Anda di halaman 1dari 9

BAB II

ISI

2.1 Defenisi Studi Ekologi / Korelasi

Studi ekologi atau korelasi merupakan suatu penelitian untuk mengetahui


hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada
upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan
tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang
ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan
yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin
dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk
menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua
variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

Studi ekologi atau studi korelasi populasi adalah studi epidemiologi


dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan
hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor yang diminati peneliti.
Faktor-faktor tersebut misalnya umur, bulan, obat-obatan, dll.

Unit observasi dan unit analisis pada studi ini adalah kelompok (agregat)
individu, komunitas atau populasi yang lebih besar. Agregat tersebut biasanya
dibatasi secara geografik, misalnya penduduk kabupaten/kota, penduduk
provinsi, penduduk negara, dan sebagainya. Analisis ekologi dapat
menyangkut data insidensi, prevalensi maupun data mortalitas.

2.2 Tujuan Studi Ekologi / Korelasi

Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010)


adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara
variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat
prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang
dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi
dari perhatian selanjutnya.

2.3 Karakteristik Studi Ekologi / Korelasi

Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga


karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.
b. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata.
c. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan

2.4 Kekuatan dan Kelemahan Studi Ekologi / Korelasi


2.4.1 Kekuatan studi ekologi
a. Kekuatan pada studi ekologikal adalah dapat menggunakan data
insidensi, prevalensi, maupun mortalitas
b. Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal
hubungan penyakit, sebab mudah dilakukan dan murah dengan
memanfaatkan informasi yang tersedia
c. Misalnya, Biro Pusat Statistik secara teratur mengumpulkan data
demografi dan data konsumsi yang dapat dikorelasikan dengan
morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber-sumber daya
kesehatan yang dikumpulkan Departemen Kesehatan.
2.4.2 Kelemahan studi ekologi
a. Dapat timbul bias (kesalahan) dalam mengambil kesimpulan
yang dikenal dengan Ecological fallacy
b. Banyak faktor resiko yang berpengaruh pada kluster di geografis
tertentu (polusi udara, industry berat, penuaan, dan kepadatan).
c. Tidak dapat digunakan sebagai dasar kesimpulan kausal.
d. Peneliti tidak mengetahui hubungan antara penyebaran faktor
resiko dengan penyebaran penyakit pada kelompok yang
dianalisis, yaitu peneliti tidak mengetahui kasus yang terpapar
dan yang tidak terpapar dalam populasi tersebut. Peneliti hanya
dapat mengetahui jumlah atau proporsi penduduk yang terpapar
serta jumlah kasus yang diteliti dalam suatu kelompok populasi
tertentu.

2.5 Macam – Macam Penelitian Studi Ekologi / Korelasi

1. Penelitian hubungan Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi


sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja), biasanya digunakan
untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua
variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

2. Penelitian prediktif  Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada


pengukuran terhadap satu variabelatau lebih yang dapat dipakai untuk
memprediksi atau meramal kejadian di masa yangakan datang atau
variabel lain

3. Korelasi multivariat  merupakan teknik untuk mengukur dan


menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau
lebih disebut teknik korelasi multivariat

2.6 Jenis Studi Ekologi / Korelasi


1. Studi Eksplorasi
Studi eksplorasi adalah jenis studi termudah dimana di dalam studi ini
dilakukan observasi terhadap perbedaan geografis dalam hubungannya
dengan disease rate diantara region atau group. Tujuan studi ini untuk
mendapatkan gambaran yang mengarah pada etiologi lingkungan atau
hipotesis etiologic khusus.
2. Multiple Group Comparison
Multiple Group Comparison merupakan studi yang mengamati hubungan
antara rata-rata derajat keterpaparan (exposure) dan disease rate diantara
berbagai group (kelompok populasi).
3. Time trend study or time series
Time trend study or time series, merupakan studi yang mengamati
hubungan antara perubahan rata-rata keterpaparan (exposure) dengan
perubahan disease rate pada populasi tunggal (single population).
4. Mixed Study
Mixed Study merupakan studi yang mengamati perubahan rata-rata derajat
keterpaparan (exposure) dengan perubahan disease rate pada berbagai
berbagai populasi.

2.7 Rancangan Studi Ekologi / Korelasi

1. Korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk


mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. hubungan antara dua
variabel diukur. hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah.

2. Regresi dan Prediksi  jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita
mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat
diprediksikan.

3. Regresi jamak (Multiple Regresion)  perluasan regresi dan prediksi


sederhana denganpenambahan beberapa variabel. c ombinasi beberapa
variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk
membuat prediksi yang akurat.

4. Analisis Faktor Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel


yang ada. Sejumlah besarvariabel dikorelasikan dan terdapatnya
antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang
umum.

5. Rancangan korelasional  rancangan ini dapat digunakan untuk membuat


pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode
korelasional, sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan kausal.

6. Analisis sistem (System Analysis)  desain ini melibatkan penggunaan


prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses
dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur
dan aliran hubungan.

2.8 Contoh – Contoh Pengamatan Ekologi / Korelasi


1. Korelasi ekologis konsumsi daging dengan angka kematian kanker usus
pada beberapa Negara industry
2. Korelasi ekologis konsumsi rokok per kapita dan tingkat mortalitas
karena kanker paru
3. Korelasi antara perilaku konsumsi garam dengan kanker
eshophagus/kerongkongan di Cina.
4. Hubungan antara tingkat penjualan obat anti asma dengan jumlah
kematian yang diakibatkan oleh penyakit ashma.
5. Hubungan antara jumlah konsumsi rokok pada satu wilayah dengan
jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit paru
6. Korelasi ekologis konsumsi alcohol dan penyakit jantung coroner.
7. Hubungan iklim dengan kasus DBD di Kota Pekanbaru tahun1999-2008

2.9 Contoh Studi Ekologi / Korelasi

Sebagai contoh penelitian ekologi akan disajikan secara ringkas sebuah


penelitian disertasi yang dilakukan oleh Rusmini dalam bidang manajemen
pendidikan pada tahun 2003, sebagai berikut:

Judul Penelitian :
Kualitas Pelayanan Karyawan Administrasi Akademik, Survei di Politeknik
Kesehatan Jakarta ( 2003).

Masalah Penelitian :
1. Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik dengan
kualitas pelayanan karyawan?
2. Apakah terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan kualitas
pelayanan karyawan?
3. Apakah terdapat hubungan kemampuan berpikir mekanik dengan kualitas
pelayanan karyawan?
4. Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik,
komunikasi interpersonal, dan kemampuan berpikir mekanik dengan
kualitas pelayanan karyawan? ( Rusmini, 2004:5).

Kajian Teoritis :
Teori-teori yang dikemukakan dalam penelitian ini menyangkut variabel
penelitian yang meliputi kualitas pelayanan, pengetahuan administrasi
akademik, komunikasi interpersonal, dan kemampuan berpikir mekanik.

Kualitas Pelayanan :
Berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan, peneliti menyimpulkan bahwa
kualitas pelayanan karyawan adalah “ keseluruhan hasil kegiatan karyawan
yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan pedoman atau
peraturan yang telah ditetapkan untuk memenuhi harapan pelanggan dengan
indikator kepedulian karyawan dan kepuasan pelanggan”. ( Rusmini, 2004:9).

Pengetahuan Administrasi Akademik :


Berdasarkan teori-teori yang dideskripsikan, peneliti menyimpulkan bahwa
pengetahuan administrasi akademik adalah “ segenap yang diketahui
karyawan tentang konsep,fakta, dan prinsip-prinsip kegiatan dalam pelayanan
yang berhubungan dengan administrasi akademik yang meliputi bidang
pengajaran, kemahasiswaan, media kependidikan, perpustakaan, laboratorium,
dan perbengkelan” ( Rusmini, 2004:15).

Komunikasi Interpersonal :
Komunikasi interpersonal disimpulkan peneliti berdasarkan teori-teori yang
dideskripsikannya sebagai “ interaksi antara pemberi dan penerima informasi
atau pesan baik menggunakan alat ataupun tanpa bantuan alat yang dapat
menunjang kegiatan akademik dengan indikator penyampaian dan penerimaan
pesan kerja sama, dan umpan balik” ( Rusmini, 2004:18).

Kemampuan Bepikir Mekanik :

Kemampuan berpikir mekanik disimpulkan peneliti berdasarkan kajian teoritis


sebagai “ kesanggupan seseorang dalam menuangkan gagasan yang berkaitan
dengan masalah mekanik dengan indikator penyusunan konsep tentang
penggunaan alat-alat mekanik, penerapan prinsip- prinsip fisika mekanik, dan
pemecahan masalah mekanik” ( Rusmini, 2004:21).

Hipotesis Penelitian :
1. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan administrasi akademik dan
kualitas pelayanan
2. Terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dan kualitas
pelayanan
3. Terdapat hubungan positif antara kemampuan berpikir mekanik dengan
kualitas pelayanan
4. Terdapat hubungan positif antara pengetahuan administrasi akademik,
komunikasi interpersonal, dan kemampuan berpikir mekanik secara
bersama-sama dengan kualitas pelayanan.( Rusmini, 2004:22).

Metodologi Penelitian :
Penelitian menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan administrasi
akademik (X1), komunikasi interpersonal(X2), dan kemampuan berpikir
mekanik (X3). Variabel terikatnya adalah kualitas pelayanan (Y).

Waktu dan Tempat Penelitian :


Penelitrian ini dilakukan di Politeknik Kesehatan Jakarta dengan unit analisis
karyawan administrasi akademik. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan
Januari sampai dengan Juli 2003.

Populasi dan Sampel


Populasi : seluruh karyawan administrasi akademik di Politeknik Kesehatan
Jakarta yang berjumlah 121 orang dengan tingkat pendidikan SMA.
Sampel : diambil secara acak dari jumlah populasi yaitu sebanyak 60 orang.

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dari ke empat variabel


adalah daftar pernyataan dan pertanyaan. Kualitas pelayanan karyawan
sebagai variabel terikat didasarkan pada penilaian mahasiswa, dengan cara
masing-masing karyawan dinilai oleh tiga orang mahasiswa (rater). Rater
dipilih secara acak sederhana. Skor kualitas pelayanan karyawan diperoleh
berdasarkan skor rata-rata dari ketiga penilai.

Teknis analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik
regresi sederhana dan jamak, korelasi sederhana dan jamak, dan korelasi
parsial. Sebelum di lakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu di lakukan
uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengujian, maka temuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan
administrasi akademik dan kualitas pelayanan.
2. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunitas
interpersonal dan kualitas pelayanan.
3. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kemampuan
berfikir mekanik dengan kualitas pelayanan.
4. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan
administrasi akademik, komunikasi interpersonal, dan kemampuan berfikir
mekanik secara bersama-sama dengan kualitas pelayanan (Rusmini, 2004:
25-29).
5. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan
karyawan di Politeknik Kesehatan Jakarta II dapat di tingkatkan dengan
mengembangkan pengetahuan administrasi akademik, komunikasi
interpersonal, dan berfikir mekanik (Rusmini, 2004: 30).
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel).


Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm. di akses
tanggal 25 September 2010.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom
Universitas Mercubuana Jakarta.
Bahan Mata Kuliah Epidemiologi Dasar. Depok: FKM UI; 2008.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.
Gordis L. Epidemiology Third Edition. Philadepia: Elseiver Saunders; 2004.
Maryani, L. dan Rizki Muliani. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Murthi B. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 1997.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
R B. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
1997.
R. B, Bonita R, Kjellstrom T. Basic Epidemiology. Geneva: World Health
Organization; 1993. Rineka Cipta.
Schlesselman JJ. Case-Control Studies. New York: Oxford University Press;
1982.
Susila, Suyanto. 2014. Metode Penelitian Epidemiologi. Yogyakarta : Bursa Ilmu.
Sutrisna B. Pengantar Metode Epidemiologi. Jakarta: Dian Rakyat; 1986.
Wahiduddin. Epidemiologi: FKM UNHAS; 2009. Available from:
http://www.unhas.ac.id.
Wahyuni, D. 2015. Studi Ekologi (Studi Korelasi, Studi Agregat). Dikutip 1
September 2019. Dari https://www.scribd.com/presentation/346054047/
Studi-Ekologi

Anda mungkin juga menyukai