Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN JOURNAL READING

BLOK INTEGUMEN

“INFEKSI MENULAR SEKSUAL : DIAGNOSIS AND CONTROL”

Tutor: dr. Dina Qurratu Ainin, MHPE

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Lalu Muuhammad Faros Fikri : 021.06.0051

2. Muhammad Diandra Akbarsyah : 021.06.0063

3. Ni Kadek Padmi Diah Niswary Dewi : 021.06.0072

4. Pande Agus Arta Juna : 021.06.0083

5. Sintia Septiana : 021.06.0094

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Journal Reading “Infeksi Menular Seksual : Diagnosis and Control” tanpa
ada hambatan yang berarti. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini, diantaranya:

1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
2. dr. Dina Qurratu Ainin, MHPE, selaku tutor dan fasilitator dalam journal
reading kelompok 2 atas segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi
keterbatasan kami.
3. Seluruh anggota jurnal reading kelompok 2 yang telah membantu dan
memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, dan untuk ke depannya kami akan memperbaiki
bentuk maupun menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik lagi. kami menyadari
bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas, sehingga kami tetap mengharapkan
masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk laporan ini demi
terlaksananya penelitian dengan baik, sehingga tujuan disusunnya laporan ini juga bisa
tercapai.

Mataram, 10 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat .............................................................................................. 1

1.3 Identitas Jurnal ...................................................................................................... 1

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

2.1 Definisi Infeksi Menular Seksual .......................................................................... 3

2.2 Etiologi Infeksi Menular Seksual .......................................................................... 3

2.3 Epidemiologi Infeksi Menular Seksual ................................................................. 4

2.4 Manifestasi Klinis Infeksi Menular Seksual..........................................................4

2.5 Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual...................................................................5

2.6 Tatalaksana Infeksi Menular Seksual....................................................................6

2.7 Prognosis dan KIE Infeksi Menular Seksual........................................................6

2.8 Penelitian..............................................................................................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah suatu penyakit infeksi yang kebanyakan
ditularkan melalui hubungan seksual termasuk melalui cairan tubuh atau kontak kulit
melalui hubungan seks vagina, oral, dan anal. IMS merupakan masalah kesehatan
utama dan sebagian besar menyerang kaum muda, tidak hanya di negara berkembang,
namun juga di negara maju. Beban penyakit yang ditimbulkan oleh IMS secara global
tidak diketahui karena beberapa alasan. Dengan perkembangan di bidang sosial,
demografik, serta meningkatnya migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi tertular
IMS akan meningkat pesat. Beban terbesar akan ditanggung negara berkembang,
namun negara maju pun dapat mengalami beban akibat meningkatnya IMS oleh virus
yang tidak dapat diobati, perilaku seksual berisiko serta perkembangan pariwisata. IMS
menempati peringkat 10 besar alasan berobat di banyak negara berkembang.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Mengetahui bagaimana kejadian penyakit infeksi menular seksual


1.2.2 Mengetahui penanganan atau pengobatan penyakit infeksi menular seksual

1.3 Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Sexual Transmitted Diseases : Diagnosis and Control.


Penulis : Teresa Fasciana, Giuseppina Capra, Dario Lipari, Alberto
Firenze dan Anna Giammanco.
Penerbit : International Journal of Environmental Research and Public
Health : MDPI
Tahun Tebit 2022

1
1.4 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

1.4.1 Kelebihan
- Bahasa yang digunakan cukup mudah dimengerti
- Jurnal diterbitkan lima tahun terakhir sehingga update
1.4.2 Kekurangan
- Jurnal tidak menyediakan gambar
- Pembahasan tentang topik jurnal sedikit

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Infeksi Menular Seksual

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah suatu penyakit infeksi yang kebanyakan
ditularkan melalui hubungan seksual termasuk melalui cairan tubuh atau kontak kulit
melalui hubungan seks vagina, oral, dan anal.

2.2 Etiologi Infeksi Menular Seksual

Penyakit IMS ini disebabkan oleh lebih dari 30 bakteri yang berbeda, virus dan
parasite dan tersebar terutama melalui kontak seksual, termasuk vagina, anal dan oral
seks.
Infeksi Bakteri Infeksi Virus Infeksi Infeksi Parasit
Protozoa Jamur
Neisseria Human Trichomonas Candida Phtirus
gonorrhoeae Immunedefeciency vaginalis albicans pubis
virus (HIV)
Chlamydia Herpes Simplex Sarcoptes
trachomatis virus scabies
Treponema Hepatitis B virus
pallidum
Haemophilus Human papilloma
ducreyi virus (HPV)
Klebsiella Virus Moluskum
granulomatis Kontagiosum
Mycoplasma
genitalium

3
Ureaplasma
urealyticum

2.3 Epidemiologi Infeksi Menular Seksual

IMS merupakan masalah kesehatan utama dan sebagian besar menyerang kaum
muda, tidak hanya di negara berkembang, namun juga di negara maju. Beban penyakit
yang ditimbulkan oleh IMS secara global tidak diketahui karena beberapa alasan.
Dengan perkembangan di bidang sosial, demografik, serta meningkatnya migrasi
penduduk, populasi berisiko tinggi tertular IMS akan meningkat pesat. Beban terbesar
akan ditanggung negara berkembang, namun negara maju pun dapat mengalami beban
akibat meningkatnya IMS oleh virus yang tidak dapat diobati, perilaku seksual berisiko
serta perkembangan pariwisata. IMS menempati peringkat 10 besar alasan berobat di
banyak negara berkembang.

2.4 Manifestasi Klinis Infeksi Menular Seksual

Gejala-gejala IMS yang dapat terjadi ialah:


- Pembesaran kelenjar getah bening
- Bercak merah yang tidak gatal di tubuh terutama di telapak tangan dan kaki
- Keluarkan cairan berwarna putih kekuning-kuningan atau kehijau-hijaun serta
encer dan berbau busuk dari vagina, penis, atau lubang anus.
- Rasa gatal di sekitar alat kelamin dan terjadi pembengkakan pada pangkal
paha.
- Timbul bintil-bintil berkelompok seperti anggur yang sangat nyeri pada
kemaluan atau anus atau sekitar mulut
- Rasa panas serta nyeri ketika kencing dan rasa terbakar di sekitar alat kelamin
- Pendarahan ketika selesai berhubungan seks.
- Pada perut bawah wanita nyeri serta pada pria terasa nyeri pada testis (Candra,
Ilham and Hardisal, 2018).

4
2.5 Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual

2.5.1 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada daerah genitalia dan sekitarnya. Pada
pemeriksaan pasien perempuan diperiksa dengan berbaring pada meja ginekologi dalam
posisi litotomi dengan melakukan inspeksi dan palpasi mons pubis, labia, dan penineum.
Pemeriksaan daerah genitalia luar dengan memperhatikan kemerahan, pembengkakan,
luka/lecet, adanya masssa atau duh tubuh. Sedangkan pada pasien laki-laki pemeriksaan
dapat dilakukan sambil duduk/berdiri. Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan
daerah penis, dari pangkal sampai ujung serta daerah skrotum apakah ada duh tubuh,
pembengkakan, luka/lecet atau adanya lesi lain. Dilakukan pula pemeriksaan daerah
inguinal untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah bening setempat (regional).
2.5.2 Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Anoskopi
Pemeriksaan anoskopi dilakukan jika ada keluhan atau gejala pada anus dan
rektum. Pemeriksaan ini sekaligus dapat melihat keadaan mukosa rektum atau
pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berupa tes darah dan urin dapat digunakan sebagai
sampel pemeriksaan penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, hepatitis, sifilis,
herpes sampai HIV.
- Apusan
Jenis tes lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular seksual
adalah swab test atau apusan. Tes ini dilakukan dengan bantuan aplikator seperti kapas
untuk menyeka bagian organ genital.
- Pap Smear dan Pengujian HPV
Pap smear adalah tes untuk mencari tanda-tanda awal kanker serviks. Perlu
diketahui bahwa hasil pap smear yang abnormal bukan berarti seseorang pasti mengidap
kanker serviks atau kanker dubur. Jika seseorang mendapat hasil pap smear yang abnormal,
biasanya dokter akan merekomendasikan tes HPV. Jika tes HPV negatif, kecil
kemungkinan seseorang tersebut mengidap kanker serviks atau kanker dubur. Sebab, tes
HVP saja tidak dapat memprediksi kanker.

5
2.6 Tatalaksana Infeksi Menular Seksual

- Pemberian antibiotik: antibiotik akan diberikan pada penderita IMS yang


dikarenakan infeksi bakteri, seperti sifilis, gonore, dan klamidia.
- Pemberian antivirus: antivirus diberikan pada penderita IMS yang dikarenakan
infeksi virus, seperti hepatitis B dan C serta HPV.
- Pemberian ARV (antiretroviral): ARV diberikan khusus untuk penderita
penyakit HIV/AIDS agar menghambat perkembangan virus serta mencegah
terjadinya pelemahan sistem imunitas oleh virus HIV.

2.7 Komplikasi Infeksi Menular Seksual

Komplikasi yang mungkin terjadi, diantaranya radang panggul pada


perempuan, kemungkinan terjadi kemandulan baik pada perempuan atau laki-laki,
infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kebutaan, kehamilan
ektopik (di luar kandungan) dan memudahkan penularan infeksi HIV (Arjani, 2015).

2.8 KIE Infeksi Menular Seksual

- Menekankan pentingnya pencegahan infeksi karena ditakutkan akan


menimbulkan komplikasi, terutama pada Wanita.
- Menyarankan untuk melakukan praktik monogamy, menggunakan kondom,
serta memilih pasangan yang memiliki risiko rendah terhadap penularan IMS.
- Menjelaskan bahwa seseorang yang menderita IMS memiliki risiko lebih tinggi
terhadap infeksi HIV/AIDS.

2.9 Penelitian

Sebuah studi kohort observasional prospektif yang dilaporkan oleh Wang dan
rekan kerjanya dilakukan pada sekelompok laki-laki yang berhubungan seks dengan
laki-laki (LSL) yang memperoleh profilaksis pra pajanan (PrEP) di klinik swasta di
Thailand dan menggunakannya di Hong Kong. Peserta menyelesaikan dua survei

6
mandiri berbasis web saat mendapatkan PrEP di Thailand dan tiga bulan setelahnya.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peserta yang merasa memiliki kemungkinan
lebih tinggi tertular IMS dan melaporkan niat yang lebih tinggi untuk melakukan tes
IMS. Persepsi dasar bahwa penyedia layanan akan berpikir mereka terlibat dalam
perilaku berisiko karena penggunaan PrEP. Kemudian, perlunya perencanaan layanan
dan promosi kesehatan terkait tes IMS bagi “wisatawan PrEP” yang LSL digaris
bawahi oleh penulis.
Dalam hasilnya, Chan dkk. menunjukkan bahwa penerapan tes mandiri HIV
(HIVST) secara online bermanfaat dalam meningkatkan cakupan tes HIV di kalangan
laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) di Hong Kong. Dalam
penelitian ini, diamati bahwa sekitar 80% pengguna HIVST menerima beberapa bentuk
tes HIV selama masa penelitian, dan sebagian besar dari mereka menggunakan HIVST
lagi. Oleh karena itu, penerapan HIVST mempunyai potensi yang baik untuk
meningkatkan angka tes HIV rutin, yang sangat rendah di kalangan homo seksual di
Tiongkok. Tes HIV rutin penting bagi homo seksual, karena perilaku seksual berisiko
mereka terus berlanjut.
Penelitian yang menggunakan kuesioner anonim yang dikelola sendiri
dilakukan oleh Yamanaka dan Kawata. Dalam makalah tersebut, penulis melaporkan
karakteristik hubungan ibu-anak di kalangan mahasiswi Jepang dan hubungannya
dengan kesadaran risiko seksual mahasiswa. Salah satu temuan utama penelitian ini
adalah bahwa literasi seksual dan pendidikan tentang manajemen diri dapat membantu
mengembangkan komunikasi yang erat antara ibu dan anak perempuan serta membantu
hubungan ini dalam hal kepercayaan dan keintiman. Temuan ini menunjukkan bahwa,
sebagai sebuah profesi khusus, kita perlu memberi kesan kepada masyarakat tentang
pentingnya hubungan ibu-anak yang baik sehingga perempuan muda dapat
mengembangkan kemampuan manajemen diri untuk membantu mereka menghindari
risiko seksual.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular
melalui hubungan intim. Penyakit ini umumnya ditandai dengan ruam atau lepuh,
keputihan, dan nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di
antaranya chlamydia, gonore, sifilis, herpes, HPV, dan HIV. Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa profil pasien IMS yang paling umum datang ke klinik adalah orang
dewasa, penggunaan kondom yang buruk, dan jumlah pasangan yang banyak. Tes HIV
rutin sangat penting bagi negara yang masih banyak terkena/mengalami HIV maka dari itu
penilitian ini menerapkan untuk tes menggunakan HIVST online yang dimana tes ini
membantu untuk meningkatkan tes HIV rutin. Tes HIV rutin penting bagi LSL, karena
perilaku seksual berisiko mereka terus berlanjut. Makalah ini membahas tujuan untuk
meningkatkan strategi yang digunakan untuk meningkatkan skrining dan tes IMS. Hal ini
akan membantu menilai dengan lebih baik risiko masyarakat tertular IMS dan membantu
penderita IMS mengakses pengobatan, meningkatkan kesehatan mereka dan memperkecil
kemungkinan penularan IMS ke orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arjani, I. A. M. S. (2015) ‘Identifikasi Agen Penyebab Infeksi Menular Seksual 1 Ida


Ayu Made Sri Arjani 1’, Jurnal Skala Husada, 12(1), pp. 15–21.
Candra, R. A., Ilham, D. N. and Hardisal (2018) ‘Diagnosis Infeksi Menular Seksual
Menggunakan Aplikasi Kecerdasan Buatan’, Jurnal Manajemen Informatika &
Komputerisasi Akuntansi, 2(2), pp. 93–102.
Fasciana, T.; Capra, G.; Lipari, D.; Firenze, A.; Giammanco, A. (2022). Sexually
Transmitted Diseases: Diagnosis and Control. Int. J. Environ. Res. Public
Health. https://doi.org/10.3390/ijerph19095293
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai