Anda di halaman 1dari 36

DINAMIKA CAIRAN

KETUBAN

PEMBIMBING :
DR. NILA., SPOG

OLEH:
CHARLA L SONBAY 152231074
ALVIN JULIAN 152231075
Embriologi Ketuban

 Amnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi


pada sekitar hari ke-7 atau ke-8 perkembangan zygot
Definisi Air Ketuban

 ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang


dihasilkan janin dan selaput yang mengelilinginya.
 Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar
diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion.
Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi
cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan
cara difusi membran
Volume Air Ketuban
 Volume cairan amnion pada keadaan aterm adalah
sekitar 800 ml, atau antara 400 ml -1500 ml dalam
keadaan normal.
 Pada kehamilan 10 minggu rata-rata volume adalah
30 ml, dan kehamilan 20 minggu 300 ml, 30
minggu 600 ml. Pada kehamilan 30 minggu, cairan
amnion lebih mendominasi dibandingkan dengan
janin sendiri. Volume air ketuban akan terus
bertambah dan mencapai puncaknya pada minggu
ke 34 kehamilan. Jumlah akan relatif bertahan
sampai usia kehamilan 37-40 minggu. Normalnya
jumlah air ketuban adalah 1-1.5 liter.
Fungsi Air Ketuban

cairan ini sangat penting untuk melindungi


pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu;
 menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap
trauma dari luar,
 menstabilkan perubahan suhu,
 pertukaran cairan,
 sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas,
 sampai mengatur tekanan dalam rahim.
 melindungi janin dari infeksi.
Distribusi Air Ketuban

Sumber Air Ketuban :


 Urin Janin
 Cairan Paru
 Kulit janin
 Sumber lain
Urin Janin

 Sumber utama cairan amnion adalah urin janin.


Ginjal janin mulai memproduksi urin sebelum akhir
trimester pertama, dan terus berproduksi sampai
kehamilan aterm
 produksi urin janin rata-rata adalah sekitar 1000-
1200 ml/ hari pada kehamilan aterm.
Cairan Paru

 . Pada kehamilan normal, janin bernafas dengan


gerakan inspirasi dan ekspirasi, atau gerakan masuk
dan keluar melalui trakea, paru-paru dan mulut.
Jadi jelas bahwa paru-paru janin juga berperan
dalam pembentukan cairan amnion
Kulit janin

 Sebagian volume cairan amnion dapat berasal dari


transportasi air di seluruh kulit janin yang sangat
permeable selama trimester pertama kehamilan,
setidaknya sampai keratinisasi kulit terjadi yaitu
sekitar minggu ke 22-25. Terdapat bukti bahwa laju
metabolisme dan kehilangan air transepidermal
lebih besar pada bayi lahir premature dibandingkan
bayi lahir aterm
Sumber lain

 Telah diketahui bahwa volume air yang signifikan


telah berpindah antara cairan amnion dan
pembuluh vena janin di tali pusat
Regulasi Air Ketuban (Cairan Amnion)

 Gerakan menelan
 rata-rata menelan janin adalah 72 sampai 262
ml/kg/hari
 volume cairan amnion yang ditelan janin pada
gestasi akhir rata-rata 210-760 ml/hari. Volume
harian ini tidak mencakup jumlah cairan yang
berada di dalam paru-paru yang ditelan sebelum
memasuki ruang amnion.
Regulasi Air Ketuban (Cairan Amnion)

 Selaput amnion
 pergerakan cepat baik air dan zat terlarut di
dalamnya, terjadi antara cairan amnion dan
darah janin dalam plasenta melalui membran
amnion; ini disebut sebagai jalur intramembran
 Disimpulkan jumlah cairan masuk dan cairan
keluar sekitar 200-500 ml/hr pindah dari rongga
amnion melintasi selaput amnion saat usia
kehamilan lanjut. Pengukuran pada sapi hamil
lanjut, mendukung konsep bahwa 200-500 ml/hr
dari cairan amnion diserap oleh darah fetus pada
bagian permukaan fetus dari plasenta
Mekanisme transportasi cairan amnion

 Perubahan-perubahan cairan amnion selama


kehamilan
 Mekanisme dasar transport air
Perubahan-perubahan cairan amnion selama
kehamilan

 Kandungan air intrauterin meningkat secara progresif


pada gestasi normal manusia
 Pada awal kehamilan, volume cairan amnion
merupakan kelipatan dari volume fetus. Kedua jenis
volume tersebut menjadi seimbang setelah minggu
ke-20, namun pada minggu ke-30 volume cairan
amnion menjadi sekitar setengah dari volume fetus
dan saat aterm sekitar seperempat dari volume
fetus. Pada trimester terakhir, mendekati aterm,
terdapat peningkatan jaringan fetus dari 30 sampai
40 ml per hari
Mekanisme dasar transport air

 Jumlah akumulasi air yang melewati membran


tubuh termasuk plasenta, hanya melalui mekanisme
pasif sebagai akibat perbedaan tekanan hidrostatik
dan/atau osmotic. Jika tidak terdapat perbedaan,
maka tidak terjadi transfer volume.
 Jumlah transfer air transplasenta juga bergantung
pada perbedaan permeabilitas plasenta terhadap
setiap larutan, dan hal ini hanya dapat dicari dengan
metode matematikal.
 Kesulitan ke 2 dalam memahami faktor-faktor yang
terlibat dalam regulasi akumulasi air adalah
kekacauan dalam interpretasi penelitian dalam
mencari pergerakan air isotropik.
Jalur untuk perpindahan cairan

 Ekskresi dari urine janin dan penelanan cairan


amnion oleh janin merupakan jalur utama untuk
pembentukan dan pembersihan cairan amnion
 jalur intramembraneous (cairan maupun solut
bergerak secara cepat diantara cairan amnion dan
darah janin di dalam plasenta dan selaput ketuban
Tabel Jalur perpindahan cairan masuk
dan keluar dari rongga amnion
Volume (ml)/hari

Ke fetus Ke cairan amnion

Janin menelan 500-1000 -

Sekresi oral - 25

Sekresi dari traktus respiratory 170 170

Urin janin 800-1200

Intermembranous berpindah 250


menyebrangi plasenta, tali pusat dan
janin
Transmembranous berpindah dari 10
ruang amnion ke dalam sirkulasi
uterin
Komposisi Air Ketuban

 Terdapat sekitar 38 komponen biokimia dalam


cairan amnion, di antaranya adalah protein total,
albumin, globulin, alkalin aminotransferase, aspartat
aminotransferase dll.
 Pada trimester pertama kehamilan, cairan amnion
memiliki komposisi elektrolit dan osmolalitas yang
pada dasarnya sama dengan darah janin dan ibu
Pengukuran Air Ketuban (Cairan Amnion)

 teknik single pocket


 dengan memakai Indeks Cairan Amnion (ICA)
 secara subjektif pemeriksa.
Gangguan Volume Cairan Amnion

 Hidramnion
 Oligohidramnion
Hidramnion

 Hidramnion atau polihidramnion didefinisikan


sebagai indeks cairan amnion yang lebih besar dari
24 cm -25 cm - setara dengan volume yang lebih
besar dari persentil ke-95 atau 97,5.
 Hidramnion dijumpai pada sekitar 1 % dari
semua kehamilan
Hidramnion

 Etiologi
 Hidramnion yang jelas patologis sering berkaitan
dengan malformasi janin, terutama susunan saraf
pusat atau saluran cerna. Sebagai contoh,
hidramnion terdapat pada sekitar separuh
kasus anensefalus dan atresia esofagus
 Secara spesifik, pada hampir separuh kasus
hidramnon sedang dan berat, ditemukan adanya
anomali janin
Hidramnion

 Patogenesis
Hidramnion

 Gejala
 hidramnion akut menyebabkan persalinan
sebelum usia gestasi 28 mingu, atau gejala dapat
menjadi sedemikian parah sehingga harus dilakukan
intervensi
 hidramnion kronik, penimbunan cairan berlangsung
secara bertahap dan wanita yang bersangkutan
mungkin mentoleransi distensi abdomen yang
berlebihan tanpa banyak mengalami rasa tidak
nyaman
Hidramnion

 Diagnosis
 pembesaran uterus disertai kesulitan meraba
bagian-kecil janin dan dalam mendengar bunyi
jantung janin.
 dinding uterus dapat sedemikian tegang sehingga
bagian-bagian janin tidak mungkin diraba
Hidramnion

 Penatalaksanaan
 Konsevatif
 Amniosentesis
 Amniotomi
 Terapi indometasin
Olighidramnion

 Definisi oligohidramnion yang digunakan beragam


oleh karena tidak ada titik potong yang ideal
sewaktu dilakukan pengukuran.
 - Berkurangnya volume cairan amnion
 - Single deepest pocket (SDP) < 2 cm
 - Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau < 5
percentile dari umur kehamilan
 - Tidak ditemukan kantong yang bebas dari tali
pusat pada pengukuran minimal 1 cm pada
pengukuran SDP
Olighidramnion

 Oligohidramnion hampir selalu merupakan bukti


ketika terjadi obstruksi saluran kencing fetus atau
agenesis renal. Maka dari itu, anuria hampir
selalu memiliki peranan secara etiologi pada
kasus-kasus yang demikian. Kebocoran kronis
dari defek yang terdapat pada membran fetus akan
menurunkan volume cairan secara cukup besar,
namun sebagian besar diikuti dengan terjadinya
persalinan. Paparan terhadap angiotensin converting
enzim inhibitor dikaitkan dengan terjadinya
hidramnion.
Olighidramnion

 prognosis
Olighidramnion

 Oligohidramnion Kehamilan Lanjut


 Manajemen dari oligohidramnion pada kehamilan
lanjut tergantung pada keadaan klinis
Olighidramnion

 Penanganan Oligohidramnion
 Oligohidramnion pada kehamilan aterm mungkin
dilakukan penanganan aktif dengan cara induksi
persalinan atau penanganan ekspektatif dengan
cara hidrasi dan pemantauan janin, dan atau
USG reguler untuk menilai volume cairan amnion
 Amnioinfusion

Anda mungkin juga menyukai