Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Kehamilan Sungsang

Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Manuab,1998).

Pada letak kepala, kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan
pesalinan letak sungsang justru kepala yang merupakan bagian terbesar bayi akan lahir terakhir.
Persalinan kepala pada letak sungsang tidak mempunyai mekanisme “Maulage” karena susunan
tulang dasar kepala yang rapat dan padat, sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan
bayi lahir. Keterbatasan waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme maulage dapat
menimbulkan kematian bayi yang besar (Manuaba,1998).

Bentuk-Bentuk Letak Sungsang (Manuaba ,1998).

Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan letak sungsang sebagai berikut:

A. Letak Bokong Murni


 Teraba bokong
 Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
 Kedua kaki bertindak sebagai spalk
B. Letak Bokong Kaki Sempurna
 Teraba bokong
 Kedua kaki berada di samping bokong
C. Letak Bokong Tak Sempurna
 Teraba bokong
 Disamping bokong teraba satu kaki
D. Letak Kaki
 Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
 Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah

Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
dalam, pemeriksaan foto abdomen, dan pemeriksaan ultrasonografi.

a. Letak Bokong Murni

Flexi pada paha, extensi pada lutut, ini merupakan jenis yang tersering dan meliputi hampir 2/3
presentasi bokong.

b. Letak Bokong Kaki Sempurna

Flexi pada paha dan lutut (Frant Greech).

c. Letak Bokong Tak Sempurna / lutu


Satu atau dua kaki dengan ekstensi pada kaki merupakan bagian terendah (Fn Complek Breech).

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:

1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
 Rahim arkuatus
 Septum pada rahim
 Uterus dupleks
 Mioma bersama kehamilan
a. Keadaan plasenta
 Plasenta letak rendah
 Plasenta previa
b. Keadaan jalan lahir
 Kesempitan panggul
 Deformitas tulang panggul
 Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut janin

Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :

 Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat


 Hedrosefalus atau anesefalus (penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan didalam
otak/cairan serebro spinal dalan ventrikel serebral, ruang subarachnoid/ruang subdural.)
 Kehamilan kembar
 Hidroamnion atau aligohidromion (suatu kelainan cairan ketuban dimana jumlah cairan
ketuban/amnion yang terlalu sedikit.)

Mekanisme persalinan letak sungsang

Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung sebagai berikut :

 Persalinan bokong
 Persalinan bahu
 Persalinan kepala

(Manuaba, 1998)

Diagnosa kedudukan

1. Pemeriksaan abdominal

 Letaknya adalah memanjang.


 Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti kepala. Dicurigai
bokong. Pada presentasi bokong murni otot-otot paha teregama di atas tulang-tulang
dibawahnya, memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan menyebabkan kesalahan
diagnostic.
 Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-bagian kecil ada di
sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang.
 Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila kepala ada di bawah
tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari paha bokong dan kadang-kadang dapat
dipantulkan (Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat
dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
 Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan

2. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan pada sisi yang
sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras
di kuadrat kanan atas perut ibu kadang-kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus

3. Pemeriksaan vaginal

 Bagian terendah teraba tinggi


 Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan fantenella.
Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi.
 Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber ichiadicum terletak pada satu
garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.
 Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba oleh
jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan dngan kepala oleh karena tulang yang keras.
 Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter gitochanterika ada pada
diameter obligua kanan.

Prosedur persalinan sungsang secara spontan :

1. Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang tidak berbahaya.
2. Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin masuk PAP,
sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.
3. Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga kepala
harus dilahirkan perlahan-lahan untuk menghindari pendarahan intrakranial (adanya
tentorium cerebellum).

Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal,2002)

Langkah klinik:

1. Persetujuan tindakan medik


2. Persiapan Pasien :
a. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b. Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan daerah perenium dengan
antiseptic

Instrumen :

a. Perangkat untuk persalinan


b. Perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e. Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f. Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infus
h. Povidon Iodin 10%
i. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi

Persiapan Penolong

a. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung
b. Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c. Keringkan tangan dengan handuk DTT
d. Pakai sarung tangan DTT / steril
e. Memasang duk (kain penutup)

Tindakan Pertolongan Partus Sungsang

a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan
bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b. ntruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomi saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tipis.

Melahirkan bayi :

I. Cara Bracht

 Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar
dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
 Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
 Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
 Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu
tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
 Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
 Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi,
tali pusat dipotong.

II. Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)

 Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht baht dan tangan
tidak bisa lahir.

Prosedur :

 Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
 Tali pusat dikendorkan.
 Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atasa. Dengan tangan
kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di
belakang. b. Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan
bahu kanan bayi yang berada di belakang.
 Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan
bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
 Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari
langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.

III. Cara Muller

 Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan
tangan tidak bisa lahir. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki
dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
 Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu
dan lengan belakang.

IV. Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala / nuchal arm)

 Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan. Memutar bayi
180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk jari tangan yang muchal.
 Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali hingga
kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.

V. Ekstraksi Kaki

 Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan bayi / ibu
mengharuskan bayi segera dilahirkan.
 Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi
fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki
dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
 Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang
betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah
sampai pangkal paha lahir.
 Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di belakang
paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
 Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
 Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dahulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha
ditarik terus cunam ke bawah.
 Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.

VI. Teknik Ekstraksi Bokong

 Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala
II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera
dilahirkan.
 Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan
lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista iliaka
dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan
penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
 Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk
penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
 Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.

Cara Melahirkan Kepala Bayi

Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan Bracht kepala
belum lahir).

 Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda
(Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).
 Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
 Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi
 Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
 Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan
tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk
menekan dagu atau mulut.

Anda mungkin juga menyukai