TENTANG
Debora
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
karunia-Nya kelompok dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kelompok buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Epidemiologi
Penyakit Menular. Selain itu, makalah ini juga bertujuan supaya pembaca dapat
mengetahui dan memahami secara jelas mengenai Penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS).
Kelompok menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Ucapan terimakasih dari kelompok kepada dosen pengampu mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Menular. Demikianlah makalah ini kelompok susun. Semoga
dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan
kritik yang membangun sangat kelompok harapkan demi kasempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi menular seksual (IMS) yang disebut juga penyakit menular seksual
(PMS) adalah infeksi yang menular lewat hubungan seksual baik dengan pasangan
yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti pasangan. Infeksi
menular seksual merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol di
sebagian besar wilayah dunia. Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.
Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu dari sepuluh
penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki- laki
dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang.
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan utama dan menjadi
beban ekonomi bagi negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa sekitar 340 juta kasus baru dari empat IMS (gonore, infeksi
klamidia, sifilis, dan trikomoniasis) dapat disembuhkan. Sekitar 75-85% dari jumlah
tersebut berasal dari negara berkembang. Infeksi menular seksual menimbulkan
beban besar terhadap morbiditas dan mortalitas di negara berkembang, baik secara
langsung melalui dampaknya terhadap reproduksi dan kesehatan anak, dan secara
tidak langsung berperan dalam memfasilitasi penularan infeksi HIV.
Pada tahun 2005, diperkirakan ada 318 juta IMS dengan perkiraan
39.690.000 kasus infeksi klamidia, 9.430.000 kasus gonore, 2,54 juta kasus sifilis
dan sekitar 25.760.000 kasus trikomonas (WHO, 2012). Kasus baru IMS
diperkirakan lebih dari 110 juta di kalangan laki-laki dan perempuan di dunia.
Prevalensi PMS di negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di
negara maju. Pada perempuan hamil di dunia, angka kejadian gonore 10 – 15 kali
lebih tinggi, infeksi klamidia 2 – 3 kali lebih tinggi, dan sifilis 10 – 100 kali lebih
tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadiannya pada perempuan hamil di negara
industri. Pada usia remaja (15 – 24 tahun) merupakan 25% dari semua populasi yang
aktif secara seksual, tetapi memberikan kontribusi hampir 50% dari semua kasus
PMS baru yang didapat. Kasus-kasus PMS yang terdeteksi hanya menggambarkan
3
4
50% - 80% dari semua kasus PMS yang ada di Amerika. Ini mencerminkan
keterbatasan “screening” dan rendahnya pemberitaan akan PMS.
Di Indonesia, berdasarkan Laporan Survei Terpadu dan Biologis Perilaku
(STBP) oleh Kementrian Kesehatan RI (2011), prevalensi penyakit menular seksual
(PMS) pada tahun 2011 dimana infeksi gonore dan klamidia sebesar 179 % dan
sifilis sebesar 44 %. Pada kasus Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) selama delapan tahun terakhir mulai dari tahun
2005 – 2012 menunjukkan adanya peningkatan. Kasus baru infeksi HIV meningkat
dari 859 kasus pada 2005 menjadi 21.511 kasus di tahun 2012. Sedangkan kasus baru
AIDS meningkat dari 2.639 kasus pada tahun 2005 menjadi 5.686 kasus pada tahun
2012.Dengan demikian, salah satu dari ruang lingkup epidemiologi yang ada yaitu
mengenai infeksi menular seksual dengan mengupas berbagai hal di dalamnya.
seksual
5
1.4 Manfaat
virus, parasit, dan jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual
dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi menular seksual
6
7
merupakan salah satu penyebab Infeksi Saluran reproduksi (ISR). Tidak semua
IMS menyebabkan ISR, dan sebaliknya tidak semua ISR disebabkan oleh IMS.
selama kehamilan pada waktu partus atau pascapartus dan dapat juga
b. Infeksi virus
1) Virusherper simpleks (HSV)
2) Hepatitis A, B, C
3) Sitomegalovirus (infeksi CMV)
4) Human papilomavirus (kulit genital, kondiloma akuminata)
5) Moloskum kontangiosum
6) Human immunodeficiency virus (HIV)
8
c. Infeksi protozoa
1) Trichomonas vaginalis
2) Entamoba histolyca
3) Giardia lambai
d. Parasit
1) Phthirus pubis (kutu kepiting)
2) Sarcoples scabies (tungau scabies)
Salah satu IMS yang disebabkan oleh virus adalah HIV/AIDS (Human
Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome). HIV/AIDS
disebabkan oleh retrovirus AIDS. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang
merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tidak mampu melawan
infeksi oportunistik atau kanker tertentu. Kemungkinan meninggal pada penderita
AIDS bukan karena virus HIV, namun karena penyakit lain yang sebenarnya bisa
dilawan oleh sistem kekebalan tubuh apabila tidak mengalami kerusakan akibat
virus HIV.
Jenis IMS lain yang disebabkan oleh protozoa salah satunya adalah
trikomoniasis. Penyakit ini disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, yang memiliki
gambaran klinis tidak pasti, terkadang tidak terdapat tanda dan keluhan sama sekali.
Tanda yang apabila muncul hanya berupa sekret vagina yang banyak dan bau. Pada
pria, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi berupa prostatitis, atau
peradangan pada kelenjar prostat. Kandidosis vulvo vaginal (KVV) merupakan
salah satu jenis IMS karena Jamur. IMS ini disebabkan oleh Candida albicans yang
juga biasa disebut kandidiasis. Kandidiasis mamiliki berbagai manifestasi klinis
yang disebabkan oleh C. Albicans dan ragi (yeast) lain dari genus kandida. Penyakit
ini akan mudah timbul pada orang dengan imunokompresi seperti penderita
HIV/AIDS. Faktor predisposisi penyebab timbulnya kandidiasis diantaranya, faktor
hormonal, peningkatan kadar karbohidrat pada penderita diabetes melitus (DM),
pemakaian anti biotik jangka panjang, peningkatan suhu dan kelembaban,
imonusupresi, dan iritasi atau trauma.
1. Cairan/keputihan yang tidak normal baik pada vagina maupun pada penis.
Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan, dengan warna yang lebih putih,
kuning, hijau atau merah muda. Disertai adanya bau yang tidak sedap.
2. Pada pria, timbul rasa panas terbakar atau rasa sakit selama kencing atau
setelah kencing.
3. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar kemaluan atau mulut. Luka yang
timbul dapat terasa sakit atau tidak.
4. Tonjolan kecil-kecil di sekitar alat kelamin.
5. Warna kemerahan disekitar alat kelamin.
6. Pada pria, terdapat perubahan warna kemerahan disertai rasa sakit di daerah
kantung zakar.
7. Rasa sakit di bagian perut bawah yang muncul – hilang, dan tidak
berhubungan dengan menstruasi.
8. Bercak darah setelah hubungan seksual.
1. Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter
saja perlu melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita pasiennya.
Obat IMS juga berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma dokter yang
tahu obat paling tepat untuk IMS yang diderita. Pergilah kedokter, klinik,
12
puskesmas atau rumahsakit. ikuti saran dokter atau petugas kesehatan dan
habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah hilang. Ajak atau
anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk juga berobat.
2. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS
3. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bias disembuhkan dan sifatnya
kumat-kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu
4. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter
memeriksa berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan.
Jawablah semua pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat
memberikan obat yang tepat.
2.5.2 Langkah Dasar yang Dapat Anda Ambil untukMelindungi Diri dari
Penyakit Menular Seksual
1. Pertimbangkan bahwa tidak berhubungan seks adalah satusatunya cara pasti
untuk mencegah IMS.
2. Gunakan kondom lateks setiap kali Anda berhubungan seks. (Jika Anda
menggunakan pelumas, pastikan pelumas itu adalah berbasis air.)
3. Batasi jumlah Anda pasangan seksual. Semakin banyak mitra yang Anda
miliki, semakin besar kemungkinan Anda untuk mendapatkan IMS.
4. Praktekmonogami. Ini berarti berhubungan seks dengan hanya satu orang.
Orang itu juga harus berhubungan seks dengan hanya Anda untuk
mengurangi risiko Anda.
5. Memilih pasangan seks Anda dengan hati-hati. Jangan berhubungan seks
dengan seseorang yang Anda duga mungkin memiliki IMS. Dan perlu
diingat bahwa Anda tidak dapat selalu mengetahui pasangan Anda
megalami IMS.
6. Periksa ke dokter untuk mengetahui apakah ada IMS. Jangan mengambil
risiko menularkan infeksike orang lain.
7. Jangan menggunakan alcohol atau obat-obatan sebelum Anda berhubungan
seks.Anda mungkin cenderung untuk lupa menggunakan kondom jika Anda
sedang mabuk.
8. Mengetahui tanda-tanda dan gejala IMS. Mencari mereka pada diri sendiri
dan pasangan seks Anda.
13
9. Pelajari tentang IMS. Semakin banyak Anda tahu, semakin baik Anda dapat
melindungi diri sendiri.
Antibiotik.
Obatantibiotikseringdalamdosistunggal,
dapatmenyembuhkanbanyakinfeksibakteridanparasitmenularseksual,
termasukgonore, sifilis, klamidiadantrikomoniasis. Biasanya,
Andaakanmengobatigonoredanklamidiapadasaat yang
samakarenakeduainfeksiiniseringmunculbersama-sama
Obat antivirus.
Obat antivirus dapatmengurangiinfeksigejala HIV-AIDS meskipun virus
dapatterusberlanjutdanmasihdapatmenular. SemakincepatAndamemulaipengobatan,
itusemakinefektif. SetelahAndamemulaipengobatan,
jikaAndamenggunakanobatAndapersisseperti yang diarahkan,
itumungkindapatmengurangi virus sampaitingkat yang hampirtidakterdeteksi.
14
BAB 3 :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit
yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan
seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun
yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena mengakibatkan
sepenuhnya pada kematian pada penderitanya.
2. Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
virus, parasit, dan jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. IMS
biasanya didapat dari hubungan seksual yang tidak sehat dan tidak aman
seperti, melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti
baik secara vaginal, anal maupun oral, tanpa menggunakan kondom. Cara
penularan IMS lainnya adalah melalui darah yaitu lewat tranfusi darah,
penggunaan jarum suntik bersama, atau lewat benda tajam lain untuk
menggunakan obat atau membuat tato dan yang terakhir adalah lewat
kehamilan ibu kepada anaknya.
3. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai diantaranya: Cairan/keputihan yang
tidak normal baik pada vagina atau penis, Pada pria, timbul rasa panas
terbakar atau rasa sakit selama kencing, Luka terbuka/luka basah disekitar
kemaluan atau mulu, Tonjolan kecil-kecil di sekitar alat kelamin., Warna
kemerahan disekitar alat kelamin, Rasa sakit di bagian perut bawah yang
muncul – hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi dan Bercak darah
setelah hubungan seksual.
10. Langkah Dasar yang Dapat Anda Ambil untukMelindungi Diri dari Penyakit
Menular Seksual: Pertimbangkan bahwa tidak berhubungan seks adalah
satusatunya cara pasti untuk mencegah IMS, Gunakan kondom lateks setiap
kali Anda berhubungan seks, Batasi jumlah Anda pasangan seksual,
Praktekmonogami: Ini berarti berhubungan seks dengan hanya satu orang,
Memilih pasangan seks Anda dengan hati-hati. Periksa ke dokter untuk
mengetahui apakah ada IMS atau tidak.
15
16
3.2 Saran
Dengan makalah ini penulis mengharapkan Semoga setelah membaca makalah ini
kita semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS (Infeksi Menular
Seksual), factor penyebab, cara penularan dan dapat melakukan berbagai tindak
pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat
kejadian pada penyakit mematikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA