan tayangan yang mengandung edukasi yang positif.
28
c. Keempat, pemerintah. Pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap
permasalahan rakyatnya, termasuk untuk menjamin masa depan bagi anak-anak kita
sebagai generasi penerus.
2.7 Pemerkosaan
a. Pengertian Pemerkosaan
Perkosaan sebagai suatu tindakan kekerasan merupakan suatu tindak kejahatan yang
dinilai sangat merugikan dan mengganggu ketentraman dan ketertiban hidup, terutama
bagi korbannya. Adanya reaksi umum yang berlebihan terkadang juga semakin
memojokkan korban. Peristiwa perkosaan yang merupakan berita yang cukup menarik
untuk dibicarakan membuat masyarakat tertarik untuk menjadikan berita tersebut sebagai
salah satu bahan pembicaraan (Fakih dalam Prasetyo, 1997).
Definisi perkosaan dalam KUHP pasal 285 tergolong sempit. Perkosaan menurut
undang-undang adalah tindak persetubuhan berdasar ancaman atau kekerasan yang
dilakukan pada perempuan yang bukan istri sah. Artinya menurut KUHP pasal 285,
pemerkosaan hanya sebatas tindakan pemaksaan penetrasi penis ke lubang vagina yang
dilakukan pria kepada wanita. Di luar itu, tidak dianggap sebagai pemerkosaan. Definisi
ini juga mengencualikan kemungkinan pria dapat menjadi korban.
b. Jenis-jenis pemerkosaan
Bentuk-bentuk pemerkosaan dapat dikelompokkan berdasarkan siapa yang melakukan,
siapa korbannya, dan tindakan spesifik apa yang terjadi dalam pemerkosaan tersebut.
Beberapa jenis pemerkosaan mungkin dianggap jauh lebih parah daripada yang lain.
Ditilik dari jenisnya, tindak perkosaan dibagi menjadi:
1. Perkosaan pada orang difabel
29
Pemerkosaan jenis ini dilakukan oleh orang sehat pada orang difabel, yaitu orang yang
memiliki keterbatasan/kelainan fisik, perkembangan, intelektual, dan/atau mental. Orang
difabel mungkin memiliki kemampuan yag terbatas atau tidak bisa mengungkapkan
persetujuan mereka untuk terlibat dalam aktivitas seksual.
Jenis perkosaan ini juga termasuk tindak perkosaan terhadap orang-orang yang sehat tapi
tidak sadarkan diri. Misalnya saat korban tidur, pingsan, atau koma. Termasuk juga
dalam keadaan setengah sadar, misalnya saat mabuk akibat pengaruh obat (efek samping
obat legal, narkotika, atau obat bius yang sengaja dimasukkan) atau minuman beralkohol.
Biarpun korban diam dan tidak melawan, kalau hubungan seks itu dipaksakan dan terjadi
di luar kehendaknya, tetap berarti perkosaan. Zat-zat tersebut menghambat kemampuan
seseorang untuk menyetujui atau melawan tindakan seksual, dan kadang bahkan
mencegah mereka mengingat peristiwa tersebut.
Tindak pemerkosaan yang terjadi ketika pelaku dan korban sama-sama memiliki
hubungan sedarah atau disebut dengan perkosaan inses. Perkosaan inses bisa terjadi
dalam keluarga inti atau keluarga besar. Misalnya antara ayah dan anak, kakak dan adik,
paman/bibi dan keponakan laki-laki atau perempuan (keluarga besar), atau antar saudara
sepupu.
Menurut CATAHU Komnas Perempuan, ayah, kakak, dan paman kandung termasuk tiga
pelaku kekerasan seksual dalam keluarga yang terbanyak. Meski begitu, inses juga
termasuk perkosaan yang dilakukan oleh anggota keluarga tiri. Pada kebanyakan kasus,
tindak perkosaan dalam keluarga melibatkan anak di bawah umur.
Statutory rape adalah tindak perkosaan oleh orang dewasa pada anak yang belum genap
berusia 18 tahun. Ini juga bisa termasuk hubungan seksual antar sesama anak yang masih
di bawah umur. Di Indonesia, perkosaan dan/atau kekerasan seksual pada anak diatur
oleh UU Perlindungan Anak nomor 35 tahun 2014 dalam pasal 76D.
Jenis perkosaan ini terjadi di antara dua individu yang sedang menjalin hubungan
asmara, termasuk dalam pacaran atau dalam rumah tangga. Perkosaan dalam pacaran
tidak diatur secara spesifik oleh hukum Indonesia. Namun, perkosaan dalam perkawinan
diatur oleh Undang-Undang Penghapusan KDRT nomor 23 tahun 2004 pasal 8 (a) serta
30
Pasal 66. Pemaksaan penetrasi dengan cara apa pun tetap tergolong perkosaan, terlepas
apakah korban pernah berhubungan seks dengan pemerkosa sebelumnya atau tidak.
Selama ini kita mungkin menganggap bahwa perkosaan hanya bisa terjadi antara orang
asing. Misalnya saat dicegat tengah malam oleh oknum tak dikenal. Namun, tindak
perkosaan sangat mungkin terjadi di antara dua orang yang sudah saling kenal. Tak
peduli baru kenal sebentar atau sudah lama. Misalnya teman sepermainan, teman
sekolah, tetangga, teman kantor, dan lainnya. Dua dari tiga kasus perkosaan dilakukan
oleh seseorang yang dikenal oleh korban.
c. Dampak Pemerkosaan
1. Dampak fisik
Setelah mengalami pemerkosaan, tentu ada beberapa cedera atau dampak fisik yang bisa
dialami korban. Antara lain sebagai berikut:
Selain fisik yang terluka, korban pemerkosaan juga bisa mengalami trauma psikologis
dan emosional luar biasa. Dampak psikologis pemerkosaan pada umumnya berwujud
syok (mati rasa), penarikan diri (isolasi) karena malu atau ketakutan, depresi, agresi dan
31
agitasi (mudah marah), mudah kaget dan terkejut, paranoid, disorientasi (kebingungan
dan linglung), gangguan disosiasi, PTSD, hingga gangguan cemas atau gangguan panik.
Namun, antara satu orang dan yang lain bisa mengalami efek yang berbeda tergantung
bagaimana masing-masing merespon peristiwa traumatis tersebut.
Korban perkosaan juga dapat mengalami sindrom trauma perkosaan atau yang disebut
Rape Trauma Syndrome (RTS). RTS adalah bentuk turunan dari PTSD (gangguan stres
pasca trauma) yang umumnya memengaruhi korban perempuan. Gejalanya bisa meliputi
campuran dari cedera fisik dan dampak trauma psikologis. Termasuk juga ingatan kilas
balik (flashbacks) dari peristiwa nahas tersebut dan peningkatan frekuensi mimpi buruk.
Berangkat dari keparahan dampak perkosaan yang mungkin dialami, banyak pula
penyintas yang memiliki kecenderungan ingin bunuh diri. Mereka menganggap bahwa
bunuh diri adalah cara terbaik untuk mengakhiri semua penderitaannya.
Pemerkosaan tak hanya terjadi pada perempuan yang berpakaian menggoda. Anak-anak
juga kerap menjadi korban pelampiasan. Laki-laki hidung belang mendadak merajalela,
mungkin efek kehilangan pelampiasan sejak di tutupnya beberapa lokalisasi.
32
8. Jikapun tidak dapat Bela diri, kaum perempuan bisa menyimpan alat-alat perlindungan
diri seperti jarum pentul, peniti, bubuk merica / cabai atau alat kejut.
9. Sebaiknya jangan terlalu sering memainkan gadget dan memakai earphone. Karena akan
membuat kita kurang peka terhadap kondisi lingkungan. Perhatian terhadap gadget akan
membuat kita kurang peka jika ada orang yang menunjukan gelagat kurang baik dan
mencurigakan.
Pelecehan seksual yang terjadi tanpa janji atau iming-iming maupun ancaman. Kategori
pelecehan seksual menurut Nichaus:
3. Blitz rape yaitu pelecehan seksual yang terjadi sangat cepat, sedangkan pelaku tidak
33
saling kenal.
4. Confidence rape yaitu pelecehan seksual dengan penipuan, hal ini jarang dilaporkan
karena malu.
5. Power rape yaitu pelecehan seksual yang saling tidak mengenal, pelaku bertindak
cepat dan menguasai korban, dilakukan oleh orang yang berpengalaman dan yakin
korban akan menikmati.
6. Anger rape, yaitu pelecehan seksual dimana korban menjadi marah dan balas dendam.
7. Sadistie rape yaitu pelecehan seksual dengan ciri kekejaman atau sampai
pembunuhan
Pelecehan seksual memiliki berbagai bentuk. Secara luas, terdapat lima bentuk pelecehan
seksual menurut ILO (International Labour Organization) yaitu:
2. Pelecehan lisan termasuk ucapan verbal/ komentar yang tidak diinginkan tentang
kehidupan pribadi atau bagian tubuh atau penampilan seseorang, lelucon dan
komentar bernada seksual.
3. Pelecehan isyarat termasuk bahasa tubuh dan atau gerakan tubuh bernada seksual,
kerlingan yang dilakukan berulang-ulang, isyarat dengan jari, dan menjilat bibir.
4. Pelecehan tertulis atau gambar termasuk menampilkan bahan pornografi , gambar,
screensaver atau poster seksual, atau pelecehan lewat email dan moda komunikasi
elektronik lainnya.
5. Pelecehan psikologis/emosional terdiri atas permintaan-permintaan dan ajakan-
ajakan yang terusmenerus dan tidak diinginkan, ajakan kencan yang tidak diharapkan,
penghinaan atau celaan yang bersifat seksual.
6. Pelecehan tertulis atau gambar termasuk menampilkan bahan pornografi,
screensaver atau poster seksual, atau pelecehan lewat email dan moda komunikasi
elektronik lainnya.
7. Pelecehan psikologis/emosional terdiri atas permintaan-permintaan dan ajakan-
ajakan yang terusmenerus dan tidak diinginkan, ajakan kencan yang tidak diharapkan,
penghinaan atau celaan yang bersifat
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
35
Kesehatan reproduksi remaja harus mendapatkan perhatian yang serius untuk
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam rangka mewujudkan
keluarga berkualitas . Dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi, masalah yang
terpenting adalah perilaku seksual yang berakibat meningkatnya angka permasalahan
reproduksi, seperti Infeksi Menular Seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi,
infeksi saluran reproduksi, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Source : Yatim, Faisal. "Macam macam penyakit menular dan pencegahannya." (2001).
36
Source : Alodokter, dr. Merry Dame Cristy Pane. “Radang Panggul.” (2020)
Source : Hello Sehat, dr. Tania Savitri - Dokter Umum. “Beragam jenis pemerkosaan dan
dampaknya bagi korban, secara fisik dan mental “. (2020)
Ekandari Mustaqfirin Faturochman, 2001 “PERKOSAAN, DAMPAK, DAN ALTERNATIF
PENYEMBUHANNYA”, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, JURNAL
PSIKOLOGI 2001, NO. 1, 1 - 18
https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7011/5463#:~:text=Definisi%20perkosaan
%20dalam%20penelitian%20ini,secara%20fisik%20maupun%20secara%20psikologis.
http://repository.unissula.ac.id/9690/5/BAB%20I.pdf
https://griyahusada.id/files/bahan-ajar/Modul%20Kespro.pdf
37